Anda di halaman 1dari 3

PERTANYAAN-PERTANYAAN KEL.

1. Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin


mempengaruhida n m e m b e r i ka n c on t o h k e p ad a pe ngi ku t n ya d al a m u pa ya
m e n c a pa i t uj ua n or ga ni s as i . Pertanyaannya, kapankah seorang pemimpin dikatakan
pemimpin yang baik?
Jawaban:Perlu kita ketahui bahwa pemimpin yang baik tidak dilihat dari seberapa banyak
orangyang menjadi pengikutnya, bukan juga dilihat dari seberapa lama dia memimpin.
Pemimpin yang baik dilihat dari seberapa banyak dia mampu menciptakan sosok
pemimpin yang baru. Akantetapi kepemimpinan dalam organisasi akan menjadi lebih
efektif jika seorang pemimpin telahmendapat respek dari anak buah. Hal ini bisa
dibangun dengan menjalin kedekatan dengan mereka, sehingga mereka akan percaya dan
mau mengikuti arah anda.Ke pe m i m pi na n da l a m o r ga ni s a s i bu ka n m e l a l ui s oa l
pa ng ka t da n j a b a t a n. T e t a p i kepemimpinan adalah bagaimana seorang pemimpin dapat
memberikan semangat dan motivasi,bahkan untuk setiap hal kecil dari pekerjaan anak buah yang
anda lakukan.Kepemimpinan dalam organisasi adalah tentang kepercayaan. Berikan anak
buah andakepercayaan dan tanggung jawab yang lebih dalam melakukan tugas mereka. Jika
ada hal yangtidak sejalan, jangan langsung merugikan. Berikanlah umpan balik agar
kedepannya mereka tidaktakut salah dalam mengambil sebuah keputusan. Nah itulah
beberapa sifat yang harus dimilikiagar seseorang dapat menjadi pemimpin yang baik.

2. Apakah Anda setuju bahwa, secara umum, bos yang keras dan ketat bukanlah pemimpin
yang sukses?
Jawaban :
Setuju. Secara umum terdapat perbedaan yang mendasar antara bos dan pemimpin,
karena sifat dari bos adalah memerintah, sedangkan sifat dari pemimpin adalah memimpin. Bos
biasanya ditakuti, sedangkan pemimpin dihormati, bos berfikir jangka pendek sedangkan
pemimpin berfikir jangka panjang, bos bersifat impersonal sedangkan pemimpin memiliki sifat
compassionate, pemimpin mereka memiliki sifat peduli pada timnya sedangkan bos sering
mengatur, akibatnya jka ada kesalahan dari bawahan yang dipimpinnya, bos akan menyalahkan
bawahannya. Bos disini tidak merasa bahwa ia adalah satu tim dengan bawahannya, akibatnya
antara bos dan bawahan tidak solid. Karena itulah biasanya seorang bos tidak sukses menjadi
seorang pemimpin. Selain itu bos juga biasa digunakan dalam organisasi yang non-formal. Bos
biasanya disebut majikan.

3. Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk? Mengapa peran kepemimpinan meliputi
semua perilaku manajemen?
Jawaban :
Seorang pemimpin dapat dilahirkan dan juga dibentuk. Semua orang mempunyai jiwa
kepemimpinan dari sejak mereka hidup. Manusia di dunia ini untuk memimpin diri sendiri, orang
lain dan ruang lingkup mereka. Jiwa kepemimpinan tersebut dibentuk juga untuk menghasilkan
atau menjadikan pemimpin yang baik. Hal ini berdasarkan teori :
a. Teori genetik
Pemimpin dilahirkan dan bukan dibentuk, dimana seseorang akan menjadi pemimpin karena
keturuna atau ia telah dilahirkan dengan membawa bakat kepemimpinan. Hal ini dapat saja
terjadi karena seseorang dilahirkan telah memiliki potensi untuk memimpin yang disebut
dengan faktor dasar. Di dalam realitas, hal ini dapat tejadi pada kalangan bangsawan atau
kerajaan.
b. Teori sosial
Pemimpin dibentuk dan bukan dilahirkan . Semua orag sama dan mempunyai potensi untuk
menjadi pemimpin, hanya saja faktor pendukung yang mengakibatkan potensi tersebut
tersalurkan dengan baik jika diajar atau dilatih. Baik dibentuk dalam lembaga formal maupun
non formal.
Jawaban :

1
Seorang pemimpin puncak (top leader) dapat disebut sebagai manajer puncak, atau
manajer eksekutif (executive manager). Penyebutan seperti ini menjelaskan tentang peran
pemimpin sebagai seorang manajer puncak, yang tidak berarti bahwa pemimpin ada pada posisi
manajerial. Kedua, Dari perspektif hubungan pelaksanaan kepemimpinan, telah dikatakan bahwa
pemimpin tatkala melaksanakan upaya memimpin sesungguhnya ia sedang melaksanakan
tindakan memanejemeni. Dalam perspektif kepemimpinan ini tatkala pemimpin memanajemeni,
ia sedang melaksanakan “seni bekerja sama, seni pemenuhan kebutuhan, seni merangkum, seni
mempengaruhi, seni memerintah, seni membuat peta keinginan masa depan organisasi, dan seni
menggunakan sumber-sumber” yang dibuktikan dengan melaksanakan upaya memimpin
(actuating). Upaya memimpin ini adalah bukti adanya kepemimpinan yang sedang telaksana.
4. Dapatkah seseorang mengembangkan keterampilan berpikir kritis menerapkan teori
kepemimpinan dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan tanpa memahami teori
kepemimpinan?
Jawaban :
Seseorang tidak dapat berfikir kritis dan membangun kemampuan kepemimpinan tanpa
memahami teori kepemimpinan, karena kita tahu bahwa teori kepemimpinan meliputi :
a) Teori sifat, teori ini bertolak dari dasar bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
sifat-sifat dan perangai yang dimiliki pemimpin. Diantara sifat ini menurut Sondang P.
Siagian yaitu : keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, menentukan skala
prioritas dll. Sifat-sifat di atas sanagt diperlukan oleh pemimpin yang menerapkan prinsip
keteladanan.
b) Teori perilaku, dasar teori kepemimpinan ini adalah perilaku seorang individu ketika
melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini
pemimpin memiliki deskripsi perilaku.
c) Teori situasional, keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh cirri kepemimpinan dengan
perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi
organisasi yang dihadapi dengan memperhitungkan waktu dan ruang.
Sehingga tidak akan mungkin seseorang pemimpin akan berhasil membangun kemampuan
kepemimpinan tanpa ia mengetahui teori kepemimpinan, Karena tujuan seorang pemimpin itu
ada, sehingga dengan mengetahui teori dasar kepemimpinan seorang pemimpin akan lebih
mudah mengarahkan dan mencapai apa yang akan dipimpinnya.

5. Apabila nanti anda menjadi seorang pemimpin, maka gaya kepemimpinan apa yang akan
anda terapkan di organisasi tersebut? Dan bagaimana cara anda dapat menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif?
Jawaban:
Jika saya menjadi seorang pemimpin, saya akan menerapkan gaya kepemimpinan demokratis.
Hal ini karena saya dapat dengan terbuka menerima masukan dari orang lain termasuk dari
anggota atau rekan kerja. Dan secara tidak langsung, masukan dari orang lain atau rekan kerja
tersebut bisa menjadi acuan saya untuk berkembang menjadi pemimpin yang lebih baik lagi..
Selain itu, untuk mengambil keputusan, saya akan mempertimbangkan dengan tepat apa saja
pendapat dari para anggota sehingga masukan dari para anggota akan dipertimbangkan yang
paling masuk akal dan sesuai dengan tujuan pekerjaan.”
Untuk dapat memiliki lingkungan kerja yang kondusif, sebagai pemimpin saya akan berusaha
menciptakan lingkungan kerja yang positif dan disenangi oleh para anggota. Mungkin bisa
dimulai dengan memberi kesempatan anggota untuk menyuarakan pendapatnya, atau terlibat di
berbagai aktivitas kerja, menghargai anggota, dan memberi apresiasi dari masing-masing anggota
yang telah melakukan pekerjaannya. Dengan demikian, dan jika hal tersebut diterapkan dengan
baik, maka lingkungan kerja akan nyaman tak hanya bagi pribadi saya tetapi juga para anggota
lainnya.

2
3

Anda mungkin juga menyukai