Anda di halaman 1dari 9

JIKA SAYA MENJADI SEORANG PEMIMPIN

Pertanyaan:

1. Apa saja kriteria atau persyaratan seorang pemimpin?


2. Bagaimana sikap dan perilaku sebagai seorang pemimpin?
3. Apakah melaksanakan kegiatan kepemimpinan dengan menerapkan
Filosofi Kepemimpinan?
4. Bagaimana sikap yang harus dilakukan terhadap bawahan?
5. Kapan dan bagaimana kita dapat menerapkan etika dan sikap moral?
6. Perlukah dan kapan kita akan dapat menerapkan ajaran tentang nilai-
nilai moral kepemimpinan?
7. Bagaimana dengan 8 sifat keteladanan yang harus diterapkan?
8. Bagaimana dengan pembangunan dan pembentukan karakter? Apa
masih diperlukan?

Jawaban:

1. Ketika saya ingin menjadi seorang pemimpin, tentunya ada kriteria dan
persyaratan yang harus dipenuhi. Sebelum menjabarkan mengenai
kriteria dan persyaratan seorang pemimpin, harus mengetahui terlebih
dahulu definisi dari pemimpin. Pemimpin adalah pemberi teladan,
karenanya seorang pemimpin adalah seseorang yang dapat
memberikan teladan kepada orang lain, terutama kepada orang-orang
yang dipimpinnya. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu dan harus
mempunyai persyaratan-persyaratan, diantaranya:
Dewasa, mencakup:
Cukup umur dan mandiri
Mempunyai pandangan hidup yang jauh ke depan
Rasa tanggung jawab yang cukup tinggi
Bermoral kepribadian dan berperilaku yang baik
Tekun dan penuh disiplin
Siap berkorban
Siap menghadapi kenyataan
Arief dan bijaksana
Mempunyai kelebihan dari yang dipimpinnya (untuk mempengaruhi
dan menggerakkan orang yang dipimpinnya)

1
Selain persyaratan di atas, diperlukan juga bekal utama seperti:

Sehat (jasmani dan rohani)


Memiliki kemampuan berpikir yang baik dan logis
Memiliki keterampilan bekerja
Memiliki kepedulian terhadap lingkungan
Memiliki rasa solidaritas yang tinggi
Mempunyai prinsip dalam mencapai sasaran

2. Sebagai seorang pemimpin, saya harus memiliki sikap dan perilaku


yang mencerminkan jiwa kepemimpinan saya. Menurut saya, di bawah
ini adalah sikap dan perilaku yang harus saya punyai sebagai seorang
pemimpin:
a) Terus belajar Tidak ada kata puas untuk sebuah ilmu, itu artinya
saya harus terus belajar. Seorang pemimpin besar akan membagi
waktu untuk lebih akrab dengan ilmuilmu baru, belajar adalah cara
terbaik untuk keluar dari setiap masalah apapun. Melalui
pembelajaran yang konsisten, saya memiliki kepercayaan diri untuk
mencoba banyak hal baru.
b) Mendengarkan dengan seksama Saya harus pandai
mendengarkan apa yang diinginkan oleh pelanggan dan apa yang
dibutuhkan oleh karyawan. Mendengarkan setiap keluh kesah, kritik
dan saran serta mendengarkan apa yang karyawan impikan adalah
kunci dari kesuksesan seorang pemimpin yang besar.
c) Mampu memandang masalah dari perspektif orang lain Saya
harus memiliki kemampuan untuk melihat masalah melampaui
kepentingan saya sendiri dan harus bisa melihat masalah dari
berbagai sudut pandang yang berbedabeda sehingga saya akan
dengan mudah menilai situasi dan menentukan langkah apa yang
akan diambil untuk menyelesaikan sebuah masalah yang dihadapi.
d) Mampu melihat gambaran besar dari sebuah masalah Saya
harus memahami seluruh tujuan dari perusahaan sehingga mampu
membagi waktu untuk kegiatan organisasi dan mampu
mendelegasikan tugas kepada orang lain agar lebih efektif.

2
e) Belajar dari pengalaman Saya harus bisa menjadikan
pengalaman sebagai guru yang paling berharga. Tujuannya agar
saya kuat untuk melangkah mencapai mimpi.
f) Konsisten memperluas dunia saya Saya harus konsisten
belajar menjalin komunikasi atau relasi sebanyak mungkin dengan
orang lain.
g) Mampu menempatkan fokus berpikir Saya harus pandai
menghapus segala hal yang mengganggu dan mengacaukan fokus
pikiran saya. Saya harus memiliki kemampuan untuk
berkonsentrasi dalam waktu yang lama, sehingga saya dapat
berkonsentrasi berpikir dengan jernih.
h) Melihat masalah sebagai tantangan yang harus diatasi Saya
tidak akan menyalahkan siapapun ketika mendapatkan sebuah
masalah, saya akan berpikir dan segera bertindak untuk
mengatasinya karena masalah itu adalah sebuah tantangan yang
harus dilalui bukan dihindari.
i) Selalu efektif berurusan dengan ketidaksetujuan Saya tidak
akan selalu berkata setuju bagi orang-orang yang bersifat
mempengaruhi apa yang saya lakukan dan membuat mereka tidak
terus berharap bahwa apa yang mereka inginkan akan dengan
mudah mereka dapatkan.
j) Terus berusaha meningkatkan kualitas bawahan Saya akan
terus memantau, mendukung dan mengarahkan bawahan untuk
mencapai kesuksesan, tanpa henti akan meningkatkan kualitas tim
saya. Saya akan rutin mengevaluasi, melatih dan membangun
kepercayaan diri bawahan.
k) Memiliki visi yang jelas Saya akan bekerja dengan profesional
dan memberikan yang terbaik, bukan untuk diri saya sendiri tapi
juga untuk orang lain. Saya tidak akan gentar jika mengalami
kegagalan.
l) Memiliki rasa percaya diri yang besar Saya harus yakin
bahwa saya bisa dan sanggup melakukan segala tugas dan berani
untuk bertindak secara cepat dan tegas.
m) Memiliki kemampuan memberi energi bagi orang lain Saya
harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain ke

3
arah yang baik karena pemimpin yang besar adalah yang
bermanfaat untuk orang lain bukan untuk dirinya sendiri.
n) Memiliki ketahanan yang besar Saya harus kuat dan mampu
bertahan saat dihadapkan oleh sebuah masalah. Saya tidak akan
mundur dan akan berani melangkah.
o) Memiliki semangat Saya harus mampu menyeimbangkan dunia
yang saya miliki, baik pekerjaan dan kehidupan pribadi. Saya akan
bersikap adil dan paham bagaimana cara membagi pikiran ke
dalam 2 posisi penting tersebut.

3. Dalam melaksanakan kegiatan kepemimpinan, saya perlu menerapkan


filosofi kepemimpinan. Filosofi kepemimpinan adalah ajaran tentang
bagaimana harus berpikir dan bertindak sebaik-baiknya dalam
mengeluarkan atau memutuskan suatu kebijaksanaan dengan dasar
cinta yang dilandasi dengan kebenaran. Di dalam filosofi
kepemimpinan ini terdapat filosofi Pancasila sebagai filosofi bangsa
dan Negara Republik Indonesia, yang merupakan suatu landasan yang
sangat penting bagi seorang pemimpin dan juga menjadi sumber
inspirasi moral dan etika dari kegiatan kepemimpinannya.

Dengan menerapkan filosofi kepemimpinan, saya mencoba mengarah


kepada citra seorang pemimpin yang baik sehingga saya dapat
bersikap dan berperilaku baik atau paling tidak menjadi seperti yang
diharapkan oleh bawahan-bawahan saya. Saya juga berharap dapat
mengatasi hal-hal yang menjadi kendala ketika saya menjalankan
tugas sebagai seorang pemimpin.

4. Sebagai seorang pemimpin tentunya tidak terlepas dari para bawahan,


sesuai dengan azas kepemimpinan yaitu seorang pemimpin harus
mempunyai kemampuan mempengaruhi kegiatan orang-orang atau
kelompok dalam usaha mencapai tujuan yang dikehendaki dengan
mengikutsertakan orang-orang atau kelompok tadi. Oleh karena itu
masih ada hal yang menyangkut kepemimpinan yang harus
dilaksanakan, yaitu teknik memimpin bawahan. Dalam menerapkan

4
teknik memimpin bawahan, saya harus melakukan sikap-sikap di
bawah ini:
Mengadakan pembinaan sikap mental bagi bawahan saya agar
mereka mampu tampil meyakinkan dan penuh percaya diri.
Memberikan perhatian kepada bawahan saya tentang beberapa
hal, antara lain:
Kebutuhan fisik bawahan, berupa sandang, pangan dan papan.
Kebutuhan akan keamanan bawahan yang menyangkut
kesehatan, jaminan hari tua, ancaman pemecatan, dan lain-lain.
Kebutuhan psikologis bawahan (sebagai manusia perlu
mencintai dan dicintai).
Kebutuhan berpartisipasi, dengan diikutsertakan dalam
kelompok kegiatan yang lebih tinggi.
Kebutuhan akan penghargaan yang khusus terhadap hasil kerja
yang telah dicapainya untuk mendapatkan sukses yang luar
biasa dan diakui juga kesuksesannya tersebut.

5. Seorang pemimpin harus mempunyai etika dan sikap moral yang baik,
begitupun dengan saya jika saya menjadi pemimpin. Tanpa adanya
etika dan moral yang baik pada diri seorang pemimpin, maka orang
tersebut tidak pantas menjadi pemimpin, karena pemimpin pada
umumnya akan menjadi teladan atau panutan bagi yang dipimpinnya.

Etika dan sikap moral harus dimiliki seorang pemimpin termasuk saya.
Hal ini harus diterapkan bahkan ketika sebelum saya menjadi
pemimpin dan berlangsung terus-menerus. Etika dan moral tidak dapat
diabaikan karena sudah menjadi bagian yang sangat penting yang
harus dipunyai oleh seorang pemimpin. Penerapan etika yang harus
dilaksanakan antara lain:
Saya harus memiliki kelebihan, baik dalam pengetahuan,
keterampilan sosial, kemahiran dan pengalaman.
Saya harus kompeten melakukan kewajiban tugas-tugas
kepemimpinan yang menjadi tanggung jawab saya.
Saya harus mampu bersikap susila dan dewasa, sehingga selalu
bertanggung jawab secara etis/susila dan dapat membedakan hal-

5
hal yang baik dan buruk, serta memiliki tanggung jawab yang lebih
besar bagi orang-orang yang saya pimpin.

Untuk penerapan sikap moral yang harus dilaksanakan antara lain:

Saya harus bersikap dewasa, sehingga dapat menjadikan suatu


sikap yang mempunyai tanggung jawab moral atas kebesaran
pribadi saya.
Saya harus mampu mengontrol diri terhadap pikiran, kemauan, dan
emosi yang dilandasi dengan norma-norma etika, sehingga dapat
muncul sikap moral yang lebih baik dan bertanggung jawab.
Saya harus selalu bertindak dengan belandaskan pada nilai-nilai
etis (kesusilaan dan kebaikan) dan menciptakannya agar lebih
berarti dan bernilai tinggi.
Jika saya melakukan pelanggaran-pelanggaran atau kesalahan-
kesalahan, saya tidak bebas dari segala hukuman atau tindakan
melainkan harus ditindak tegas agar dapat memberikan teladan
bagi orang-orang yang saya pimpin.

Dengan diterapkannya etika dan sikap moral, akan memberikan


landasan kerja agar saya:

Selalu bersikap kritis dan rasional, berani mengemukakan


pendapat sendiri dan berani bersikap tegas sesuai dengan rasa
tanggung jawab saya (dari sudut etis/susila).
Bersikap otonom, namun bukan berarti saya dapat berbuat
semaunya sendiri atau dapat berperilaku sewenang-wenang.
Bebas menggunakan unsur-unsur yang diyakini saya baik dan
dilaksanakannya untuk membawa anak buah saya pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Memberikan perintah atau larangan yang adil untuk dapat ditaati
oleh setiap bawahan.

6. Sebagai seorang pemimpin, saya perlu mempunyai landasan pokok


dalam melakukan kegiatan kepemimpinan berupa nilai-nilai moral
kepemimpinan seperti yang diwariskan oleh nenek moyang bangsa

6
Indonesia. Nilai-nilai moral kepemimpinan tersebut perlu saya terapkan
ketika saya menjadi seorang pemimpin dan berlangsung terus
sepanjang periode/masa kepemimpinan saya. Nilai-nilai moral
kepemimpinan yang dimaksud antara lain:
a) Landasan Diplomasi (dari DR. Sosrokarsono, saudara kandung
R.A. Kartini), yaitu:
Kaya tanpa harta (sugih tanpa bondo)
Menantang tanpa teman (nglurug tanpa bolo)
Menang tanpa memalukan (menang tanpa ngasorake)
Memberi tanpa kehilangan (weweh tanpo kelangan)
b) Landasan Kepemimpinan
Bijaksana dan adil (sifat Ratu)
Dapat melihat jauh ke depan (sifat Pandito)
Jujur dan sederhana (sifat Petani)
Memberi teladan (sifat Guru)
c) Landasan Pengabdian (petuah dari Sri Sultan Mangkunegoro II),
yaitu:
Merasa turut memiliki (rumongso melu handarbeni)
Wajib turut melindungi/membela (wajib melu hangrungkebi)
Mawas diri untuk rasa berani (mulat sariro hangroso wani)
d) Landasan Kebijaksanaan (dari Aceh, yang diterapkan oleh Sultan
Iskandar Muda), yaitu:
Persiapan (peusiap)
Perbandingan (peubanding)
Penilaian (peunilai)
Petunjuk (peutunyok)
Putusan (peuputoh)

Mengandung makna bahwa sebelum dicapai keputusan, diperlukan


persiapan-persiapan, kemudian diadakan perbandingan yang
berarti yang perlu ditelaah dan dibahas, kemudian dinilai dan
diputuskan setelah ada petunjuk.

7. Selain menerapkan nilai-nilai moral kepemimpinan, saya juga harus


menerapkan 8 sifat keteladanan yang pernah dicanangkan oleh
Pimpinan Orde Baru yang bersumber pada alam, yaitu keteladanan
bagaikan:
1) Matahari (surya), yang bisa:

7
Menerangi, memberikan kehangatan, cahaya, kehidupan dan
kearifan.
Menjadi penerang dan pembuat senang
Bijaksana, jujur, adil dan rajin bekerja sehingga negara aman
sentosa
2) Rembulan (candra), yang bisa:
Memberikan cahaya terang dan keteduhan di hati insan yang
sedang dirundung duka/kegelapan
Bersifat melindungi, sehingga setiap orang dapat tekun
menjalankan tugas masing-masing
Memberikan hawa ketenangan dan kedamaian
3) Bintang (kartika), yang bisa:
Menjadikan pusat pandangan, sebagai sumber kesusilaan dan
kecemerlangan
Menjadikan kiblat ketauladanan dan sumber pedoman
4) Langit (mega), yang bisa:
Menciptakan kewibawaan yang dinamis dan adil
Mengayomi/meneduhi, sehingga semua tindakan pemimpin
menimbulkan ketaatan
5) Bumi, yang memberikan:
Keteguhan dan kokoh pendiriannya
Bersahaja dalam ucapan dan perbuatan (serasi lahir dan
batinnya)
6) Api, yang bisa bersikap:
Adil, menghukum tanpa pandang bulu
Yang salah mendapat hukuman dan yang bijak mendapat
pahala
7) Samudera, yang luas pandangannya serta memberikan air
kehidupan
8) Angin (bayu), yang adil, jujur, dinamis, terbuka, tidak ragu-ragu, dan
fleksibel di tengah masyarakat

8. Ketika saya menjadi seorang pemimpin, tentunya saya harus terlebih


dahulu memiliki karakter yang dimulai dari dalam hati dan keluar untuk
melayani orang-orang yang akan saya pimpin. Pembentukan karakter
dimulai dari perubahan perilaku yang mempunyai nilai dengan standar
tinggi yang dilakukan sehari-hari kemudian menjadi kebiasaan yang
selanjutnya diadopsi menjadi nilai yang melekat erat dalam hati

8
(karakter). Pengertian karakter adalah perwujudan melalui nilai-nilai
moral yang terpatri secara intrinsik dalam jiwa seseorang. Ciri-ciri
karakter, yaitu:
Tidak tumbuh dengan sendirinya, namun harus dibentuk,
ditumbuhkembangkan, dan dibangun secara sadar dan dengan
sengaja.
Terbentuk dengan baik bila jatidiri telah sepenuhnya terbentuk
dalam jiwa seseorang.
Dasar sikap dan perilaku seseorang yang dimulai dari kehidupan
awal dan berlangsung sepanjang rentang kehidupannya.
Tidak dapat diproses dalam waktu singkat atau secara tiba-tiba.

Karakter erat kaitannya dengan jatidiri. Jatidiri merupakan


kepribadian/sikap perilaku seseorang untuk mewujudkan kredibilitas,
integritas dan harkat serta martabat. Jatidiri berasal dari Tuhan,
dipancarkan dan ditumbuhkembangkan serta diwujudkan dalam suatu
sifat yaitu karakter.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan Pendidikan


nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
karakter bangsa yang bermartabat. Ada 9 pilar pendidikan
berkarakter, diantaranya:

1) Cinta kepada Tuhan dan segenap isinya


2) Rasa tanggung jawab, kedisiplinan dan kemandirian
3) Kejujuran/amanah dan kearifan
4) Hormat dan santun
5) Dermawan, suka menolong dan gotong royong/kerjasama
6) Percaya diri, kreatif, dan bekerja keras
7) Kepemimpinan dan keadilan
8) Baik dan rendah hati
9) Toleransi kedamaian dan kesatuan

Anda mungkin juga menyukai