Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

“GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK”

Dosen Pengampu :
Drs. Aslam, M. Pd

Kelas :
4C – PGSD

Kelompok 4

Nama Anggota :
Achmad Farhan Maulana 1801025197
Nabila Danianty 1801025016
Nimatul Maola 1801025119

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan Rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Gaya

Belajar Peserta Didik” dengan baik dan benar. Makalah ini telah kami susun

dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga

dapat memperlancar pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan. Baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata

kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun

inspirasi bagi para pembaca.

Jakarta, 20 Juli 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Definisi Gaya Belajar .......................................................................... 3


B. Macam-macam Gaya Belajar .............................................................. 3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Belajar ............................ 11
D. Manfaat Memahami Gaya Belajar ..................................................... 13
E. Tahapan Perkembangan Gaya Belajar ............................................... 14
F. Cara Mengetahui Gaya Belajar Siswa................................................ 15

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 18

A. Kesimpulan ....................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gaya belajar merupakan konsistern yang ditunjukkan individu untuk
menyerap informasi, mengatur, mengelola informasi tersebut dengan
mudah dalam proses penerimaan, berfikir, mengingat, dan pemecahan
masalah dalam menghadapi proses belajar mengajar agar tercapai hasil
maksimal sesuai dengan hasil kemampuan, kepribadian, dan sikapnya.

Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap pelajaran


sudah pasti berbeda-beda ringkatannya. Ada yang cepat, sedang, ada
pula yang sangat lambat. Karena mereka sudah menempuh cara yang
berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi atau pelajaran yang
sama. Terkadang siswa suka guru mereka mengajar dengan menuliskan
segalanya dipapan tulis, dengan begitu mereka dapat membaca dan
mencoba untuk memahaminya. Ada juga siswa yang lebih suka guru
mereka mengajar dengan menyampaikan materi pelajaran secara lisan,
tak ubahnya seperti seorang penceramah yang diharapkan bercerita
Panjang lebar tentang beragam teori dan banyak ilustrasinya, sedangkan
siswa hanya mendengarkan sambal menggambarkan isi ceramah
tersebut dalam bentuk yang mereka pahami sendiri. Oleh karena itu
sebagai seorang calon pendidik kita harus mengetahui konsep gaya
belajar siswa agar materi yang disampaikan dapat terserap dengan
optimal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gaya belajar ?
2. Apa saja yang mencakup macam-macam gaya belajar ?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi gaya belajar ?
4. Apa manfaat memahami gaya belajar ?
5. Apa saja tahapan perkembangan gaya belajar ?
6. Bagaimana cara mengetahui gaya belajar siswa ?

1
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian gaya belajar.
2. Untuk mengetahui macam-macam gaya belajar
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi gaya belajar.
4. Untuk mengetahui manfaat memahami gaya belajar.
5. Untuk mengetahui tahapan gaya belajar
6. Untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui gaya belajar siswa.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GAYA BELAJAR
Gaya belajar atau learning style adalah suatu karakteristik kognitif,
afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak yang
relatif stabil untuk pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi
terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 :
4).
Definisi yang lebih menjurus pada gaya belajar bahasa dan yang
dijadikan panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford
(2001:359) dimana gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang
digunakan peserta didik dalam belajar bahasa baru atau mempelajari
berbagai mata pelajaran.
Pengertian gaya belajar menurut para ahli :
1. Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan
kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam
belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan
satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di
kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.
2. Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an
individual’s preferred mode and desired conditions of learning.”
Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai cara belajar atau kondisi
belajar yang disukai oleh pembelajar.
3. Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan
belajar yang disenangi oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang
gaya belajar sebagai cara seseorang dalam menerima, berinteraksi,
dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988).
B. MACAM-MACAM GAYA BELAJAR
Kita tidak bisa memaksakan seseorang anak harus belajar dengan
suasanaan dan cara yang kita inginkan karena masing-masing anak
memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam
menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya .

3
Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah
anak dipaksa belajar tidak sesuai gaya belajarnya. Anak akan mudah
menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka
masing-masing.
1. Gaya belajar siswa menurut DePorter dan Hernacki :
Kemampuan seseorang untuk memahami dan menyerap
pelajaran sudah pasti berbeda-beda tingkatannya. Ada yang cepat,
sedang ada pula yang sangat lambat. Karena mereka harus
menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami sebuah
informasi atau pelajaran yang sama. Terkadang siswa suka guru
mereka mengajar dengan menuliskan segalanya dipapan tulis,
dengan begitu mereka dapat membaca dan mencoba untuk
memahaminya. Ada juga siswa yang lebih suka guru mereka
mengajar dengan menyampaikan materi pelajaran secara lisan, tak
ubahnya seperti seorang penceramah yang diharapkan bercerita
Panjang lebar tentang beragam teori dan banyak ilustrasinya,
sedangkan siswa hanya mendengarkan sambil menggambarkan isi
ceramah tersebut dalam bentuk yang mereka pahami sendiri.
Perbedaan-perbedaan tersebut cara tercepat dan terbaik bagi setiap
individu dapat menyerap sebuah informasi dari luar dirinya.
Perbedaan- perbedaan siswa dalam mengelola informasi diatas
dipengaruhi oleh adanya perbedaan gaya belajar siswa sesuai
dengan kebiasaan dan seleranya. Menurut DePorter dan Hernacki
(2009) berpendapat tentang model gaya belajar sebagai berikut:
“model gaya belajar mencakup gaya belajar visual, gaya belajar
auditorial, dan gaya belajar kinestetik”. Pemahaman tentang gaya
belajar diharapkan dapat menentukan langkah-langkah supaya
belajar lebih cepat dan mudah sesuai dengan kondisi sesuai masing-
masing

4
Berikut adalah macam-macam gaya belajar menurut DePorter
dan Hernacki :
a. Visual ( Belajar Dengan Cara Melihat )
Lirikan keatas bila berbicara, berbicara dengan cepat. Bagi siswa
yang bergaya belajar visual, yang memegang peranan penting
adalah mata / penglihatan ( visual ), dalam hal ini metode
pengajaran yang digunakan guru sebaiknya lebih banyak /
dititikberatkan pada peragaan / media, ajak mereka ke obyek-
obyek yang berkaitan dengan pelajaran tersebut, atau dengan
cara menunjukkan alat peraganya langsung pada siswa atau
menggambarkannya di papan tulis. Anak yang mempunyai gaya
belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka
gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cenderung
untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas. Mereka
berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan
belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan
visual, seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di
dalam kelas, anak visual lebih suka mencatat sampai detil-
detilnya untuk mendapatkan informasi.
 Ciri-ciri gaya belajar visual :
1) Bicara agak cepat
2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi
3) Tidak mudah terganggu oleh keributan
4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang didengar
5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan
6) Pembaca cepat dan tekun
7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata
 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual :
1) Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar, diagram
dan peta.
2) Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

5
3) Gunakan multi-media (contohnya: komputer dan video).
b. Auditori (Belajar Dengan Cara Mendengar)
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara
sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan
kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ),
untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya
belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak
auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna
yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak
seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca
teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
Lirikan kekiri/kekanan mendatar bila berbicara, berbicara
sedang2 saja. Siswa yang bertipe auditori mengandalkan
kesuksesan belajarnya melalui telinga ( alat pendengarannya ),
untuk itu maka guru sebaiknya harus memperhatikan siswanya
hingga ke alat pendengarannya. Anak yang mempunyai gaya
belajar auditori dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan
diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Anak
auditori dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone
suara, pitch (tinggi rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal
auditori lainnya. Informasi tertulis terkadang mempunyai makna
yang minim bagi anak auditori mendengarkannya. Anak-anak
seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan membaca
teks dengan keras dan mendengarkan kaset.
 Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1) Mudah terganggu oleh keributan
2) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang
didiskusikan dari pada yang dilihat

6
3) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
4) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di
buku ketika membaca
5) Biasanya ia pembicara yang fasih
6) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada
menuliskannya
 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik di
dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2) Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan
keras.
3) Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5) Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset
dan dorong dia untuk mendengarkannya sebelum tidur.
c. Kinestetik (Belajar Dengan Cara Bergerak, Bekerja dan
Menyentuh)
Lirikan kebawah bila berbicara, berbicara lebih lambat. Anak
yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui
bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit
untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Siswa yang bergaya
belajar ini belajarnya melalui gerak dan sentuhan.
 Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
a) Berbicara perlahan
b) Penampilan rapi
c) Tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan
d) Belajar melalui memanipulasi dan praktek
e) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
 Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik :
a) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.

7
b) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya
c) Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting
dalam bacaan.
d) Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
2. Gaya belajar siswa menurut David Kolb
Gaya belajar siswa atau student learning style dapat diartikan
sebagai karasteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikologis
seorang siswa tentang bagaimana dia memahami sesuatu,
berinteraksi, dan merespons lingkungan belajarnya yang bersifat
unik dan relative stabil.
Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat
kecenderungan utama yaitu:
a. Concrete Experience (CE). Siswa belajar melalui perasaan
(feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret,
lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas
terhadap perasaan orang lain. Siswa melibatkan diri sepenuhnya
melalui pengalaman baru, siswa cenderung lebih terbuka dan
mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.
b. Abstract Conceptualization (AC). Siswa belajar melalui
pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari
ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari
situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-
konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang
sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.
c. Reflective Observation (RO). Siswa belajar melalui pengamatan
(watching), penekanannya mengamati sebelum menilai,
menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu
menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan
menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk
opini/pendapat, siswa mengobservasi dan merefleksi
pengalamannya dari berbagai segi.

8
d. Active Experimentation (AE). Siswa belajar melalui
tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan
melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan
mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan
menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan,
pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa
menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
3. Gaya belajar siswa menurut Gregorc
Teori dan model yang dihasilkan oleh para ahli mengenai gaya
belajar memang sangat beragam. dalam bukunya, "Cara Mereka
Belajar", Cynthia Ulrich Tobias menjelaskan bahwa ada empat
gaya atau cara belajar anak. dia mendasarkan pokok pikirannya
itu dari hasil riset Dr. Anthony F. Gregorc. model yang
dikembangkannya memberikan wawasan yang sangat berharga
mengenai bagaimana pikiran kita menerima dan menggunakan
informasi.
menurut Dr. Gregorc, ada dua hal penting yang perlu
diketahuitentang bagaimanakah anak menangkap pelajaran. dia
membagi fungsi otak dalam dua macam, pertama persepsi, yaitu
cara kita menerima informasi, kedua pengaturan, yaitu cara
menggunakan informasi yang kita persepsikan.
a. Persepsi
Persepsi adalah cara kita menerima informasi atau
menangkapsesuatu hal, secara pribadi atau individu.
Persepsi-persepsi ini membentuk apa yang kita pikirkan,
mendefinisikan apa yang penting bagi kita, dan selanjutnya
juga akan menentukan bagaimana kita mengambil keputusan.
Menurut Gregorc, persepsi yang dimiliki setiap
pikiran/pribadi ada dua macam, yaitu Persepsi Konkret dan
Persepsi Abstrak.

9
 Persepsi kongkret/nyata
Persepsi Kongkret membuat anak lebih cepat menangkap
informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melalui
kelima indranya, yaitu penglihatan, penciuman, peraba,
perasa, dan pendengaran. Anak tidak mencari arti yang
tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau
konsep. Kunci ungkapannya: "Sesuatu adalah seperti apa
adanya."
 Persepsi abstrak/kasat mata
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalam
menangkap sesuatu yang abstrak/kasat mata, dan mengerti
atau percaya apa yang tidak bisa dilihat sesungguhnya.
Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini, mereka
menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan
imajinasinya. Kunci ungkapannya: "Sesuatu tidaklah
selalu seperti apa yang terlihat." Meskipun setiap anak
menggunakan Persepsi Konkret dan Persepsi Abstrak
setiap harinya, namun ada kecenderungan seseorang
merasa lebih mampu dalam menggunakan yang satu
dibanding yang lainnya.
b. Pengaturan
Setelah anak menerima informasi yang masuk, maka anak
akan mengatur dan menggunakan informasi yang
dipersepsikan tersebut. Menurut Gregorc, kedua kemampuan
anak untuk mengatur persepsi adalah sekuensial (teratur,
menurut suatu aturan bertahap) dan random (acak, yang mana
saja).
 Sekuensial/berurutan
Metode pengaturan sekuensial membiarkan pikiran anak
mengatur informasi secara berurutan, linear atau setapak
demi setapak. Anak yang bertipe berurutan biasanya
menyukai metode belajar satu demi satu secara
berurutan. Orang-orang yang memiliki kemampuan

10
pengaturan sekuensial yang kuat mungkin lebih suka
mempunyai suatu rencana dan mengikutinya daripada
bertumpu kepada dorongan-dorongan hati. Kunci
ungkapannya: "Ikutilah langkah-langkah tersebut."
 Random/acak
Pengaturan acak membuat pikiran kita mengatur
informasi dalam potongan-potongan dan tanpa rangkaian
tertentu, seperti memulai di tengah-tengah atau memulai
di akhir bagian dan kembali kepermulaan. Anak yang
bertipe acak biasanya lebih menyukai cara belajar yang
spontan, tidak harus berurutan. Seolah-olah mereka tidak
mempunyai suatu rencana tertentu (Suyono & Hariyanto,
2012).
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA BELAJAR SISWA
Menurut Rita Dunn pelopor di bidang gaya belajar yang lain telah
menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa,
dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian
orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang, sedangkan
yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada sebagian
orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok,
sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih
efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang iringan
musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam
suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur
dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar
semuanya dapat terlihat.1
Namun secara garis besar ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi gaya belajar siswa. Di samping faktor yang ada di dalam
diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang
berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern).

1
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press). hlm.15
11
1. Faktor-faktor intern yang mempengaruhi gaya belajar siswa :
a. Faktor jasmani
Faktor jasmani mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat
tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar.
Proses belajar akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah
ataupun ada gangguan pnada alat indera serta tubuh. Sedangkan
cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta,
setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-
lain. Keadaan cacat tubuh demikian juga mempengaruhi
kegiatan belajar seseorang.
b. Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu
adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan
dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat
dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar,
kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan
dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara
atau gaya belajar yang berbeda.
2. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi gaya belajar siswa :
a. Faktor keluarga
Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

12
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru
dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau tata
tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan
gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya,
kepribadian guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan
hubungan antara guru dengan siswa turut mempengaruhi cara
atau gaya belajar siswa.
c. Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi
terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang
mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa meliputi kegiatan
peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.
D. MANFAAT MEMAHAMI GAYA BELAJAR
Tidak ada dua orang yang persis sama dan tidak ada dua orang yang
bisa belajar dengan cara yang persis sama. 2Ada banyak keuntungan
untuk memahami gaya belajar yang Anda miliki agar dalam belajar, kita
bisa memproses informasi dengan lebih efisien. Beberapa manfaat
tersebut meliputi:
1. Keuntungan Akademik
a. Memaksimalkan potensi belajar Anda
b. Sukses pada semua tingkat pendidikan
c. Memahami cara belajar terbaik dan bisa mendapatkan nilai lebih
baik pada ujian dan tes
d. Mengatasi keterbatasan di dalam kelas
e. Mengurangi frustrasi dan tingkat stres
2. Keuntungan Pribadi
a. Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri
b. Mempelajari cara terbaik menggunakan otak Anda
c. Mendapatkan wawasan kekuatan serta kelemahan diri Anda
2
Andri priyatna. 2013. Pahami Gaya Belajar Anak! (Jakarta : Alex Media Komputindo).
hlm.7
13
d. Mempelajari bagaimana menikmati belajar dengan lebih dalam
e. Mengembangkan motivasi untuk belajar
f. Mempelajari Bagaimana memaksimalkan kemampuan serta
keterampilan alami Anda Keuntungan Profesional
g. Unggul dalam kompetisi/persaingan
h. Mengelola tim dengan cara yang lebih efektif
i. Mempelajari bagaimana cara memberikan presentasi dengan
lebih efektif
j. Meningkatkan keterampilan dalam menjual
k. Meningkatkan produktivitas Anda
Perlu diingat bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam
belajar. Setiap orang adalah unik dan setiap gaya belajar memberikan
keuntungan serta kekurangan masing-masing. Memahami gaya belajar
Anda sendiri dapat membantu Anda untuk belajar serta bekerja secara
lebih efisien dan efektif.
E. TAHAPAN PERKEMBANGAN GAYA BELAJAR SISWA
1. Tahapan Anak-anak (6-11) tahun
Pada tahapan ini siswa sudah dapat menilai mana guru yang enak
atau tidak dalam mengajar. Bahkan mereka telah menginginkan
lingkungan atau suasana yang nyaman untuk belajar. Misalnya suansa
kelas yang rapih dah bersih membuat mereka nyaman dan efektif
untuk belajar serta semangat dalam mengikuti pelajaran-pelajaran
yang disampaikan oleh guru. selanjutnya pada tahapan ini mereka
terkadang mencari kesempatan menyimak dan mengikuti
pembicaraan orang dewasa yang ternyata dapat menambah wawasan
dan membawa cakrawala berpikir.3
2. Tahap Remaja Awal (12-15) tahun
Pada tahap remaja awal umumnya siswa sudah duduk pada sekolah
menengah pertama ( SMP). Pada masa ini siswa sudah mengalami
perubahan-perubahan fisik sesuai yang dijelaskan Kohlen dan
Thomson, perkembangan fisik tersebut meliputi system syaraf, otot-
otot, kelenjar endogrin. Selain itu siswa juga mengalami perubahan

3
Supriono, Joko.2015. Gaya Belajar
14
psikologis dalam diri siswa terkadang membawa unsur kestabilan
siswa dalam menilai suatu tindakan verbal maupun non-verbal dari
orang lain.
3. Tahap Remaja Madya (15-18) tahun
Pada masa ini siswa masuk jenjang Sekolah Menengah Atas ( SMA)
yang merupakan masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa.
Pada masa ini siswa mulai menunjukan sifat pemberontak. Selain itu
pada masa ini prestasi siswa dalam akademik kurang baik karena
mereka terbawa arus pergaulan yang kadang kala tidak mampu
mereka saring mana yang baik dan mana yang buruk. Kenakalan
siswa seperti membolos sekolah, tawuran, menggangu teman bahkan
mulai berani menentang guru lebih terlihat pada siswa kelas XI.
Bahkan pada masa ini gaya belajar mereka pun terkesan amburadul
dan tidak memiliki manajemen belajar yang baik.
4. Tahap Remaja Akhir ( 19-22) tahun
Pada masa ini siswa sudah dewasa dan mandiri, tepatnya pada
bangku perkuliahan mereka sudah berganti setatus menjadi
mahasiswa. Pada perkembangan proses gaya belajar dimasa ini
remaja cenderung selalu terbuai dengan waktu. Remaja pada masa ini
memiliki majajemen waktu yang buruk sehingga gaya belajar yang
dikembangan cenderung salah, karena masih dalam proses transisi
antara program pembelajaran di SMA dengan program di
perkuliahan.
F. CARA MENGETAHUI GAYA BELAJAR SISWA
Beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengetahui gaya belajar
siswa yaitu :4
1. Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap siswa
melalui penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas.
Gunakan metode ceramah secara umum, catatlah siswa-siswa yang
mendengarkan dengan tekun hingga akhir. Perhatikan siswa-siswa
yang “kuat” bertahan berapa lama dalam mendengar. Klasifikasikan

4
Saputra, Sudarsono. 2014. Mengenali Gaya Belajar Siswa dan Implementasinya dalam
Pembelajaran
15
mereka sementara dalam golongan orang-orang yang bukan tipe
pembelajar yang cenderung mendengarkan. Dari sini kita bisa
mengklasifikasikan secara sederhana tipe-tipe siswa dengan model-
model pembelajar auditori yang lebih menonjol.
2. Dengan memutar film, menunjukkan gambar atau poster, dan juga
menunjukkan peta ataupun diagram. Dengan proses belajar mengajar
seperti ini, kita bisa melihat para siswa yang mempunyai
kecenderungan belajar secara visual dan juga mempunyai
kecerdasan visual akan lebih tertarik dan antusias.
3. Dengan metode pembelajaran menggunakan praktik atau simulasi.
Para pembelajar kinestetik tentu saja akan sangat antusias dengan
model belajar mengajar semacam ini. Begitu seterusnya kita melihat
bagaimana reaksi siswa terhadap setiap model pembelajaran
sehingga lambat laun kita akan lebih mudah memahami dan
mengetahui kecenderungan gaya belajar yang mereka miliki.
4. Dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan pekerjaan
yang membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah,
misalnya menyatukan model rumah yang bagian-bagiannya
terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa dilakukan dalam
menyatukan model rumah ini, pertama adalah melakukan praktik
langsung dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini
setelah melihat potongan-potongan yang ada; kedua adalah dengan
melihat gambar desain rumah secara keseluruhan, baru mulai
menyatukan; dan ketiga adalah petunjuk tertulis langkah-langkah
yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga
akhir. Pembelajar visual akan cenderung memulai dengan melihat
gambar rumah secara utuh. Ia lebih cepat menyerap melalui gambar-
gambar tersebut sebelum menyatukan bagian-bagian rumah secara
keseluruhan. Pembelajar auditori cenderung membaca petunjuk
tertulis mengenai langkah-langkah yang diperlukan untuk
membangun rumah, dan tidak terlalu mempedulikan gambar yang
ada. Sedangkan pembelajar kinestetik akan langsung mempraktikkan
dengan mencoba-coba menyatukan satu bagian dengan bagian yang

16
lain tanpa terlebih dahulu melihat gambar ataupun membaca
petunjuk tulisan. Dari pengamatan terhadap cara kerja siswa dalam
menyelesaikan tugas ini, kita akan lebih memahami gaya mengajar
siswa secara lebih mendetail.
5. Dengan melakukan survey atau test gaya belajar. Namun demikian,
alat survey ataupun test ini biasanya mengikat pada satu konsultan
atau psikolog tertentu sehingga jika kita ingin melakukan test
tersebut harus membayar dengan sejumlah biaya tertentu, yang
terkadang dirasa cukup mahal. Namun demikian, karena
menggunakan metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey
atau test psikologi semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi
sehingga memudahkan bagi guru untuk segera mengetahui gaya
belajar siswa.

17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk
bereaksi dan menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan
kemudian mengatur serta mengolah informasi pada proses belajar.
Ada beberapa macam gaya belajar. Menurut DePorter dan Hernacki.
Gaya belajar ada tiga macam yaitu gaya belajar visual, gaya belajar
auditori, dan gaya belajar kinestetik.
David kolb mengklarifikasikan gaya belajar siswa kedalam empat
kecenderungan utama yaitu : Concreate experience (CE), Abstract
Conceptualization (AC), Reflective Observation (RO), dan Active
Experimentation (AE)
Ada beberapa tahapan perkembangan gaya belajar siswa,
diantaranya tahapan anak-anak (6-11) tahun, Tahapan remaja (12-15)
tahun, tahapan remaja madya (15-18) tahun, dan tahapan remaja akhir
(19-22) tahun.

18
DAFTAR PUSTAKA

Samir, Mahmud. 2004. Guru Teladan di Bawah Bimbingan Allah. Jakarta:


Gema Insani.

Taufik, Ridwan. 2006. Profesi Kependidikan. Bekasi: STAI Bani Saleh.

Tengku, Amir. 2003. Rahasia Sukses Menjadi Guru Kaya – PUMPING


TEACHER – Berdasarkan Konsep Pendidikan Long Life Education.
Jakarta: Grhadhika Binangkit.

https://ainamulyana.blogspot.com/2015/04/gaya-belajar-siswa.html [28Juni
2020]

http://devitasary.blogspot.com/2011/10/makalah-gaya-belajar.html?m=1 [28
Juni 2020]

Supriono, Joko. 2015. Gaya Belajar.


https://www.kompasiana.com/joko_supriono/552ffcbb6ea834e67c8b45b7/g
aya-belajar. di akses tanggal 8 Juli 2020

Saputra, Sudarsono. 2014. Mengenali Gaya Belajar Siswa dan


Implementasinya dalam Pembelajaran.
https://sudarnosaputra.wordpress.com/2014/10/18/mengenali-gaya-belajar-
siswa-dan-implementasinya-dalam-pembelajaran/. di akses tanggal 8 Juli
2020

https://www.pelajaran.co.id/2019/29/pengertian-gaya-belajar-jenis-implikasi-dan-
faktor-yang-mempengaruhi-gaya-belajar.html

https://dosenpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar

19

Anda mungkin juga menyukai