Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji
syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Komunikasi dan
Konseling dengan judul Menerapkan Keterampilan Komunikasi Dalam Kelompok.
Makalah ini tidak akan selesai jika tidak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak mulai
dari jurnal, google, teman maupun buku perpustakaan sehingga dapat mealancarkan pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu selaku dosen mata kuliah
Komunikasi dan Konseling yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca dan
semoga untuk kedepannya kami dapat memperbaiki ataupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah kami, oleh karena itu kami sangat menerima saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap yang dilakukan
secara sistimatis dengan panduan komunikasi interpersonal, tehnik pembimbingan, dan
penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali
kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya
mengatasi masalah tersebut.
Komunikasi intrapersonal adalah komunikasi yang terjadi dalam diri individu yang
berfungsi untuk menjaga kesadaran akan kejadian di sekitarnya. Bentuk komunikasi ini terjadi
karena adanya pemberian arti dari komunikator terhadap suatu obyek yang diamati atau tersirat
dalam pikirannya yang membutuhkan jawaban sehingga ada proses komunikasi dalam diri
komunikator.
Bidan dalam pengambilan keputusan biasanya dihadapkan pada jawaban ya atau tidak.
Untuk menjawabnya, perlu pemikiran yang bisa dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau
dengan diri sendiri (Handajani, 2010).
LANDASAN TEORI
a. Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua arah, lingkaran
interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan
non verbal.
b. KIP/K merupakan suatu proses penyampaian informasi secara tatap muka dan saling
pengertian antara dua orang atau lebih.
c. Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara
sistematik dengan panduan ketrampilan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan
penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya
saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk
mengatasi masalah (Bari dkk, 2002).
d. Komunikasi Interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara dua orang
atau lebih secara tatap muka. Sedangkan menurut Devino dalam bukunya “The
Interpersonal Communication Book”, Komunikasi Interpersonal adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang
dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
e. Konseling merupakan suatu proses yang mempunyai orientasi pada belajar, dilakukan dalam
lingkungan sosial dari seseorang kepada orang lain (konselor kepada konseli), dengan
memberikan bantuan dengan metode yang disesuaikan dengan masalah yang dihadapi klien,
agar klien dapat memahami dirinya dan menggunakan pengertiannya atas tujuan yang
ditetapkan bersama dalam proses konseling secara wajar dan dihayati, sehingga konseli
dapat menjadi anggota masyarakat yang lebih produktif dan bahagia (Gustad dalam Yulifah
& Yuswanto, 2009).
Ketika kita membahas konseling, kita harus mengenal dulu ciri-cirinya agar lebih mudah
memahaminya. Berikut ini adalah ciri-ciri konseling :
Dalam melaksanakan kegiatan konseling, ada empat kegiatan yang harus dilaksanakan agar
konseling dapat berjalan dengan baik dan efektif.
b. Penggalian informasi
d. Menindaklanjuti pertemuan
Salah satu cara yang dilakukan dalam konseling untuk menggali informasi dari klien
adalah dengan wawancara. Wawancara sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan
atau keyakinan dari individu atau responden. Wawancara merupakan salah satu bentuk kegiatan
dalam konseling. Perbedaan wawancara dan kuesioner adalah pada wawancara pertanyaan yang
diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan. Bila pertanyaan yang diajukan dan
dijawab secara tertulis, maka disebut kuesioner. Kelebihan dari wawancara adalah sebagai
berikut.
Seorang konselor harus memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah tentang apa
yang sebaiknya dilakukan dan yang sebaiknya tidak dilakukan untuk menghindari terjadinya
hambatan dalam konseling.
a. Faktor Individual
Faktor individual adalah faktor yang berorientasi kultural (keterikatan budaya) yang
merupakan faktor yang dibawa seseorang dalam melakukan interaksi. Orientasi ini merupakan
gabungan dari beberapa faktor sebagai berikut.
1) Faktor fisik, kepekaan panca indra (kemampuan untuk melihat, mendengar, dll), usia,
gender(jenis kelamin)
2) Sudut pandang, pendidikan, nilai-nilai
3) Faktor sosial, sejarah dan keluarga relasi, jaringan sosial, peran dalam masyarakat, kelas,
status sosial, peran social
4) Bahasa.
b. Faktor- faktor yang berkaitan dengan interaksi
1) Sikap terhadap interaksi
Sikap terbuka dan bersahabat sangat mendukung komunikasi, tetapi sebaliknya orang yang
tertutup dan kurang bersahabat akan sulit untuk diajak komunikasi, biasanya orang seperti
ini memiliki sifat introved sehingga susah mengungkapkan masalah yang dihadapinya.
2) Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan, perhatian, dan
dukungan)
Pembawaan diri seseorang terhadap orang lain (seperti kehangatan, perhatian, dan
dukungan). Pembawa diri seseorang sangat mempengaruhi komunikasi. Orang sombong,
sinis dan tidak memberikan dukungan merupakan hambatan komunikasi yang harus mampu
kita hadapi. Cobalah mencoba bersahabat dan tidak menggurui tetapi harus menguasai
konten/materi yang akan kita berikan. Dengan sikap seperti itu mereka biasanya merubah
sikapnya.
3) Sejarah hubungan
Sejarah hubungan adalah sesuatu yang telah lampau tetapi akan sangat berpengaruh dimasa
sekarang atau masa datang. Orang yang memiliki hubungan kurang harmonis dimasa lalu
dan tiba-tiba bertemu dalam suatu konsultasi/konseling maka akan menyebabkan sikap
canggung dan malas untuk bertemu. Tapi sebagai tenaga kesehatan kita harus profesional
dalam menghadapi hal ini, lupakan sejenak masalah yang lalu dan hadapi klien sesuai
masalah yang harus dipecahkan oleh klien saat ini. Tidak perlu mengungkit-ukit masa lalu
dan berpura-puralah lupa kalau pernah ada hubungan/masalah yang kurang harmonis dimasa
lalu.
4) Faktor Situasional
Percakapan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, situasi selama melakukan komunikasi
ngaruhi keberhasilan komunikasi. Lingkungan yang tenang dan terjaga privasinya
merupakan situasi yang sangat mendukung. Begitupula sebaliknya komunikasi yang
dilakukan di tempat keramaian akan sangat mengganggu kenyamanan. Misalnya, situasi
percakapan antara bidan dan klien akan berbeda dengan situasi percakapan antara polisi
dengan pelanggar lalu lintas.
5) Kompetensi dalam melakukan percakapan
Kompetensi KIP adalah tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai
dan cocok dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal
yang kita lakukan dengan orang lain. Dengan kompetensi, perilaku komunikasi kita akan
sesuai dengan peraturan-peraturan dalam KIP dan membanu mencapai tujuan komunikasi.
Agar komunikasi interpersonal berhasil, kita perlu memiliki keterampilan dalam komunikasi
interpersonal baik sosial maupun behavioral. Kompetensi tersebut meliputi:
Empati (emphati) adalah kecakapan memahami perasaan dan pengertian orang lain.
Perspektif sosial adalah kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang
diambil oleh orang yang kita ajak komunikasi
Kepekaan (sensitivity) terhadap sesuata hal dalam KIP
Pengetahuan akan situasi pada saat melakukan KIP
Memonitor diri adalah kemampuan menjaga ketepatan perilaku dan pengungkapan
komunikan.
Kecakapan dalam tingkah laku antaralain keterlibatkan dalam berinteraksi.
Ketika Bidan melakukan konseling, ada beberapa hal yang harus diketahui karena sangat
penting dalam pelaksanaan KIP sehingga konseling yang diberikan dapat efektif. Hal- hal
tersebut adalah sebagai berikut.
jadi, secara tidak langsung dengan berkomunikasi individu akan mengenali jati dirinya.
Komunikasi juga memberikan berbagai informasi yang dapat membantu individu untuk belajar
dan mengembangkan kemampuan intelektualnya. Kondisi mental seseorang juga dipengaruhi
oleh kualitas komunikasinya. Oleh karena itu, sebagai makhluk sosial komunikasi interpersonal
merupakan hal yang penting bagi individu.
a. Memenuhi kebutuhan sosial dan psikologis. Dengan komunikasi interpersonal, kita bisa
memenuhi kebutuhan sosial atau psikologis kita
b. Mengembangkan kesadaran diri. Melalui komunikasi interpersonal akan terbiasa
mengembangkan diri
c. Matang akan konvensi sosial. Melalui komunikasi interpersonal kita tunduk atau menentang
konvensi sosial
d. Konsistensi hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi interpersonal kita menetapkan
hubungan kita. Kita berhubungan dengan orang lain, melalui pengalaman dengan mereka,
dan melalui percakapan-percakapan bersama mereka
e. Mendapatkan informasi yang banyak. Melalui komunikasi interpersonal, kita juga akan
memperoleh informasi yang lebih. Informasi yang akurat dan tepat waktu merupakan kunci
untuk membuat keputusan yang efektif
f. Bisa mempengaruhi atau dipengaruhi orang lain.
Ada tiga perilaku dalam komunikasi interpersonal yang harus dipahami oleh bidan sebagai
berikut.
a. Perilaku spontan, yaitu perilaku yang dilakukan berdasarkan desakan emosi serta dilakukan
tanpa sensor dan revisi secara kognisi.
b. Perilaku menurut kebiasaan, yaitu perilaku berdasar kebiasaan kita. Perilaku itu khas
dilakukan pada suatu keadaan, misalnya mengucapkan selamat pagi.
c. Perilaku sadar, yaitu perilaku yang dipilih berdasar situasi yang ada.
Untuk meningkatkan diri dan komunikasi interpersonal, bidan dalam bekerja selalu
berinteraksi dengan banyak orang dan banyak permasalahan dari kliennya dengan kondisi
masing-masing.Untuk melancarkan tugas tersebut, Bidan perlu mamahami diri sendiri untuk
dapat bekerja optimal dan beradaptasi dengan begitu banyaknya tugas yang harus diemban dan
begitu banyak karaterisktik orang yang berhubungan dengannya. Bidan harus tahu bagaimana
mengambil sikap ketika dihadapkan pada permasalahan klien yang harus direfleksikan kepada
dirinya seandainya permaslahan tersebut ada padanya sehingga Bidan bisa bersikap lebih hati-
hati dan bijaksana. Ketika Bidan sulit memahami diri sendiri, maka akan sulit dia menjalankan
tugasnya sebagai konselor yang dituntut untuk dapat menfasilitasi klien dalam menyelesaiakan
permasalahnnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada saat berada dalam pelayanan, khusunya bidang kesehatan, tidak cukup memberikan
pengobatan dan perawatan saja tetapi juga melibatkan klien dalam proses penyembuhannya,
yaitu dengan mengajak berkomunikasi.
Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) adalah suatu proses dua arah, lingkaran
interaktif dimana pihak-pihak yang berkomunikasi saling bertukar pesan secara verbal dan non
verbal. Pada pelaksanaan komunikasi interpersonal, ada beberapa faktor penghambat antara lain
adalah faktor individual, faktor yang berkaitan dengan interaksi, faktor situasional, kompetensi
dalam melakukan percakapan.
3.2 Saran
Sebagai seorang bidan, komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci
utama keberhasilan menjadi seorang tenaga kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan klien, seorang tenaga kesehatan harusnya menjaga etika
dan penampilannya dalam menghadapi kliennya. Menjaga hak-hak pribadi dan hak-hak orang
lain. Menghormati, menjaga perasaan klien, dengan melihat kondisi pasien (contohnya kondisi
perekonomian pasien)
DAFTAR PUSTAKA
digilib.unila.ac.id/komunikasi interpersonal