Disusun Oleh
BK REGULER-E
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Bimbingan Konseling Karir
tentang Teori Life Span, Teori Super (Transisi Karir Dewasa) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Erwita
Ika Violina S.Pd M.Pd pada Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Karir. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori Life Span, Teori Super (Krisis dan
Transisi Karir Dewasa) dalam Bimbingan Konseling Karir bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah
yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan teori super ?
2. Apa saja tahapan dalam karir dewasa ?
3. Apa saja tugas-tugas perkembangan individu karir ?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui perkembangan teori super
2. Untuk mengetahui tahapan dalam karir dewasa
3. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan individu karir
BAB II
PEMBAHASAN
a) Teori perkembangan super adalah salah satu teoi yang menggambarkan sebagian kecil
rentang hidup.
b) Ada beberapa teori rentang hidup yang kemudian dikembangkan oleh super menjadi
suatu bentuk valid dalam teorinya disertai instrument yang dapat digunakan dlam
koseling.
c) Banyak penelitian yang dihubungkan dengan konseling dari teori perkembangan super.
d) Beberapa karakter dan factor dari teori perkembangan karir banyak memiliki kemiripan.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald E. Super adalah konsep diri atau
gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan
dipegang (vocational self-concept). Konsep diri vokasional merupakan sebagian dari keseluruhan
gambaran tentang diri sendiri. Data hasil penelitian memberikan indikasi yang kuat bahwa
konsep diri vokasional berkembang selama pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif,
perkembangan ini berlangsung melalui observasi terhadap orang-orang yang memegang jabatan
tertentu, melalui identifikasi dengan orang-orang dewasa yang sudah bekerja, melalui
penghayatan pengalaman hidup, dan melalui pengaruh yang diterima dari lingkungan.
Penyadaran kesamaan dan perbedaan di antara diri sendiri dan semua orang lain, akhirnya
terbentuk suatu gambaran diri yang vokasional. Gambaran diri ini menumbuhkan dorongan
internal yang mengarahkan seseorang ke suatu bidang jabatan yang memungkinkan untuk
mencapai sukses dan merasa puas (vocational satisfication). Hal ini menyebabkan seseorang
mampu mewujudkan gambaran diri dalam suatu bidang jabatan yang paling memungkinkan
untuk mengekspresikan diri sendiri. Misalnya, seorang pemuda yang memandang dirinya sebagai
orang yang berkemampuan tinggi, berjiwa mengabdi dan rela mengorbankan dirinya, serta
dibesarkan dalam keluarga yang telah mencetak beberapa dokter, akhirnya membentuk
gambaran diri yang membayangkan dirinya sendiri sebagai seorang dokter yang ulung dan tulen.
Dalam sebuah ekstensi yang lebih baru dari teorinya, Super (1963) mengelaborasi konsep
kematangan vokasional. Kematangan vokasional memungkinkan pengamat untuk menilai laju
dan tingkat perkembangan individu sehubungan dengan hal karier. Hal ini bisa diduga bahwa
perilaku vokasional yang matang akan menganggap bentuk yang berbeda tergantung pada
konteks yang diberikan oleh tahap kehidupan individu. Usia vokasional empat belas tahun yang
matang akan peduli dengan penilaian minat pribadi dan kemampuan untuk mencapai tujuan
menentukan rencana pendidikan, sementara usia vokasional 45 tahun yang matang akan peduli
dengan cara-cara untuk mempertahankan status karier dalam menghadapi persaingan dari para
pekerja muda.
Hal penting lain dalam teori Super adalah perbedaan antara psikologi pekerjaan dan
psikologi karier. Psikologi pekerjaan terutama didasarkan pada psikologi diferensial dan pada
asumsi bahwa kecocokan individu dan karier bertahan selamanya. Di sisi lain, psikologi karier,
yang berasal dari psikologi perkembangan, bertumpu pada asumsi bahwa perkembangan karier
sesuai dengan prinsip-prinsip umum perkembangan manusia, yang pada dasarnya adalah evolusi.
Psikologi vokasional adalah jangka waktu memilih untuk menyatakan bidang pekerjaan yang
dihasilkan dua aliran pemikiran tersebut. Karena metode dan alat konseling vokasional saat ini
lebih cocok untuk mempelajari psikologi pekerjaan dibanding psikologi karier, Super
menegaskan bahwa yang terakhir telah diabaikan dalam mendukung sebelumnya.
Kerangka teori Super didasarkan pada tiga bidang psikologis. Yang pertama adalah
bidang psikologi diferensial. Penelitian yang berkaitan dengan psikologi diferensial telah
mencapai kematangan dan telah memberikan kontribusi banyak untuk psikologi vokasional.
Berdasarkan data yang ada, Super menarik asumsi bahwa setiap orang memiliki potensi tertentu
untuk sukses dan kepuasan dalam berbagai pengaturan pekerjaan. Pengaruh psikologis kedua
pada teori Super ini berasal dari teori konsep diri. Super mengusulkan agar vokasional
mengembangkan konsep diri berdasarkan pengamatan anak-anak dan identifikasi dengan orang
dewasa yang terlibat dalam pekerjaan. Pengaruh ketiga adalah prinsip-prinsip psikologi
perkembangan. Konsep tahapan kehidupan yang disarankan oleh Buehler dalam Osipow (1983)
menyebabkan Super mengusulkan bahwa modus penyesuaian seseorang pada satu periode
kehidupan mungkin akan prediktif, digunakan untuk menyesuaikan di lain waktu.
Konsep perkembangan juga menyebabkan gagasan Super tentang pola karier. Dari karya
Miller dan Formulir (1951) dan Davidson dan Anderson (1937), dalam Osipow (1983) Super
memperluas konsep pola karier. Perilaku karier orang mengikuti pola-pola umum yang yang
teratur dan dapat diprediksi. Pola-pola ini merupakan hasil akumulasi dari berbagai aspek
psikologis, faktor fisik, situasional, dan sosial. Konsep pola karier menunjukkan bahwa siklus
kehidupan membebankan tugas vokasional yang berbeda pada orang di berbagai waktu
kehidupan. Perhatian terhadap pilihan karier sebagai keputusan yang terjadi pada masa remaja
hanya mencerminkan segmen perilaku vokasional penting dalam kehidupan individu. Untuk
memahami sepenuhnya kehidupan vokasional seseorang, seluruh siklus harus diperhatikan.
Super juga mencatat peran yang berbeda dari lingkungan dan faktor keturunan dalam
pematangan dan perhatian terhadap aspek-aspek lingkungan yang dapat dimanipulasi untuk
memfasilitasi kematangan vokasional. Teori Super dinyatakan dalam bentuk proposisi. Pada
mulanya, tahun 1953, Super menghasilkan sepuluh (10) proposisi. Kemudian tahun 1957,
bersama Bachrach dikembangkan menjadi dua belas (12) dan tahun 1990 dikembangkan lagi
menjadi empat belas proposisi yaitu :
1. Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat dipandu dengan bantuan untuk
pematangan kemampuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan uji realitas
(reality-testing) serta untuk mengembangkan konsep diri (self-concept). Individu dapat
dibantu untuk bergerak ke arah pilihan pekerjaan yang memuaskan dalam dua cara:
a. dengan membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuan dan minatnya
b. dengan membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman tentang kekuatan
dan kelemahan dirinya sehingga dapat membuat pilihan yang memuaskan.
2. Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan implementasi
konsep diri. Konsep diri adalah perpaduan antara kemampuan dasar yang diwariskan,
kesempatan untuk memainkan berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian
orang lain terhadap usaha memainkan peranan tersebut. Selama masa pendidikan,
sebelum seseorang benar-benar memasuki dunia kerja, seseorang sudah membayangkan
jabatan atau peranan yang kelak akan dilakukan dan ini merupakan bagian daripada
perkembangan konsep dirinya.
3. Proses kompromi antara faktor individu dan sosial, antara konsep diri dan realitas, adalah
permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaan (pribadi, kelompok, pergaulan,
hubungan kerja). Karena dunia kerja sedemikian kompleks sifatnya dan persyaratan
masuk demikian sukarnya, maka kecil kemungkinannya untuk mencoba benar-benar
berpartisipasi dalam situasi pekerjaan yang nyata/realistis. Ini menuntut perlunya
pencocokan konsep diri dan tuntutan terhadap pekerjaan yang tawarkan dalam situasi
yang pada dasarnya abstrak.
4. Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana individu dapat
menyalurkan kemampuan, nilai, minat, karakter kepribadian, dan konsep dirinya. Selain
itu, bergantung usaha pada jenis pekerjaan, situasi kerja, dan cara hidup di mana individu
bisa memainkan jenis peran pertumbuhan, dan eksplorasi pengalaman. Individu yang
menemukan kenikmatan dan kepuasan melakukannya karena posisi yang dimiliki
memungkinkan orang memainkan peranan yang dinilai cocok dan patut.
5. Kesuksesan dalam menghadapi tuntutan lingkungan dalam setiap tahap kehidupan karir
diberikan tergantung pada kesiapan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut
(kematangan karir).
6. Super mengidentifikasi kematangan karir sebagai kelompok karakteristik fisik,
psikologis, dan sosial yang merupakan kesiapan individu dan kemampuan untuk
menghadapi dan menangani masalah perkembangan dan tantangan.
7. Kematangan karier adalah konstruksi hipotetis.
Penelitian awal Super (Studi Pola Karier) membahas konsep diri yang terkait dengan
karier atau masalah perkembangan vokasional. Super dan rekan kerja mencari cara untuk
mendefinisikan dan menilai konsep ini. Dari upaya ini muncul Inventori Perkembangan Karier
Super.
1. Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri.
Hubungan situasi kerja dengan peran individu harus dianggap dalam arti luas. Profesi dan
posisi manajerial yang lebih tinggi mungkin memberikan peluang terbesar, seperti yang
dilihat oleh kebanyakan orang, untuk kepuasan intrinsik yang berasal dari pekerjaan itu
sendiri. Tapi banyak individu mendapatkan kepuasan besar dari pekerjaan yang
kelihatannya membosankan dan monoton. Hal ini memberikan kesempatan untuk
menjadi jenis orang yang diinginkan, melakukan hal-hal yang ingin dilakukan, dan
menganggap diri seperti yang dipikirkan
2. Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyakan
orang, sedangkan bagi segolongan orang lagi yang menjadi titik pusat adalah hal lain,
misalnya pengisian waktu luang dan kerumah tanggaan.
Pada dasarnya, proposisi ini mengatakan bahwa kebanyakan orang dewasa adalah
cerminan dari pekerjaan dan peran utama yang dilakukan. Tahapan perkembangan karir masa
dewasa meliputi :
1. Perencanaan garis besar masa depan (cristallization), ini antara usia 14-18 tahun, yang
terutama bersifat kognitif dengan meninjau situasi dirinya sendiri dan situasi pada
hidupnya.
2. Penentuan (Specification), ini antara usia 18-24 tahun, yang ditandai dengan pengarahan
diri kepada bidang jabatan tertentu dan mulai memegang jabatan itu.
3. Pemantapan (Esteblisment) ini antara usia 24-35 tahun, yang ditandai dengan individu
yang mampu membuktikan dirinya mampu dalam menegemban jabatan yang dipilihnya.
4. Pengakaran (Consulidation). Individu berkisar antara usia sesudah 35 tahun sampai
individu tersebut memasuki masa pensiunnya, yang ditandai dengan individu yang
mencapai status social tertentu dan mendapatkan seniorlitas.
Berkaitan dengan tugas-tugas perkembangan karir, Super mengembangkan sebuah konsep
kemantangan vokasional (career maturity), yang bertujuan pada keberhasilan individu dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karirnya. Indikasi relevan bagi kematangan
vokasional, contohnya adalah kemampuan untuk membuat rencana, keiklasan dalam
bertanggung jawab, serta kesadaran akan segal factor internal dan eksternal yang harus
dipertimbangan dalam pengambilan keputusan jabatan atau memantabkan diri dalam suatu
jabatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ide yang paling penting dari Super adalah prinsip bahwa pilihan pekerjaan harus dilihat
sebagai proses berlangsung. Yang cukup menarik, bangunan teorinya juga merupakan proses
berlangsung, ia terus meningkatkan dan memperbaiki teorinya sepanjang hidupnya. Jadi teorinya
juga berkembang melalui berbagai tahapan yang dapat ditelusuri dalam modifikasi nama mereka:
dari Teori Pengembangan Karir asli untuk Developmental Self-Konsep Teori, dan kemudian ke
Teori Life-Span saat ini berlaku, life-Space. Super memasukkan ide-ide dari para pendahulu
untuk mengkompilasi sebuah badan integrative pengetahuan yang terdiri dari berbagai perspektif
pada pengembangan karir. Hasilnya adalah perhitungan teoritis yang komprehensif tetapi juga
fragmental. Super sendiri mengakui bahwa segmen yang berbeda dari teori perlu dicampur
bersama-sama lebih teliti. Dia berharap tugas ini pada akhirnya akan dicapai oleh teori masa
depan.
B. Saran
Tentunya dalam penulisan makalah ini masih sangat banyak kekurangan, oleh karena itu
kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dalam pembuatan
tugas yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Winkel, Ws.,Hastuti, Sri. 2004. Bimbingan Dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta :
PT Grasindo
http://www.pdfsdocuments.com/jurnal-bimbingan-konseling.pdf
http://immbpp.blogspot.co.id/2013/12/teori-karir-donal-e-super.html
http://ayussoulimage.blogspot.co.id/2012/03/teori-perkembangan-karir-super-dan.html
http://blog.uad.ac.id/irma1300001264/2015/01/09/bk-karir/