Anda di halaman 1dari 10

CONTOH KASUS

MASALAH/KONFLIK KELUARGA
PADA
Carolina Murni ANAK
Maruttung P ​(1193351058)
Tania Hudba Salshabila ​(1193351065)
Siti Nurkhalishah Nasution​​(1193351060)
Kiki Kusnita Siregar ​(1193351059)
Winda Widya Fitri ​(1193351066)
Roma Artauli Siregar ​(1193351061)
A. KONFLIK ANAK
DENGAN ORANG TUA
Contoh kasus anak dengan orang tua :
Orang tua yang sangat menginginkan anaknya agar
mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian sekolah.
Sehinggaorang tua memberikan jam belajar hingga
larut malam, namunhal tersebut justru membuat remaja
merasa kurangberkosentrasi saat belajar dirumah karena
merasa kelelahan dengan kegiatan yang padat saat
disekolah dan merasa bosansampai memilih untuk
bermain gadget saat belajar danmembaca novel. Selain
itu penyebab anak bermain denganteman yang terlalu
lama hingga menyebabkan anak seringpulang larut
malam karena merasa kurang memiliki waktu
untukbermain dan berkumpul dengan teman-temannya
karenakegiatan sekolah yang sangat padat dan juga
orang tua yang membatasi jam bermainnya
AKAR MASALAH (PENYEBAB) DALAM
JURNAL “PENGELOLAAN TERHADAP
KONFLIK DENGAN ORANG TUA BAGI
REMAJA
Konflik remaja dan orang tua merupakan suatu hubunganyang terdapat
perselisihan serta ketegangan karena sikap dariorang tua yang keras dan terkadang
kurang memberikan rasa sayang sehingga remaja bisa mengalami kegagalan
untukmencari jati dirinya serta frustasi hingga merasa kebingungan(Muslichah &
Hilman, 2008).
Penelitian Damayanti (2013) menjelaskan bahwa konflikorang tua dan remaja
dapat terjadi karena aktifitas sehari-haridari remaja misalnya dalam proses
pembelajaran yang kurangbaik, remaja yang kurang menaati peraturan sekolah,
hubungandengan saudara kandungnya, serta remaja yang masih bermaindengan
temannya hingga pulang larut malam. Remaja yang tidak bisa mengelola
konfliknya dengan baik dapat membuathubungan antara remaja dengan orang tua
menjadi canggungserta remaja juga akan mengucapkan lisan yang kurang baik
saatemosinya tidak terkontrol, dan dapat kehilangan kendali dalamdirinya
sehingga terjadinya penarikan diri dan cenderungmenghindari masalahnya.
Van Doorn dan Meeus (2008) menyatakan bahwa ada tigacara untuk pemecahan
masalah antara orang tua dan remaja, yaitu:
1. pemecahan masalah positif dimana orang tua dan remajasaling bernegoisasi dan
berdiskusi baik untuk menemukansolusi maupun menyelesaikan perbedaan
pendapat;
2. pengelolaan konflik yang melibatkan remaja membentakorang tua dan
3. menghindari permasalahan dan pembicaraan ataumenghindari orang tua atau
anak secara langsung.
B. KONFLIK ANAK
DENGAN SAUDRANYA
Contoh kasus anak dengan
saudaranya :
Pagi ini kembali si kakak mendorong adiknya hingga jatuhterduduk dan menangis.
Si kakak ingin meminta mainan yang dipegang adiknya, namun tidak dikasih.
Lantas direbutlahmainan itu dan si adik di dorong. Entah kenapa, dari kemarin
sikakak hobby banget merebut mainan adiknya. Padahal biasanya, dia selalu
mengajak adiknya untuk bertukar mainan.Memberikan mainan yang sedang
dipegangnya pada adiknyalalu meminta mainan yang dipegang adiknya, jika dia
merasalebih tertarik pada mainan yang dipegang adiknya.
Didalam kasus tersebut si kakak mengambil mainan si adikkarena orangtua mereka
tidak adil dalam memberikan perhatiankepada anaknya. Orang tua tersebut selalu
memberikan kasihsayang, perhatian kepada si adik, akibatnya si kakak merasa
Terasingkan dan selalu merebut apa yang orangtua berikan kepadaadiknya .
Kebanyakan orang tua, akan membela dan melindungi anakyang lebih kecil dan
mungkin akan berkata "kakak kan udahgede, jadi.....". Anak yang lebih besar dapat
beranggapan bahwadirinyalah yang disalahkan, dirinya yang harus mengalah, dirinya
yang harus mengerti. Padahal belum tentu anak yang lebih besar yang
salah.Kebanyakan orang tua, akan membeladan melindungi anak yang lebih kecil
dan mungkin akan berkata"kakak kan udah gede, jadi.....". Anak yang lebih besar
dapatberanggapan bahwa dirinyalah yang disalahkan, dirinya yang harus mengalah,
dirinya yang harus mengerti. Padahal belumtentu anak yang lebih besar yang salah.
Akar masalah (Penyebab) dalam jurnal
“SIBLING RIVALRY DAN
PENANGANANNYA (STUDI KASUS PADA
SALAH SATU KELUARGA DI KOTA
MAKASAR)
Perasaan kecemburuan, permusuhan, dan persaingan antarsaudara kandung (sibling rivalry) seyogyanya harus dapat diatasisedini
mungkin. Setiawati & Zulkaida (2007) menyatakanbahwa pertengkaran yang terus menerus dipupuk sejak kecil, biasanya akan terus
meruncing saat anak-anak beranjak dewasa. Mereka akan terus bersaing dan saling mendengki. Selain itu, apabila hal tersebut
berlangsung terus menerus, dapatberdampak pada tertanamnya asumsi.Bahwa saudara kandungadalah saingannya untuk mendapat
perhatian dan cinta dariorangtuanya, sehingga hal tersebut dapat mengakibatkandampak yang tidak diinginkan, misalnya putusnya
talipersaudaraan jika kelak orang tua meninggal ataupun konflikyang lebih luas.
​Apabila hal tersebut dibiarkan, maka dapat bermanifistasiterhadap keutuhan keluarga dan bisa juga berdampak padakehidupan di
sekolahnya.Misalkan saja, apabila siswa selaludibanding-bandingkan dengan saudaranya yang lebih pintardalam prestasi sekolahnya
dan orang tua yang tidak pernahmemberikan pujian bagi prestasi siswa tersebut, dan selalumembanggakan saudaranya, maka hal
tersebut bukan tidakmungkin berdampak pada hilangnya motivasi dalam belajarnya. Karena ia merasa apa yang telah ia usahakan
untukmendapatkan nilai yang lebih baik, menjadi akan sia-sia jikaorang tua tidak pernah memuji tetapi selalu membandingkandengan
saudaranya. Selain itu, dengan tertanamnya rasa persaingan mendapatkan perhatian dan cinta dari orang tua yang membenarkan segala
cara, serta hal tersebut diiringi rasa kecemburuan dan kebiasaan bertengkar dengan saudara sejakdini. Bukan tidak mungkin tertanam
asumsi, dengan mengangapsaudaranya adalah musuhnya dan kelak ketika orang tua sudahmeninggal maka dapat terjadi terputusnya
tali persaudaraan.
Adapun pola pemberian bantuan adalah denganmenggunakan Pendekatan Konseling Adler. Tujuan konselingAdler meliputi
mengurangi intensitas perasaan inferior, memperbanyak kebiasaan yang salah dalam memahami, mengubah tujuan hidup,
perkembangan perasaan terhadap orang lain, meningkatkan aktivitas. Klien harus mencapat insight tentang kesalahan style of life
mereka, menghadapi mekanismesuperioritas mereka dan memperbaiki minat sosial.AdapunProses dan Teknik Konseling yang pertama
MenciptakanHubungan, kemudian menggali dinamika individual, memberisemangat untuk pemahaman dan menolong agar
bisaberorientasi ulang.

Anda mungkin juga menyukai