PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, baik diantara
Perbedaan tersebut yang ada pada anak baiknya jangan terlalu diperuncing oleh orang tua
sehingga timbul adanya anak emas dan bukan anak emas. Mereka akan saling berusaha
mencari cara agar lebih baik dari saudara kandungnya (Indrawati & Nugroho, 2006).
memberikan kontribusi besar terhadap proses belajar sosial anak. Cemburu pertama kali
terlihat ketika kakak mempunyai adik baru (Setiawati dan Zulkaida, 2007). Apabila
perilaku tersebut muncul tanpa adanya pendampingan dari orang tua maka hal tersebut
tidak menjadi alamiah lagi sehingga mengganggu perkembangan psikologis anak (Setiawati,
2007). Reaksi cemburu yang dialami kakak yang tidak diperbaiki dengan baik oleh orang
tua menimbulkan iri dan dengki pada sesama saudara sehingga hubungan adik kakak
tidak erat bahkan bisa menjadi saling bermusuhan (Hanifa, 2009). Kecemburuan yang
dialami anak terhadap kelahiran anggota baru dalam keluarga dikenal dengan sibling
Sibling rivalry adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya di alami oleh
seorang anak terhadap kehadiran atau kelahiran saudara kandungnya (Nursalam, 2005).
Sibling rivalry adalah perselisihan yang terjadi pada anak atau perselisihan antara kakak
dan adik (Kozier, 2004). Sibling rivalry akan terlihat jelas ketika hadirnya hadirnya adik
Perasaan sibling rivalry biasanya terjadi antara dua anak atau lebih yang usianya
berdekatan. Sibling rivalry biasanya lebih lazim terjadi ketika jarak usia anak 1-3 tahun,
akan terlihat jelas ketika umur anak 3-5 tahun dan terjadi lagi pada umur 8-12 tahun pada
usia sekolah (Millman dan Schaifer, 2007). Perbedaan usia pada umumnya, semakin
dekat jarak usia anak dengan saudara kandungnya maka pengaruh diantara mereka akan
semakin besar, terutama dalam karakteristik emosi (Wong, 2008). Anak pada usia 8-12
tahun sudah mampu berinteraksi dan mampu mendeskripsikan perasaan yang ia rasakan
dalam keluarga, sehingga anak dapat secara langsung menujukkan reaksi emosi baik
positif maupun negatif kepada orang disekitar termasuk adiknya (Papalia dkk, 2007).
anak mengalami kompetisi dalam keluarga dan umur antara 10-15 tahun merupakan
kategori tertinggi. Permasalahan hadirnya adik baru, kasih sayang orang tua yang terbagi,
serta 55% mengalami persaingan saudara yang terjadi pada usiaantara 8 -15 tahun
( Mcnerney dan joy, 2001). Penelitian pada keluarga di Negara barat didapatkan 82%
anak-anakpada usia sekolah antara 6-12 mengalami sibling rivalry (Puspha, 2008). Boyle
(dalam Yulianti, 2006) juga mengemukakan bahwa hampir 75% anak pada usia sekolah
Anak belum mampu mencari alasan dengan benar. Anak akan berpandangan
bahwa kedua orang tuanya mengabaikan dirinya karena kelahiran adik baru. Kondisi ini
sering menimbulkan sikap jengkel anak sulung pada adiknya. Ketidakberanian anak
untuk memunculkan sikap jengkel dan kesal itu, adik yang sering menjadi sasaran
amarahnya (Kyla, 2009). Sibling rivalry sangat mempengaruhi sikap anak. Anak
melakukan hal tersebut karena keluarga memang lingkungan pertama yang ditemui anak.
Mulyadi (2004), lahirnya adik baru merupakan permasalahan dimana anak harus
membagi cinta, kasih sayang, dan perhatian orang tua kepada adiknya. Rasa cemburu
Dampak sibling rivalry yang bisa terjadi pada anak usia 8-12 tahun apabila tidak
kandung yang lebih muda. Penelitian yang dilakukan oleh Finkelhor, Turner, dan Ormrod
(2006) mengemukakan bahwa anak yang lebih muda mengalami dimensi cedera yang
lebih serius dibandingkan dimensi cedera pada anak yang lebih tua dikarenakan kekuatan
fisik anak yang lebih tua lebih matang dibandingkan anak yang lebih muda. Sibling
rivalry yang terjadi pada anak usia 8-12 tahun dapat menyebabkan dampak negatif pada
anak, salah satu dampak negatif yang dapat terjadi yaitu terjadinya konflik yang
berkelanjutan pada anak, jika perkelahian dan pertengkaran terus terjadi dan tidak
melibatkan campur tangan orang tua akan mengakibatkan perilaku agresif dan antisosial
lima tahun kemudian (Shaffer, 2002; Steinberg, 2003). Sibling rivalry pada usia ini jika
terjadi berkepanjangan dan sudah diluar kendali orang tua dapat mengakibatkan tanda-
tanda depresi atau anxiety (kecemasan) pada anak (Steinberg, 2003). Pertengkaran yang
terus menerus dipupuk sejak kecil akan terus meruncing saat anak-anak beranjak dewasa.
Mereka akan terus bersaing dan saling mendengki. Bahkan ada kejadian saudara kandung
Kondisi yang dapat mempengaruhi sibling rivalry adalah peran orang tua. Peran
orang tua sangat penting dan dibutuhkan karena orang tua merupakan kunci dalam
munculnya sibling rivalry. Kasih sayang dan cinta yang diberikan oleh orang tua secara
merata atau adil bagi anak merupakan salah satu peran yang dapat dilakukan untuk
memperkecil munculnya hal tersebut (Judarwanto, 2005). Bronstein dan Cowan dalam
Setiawati dan Zulkaida (2007) berpendapat bahwa orang tua adalah kunci yang mungkin
peran orang tua untuk menghindari sibling rivalry dalam keluarga antar lain (1)
Memberikan cinta dan perhatian yang adil kepada anak (2) Mempersiapkan anak yang
lebih tua terhadap kelahiran adik baru (3) Memperhatikan protes anak terhadap
kesalahan orang tua (4) Memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan anak (5) Sharing
RW dan penduduk sebesar 19.686 jiwa. Jumlah penduduk terutama anak-anak yang
paling besar terdapat di RW 02, yaitu terdapat 152 orang anak, anak yang usianya
berkisar antara 8-12 tahun sebanyak 43 orang anak. Hasil wawancara peneliti dengan 10
orang tua, sebagian besar orang tua mengatakan bahwa tidak pernah melakukan
persiapan sebelum kelahiran adik baru bagi anak pertama dan juga tidak
karena orang tua berpendapat bahwa anak pasti akan merasa senang dengan kehadiran
pertama, itu pun dilakukan saat perut ibu sudah mulai membesar. Hasil wawancara
mengatakan bahwa orang tua lebih memperhatikan adiknya daripada dirinya, mainan
yang diberikan kepada adik selalu beda dengan yang diberikan kepada dirinya, sehingga
mereka sering merasa iri kepada adiknya dan melampiaskan kekesalannya kepada adiknya
tersebut. Sikap yang sering ditunjukan kakak kepada adiknya seperti mencubit, mencakar,
memukul dan merebut mainan adiknya. Perilaku yang ditunjukan anak tersebut merupakan
beberapa perilaku sibling rivalry. Dampak yang dapat terjadi jika sibling rivalry terus
berlanjut yaitu tumbuh kembang anak akan terganggu karena adik akan selalu mendapat
sebagai saingannya.
Hubungan antara Peran Orang Tua dengan Kejadian Sibling Rivalry pada anak usia8-12
penelitian :
1. Bagaimana peran orang tua pada anak usia 8-12 tahun di RW 02 Kelurahan
2. Bagaimana kejadian sibling rivalry yang terjadi pada anak usia 8-12 tahun di RW
3. Adakah hubungan antara peran orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada
Adapun tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan kejadian sibling rivalry pada anak
a) Bagi KelurahanSukun
kandung) bagi para ibu, keluarga, masyarakat dan petugas kantor di Kelurahan
Dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan untuk melengkapi
terhadap tumbuh kembang anak. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan
perawat sebagai edukator dan sebagai konsultan orang tua) khususnya dalam
c) Bagi Responden
reaksi sibling rivalry dan peran yang harus dilakukan orang tua untuk
Menambah wawasan dan pengetahuan yang berguna dari hasil penelitian yang
dan pengetahuan tentang peran orang tua dan sibling rivalry pada anak 8-12
tahun.
Purposivly Sampling.
2. Santi, eka, Darajad, Ulfah (2006). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap
Munculnya Sibling Rivalry Studi Kasus Pada Usia (3-6 Tahun) Dengan jarak
3. Dharmayanti, Eka, (2011). Hubungan sikap orang tua dengan sibling rivalry
sejumlah 23 orang tua yang memiliki anak lebih dari 2 dengan usia 1-5 tahun.
4. Afrillia, Afin, Ajeng (2011). Hubungan Antara Jarak Usia Kelahiran Dengan
Kejadian Sibling Rivalry pada Anak Usia 1-5 Tahun di Puskesmas Pembantu
penelitian ini mengkaji peran orang tua yang berhubungan dengan sibling
rivalry.