Anda di halaman 1dari 19

kuesioner proposal pola asuh

Selasa, 09 Agustus 2011

Kuesioner proposal pola asuh orangtua pada anak


prasekolah

ABSTRAK

Sibling rivalry adalah perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh
seorang anak terhadap kelahiran/kehadiran saudara kandungnya. Terjadinya cemburu
pada anak bukan hanya kesalahan anak melainkan juga kesalahan orang yang tinggal
disekitar anak. Banyak orang tua yang tanpa sadar telah menempatkan salah satu anak
sebagai yang dikalahkan untuk melerai suatu perkelahian antar saudara. Oleh sebab itu
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan
munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran
kurang dari 3 tahun di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode cross sectional.
Populasinya adalah ibu yang mempunyai anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran
kurang dari 3 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Data yang
digunakan adalah data primer dan dikumpulkan menggunakan kuesioner pada tanggal 7-
8 Juni 2010. Data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabulasi silang,
kemudian dianalisis dengan uji statistik Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 57 responden diperoleh 41 (71.9%)
responden menerapkan pola asuh autoritatif dan 16 (28.1%) responden menerapkan pola
asuh otoriter. Dari orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter diperoleh 14 anak
(24.6%) mengalami kejadian sibling rivalry dan 2 (3.5%) anak tidak mengalami kejadian
sibling rivalry. Setelah dilakukan uji statistik chi-Square dengan α (0.05) didapatkan nilai
ρ=0.000. Karena nilai ρ < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan
pola asuh orang tua dengan munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun.
Pola asuh yang diterapkan orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian
pada anak. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh akan membawa akibat buruk bagi
perkembangan jiwa anak. Untuk itu, orang tua hendaknya dapat memilih pola asuh yang
tepat dan menerima segala kekurangan anak agar anak-anak yang diasuhnya dapat
tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik.

Kata Kunci: Pola Asuh Orang Tua, Sibling Rivalry

ABSTRACT
Sibling rivalry is the jealousy and hatred which are usually experienced by a child
against birth / presence of siblings. The occurrence of jealousy in children is not only
wrong but also the fault of the children living near children. Many parents unwittingly
been placed as one of the children who were defeated for breaking up a fight between
brothers. Therefore, this research is conducted to find out ways to teach parents
relationship with the emergence of sibling rivalry on the incidence of children aged 3-5
years with a spacing of less than three years in the Village District Wotgalih
Yosowilangun Lumajang.
Type of research is cross sectional analytic method. The population is mothers
who have children aged 3-5 years with a spacing of less than three years. The sampling
technique using total sampling. The data used are primary data and were collected
using a questionnaire on 7-8 June 2010. Data presented in the form of frequency
distribution and cross tabulation, and then analyzed by Chi-Square.
Results showed that 57 respondents obtained from 41 (71.9%) of respondents
applying authoritative parenting and 16 (28.1%) of respondents adopted an
authoritarian upbringing. Of the parents who adopted an authoritarian upbringing
obtained 14 children (24.6%) experienced sibling rivalry and the second event (3.5%)
children not having sibling rivalry incident. After using the chi-square statistical test
with α (0.05) showed the value of ρ = 0000. Because the value of ρ <α, then H0 refused
and H1 accepted which means there are ways to teach parents relationship with the
emergence of sibling rivalry incidence in children aged 3-5 years.
The pattern applied to foster parents who are closely related to personality in
children. Parents of one adopted child care will bring evil consequences for mental
development of children. Therefore, parents should be choosing the right upbringing
and lack of children in order to receive all children can grow and flourish fosterage
become good personal.

Keywords: Pattern Foster Parent, sibling Rivalry

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Cemburu merupakan emosi yang biasa ditemukan dan alami terjadi pada

anak-anak. Cemburu pertama kali terlihat ketika seorang anak mempunyai adik
baru. Kecemburuan   ini dikenal sebagai persaingan antar saudara kandung

(Thompson, 2003). Persaingan antar saudara kandung (sibling rivalry) adalah


perasaan cemburu dan benci yang biasanya dialami oleh seorang anak terhadap

kelahiran/kehadiran saudara kandungnya. Sibling rivalry menjadi fenomena


tersendiri, karena sejatinya kita adalah mahkluk sosial yang menuntut manusia
hidup berkelompok dan bermasyarakat. Meskipun ruang lingkupnya kecil,

keluarga adalah kumpulan orang, persaingan antara saudara kandung otomatis


tidak bisa di hindarkan, baik positif ataupun negatif (Yuni, 2010).

Menurut Ronald S Illingworth (1997), perselisihan, pertengkaran,


perkelahian atau sekedar adu mulut merupakan hal biasa, hal ini muncul sejak
anak usia 12 bulan atau 1 tahun. Namun hal ini tidak bisa dibiarkan sampai

berlarut-larut selain akan mengganggu perkembangan, kepribadian dan


psikologis anak, anak juga akan memiliki konsep diri yang buruk dalam

bersosialisasi (Anon, 2010).


Sibling rivalry dialami oleh seorang anak  merupakan akibat dari persepsi
anak terhadap sikap orangtua yang mungkin tidak sama dengan yang dimaksud

oleh orang tua. Orang tua berbagi perhatian kepada adik/saudara kandung yang
lain yang sedang sakit, dipersepsikan oleh anak sebagai perhatian yang

berlebihan. Perasaan cemburu menjadi perasaan terancam. Menganggap


adik/saudaranya sebagai penyebab hilangnya kenikmatan yang selama ini
dinikmati. Waktu ibu dihabiskan untuk merawat dan  mengasuh
adik/saudaranya, oleh-oleh dari ibu-ayah harus dibagi dengan adik/saudaranya,

mainan harus dipakai bergantian, semuanya harus dibagi termasuk harus


berbagi ibu. Namun rasa cemburu kakak pada adiknya bukanlah semata-mata
kesalahan anak, tapi orang-orang dewasa disekitarnya yang tidak
mempersiapkan anak untuk saling berbagi dengan adik barunya.
Sibling rivalry biasanya  muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu

dekat. Hal ini terjadi karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan
perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim  memicu munculnya sibling

rivalry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun
kemudian muncul kembali pada usia 8 – 12 tahun (Setiawati, 2008).
Peneliti belum menemukan adanya hasil penelitian-penelitian yang
menyebutkan besarnya angka kejadian sibling rivalry secara pasti tetapi dalam
situs di internet menyebutkan: di Negara barat 82% dari beberapa keluarga, anak-
anaknya mengalami sibling rivalry (Puspha, 2008). Menurut shofiana (2008)
seorang psikolog memperoleh data dari dua tempat yang diteliti, di Pekalongan

diperoleh 68,5% anak mengalami sibling rivalry dari 80 anak (Shofiana, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulfah Darajad (2006) di
Kelurahan Sumbersari Malang diperoleh data dari 25 responden yaitu 18 orang
responden  menyatakan tidak terjadi sibling rivalry dengan jumlah prosentase
72%, dan 7 orang responden menyatakan terjadi sibling rivalry dengan jumlah

prosentase 28%.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Wotgalih
Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang, pada tanggal 24-26 April 2010,
didapatkan 7 dari 10 orang tua yang mempunyai anak usia 3-5 tahun dengan
jarak kelahiran kurang dari 3 tahun mengatasi masalah sibling rivalry dengan

cara yang salah. Orang tua tanpa sadar menempatkan salah satu anak sebagai
yang dikalahkan atau yang dimenangkan untuk melerai perkelahian dalam ajang
perebutan.
Rasa cemburu/persaingan antar saudara kandung dapat menimbulkan
kemunduran tingkah laku ke tahap sebelumnya yaitu dengan mengompol di

celana, antisosial, cari perhatian dengan sengaja bertingkah nakal, melawan


orang tua, dan menjadi cengeng (Thompson, 2003). Apabila rasa cemburu pada
diri anak muncul, orang tua sebaiknya memberi contoh yang baik dan selalu
meluangkan waktu untuk anak-anaknya. Kasih sayang, permintaan yang wajar,
penilaian yang jujur pada anak akan membantunya mencapai kepercayaan

kepada dirinya. Dengan memberi terlalu banyak perhatian dapat merubahnya


menjadi anak temperamental, memanjakan anak yang merasa tidak empati
dengan orang lain dan tidak mampu membuat keputusan yang  sesuai dengan
hatinya. Disisi lain jika orang tua tersebut terlalu ketat, anak akan takut terhadap
orang tuanya. Dengan mengabaikan anak akan menyebabkan dia menjadi dingin,

tidak bersahabat, dan akan menjadi anak yang tidak merasa aman terhadap
dirinya (Fung, 2003).
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diangkat masalah apakah ada
hubungan pola asuh orang tua dengan munculnya kejadian sibling rivalry pada

anak usia 3-5 tahun di Lumajang.


B.     Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.      Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti membatasi
masalah pada hubungan pola asuh orang tua dengan munculnya kejadian

sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran kurang dari 3
tahun di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut “Apakah ada hubungan pola asuh orang tua dengan

munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 di Desa Wotgalih
Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang?”.
C.    Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola asuh orang tua dengan munculnya kejadian

sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun di Desa Wotgalih Kecamatan
Yosowilangun Kabupaten Lumajang tahun 2010.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengidentifikasi pola asuh orang tua anak usia 3-5 tahun di Desa Wotgalih
Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.

b.      Mengidentifikasi  kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun di Desa
Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
c.            Menganalisis hubungan antara pola asuh orang tua dengan munculnya
kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun di Desa Wotgalih

Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang.

D.    Manfaat Penelitian


1.      Manfaat Teoritis
a.       Bagi Institusi Pendidikan
Selain sebagai bahan tambahan dokumentasi di institusi dan sebagai

dokumentasi ilmiah, diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran


dan sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Orang tua
Melalui penelitian ini diharapkan orang tua bisa mengantisipasi

timbulnya sibling rivalry pada diri anak dengan tidak selalu membandingkan,
memihak, memberikan harapan yang berlebih antara anak pertama dengan
anak yang kedua, dan tetap selalu berusaha untuk menciptakan persaingan
yang sehat dan positif pada diri anak.
b.      Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, wawasan dan sebagai pengalaman nyata bagi
penulis dalam melaksanakan penelitian, dan sebagai pengembangan serta

penerapan ilmu yang telah didapatkan selama di bangku kuliah.

METODE PENELITIAN

A.    Jenis dan Rancang Bangun Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

analitik dengan rancang bangun penelitiannya menggunakan metode pendekatan


cross sectional. Alasan pemilihan rancang bangun tersebut karena dalam
penelitian ini antara faktor resiko dengan efeknya diukur/diamati pada saat yang
sama, sehingga tiap subjek diobservasi satu kali.

B.     Framework

Variabel Independen
Pola asuh orang tua
Variabel dependen
Munculnya kejadian
sibling rivalry pada anak
usia 3-5 tahun
Variabel perancu
1.      Faktor sikap orang tua yang pilih
kasih diantara anak
2.      Faktor perbedaan umur antara anak
yang relative dekat
3.    Urutan kelahiran
Gambar 3.1 4.
framework penelitian hubungan pola asuh orang tua dengan
    Jenis kelamin

5.    Jumlahkejadian
munculnya saudara sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun

C.    Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini hipotesis yang akan dibuktikan adalah:  


H1       : Ada hubungan pola asuh orang tua dengan munculnya kejadian sibling

rivalry pada anak usia 3-5 tahun di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun
Kabupaten Lumajang.

D.    Variabel

1.      Jenis Variabel


a.       Variabel Independen (bebas)
Dalam penelitian ini variabel Independennya adalah pola asuh orang
tua.
b.      Variabel Dependen (terikat)

Dalam penelitian ini variabel dependennya yaitu munculnya kejadian


sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun.
2.      Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional hubungan pola asuh orang tua dengan 
munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun

No Variabel Definisi Kriteria Skala


Operasional
1 Variabel Pola asuh orang -    Dominan A Nominal
independen: tua adalah cara pola asuh
Pola asuh orang tua
Pola asuh orang tua Autoritatif
Orang Tua mendidik dan -    Dominan B
membesarkan
Pola asuh
anak usia 3-5
tahun meliputi otoriter
pola asuh -    Dominan C
autoritatif, pola asuh
otoriter, pemanja, pemanja
dan pola asuh
penelantar yang di -    Dominan D
2 ukur dengan pola asuh
Variabel menanyakan penelantar Nominal
dependen: langsung -    Jika yang
Munculnya menggunakan
Sibling dominan ≥2
kuesioner
rivalry dari kriteria, 
pada usia maka
3-5 tahun termasuk pola
asuh
Sibling rivalry
adalah gabungan
pertengkaran (Desmita,
antar saudara 2005)
kandung yang
Ya      : 1
kerap didasari
oleh rasa bersaing, Tidak : 0
rasa permusuhan
dan iri pada anak
usia 3-5 tahun
dengan parameter -    >50%
regresi, menangis terdapat
jika orang tua sibling rivalry
dekat dengan -    ≤50% tidak
salah satu anak,
suka berebut terdapat
mainan, suka sibling rivalry
bertengkar, tidak (Azwar, 2008)
mau berbagi
dengan adik,
biasanya rasa
cemburu bisa
disertai
pemukulan,
pemalu/pendiam,
senang mencari
muka terhadap
orang tua dengan
cara saling
menjelekkan antar
saudara, ketika
adik lahir kakak
tidak mau
mendekati adik,
nakal dan di ukur
dengan
dengan
menanyakan
langsung
menggunakan
kuesioner

E.     Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang tua yang memiliki anak
usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran kurang dari 3 tahun di Desa Wotgalih
Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang yaitu sebanyak 57 orang.

F.     Sampel
Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah semua orang tua yang
mempunyai anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran kurang dari 3 tahun yang

memiliki kriteria.
Teknik sampling yang digunakan adalah jenis non probability sampling, yaitu
dengan total sampling sehingga populasi diambil sebagai sampel. Dalam
penelitian ini sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria sampel sebagai
berikut:
1.      Kriteria inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a.            Orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran
kurang dari 3 tahun.

b.      Orang tua yang bersedia menjadi responden.


2.      Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu:
1)          Orang tua yang memiliki anak usia 3-5 tahun dengan jarak kelahiran
kurang dari 3 tahun tidak berada di tempat saat diteliti.
2)      Orang tua yang sedang sakit.

G.    Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun
Kabupaten Lumajang, yang akan dilaksanakan pada bulan Mei-juni 2010.
H.    Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1.      Teknik pengumpulan data
Pada penelitian ini teknik/cara pengumpulan data menggunakan data
primer dimana data dikumpulkan sendiri oleh peneliti yang bertujuan untuk
mendapatkan data tentang hubungan pola asuh orang tua dengan munculnya
kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun di Desa Wotgalih Kecamatan
Yosowilangun Kabupaten Lumajang.
2.      Instrument Pengumpulan Data
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Adapun kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner

tertutup yaitu jawaban sudah tersedia dan responden tinggal memilih


jawaban yang sesuai dengan  yang dialami, dengan jumlah pertanyaan 20
mengenai pola asuh orang tua (Multiple choice) dan 10 pertanyaan mengenai
munculnya sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun (Dichotomy question).

I.       Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


1.      Teknik pengolahan data
Setelah data terkumpul, kemudian dilakukan pengolahan data melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
a.       Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat: 2010).
b.      Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat: 2010).

c.       Scoring
Pengolahan data selanjutnya adalah memberikan skor berdasarkan
kriteria yang telah ditetapkan.

d.      Tabulating
Penyusunan data merupakan pengumpulan data sedemikian rupa agar
mudah dapat dijumlahkan, disusun dan ditata untuk disajikan dan
dianalisis. Data yang diperoleh dari masing-masing responden melalui
kuesioner, akan direkapitulasi dengan teliti. Kemudian data tersebut
disusun, diseleksi kelengkapannya dan dikelompokkan (tabulasi data)
(Arikunto, 2002).
2.      Teknik analisis data
Selanjutnya setelah pengolahan data selesai, proses selanjutnya adalah
analisa data yang dilakukan secara univariat dan bivariat.
a.       Analisis data secara univariat

Mengidentifikasi data dari variabel independen dan dependen dengan


menggunakan tabulasi frekuensi.
1)   Variabel independen (Pola asuh orang tua)
a)      Jawaban dominan A, pola asuh orang tua Autoritatif/demokratik
b)      Jawaban dominan B, pola asuh orang tua Otoriter

c)      Jawaban dominan C, pola asuh orang tua pemanja/permisif


d)     Jawaban dominan D, pola asuh orang tua penelantar
e)          Jika didapatkan jawaban dominan ≥2 kriteria maka termasuk pola
asuh gabungan (Desmita, 2005).
2)    Variabel dependen (munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia
3-5 tahun)
Dari setiap jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0.
Kemudian data ditabulasi dan dikelompokkan sesuai subvariabel yang
diteliti. Hasil jawaban diberi nilai kemudian dijumlahkan dan
dibandingkan dengan skor tertinggi 100%.
Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut:
N=
Keterangan:
N : Nilai yang  didapat dalam %
SP : Skor yang didapat
SM : Skor yang tertinggi
Setelah diprosentasikan hasil data ditafsirkan secara komulatif
dengan kriteria sebagai berikut:
1)      > 50% : Muncul sibling rivalry
2)      ≤ 50% : Tidak muncul sibling rivalry (Azwar, 2008)
b.      Analisis data secara bivariat
Uji secara bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara
variabel independen dan dependen. Karena variabel independen
berbentuk nominal dan variabel dependen berbentuk nominal, maka

analisis data yang digunakan adalah uji Chi-square (X2).

J.      Etika Penelitian


Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada
institusi Prodi D3 kebidanan Majapahit Mojokerto untuk mendapatkan
persetujuan. Setelah itu baru peneliti melakukan penelitian pada responden
dengan menekankan kepada masalah etika yang meliputi:

1.      Informed consent


Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan (informed consent).
Informed consent tersebut diberikan sebelum dilakukan penelitian dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan informed
consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian,
mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia maka
peneliti harus menghormati hak responden.
2.      Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika kebidanan merupakan masalah ynag memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3.      Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset (Hidayat, 2010).

LEMBAR KUESIONER
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MUNCULNYA KEJADIAN SIBLING
RIVALRY PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN
(Di Desa Wotgalih Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang)

Hari/tanggal pengisian            :
No. Responden                       :
A.    Data Umum                     
1.Pendidikan orang tua     :
2.Umur kakak                   :
3.Jenis kelamin                  :
4.Umur adik                      :          
5.Jenis kelamin                  :
6.Jarak kelahiran   :
B.     Data Khusus
1.      Kuesioner pola asuh yang diterapkan oleh orang tua
Petunjuk pengisian kuesioner: Berilah tanda silang ( X ) pada pilihan yang
sesuai dengan pilihan anda.
1)      Tindakan saya sebagai orang tua ketika menjalani kelahiran anak ke-2:
a.       Melibatkan anak dalam mempersiapkan kelahiran adik
b.      Mengajarkan anak untuk selalu membantu setiap pekerjaan
c.            Tetap memberikan ASI kepada anak pertama melebihi batas 2 tahun
sampai anak kedua lahir
d.      Mengasuhkan anak pertama ke keluarga lain (nenek, saudara, tetangga)
sepenuhnya
2)          Menurut anda hal yang terpenting dalam  persiapan kelahiran kedua
yaitu:
a.       Melatih anak untuk mengenal adik baru
b.      Melatih anak untuk membantu merawat adik
c.       Menyiapkan semua kebutuhan bayi dengan label baru
d.      Membiarkan anak kedua lahir tanpa sepengetahuan kakak
3)          Ketika tetangga anda mengunjungi anda karena kelahiran anak kedua,
tindakan anda terhadap  kakak:
a.       Mengajak sikakak untuk ikut memperkenalkan adik pada tetangga
b.      Mengajarkan anak agar tidak buat onar didepan tetangga anda
c.            Membiarkan kakak sibuk dengan mainannya karena tidak ingin
mengganggu keceriaan si kakak
d.      Menyuruh anak bermain di luar rumah
4)      Sebagai orang tua yang memiliki lebih dari dua orang anak, dimana yang
satu memiliki keunggulan yang lebih. Tindakan Anda:
a.       Memberi setiap anak perhatian dan cinta yang khusus dan istimewa
b.      Menuntut anak harus lebih berprestasi pada keunggulannya
c.            Memberikan banyak hadiah untuk anak yang unggul dan menuruti
setiap kemauan yang ia inginkan
d.      Tidak berkomentar tentang anak memiliki keunggulan atau tidak
5)      Dalam hal bersosialisasi anak, yang Anda lakukan:
a.       Mengajarkan anak untuk tidak saling mencela atau mengejek temannya
b.      Membiasakan anak untuk bergaul dengan orang yang dikenal orang tua
c.       Memperkenalkan anak kepada semua orang dan selalu menemani anak
bermain
d.      Membatasi anak untuk bergaul dengan sesama
6)          Ketika anak anda memiliki masalah baik dengan saudara atau teman,
tindakan Anda sebagai orang tua:
a.            Memberi kesempatan pada anak untuk bercerita tentang saudara
ataupun temannya dan memberi solusi
b.      Mengajarkan kepada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri
c.            Terus membela anak tanpa mengetahui duduk permasalahannya dan
membiarkan orang tua yang membereskan masalah yang dihadapi
d.      Membiarkan anak berkehendak dengan sesuka hati
7)      Ketika anak Anda saling bertengkar, tindakan Anda:
a.       Melerai dan mengajak mereka menyelesaikan masalah bersama-sama
b.       Menghukum mereka agar mereka jera
c.       Membela salah satu anak yang disayangi
d.      Membiarkan mereka tetap bertengkar
8)          Jika anak Anda melakukan kesalahan, yang Anda lakukan sebagai orang
tua:
a.       Menasehatinya agar anak tidak mengulangi kesalahannya
b.      Memarahinya agar anak tidak mengulangi kesalahannya
c.       Tetap mendukung segala tindakannya karena dia masih anak-anak
d.      Membiarkan anak berkehendak sesuka hati
9)      Dalam masalah pembagian mainan yang anda lakukan:
a.       Mengajarkan anak untuk saling meminjamkan mainan/berbagi dengan
saudara  atau orang lain
b.      Mengajarkan anak untuk bisa menjaga mainannya sendiri
c.       Menyediakan banyak mainan untuk keduanya
d.      Tidak perlu membelikan mainan untuk keduanya
10)  Ketika adik lebih unggul daripada kakak, yang anda lakukan:
a.            Tidak mengunggulkan salah satu anak tetapi tetap memberikan
semangat
b.          Memihak kepada satu anak sebagai upaya agar anak yang satu bisa
lebih bersemangat seperti adik
c.            Memberikan berbagai hadiah untuk anak yang lebih memiliki
keunggulan
d.      Tidak peduli dengan keduanya.
11)  Ketika anak tertua anda ingin menggendong adiknya, tindakan anda:
a.       Memperbolehkan tapi dengan pengawasan
b.      Tidak memperbolehkan
c.       Memperbolehkan tanpa pengawasan
d.      Menyuruh anak untuk bermain di luar rumah

12)  Ketika adik/kakak ada yang sakit tindakan anda kepada anak:
a.       Mengajarkan anak untuk mengasihi
b.      Mengajarkan anak untuk tidak mengeluh sakit
c.       Memeriksakan anak ke Dokter dan menuruti semua kemauannya
d.      Memberikan perhatian penuh kepada anak yang sakit
13)  Ketika anda akan bepergian dan harus meninggalkan anak di rumah,
tindakan Anda:
a.       Mengizinkan anak bermain tetapi tidak boleh terlalu jauh
b.      Menyuruh anak tidak boleh keluar rumah
c.       Tetap mengajak anak ikut serta kemanapun anda pergi
d.      Pergi tanpa sepengetahuan anak
14)  Ketika anak anda di marahi orang lain karena melakukan kesalahan, yang
anda lakukan:
a.       Menasehatinya agar lebih berhati-hati
b.      Mengajarkan anak untuk tidak melakukan kesalahan sedikitpun
c.       Membela anak walaupun anak yang salah
d.      Tidak berkomentar
15)   Ketika anak anda minta dibelikan mainan, yang anda lakukan:
a.            Membelikannya tetapi anak harus memilih yang dianggap lebih
bermanfaat
b.      Membelikan tetapi sesuai dengan kemauan anda
c.       Membelikan apa yang diinginkan anak
d.      Membiarkan anak tetap merengek-merengek
16)  Ketika anak anda ingin bermain di rumah temannya, yang anda lakukan:
a.       Mengizinkannya asalkan anak pulang tidak terlambat
b.      Tidak mengizinkan karena rumahnya jauh
c.       Mengantarkan anak kerumah temannya dan menemaninya
d.      Membiarkan anak berkehendak sesuka hati.
17)  Ketika jam istirahat siang dan anak anda sedang bermain, yang anda
lakukan:
a.       Membiarkan anak tetap bermain tapi 15 menit lagi harus sudah selesai
b.      Menyuruh anak berhenti bermain dan harus tidur
c.       Membiarkan anak tetap bermain karena tidak mau dia sedih
d.      Tidak menghiraukan.
18)  Ketika anak anda tidak sengaja merusakkan barang anda, tindakan anda:
a.       Menegur dan menasehatinya agar lebih berhati-hati
b.      Memarahinya
c.       Membiarkannya karena takut anak menangis
d.      Memarahi anak dan menyuruh dia pergi.
19)  Saat anak anda mulai masuk sekolah, nasehat yang anda berikan:
a.       Belajar yang giat agar menjadi anak yang pintar
b.      Harus belajar yang giat agar menjadi juara
c.       Membelikan semua keperluan anak
d.      Tidak memberikan nasehat apa-apa
20)  Saat anak anda sedang bermain, tiba-tiba dia terjatuh dan menangis, yang
anda lakukan:
a.       Menolongnya dan menasehatinya agar lebih berhati-hati
b.      Menolongnya dan menyuruh anak berhenti bermain
c.       Menolongnya dan menuruti semua kemauan anak agar anak berhenti
menangis
d.      Membiarkannya.
2.      Kuesioner munculnya kejadian sibling rivalry pada anak usia 3-5 tahun
Petunjuk pengisisan: berilah tanda ( √ ) pada pilihan yang sesuai dengan
pilihan anda.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Dulu ketika anda hamil anak kedua, anak
pertama anda pernah mengeluh tidak ingin
punya adik
2 Setelah anda memiliki anak kedua, anak pertama
yang dulunya sudah tidak mengompol sekarang
mengompol lagi
3 Setelah anda melahirkan anak kedua, anak
pertama yang awalnya penurut menjadi nakal
4 Ketika anda menyuapi salah satu anak, anak yang
lain juga ingin disuapi
5 Saat anda memberikan pujian pada salah satu
anak yang berprestasi, perilaku anak anda yang
tidak diberi pujian marah dan menganggap anda
pilih kasih
6 Ketika salah satu anak anda diberi makanan,
pernah ia mengatakan jika ia tidak mau berbagi
7 Pada saat kedua anak anda sedang bertengkar,
pernah mereka mengadu kepada anda dan
menjelekkan saudara yang lain
8 Adakalanya ketika anda membelikan kedua anak
anda mainan, tindakan mereka saling berebut
9 Saat anda memberikan hadiah pada salah satu
anak, tindakan anak yang lain merengek
meminta hadiah juga
10 Saat anda melakukan pekerjaan rumah, kedua
anak anda saling berebut untuk membantu anda

DAFTAR PUSTAKA

Anon. (2009). Sibling Rivalry Atau Rivalitas Saudara Kandung. (www.google.com,


diakses tanggal 14 April 2010).
Anon. (2010). Sibling Rivalry.(http: //kidshealth. org/parent/ emotions/feelings/
sibling_rivalry.html, diakses tanggal 14 April 2010).

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangaan. Bandung: Rosda.

Fung, Daniel & Cai YI-Ming. (2003). Mengembangkan Kepribadian Anak dengan Tepat.
Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta:Salemba Medika.

Kennedy, Michelle. (2005). Bila Anak Cemburu (99 Tips Jitu Bagi Orang Tua). Jakarta:
Erlangga.

Lansky, Vicky. (2000). Tip Praktis untuk Orang Tua (1500 untuk Mengasuh Balita).
Jakarta: Arcan.

Lusa. (2010). Sibling Rivalry. (http://www.lusa.web.id/sibling-rivalry/, diakses 14 April


2010).

Markum. (2002). Ilmu Kesehatan Anak Jilid 1. Jakarta: FKUI.

Musbikin, Imam. (2005). Mendidik Anak Nakal. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, Susilaningrum,R., Utami, S. (2008). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak


(untuk Perawat dan Bidan).Jakarta:Salemba Medika.

Nursalam. (2003).Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Medika Salemba.

Setiawati, Octa Reni. (2008). Pertengkaran Antar Saudara, Sehatkah?.


(http://berita.php?=Pertengkaran+Antar+Saudara+Sehatkah, diakses 14 april 2010).

Suherman. (2000). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta: EGC.

Surya, Hendra. (2004). Kiat mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak. Jakarta: Elex
Media Komputindo.

Thompson, June. (2003). Toddler Care (Pedoman Merawat Balita). Jakarta: Erlangga.

Tim Puspa Swara. (2001). Mengatasi Problem Psikologi Balita. Jakarta: Puspa Swara.

Wong, Donna L. (2003). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta: EGC.
Yuni. (2010).Sibling Rivalry. (http://bidandesa.com/sibling-rivalry.html#respond,
diakses 15 April 2010).

Yusuf, Syamsu. (2009).Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda.

brojot di 05.29

Berbagi 0

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya

brojot
Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai