PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5
tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita
meninggal karena Diare. Diare seringkali dianggap sebagai penyakit yang
sepele, padahal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya.
Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia menurut surkesnas (2001) Diare merupakan salah satu
penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orangtua
mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi dirumah. Namun, dalam
menjalankannya seseorang harus mengetahui banyak hal seperti penyesuaian
terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan
pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi, implemantasi, dan
evaluasi).
Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang
akan diberikan kepada bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.
Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak
(Djuanda Adhi):
Kebutuhan redidrasi oral selama 4 jam pertama menurut usia
Usia S/D 4 Bulan 4-12 Bulan 12 bulan s/d 2 – 5 tahun
2 tahun
BB < 6 kg 6 - <12 kg 10 - < 12 kg 12 – 19 kg
2.3 Etiologi
1. Diare akut
- Virus : Rotavirus, adenovirus, Norwalk virus.
- Parasit protozoa : Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas
hominis, isospora sp, cacing (A lumbricoides, A duodenale, N.
americanus, T. trichiura, O. vermicularis, S. strecolaris, T. saginata, T.
sollium).
- Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E
coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa
usus (Shingella, salmonella spp, yersinia)
2. Diare Kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori
pathogenesis terjadinya :
- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik
Berkembang di usus
Toksik tak dapat diserap Ansietas
Nafsu makan
Asidosis metabolik menurun
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Ketidaakseimbangan
Sesak
Dehidrasi nutrisi kurang dari
BAB III
kebutuhan tubuh
Gangguan
pertukaran gas
Kekurangan volume cairan
2. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 13 bulan
Tanggal Lahir : 22 November 2017
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kanci, Astanajapura, Kab. Cirebon
Tanggal Masuk RS : 22 November 2018
Tanggal Pengkajian : 23 November 2018
Diagnosa Medis : Diare
3. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
No. Handphone : 089654182833
10 | D i a r e p a d a A N A K
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 22 desember 2018 An. F dibawa ke UGD Puskesmas
Plumbon dengan diantar oleh ibunya dengan keluhan diare disertai
demam sejak 2 hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan anaknya
diare sebanyak 5-7 kali/hari dengan konsistensi feses cair, terdapat
ampas dan lendir namun tidak ada darah. Ibu pasien juga
mengatakan Sejak klien sakit anakanya tidak pernah menghabiskan
makanannya, terkadang tidak mau makan dan muntah. Selain itu
ibunya juga mengatakan berat badan anaknya turun sebelum sakit
14kg dan setelah sakit 13kg. Setelah dilakukan pengkajian
didapatkan hasil : Klien terlihat rewel dan gelisah dan terlihat
sangat haus ketika diberi munum. Pemeriksaan fisik didapatkan
mata cekung, cubitan kulit perut kembali cepat, CRT<3 detik, akral
hangat, RR=30x/menit, nadi= 80x/menit, S= 38,2 C dan Tinggi
badan An. F 95 CM.
11 | D i a r e p a d a A N A K
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit yang sama.
12 | D i a r e p a d a A N A K
4. Cairan dan elektrolit
a. Sebelum masuk puskesmas
Ibu pasien mengatakan anaknya sering merasa haus dan minum
air putih sebanyak 8 gelas sehari.
b. Sesudah masuk puskesmas
- Subjekif :
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya masih sering merasa
haus dan dalam sehari minum air putih sebanyak 8 gelas.
- Objektif :
Anak tampak haus ketika diberikan minum, pasien tampak
lemas.
Hasil penghitungan balance cairan :
Cairan masuk :
Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
Angka metabolisme : 104 cc ( 8x13 kg) +
2104 cc
Cairan keluar :
Muntah : 100 cc
Urine : 1000 cc
BAB : 300 cc
IWL : 377 cc (30-1 tahun) x 13 kg +
1777 cc
13 | D i a r e p a d a A N A K
IWL Kenaikan Suhu :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 °C)
IWL An. F : 377 + 200 (38,2 °C - 36,8 °C)
: 377 + 200 (1,4)
: 377 + 280
: 657 cc
Cairan keluar :
Muntah : 100 cc
Urine : 1000 cc
BAB : 300 cc
IWL : 657 cc +
2057 cc
14 | D i a r e p a d a A N A K
Saturasi oksigen : 90 %
b. Wajah
Inspeksi :
Pasien tampak gelisah dan sering rewel dan mukosa bibirnya
tampak kering.
c. Kepala
1. Inspeksi :
bentuk kepala normal, rambut lurus berwarna hitam, tidak
terdapat hidrosefalus maupun mikrosefalus, fontanel sudah
menutup.
2. Palpasi :
tidak ada benjolan, tidak ada ketombe pada kulit kepala.
d. Telinga
1. Inspeksi :
bentuk telinga simetris, tidak ada serumen maupun cairan yang
keluar dari telinga.
2. Palpasi :
tidak ada nyeri tekan pada telinga.
e. Mata
1. Inspeksi :
Sklera berwarna putih kekuningan, konjungtiva anemis, pupil
isokor.
f. Hidung
1. Inspeksi :
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris dan frontalis.
g. Mulut
Inspeksi :
15 | D i a r e p a d a A N A K
Tidak ada pembengkakan pada gusi, gigi berwarna putih kekuning-
kuningan, tidak ada karang gigi, lidah tidak kotor, bibir terlihat
kering.
h. Leher
Inspeksi :
Bentuk leher simestris, normal (tidak terlalu panjang/pendek, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deformitas.
i. Dada/thoraks/jantung
1. Inspeksi :
Bentuk simetris, tidak ada lesi dan hematom.
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, ictus kordis teraba pada ics ke 5
3. Perkusi :
Pulmo : sonor, cordis : redup
4. Auskultasi :
Tidak terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung normal S1
dan S2
j. Abdomen
1. Inspeksi :
Tidak ada lesi, tidak ada hematom
2. Auskultasi :
Bising usus 35 kali/menit
3. Palpasi :
Tidak ada asites, batas organ teraba : kuadran I (liver), Kuadran
II (lambung), Kuadran III (Usus, ginjal, apendiks), kuadran IV
(rahim, usus, ginjal).
4. Perkusi :
Suara perut tympani
k. Genitalia
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada daerah genitalia
anaknya.
16 | D i a r e p a d a A N A K
l. Rectum
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada daerah anus
anaknya.
m. Ekstremitas
1. Inspeksi :
Tidak ada lesi pada tangan dan kaki maupun tungkai dan tidak
ada polidaktili pada jari tangan dan kaki.
2. Palpasi :
Akral teraba hangat dan CRT kurang dari 3 detik, cubitan perut
kembali dengan cepat.
F. Terapi
1. Infus RL : 30 tpm
17 | D i a r e p a d a A N A K
3. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Saturasi oksigen : 90 %
2. Pasien tampak gelisah dan rewel
3. Pasien nampak sangat haus ketika diberikan Dehidrasi
minum
4. Mata cekung Kekurangan volume cairan
18 | D i a r e p a d a A N A K
2. DS : Diare Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Ibu px mengatakan anaknya tidak menghabiskan tubuh berhubungan dengan diare
makanannya bahkan tidak mau makan dan sering
muntah Distensi abdomen
DO :
1. Akral teraba hangat
2. Px diare konsistensi feses cair terdapat Mual muntah
ampas dan kendir
3. Muntah
4. Px terlihat tidak menghabiskan makanannya Nafsu makan menurun
3. DS : Ibu mengatakan anaknya mengalami diare Diare berhubungan dengan nyeri abdomen
sebanyak 5-7kali/hari sedikitnya defekasi 3 kali sehari.
DO :
1. Px diare 5-7 kali
19 | D i a r e p a d a A N A K
2. Konsistensi feses cair terdapat ampas dan
lendir
3. Mata cekung
4. Terlihat haus ketika diberi minum
20 | D i a r e p a d a A N A K
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan nadi dan pengeluaran cairan tubuh yang berlebih
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare
c. Diare berhubungan dengan nyeri abdomen sedikitnya defekasi 3 kali sehari.
d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme .
5. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN CAIRAN
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam 1. Pertahankan catatan intake dan output yang 1. Supaya pasien tidak
penurunan tekanan nadi diharapkan keseimbangan cairan akurat. mengalami gangguan pada
dan pengeluaran cairan pasien meningkat dari skala 1 2. Monitor tanda-tanda vital. status nutrisinya.
tubuh yang berlebih (sangat terganggu) keskala 4 (sedikit 3. Dorong masukan cairan oral. 2. Untuk mengetahui adanya
terganggu) dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasikan pemberian cairan melalui perubahan pada tanda-tanda
1. Keseimbangan intake dan output intravena. vital pasien.
2. Tidak ada rasa haus berlebih 5. Kolaborasi dengan doter untuk pemberian 3. Untuk mencegah terjadinya
3. Tanda vital dalam batas normal obat – obatan. kekurangan cairan pada
pasien.
21 | D i a r e p a d a A N A K
4. Untuk mencegah dehidrasi
pada pasien.
5. Unuk mencegah terjadinya
kemungkinan-kemungkinan
lain yang akan terjadi.
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan MONITOR NUTRISI
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 2x24 jam 1. Monitor adanya penurunan berat badan 1. Agar bisa memberikan asupan
tubuh berhubungan dengan diharapkan status nutrisi pasien 2. Monitor tugor kulit nutrisi yang baik sehingga
diare. meningkat dari skala 2 (banyak 3. Monitor mual muntah berat badan pasien bertambah.
menyimpang dari rentang normal) 4. Menata makanan semenarik mungkin 2. Untuk melihat tanda-tanda dari
keskala 4 ( sedikit menyimpang dari 5. Berkolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dehidrasi.
rentang normal ) dengan kriteria terkait dengan nutrisi yang akan diberikan 3. Untuk melihat frekuensi mual
hasil : pada pasien muntah pasien.
1. Asupan makanan yang baik 4. Untuk meningkatkan nafsu
2. Asupan cairan terpenuhi makan pasien.
5. Agar status nutrisi pasien
dalam kondisi normal.
Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN DIARE
nyeri abdomen sedikitnya keperawatan selama 3x24 jam 1. Intruksikan keluarga pasien untuk mencatat 1. Untuk mengetahui status
22 | D i a r e p a d a A N A K
defekasi 3 kali sehari. diharapkan eliminasi usus pasien warna, jumlah, frekwensi dan konsistensi dari eleminasi fekal/bowel pasien.
meningkat dari skala 1 (sangat feses 2. Untuk mengurangi frekuensi
terganggu) keskala 4 (sedikit 2. Berikan pasien obat antidiare pasien BAB sehingga
terganggu) dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor penyebab diare lemasnya berkurang
1. Pola eliminasi kembali normal 4. Observasi turgor kulit secara rutin 3. Untuk mengetahui faktor
2. Feses lembut dan berbentuk 5. Observasi bising usus pencetu terjadinya diare.
3. Bising usus kembali normal 4. Untuk mengetahui ada
(15x/menit) tidaknya tanda tanda dehidrasi
4. Tidak ada diare pada pasien.
5. Untuk mengetahui jumlah
bising usus pasien.
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN DEMAM
dengan peningkatan laju keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor suhu sesering mungkin 1. Untuk mengetahui adanya
metabolisme . diharapkan termoregulasi pasien 2. Monitor IWL perubahan pada suhu tubuh
meningkat dari skala 3 (cukup 3. Monitor tanda-tanda vital pasien.
terganggu) keskala 5 (tidak 4. Monitor intake dan output 2. Untuk mengetahui ada
terganggu) dengan kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tidaknya peningkatan pada
1. Penurunan suhu tubuh obat antipiretik IWL pasien
2. Tidak ada tanda dehidrasi 3. Untuk mencatat terjadinya
23 | D i a r e p a d a A N A K
perubahan pada tanda-tanda
vital pasien.
4. Untuk mengetahui apakah
output pasien sesuai dengan
intakenya atau tidak.
5. Untuk membantu menurunkan
suhu tubuh pasien.
24 | D i a r e p a d a A N A K
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair ih banyak atau setengah cair (setengah padat) kandungan
air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200gr atau
200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat / tanpa disertai
lendir dan darah. Penyebab diare akut : Virus, Parasit protozoa , cacing,
Bakteri dan penyebab Diare Kronik adalah karena Diare karena gangguan
motilitas, Malabsorbsi dan Infeksi kronik.
5.2 SARAN
Kita sebagai calon petugas kesehatan harus mampu mengetahui penanganan
yang tepat pada kasus-kasus diare. Untuk mencegah terjadinya diare kita
harus menghindari berbagai faktor yang dapat menyebabkan diare dan mulai
dari sekarang kita harus menjaga pola hidup kita supaya tetap bersih dan
sehat.
25 | D i a r e p a d a A N A K
DAFTAR PUSTAKA
1. Suriadi, Skp, MSN & Rita Yuliani, Skp, M.Psi. Jakarta (2010). Asuhan
Keperawatan Pada Anak
2. Marni., S.Kep., Ns., M.Kes. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak
Sakit Dengan Gangguan Pencernaan.
26 | D i a r e p a d a A N A K