Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5
tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita
meninggal karena Diare. Diare seringkali dianggap sebagai penyakit yang
sepele, padahal ditingkat global dan nasional fakta menunjukkan sebaliknya.
Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak di dunia setiap tahun,
sedangkan di Indonesia menurut surkesnas (2001) Diare merupakan salah satu
penyebab kematian kedua terbesar pada balita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada orangtua
mengenai kesehatan dan perawatan anak dan bayi dirumah. Namun, dalam
menjalankannya seseorang harus mengetahui banyak hal seperti penyesuaian
terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang pasti asuhan keperawatan
pada bayi baru lahir (pengkajian, perencanaan, intervensi, implemantasi, dan
evaluasi).
Melalui makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang asuhan apa saja yang
akan diberikan kepada bayi dan anak yang menderita penyakit tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari Diare?
2. Sebutkan apa saja klasifikasi dari Diare?
3. Bagaimana etiologi dari Diare?
4. Apa saja manifestasi klinis dari Diare?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari Diare?
6. Apa saja masalah lazim yang muncul dari Diare?
7. Sebutkan apa saja discharge planning dari Diare?
8. Apa patofisiologi dari Diare?

1|Diare pada ANAK


1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Diare?
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Diare?
3. Untuk mengetahui etiologi dari Diare?
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Diare?
5. Untuk mengatahui pemeriksaan penunjang dari Diare?
6. Untuk mengetahui masalah lazim yang muncul dari Diare?
7. Untuk mengetahui planning dari Diare?
8. Untuk mengetahui patofisiologi dari Diare?

2|Diare pada ANAK


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Diare
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair ih
banyak atau setengah cair (setengah padat) kandungan air tinja lebih banyak
dari pada biasanya lebih dari 200gr atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai
frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar
tersebut dapat / tanpa disertai lendir dan darah.
Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari
penderita diare atau melalui makan / minuman yang terkontaminasi bakteri
pathogen yang berasal dari tinja manusia / hewan atau bahan muntahan
penderita dan juga dapat melalui udara atau melalui aktifitas seksual kontak
oral-genital atau oral-anal. (Sudoyo Aru, dkk 2009).

2.2 Klasifikasi Diare


Klasifikasi diare menurut (Sudoyo Aru, dkk 2009):
a. Lama waktu diare
- Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu
- Kronik : berlangsung dari 2 minggu
b. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll
c. Berat ringan diare : kecil atau besar
d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi
e. Penyebab organik atau tidak : organic atau fungsional

Kebutuhan rehidrasi oral (CRO) menurut usia untuk 4 jam pertama pada anak
(Djuanda Adhi):
Kebutuhan redidrasi oral selama 4 jam pertama menurut usia
Usia S/D 4 Bulan 4-12 Bulan 12 bulan s/d 2 – 5 tahun
2 tahun
BB < 6 kg 6 - <12 kg 10 - < 12 kg 12 – 19 kg

3|Diare pada ANAK


Jumlah cairan 200 - 400 ml 400 - 700 ml 700 - 900 ml 900 – 1400
rehidrasi oral ml

2.3 Etiologi
1. Diare akut
- Virus : Rotavirus, adenovirus, Norwalk virus.
- Parasit protozoa : Giardia lambdia, Entamoeba hystolitica, trikomonas
hominis, isospora sp, cacing (A lumbricoides, A duodenale, N.
americanus, T. trichiura, O. vermicularis, S. strecolaris, T. saginata, T.
sollium).
- Bakteri : yang memproduksi enterotoksin (S aureus, C perfringens, E
coli, V cholera, C difficile) dan yang menimbulkan inflamasi mukosa
usus (Shingella, salmonella spp, yersinia)
2. Diare Kronik
Umumnya diare kronik dapat dikelompokkan dalam 6 kategori
pathogenesis terjadinya :
- Diare osmotic
- Diare sekretorik
- Diare karena gangguan motilitas
- Diare inflamatorik
- Malabsorbsi
- Infeksi kronik

2.4 Manifestasi Klinis


1. Diare akut
- Akan hilang dalam waktu 72 jam dar onset
- Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam
perut, rasa tidak enak, nyeri perut
- Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
- Demam
2. Diare kronik

4|Diare pada ANAK


- Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
- Penurunan BB dan nafsu makan
- Dengan indikasi terjadi infeksi
- Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
(Yuliana elin, 2009)
Bentuk klinis diare:
Diagnose Didasarkan pada keadaan
Diare cair akut - Diare lebih dari 3 kali sehari
berlangsung kurang dari 14 hari
- Tidak mengandung darah
Kolera - Diare air cucian beras yang sering
adanya banyak dan cepat
menimbulkan dehidrasi berat
- Diare dengan dehidrasi berat selama
terjadi KLB kolera
- Diare dengan hasil kultur tinja
positif untuk V. cholera 01 atau
0139
Disentri - Diare berdarah (terlihat atau
dilaporkan)
Diare persisten - Diare berlangsung selama 14 hari
atau lebih
Diare dengan gizi buruk - Diare apapun yang disertai gizi
buruk
Diare terkait antibiotika - Mendapat pengobatan antibiotic
(antibiotic Associated Diarrhea) oral spectrum luas
Invaginasi - Dominan darah dan lendir dalam
tinja
- Massa intra abdominal (abdimonal
mass)

5|Diare pada ANAK


- Tangisan keras dan kepucatan pada
bayi

2.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis
- Ph dan kadar gula dalam tinja
- Biarkan dan resistensi feses (colok dubur)
2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernafasan kusmaul)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan keratin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Fosfat

2.6 Masalah yang Lazim Muncul


1. Gangguan pertukaran gas b.d perubahan membrane alveolar kapiler
2. Diare b.d proses infeksi, inflamasi di usus
3. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
4. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB sering
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan
intake makanan
6. Resiko syok (hipovolemi) b.d kehilangan cairan dan elektrolit
7. Ansietas b.d perubahan status kesehatan

2.7 Discharge Planning


1. Ajarkan pada orangtua mengenai perawatan anak, pemberian makanan
dan minuman (misal oralit)
2. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung,
turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan segera dibawa ke
dokter
3. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannya

6|Diare pada ANAK


4. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan
ganggguan gizi yang terjadi
5. Banyak minum air
6. Hindari konsumsi minuman bersoda/minuman ringan yang banyak
mengandung mukosa karena glukosa/gula dapat menyebabkan air terserap
ke usus sehingga memperberat kondisi diare
7. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali
sesudah buang air besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan
untuk mencegah penularan diare
8. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat
manis hingga gejala diare membaik.

7|Diare pada ANAK


2.8 Patofisiologi
Infeksi v Makanan Psikologi

Berkembang di usus
Toksik tak dapat diserap Ansietas

Hipersekresi air &


elektrolit Malabsorbsi KH,
Hiperperistaltik Lemak, Protein

Isi Usus Penyerapan meningkat tekanan


makananan di usus osmotik
menurun
Pergeseran air dan
Diare elektrolit ke usus

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan dan elektrolit Kerusakan integritas kulit Mual muntah


berlebihan perianal

Nafsu makan
Asidosis metabolik menurun
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
Ketidaakseimbangan
Sesak
Dehidrasi nutrisi kurang dari
BAB III
kebutuhan tubuh
Gangguan
pertukaran gas
Kekurangan volume cairan

Resiko syok (Hipovolemi)

8|Diare pada ANAK


BAB III
TINJAUAN KASUS

Anak laki-laki usia 13 bulan dibawa ke Puskesmas setelah 2 hari


mengalami diare disertai demam. Ibu mengatakan anaknya diare 5-7 kali/hari,
feses cair, ampas (+), lendir (+), darah (-). Sejak sakit klien tdk pernah
menghabiskan makanannya, terkadang tidak mau makan dan muntah, BB klien
turun sebelum sakit 14 kg setelah sakit 13 kg, Tb = 95 cm. Klien terlihat rewel
dan gelisah dan terlihat sangat haus ketika diberi minum. Pemeriksaan fisik
didapatkan mata cekung, cubitan kulit perut kembali cepat, CRT < 3 detik, akral
hangat, RR = 30x/menit, nadi = 80x/menit, S = 38,2oC. Ibu klien mengatakan
sejak anaknya demam, tidak pernah dimandikan karena takut demamnya
bertambah tinggi.

9|Diare pada ANAK


BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Identitas Pengkaji
Nama Pengkaji : Dwi Rahmawati
Tanggal Pengkajian : 23 desember 2018
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB

2. Identitas Pasien
Nama : An. F
Umur : 13 bulan
Tanggal Lahir : 22 November 2017
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kanci, Astanajapura, Kab. Cirebon
Tanggal Masuk RS : 22 November 2018
Tanggal Pengkajian : 23 November 2018
Diagnosa Medis : Diare

3. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan Pasien : Ibu Kandung
No. Handphone : 089654182833

B. Keluhan Utama : Diare disertai demam

10 | D i a r e p a d a A N A K
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pada tanggal 22 desember 2018 An. F dibawa ke UGD Puskesmas
Plumbon dengan diantar oleh ibunya dengan keluhan diare disertai
demam sejak 2 hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan anaknya
diare sebanyak 5-7 kali/hari dengan konsistensi feses cair, terdapat
ampas dan lendir namun tidak ada darah. Ibu pasien juga
mengatakan Sejak klien sakit anakanya tidak pernah menghabiskan
makanannya, terkadang tidak mau makan dan muntah. Selain itu
ibunya juga mengatakan berat badan anaknya turun sebelum sakit
14kg dan setelah sakit 13kg. Setelah dilakukan pengkajian
didapatkan hasil : Klien terlihat rewel dan gelisah dan terlihat
sangat haus ketika diberi munum. Pemeriksaan fisik didapatkan
mata cekung, cubitan kulit perut kembali cepat, CRT<3 detik, akral
hangat, RR=30x/menit, nadi= 80x/menit, S= 38,2 C dan Tinggi
badan An. F 95 CM.

2. Riwayat kesehatan masa lalu


 Kecelakaan : Ibu pasien mengatakan An.F tidak pernah
mengalami kecelakaan.
 Pernah dirawat : Ibu pasien mengatakan An.F tidak pernah
dirawat.
 Operasi : Ibu pasien mengatakan An.F tidak pernah
operasi.
 Alergi : Ibu pasien mengatakan An. F tidak
mempunyai riwayat alergi.
 Imunisasi : Ibu pasien mengatakan An.F sudah
diberikan imunisasi lengkap.
 Kebiasaan : Ibu pasien mengatakan kalau anaknya tidak
memiliki kebiasaan apapun.

11 | D i a r e p a d a A N A K
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit yang sama.

D. Basic Promoting Physiology of Health


1. Terapi
a. Sebelum masuk puskesmas
Ibu Pasien mengatakan tidak pernah melakukan terapi apapun.
b. Sesudah masuk puskesmas
Ibu Pasien mengatakan anaknya oernah diberikan obat oralit
oleh dokter
2. Tidur dan istirahat
a. Sebelum masuk puskesmas
Ibu pasien mengatakan kalau anak nya sering terbangun
dimalam hari karena gelisah dan rewel.
b. Sesudah masuk puskesmas
Ibu pasien mengatakan kalau An. F masih sering sering gelisah
dan rewel.
3. Nutrisi
a. Sebelum masuk puskesmas
Ibu pasien mengatakan sebelum sakit nafsu makan An. F baik.
Dan mulai tidak nafsu makan sejak 2 hari yang lalu.
b. Sesudah masuk puskesmas
- Subjektif :
Ibu pasien mengatakan anaknya masih tidak nafsu makan
bahkan tidak mau makan dan sering menunjukan gejala
mual muntah
- Objektif :
Makanan pasien tidak habis, pasien tampak gelisah dan
rewel.

12 | D i a r e p a d a A N A K
4. Cairan dan elektrolit
a. Sebelum masuk puskesmas
Ibu pasien mengatakan anaknya sering merasa haus dan minum
air putih sebanyak 8 gelas sehari.
b. Sesudah masuk puskesmas
- Subjekif :
Ibu pasien mengatakan kalau anaknya masih sering merasa
haus dan dalam sehari minum air putih sebanyak 8 gelas.
- Objektif :
Anak tampak haus ketika diberikan minum, pasien tampak
lemas.
Hasil penghitungan balance cairan :
Cairan masuk :
Minum : 1000 cc
Infus : 1000 cc
Angka metabolisme : 104 cc ( 8x13 kg) +

2104 cc

Cairan keluar :
Muntah : 100 cc
Urine : 1000 cc
BAB : 300 cc
IWL : 377 cc (30-1 tahun) x 13 kg +

1777 cc

Balance cairan : cairan masuk – cairan keluar


: 2104 cc – 1777 cc
: + 327

13 | D i a r e p a d a A N A K
IWL Kenaikan Suhu :
IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8 °C)
IWL An. F : 377 + 200 (38,2 °C - 36,8 °C)
: 377 + 200 (1,4)
: 377 + 280
: 657 cc

Cairan keluar :
Muntah : 100 cc
Urine : 1000 cc
BAB : 300 cc
IWL : 657 cc +

2057 cc

 Jadi hasil akhirnya adalah :


Balance cairan : cairan masuk-cairan keluar
: 2104 – 2057
: + 47 cc

E. Pemeriksaan fisik (Head to Toe)


a. Keadaan umum
Pasien tampak gelisah dan rewel serta terlihat kehausan ketika
diberi air minum.
1. Kesadaran : Composmentis
2. GCS : 15 ( Eye : 4, Verbal : 5, Motorik : 6 )
3. Tanda Vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 30 kali/menit
 Suhu : 38,2 °C

14 | D i a r e p a d a A N A K
 Saturasi oksigen : 90 %

b. Wajah
Inspeksi :
Pasien tampak gelisah dan sering rewel dan mukosa bibirnya
tampak kering.
c. Kepala
1. Inspeksi :
bentuk kepala normal, rambut lurus berwarna hitam, tidak
terdapat hidrosefalus maupun mikrosefalus, fontanel sudah
menutup.
2. Palpasi :
tidak ada benjolan, tidak ada ketombe pada kulit kepala.
d. Telinga
1. Inspeksi :
bentuk telinga simetris, tidak ada serumen maupun cairan yang
keluar dari telinga.
2. Palpasi :
tidak ada nyeri tekan pada telinga.
e. Mata
1. Inspeksi :
Sklera berwarna putih kekuningan, konjungtiva anemis, pupil
isokor.
f. Hidung
1. Inspeksi :
Hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris dan frontalis.
g. Mulut
Inspeksi :

15 | D i a r e p a d a A N A K
Tidak ada pembengkakan pada gusi, gigi berwarna putih kekuning-
kuningan, tidak ada karang gigi, lidah tidak kotor, bibir terlihat
kering.
h. Leher
Inspeksi :
Bentuk leher simestris, normal (tidak terlalu panjang/pendek, tidak
ada pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada deformitas.
i. Dada/thoraks/jantung
1. Inspeksi :
Bentuk simetris, tidak ada lesi dan hematom.
2. Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, ictus kordis teraba pada ics ke 5
3. Perkusi :
Pulmo : sonor, cordis : redup
4. Auskultasi :
Tidak terdapat suara nafas tambahan, bunyi jantung normal S1
dan S2
j. Abdomen
1. Inspeksi :
Tidak ada lesi, tidak ada hematom
2. Auskultasi :
Bising usus 35 kali/menit
3. Palpasi :
Tidak ada asites, batas organ teraba : kuadran I (liver), Kuadran
II (lambung), Kuadran III (Usus, ginjal, apendiks), kuadran IV
(rahim, usus, ginjal).
4. Perkusi :
Suara perut tympani
k. Genitalia
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada daerah genitalia
anaknya.

16 | D i a r e p a d a A N A K
l. Rectum
Ibu pasien mengatakan tidak ada gangguan pada daerah anus
anaknya.
m. Ekstremitas
1. Inspeksi :
Tidak ada lesi pada tangan dan kaki maupun tungkai dan tidak
ada polidaktili pada jari tangan dan kaki.
2. Palpasi :
Akral teraba hangat dan CRT kurang dari 3 detik, cubitan perut
kembali dengan cepat.

F. Terapi
1. Infus RL : 30 tpm

17 | D i a r e p a d a A N A K
3. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Diare Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


Ibu Px mengatakan anaknya mengalami diare penurunan tekanan nadi dan pengeluaran cairan
disertai dengan demam. Selain itu anaknya juga tubuh yang berlebih
mengalami penurunan berat badan dari 14 kg Frekuensi BAB meningkat
menjadi 13 kg
DO :
1. Tanda-tanda vital : Hilang cairan dan elektrolit berlebihan
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernafasan : 30 kali/menit Gangguan keseimbangan cairan dan

 Suhu : 38,2 °C elektrolit

 Saturasi oksigen : 90 %
2. Pasien tampak gelisah dan rewel
3. Pasien nampak sangat haus ketika diberikan Dehidrasi

minum
4. Mata cekung Kekurangan volume cairan

18 | D i a r e p a d a A N A K
2. DS : Diare Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Ibu px mengatakan anaknya tidak menghabiskan tubuh berhubungan dengan diare
makanannya bahkan tidak mau makan dan sering
muntah Distensi abdomen
DO :
1. Akral teraba hangat
2. Px diare konsistensi feses cair terdapat Mual muntah
ampas dan kendir
3. Muntah
4. Px terlihat tidak menghabiskan makanannya Nafsu makan menurun

Ketidaakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh

3. DS : Ibu mengatakan anaknya mengalami diare Diare berhubungan dengan nyeri abdomen
sebanyak 5-7kali/hari sedikitnya defekasi 3 kali sehari.
DO :
1. Px diare 5-7 kali

19 | D i a r e p a d a A N A K
2. Konsistensi feses cair terdapat ampas dan
lendir
3. Mata cekung
4. Terlihat haus ketika diberi minum

4. DS : Ibu px mengatakan anaknya mengalami Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju


demam metabolisme
DO :
1. Suhu tubuh 38,2
2. Akral teraba hangat
3. Tampak gelisah dan rewel
4. Mata cekung

20 | D i a r e p a d a A N A K
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan nadi dan pengeluaran cairan tubuh yang berlebih
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare
c. Diare berhubungan dengan nyeri abdomen sedikitnya defekasi 3 kali sehari.
d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme .

5. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN HASIL
Kekurangan volume cairan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN CAIRAN
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam 1. Pertahankan catatan intake dan output yang 1. Supaya pasien tidak
penurunan tekanan nadi diharapkan keseimbangan cairan akurat. mengalami gangguan pada
dan pengeluaran cairan pasien meningkat dari skala 1 2. Monitor tanda-tanda vital. status nutrisinya.
tubuh yang berlebih (sangat terganggu) keskala 4 (sedikit 3. Dorong masukan cairan oral. 2. Untuk mengetahui adanya
terganggu) dengan kriteria hasil : 4. Kolaborasikan pemberian cairan melalui perubahan pada tanda-tanda
1. Keseimbangan intake dan output intravena. vital pasien.
2. Tidak ada rasa haus berlebih 5. Kolaborasi dengan doter untuk pemberian 3. Untuk mencegah terjadinya
3. Tanda vital dalam batas normal obat – obatan. kekurangan cairan pada
pasien.

21 | D i a r e p a d a A N A K
4. Untuk mencegah dehidrasi
pada pasien.
5. Unuk mencegah terjadinya
kemungkinan-kemungkinan
lain yang akan terjadi.
Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan MONITOR NUTRISI
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 2x24 jam 1. Monitor adanya penurunan berat badan 1. Agar bisa memberikan asupan
tubuh berhubungan dengan diharapkan status nutrisi pasien 2. Monitor tugor kulit nutrisi yang baik sehingga
diare. meningkat dari skala 2 (banyak 3. Monitor mual muntah berat badan pasien bertambah.
menyimpang dari rentang normal) 4. Menata makanan semenarik mungkin 2. Untuk melihat tanda-tanda dari
keskala 4 ( sedikit menyimpang dari 5. Berkolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dehidrasi.
rentang normal ) dengan kriteria terkait dengan nutrisi yang akan diberikan 3. Untuk melihat frekuensi mual
hasil : pada pasien muntah pasien.
1. Asupan makanan yang baik 4. Untuk meningkatkan nafsu
2. Asupan cairan terpenuhi makan pasien.
5. Agar status nutrisi pasien
dalam kondisi normal.
Diare berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN DIARE
nyeri abdomen sedikitnya keperawatan selama 3x24 jam 1. Intruksikan keluarga pasien untuk mencatat 1. Untuk mengetahui status

22 | D i a r e p a d a A N A K
defekasi 3 kali sehari. diharapkan eliminasi usus pasien warna, jumlah, frekwensi dan konsistensi dari eleminasi fekal/bowel pasien.
meningkat dari skala 1 (sangat feses 2. Untuk mengurangi frekuensi
terganggu) keskala 4 (sedikit 2. Berikan pasien obat antidiare pasien BAB sehingga
terganggu) dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor penyebab diare lemasnya berkurang
1. Pola eliminasi kembali normal 4. Observasi turgor kulit secara rutin 3. Untuk mengetahui faktor
2. Feses lembut dan berbentuk 5. Observasi bising usus pencetu terjadinya diare.
3. Bising usus kembali normal 4. Untuk mengetahui ada
(15x/menit) tidaknya tanda tanda dehidrasi
4. Tidak ada diare pada pasien.
5. Untuk mengetahui jumlah
bising usus pasien.
Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN DEMAM
dengan peningkatan laju keperawatan selama 3x24 jam 1. Monitor suhu sesering mungkin 1. Untuk mengetahui adanya
metabolisme . diharapkan termoregulasi pasien 2. Monitor IWL perubahan pada suhu tubuh
meningkat dari skala 3 (cukup 3. Monitor tanda-tanda vital pasien.
terganggu) keskala 5 (tidak 4. Monitor intake dan output 2. Untuk mengetahui ada
terganggu) dengan kriteria hasil : 5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tidaknya peningkatan pada
1. Penurunan suhu tubuh obat antipiretik IWL pasien
2. Tidak ada tanda dehidrasi 3. Untuk mencatat terjadinya

23 | D i a r e p a d a A N A K
perubahan pada tanda-tanda
vital pasien.
4. Untuk mengetahui apakah
output pasien sesuai dengan
intakenya atau tidak.
5. Untuk membantu menurunkan
suhu tubuh pasien.

24 | D i a r e p a d a A N A K
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja
berbentuk cair ih banyak atau setengah cair (setengah padat) kandungan
air tinja lebih banyak dari pada biasanya lebih dari 200gr atau
200ml/24jam. Definisi lain memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer
lebih dari 3 kali perhari. Buang air besar tersebut dapat / tanpa disertai
lendir dan darah. Penyebab diare akut : Virus, Parasit protozoa , cacing,
Bakteri dan penyebab Diare Kronik adalah karena Diare karena gangguan
motilitas, Malabsorbsi dan Infeksi kronik.

5.2 SARAN
Kita sebagai calon petugas kesehatan harus mampu mengetahui penanganan
yang tepat pada kasus-kasus diare. Untuk mencegah terjadinya diare kita
harus menghindari berbagai faktor yang dapat menyebabkan diare dan mulai
dari sekarang kita harus menjaga pola hidup kita supaya tetap bersih dan
sehat.

25 | D i a r e p a d a A N A K
DAFTAR PUSTAKA

1. Suriadi, Skp, MSN & Rita Yuliani, Skp, M.Psi. Jakarta (2010). Asuhan
Keperawatan Pada Anak
2. Marni., S.Kep., Ns., M.Kes. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak
Sakit Dengan Gangguan Pencernaan.

26 | D i a r e p a d a A N A K

Anda mungkin juga menyukai