Anda di halaman 1dari 23

KONSEP PENYAKIT KRONIK DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS PADA KELOMPOK KHUSUS DENGAN DIABETES


MELLITUS

Diajukan untuk memenuhi syarat tugas karya tulis ilmiah pada stase
keperawatan komunitas kelompok khusus yang diampuh oleh ;

Leya Indah Permatasari., M.Kep., Ners

Rizaluddin Akbar., S.Kep., Ners

DISUSUN OLEH :

Mohamd Jihad Faturrahman 160711002

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

2019
DASAR PEMIKIRAN BERDASARKAN AYAT AL-QUR’AN

Q.S. YUNUS : 57

‫يٰٓأَيُّهَا الَّنااُس َ ْد َجآ َء ْدت ُسكم َّن ْد ِع َ ٌة ِّ ن َّن ِّ ُسك ْدم َ ِع َآ ٌةء اِّ َما فِعى‬
٥٧:‫الُّ ُس ِع َ هُس ً ى َ َ ْد َم ٌة اِّ ْد ُسم ْد ِع ِعل َن ﴿ي نس‬
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta
rahmat bagi orang-orang yang beriman”

Q.S. AN-NAHL : 69

‫ِّك ُذلُ اًل ۚ َي ْخ ُر ُج ِم ۢن‬


ِ ‫ت َفاسْ لُ ِكى ُس ُب َل َرب‬ ِ ‫الث َم ٰر‬ َّ ‫ُث َّم ُكلِى ِمن ُك ِّل‬
‫ك‬َ ِ‫اس ۗ إِنَّ فِى ٰذل‬ ِ ‫ُطو ِن َها َش َرابٌ م ُّْخ َتلِفٌ أَ ْل ٰو ُنهُۥ فِي ِه ِش َفآ ٌء لِّل َّن‬
ُ ‫ب‬
٦٩:‫ُون ﴿النحل‬ َ ‫َل َءا َي اة لِّ َق ْو ٍم َي َت َف َّكر‬
“kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar, minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan”
DAFTAR ISI

Halaman
Cover ....................................................................................................................... 1
Ayat Al-Qur’an ..................................................................................................... 2
Daftar Isi................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
Latar Belakang ...................................................................................................... 4
Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
Tujuan Penulisan ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
Definisi Diabetes Mellitus ................................................................................... 5
Etiologi Diabetes Mellitus ................................................................................... 5
Insidensi Diabetes Mellitus ................................................................................... 6
Patofisiologi Diabetes Mellitus ............................................................................ 6
Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus .................................................................... 7
Komplikasi Diabetes Mellitus .............................................................................. 8
Test Diagnostik .................................................................................................... 8
Pengobatan dan Penatalaksanaan Medis .............................................................. 9
BAB III TINJAUAN KASUS .............................................................................. 10
Pengkajian .......................................................................................................... 10
Analisa data ........................................................................................................ 18
Prioritas masalah ................................................................................................. 19
Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 19
Intervensi ............................................................................................................ 20
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 21
Kesimpulan ......................................................................................................... 22
Saran ................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal. Penyakit ini disebabkan gangguan metabolisme glukosa akibat
kekurangan insulin baik secara absolut maupun relatif. (Kemenkes, 2013).
Data World Health Organization (WHO) telah mencatat Indonesia dengan
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal jumlah
penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Bahkan
Kementerian Kesehatan menyebut prevalensi diabetes mencapai 14,7 persen di
perkotaan dan 7,2 persen di pedesaan. Dengan asumsi penduduk berumur di atas 20
tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada 21,8 juta warga kota dan
10,7 juta warga desa menderita diabetes.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013, prevalensi
diabetes dan hipertiroid di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter
sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1
persen. Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta
(2,6%), DKI Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen.
(Kemenkes, 2013).

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep penyakit kronik Diabetes Mellitus.?
2. Bagaimana proses asuhan keperawatan komunitas pada kelompom khusus dengan
Diabetes Mellitus.?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Mengetahui konsep penyakit kronik Diabetes Mellitus.
2. Menjelaskan tentang konsep asuhan keperawatan komunitas pada kelompok
khusus dengan Diabetes Mellitus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus) adalah suatu kumpulan gejala yang
timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan kadar gula (glukosa)
darah secara terus-menerus (kronis) akibat kekurangan insulin baik kuantitatif maupun
kualitatif (Tapan, 2015).
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal (Kemenkes, 2013).

2.2. Etiologi
Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus yakni sebagai berikut :
1. Diabetes Tipe I
Diabetes Tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi, dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut
menimbulkan destruksi sel beta.
a. Faktor Genetik
Penderita Diabetes Mellitus tidak mewarisi Diabetes Tipe I itu sendiri, tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya
Diabetes Tipe I. Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan
kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun
lainnya.
b. Faktor Imunologi
Pada Diabetes Tipe I terdapat bukti adanya suatu proses autoimun. Respon ini
merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya saolah-olah
sebagai jaringan asing. autoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin
endogen (interna) terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun
sebelum timbulnya tanda-tanda klinis Diabetes Tipe I.
c. Faktor Lingkungan
Infeksi virus misalnya Coxsackie B4, gondongan (mumps), rubella,
sitomegalovirus dan toksin tertentu misalnya golongan nitrosamin yang terdapat
pada daging yang diawetkan dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta pankreas

.
2. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada Diabetes Tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik
diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain
itu terdapat pula faktor-faktor risiko tertentu yang berhubungan dengan proses
terjadinya Diabetes Tipe II. Faktor-faktor ini adalah:
a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga
d. Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispanik serta penduduk asli
Amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya
Diabetes Tipe II dibandingkan dengan golongan Afro-Amerika).

2.3. Insiden
Penyakit degeneratif telah menjadi epidemi yang meluas di berbagai negara di
seluruh dunia. Akibatnya hampir 17 juta orang meninggal lebih awal setiap tahun.
Indonesia sebagai negara berkembang, merupakan salah satu negara dengan prevalensi
penyakit degeneratif meningkat paling cepat, khususnya penyakit diabetes. Jumlah
penderita Diabetes Mellitus di Indonesia bertambah 150-200 orang setiap hari. Itu
artinya, setiap enam menit, jumlah penderita diabetes bertambah satu orang. Pada
tahun-tahun mendatang jumlah ini akan terus meningkat dengan prevalensi penderita
yaitu orang-orang usia produktif di perkotaan.

2.4. Patofisiologi
1. Diabetes Tipe I
Pada Diabetes Melitus Tipe I terdapat kekurangan insulin absolut sehingga
pasien membutuhkan suplai insulin dari luar.keadaan ini disebabkan oleh lesi pada sel
beta pankreas karena mekanisme autoimun yang pada keadaan tertentu dipicu oleh
infeksi virus. Pulau pankreas diinfiltrasi oleh limfosit T dan dapat ditemukan
autoantibodi terhadap jaringan pulau (antibodi sel langerhans) dan insulin. Setelah
merusak sel beta, antibodi sel langerhans menghilang. Namun saat sel beta pankreas
telah dirusak maka produksi insulin juga akan mengalami gangguan. Dimana sel beta
pankreas tidak akan dapat memproduksi insulin sehingga akan terjadi defisiensi
insulin. Maka akan terjadi hiperglikemia dimana glukosa akan meningkat di dalam
darah sebab tidak ada yang membawa masuk glukosa ke dalam sel (Silbernalg, 2014).

2. Diabetes Tipe II
Pada DM tipe II (DM yang tidak tergantung insulin (NIDDM), sebelumnya
disebut dengan DM tipe dewasa) hingga saat ini merupakan diabetes yang paling
sering terjadi. Pada tipe ini, disposisi genetik juga berperan penting. Namun terdapat
defisiensi insulin relatif; pasien tidak mutlak bergantung pada suplai insulin dari luar.
Pelepasan insulin dapat normal atau bahkan meningkat, tetapi organ target memiliki
sensitifitas yang berkurang terhadap insulin. Sebagian besar pasien DM tipe II
memiliki berat badan berlebih. Obesitas terjadi karena disposisi genetik, asupan
makanan yang terlalu banyak, dan aktifitas fisik yang terlalu sedikit.
Ketidakseimbangan antara suplai dan pengeluaran energi meningkatkan konsentrasi
asam lemak di dalam darah. Hal ini selanjutnya akan menurunkan penggunaan glukosa
di otot dan jaringan lemak. Akibatnya, terjadi resistensi insulin yang memaksa untuk
meningkatan pelepasan insulin. Akibat regulasi menurun pada reseptor, resistensi
insulin semakin meningkat. Obesitas merupakan pemicu yang penting, namun bukan
merupakan penyebab tunggal Diabetes Tipe II.
Penyebab yang lebih penting adalah adanya disposisi genetik yang menurunkan
sensitifitas insulin. Sering kali, pelepasan insulin selalu tidak pernah normal. Beberapa
gen telah di identifikasi sebagai gen yang menigkatkan terjadinya obesitas dan DM
tipe II. Diantara beberapa faktor, kelaian genetik pada protein yang memisahkan
rangkaian di mitokondria membatasi penggunaan substrat. Jika terdapat disposisi
genetik yang kuat, Diabetes Tipe II dapat terjadi pada usia muda. Penurunan
sensitifitas insulin terutama mempengaruhi efek insulin pada metabolisme glukosa,
sedangkan pengaruhnya pada metabolisme lemak dan protein dapat dipertahankan
dengan baik. Jadi, Diabetes Tipe II cenderung menyebabkan hiperglikemia berat
tanpa disertai gangguan metabolisme lemak (Silbernalg, 2014).

2.5. Tanda dan Gejala


Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini
meskipun tidak semua dialami oleh penderita :
1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)
2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)
3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)
4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)
5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki
7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu
8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba
9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya
10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

2.6. Komplikasi
Komplikasi penyakit diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
komplikasi bersifat akut dan kronis (menahun). Kompliasi akut merupakan kompliasi
yang harus ditindak cepat atau memerlukan pertolongan dengan segera. Kompliasi
kronis merupakan kompliasi yang timbul setelah penderita mengidap diabetes
mellitus selama 5-10tahun atau lebih.
Komplikasi akut meliputi Diabetic Ketoacidosis (DKA), koma non-ketosis
hiperosmolar (koma hiperglikemia), hiperglikemia. Sementara komlipkasi kronis
meliputi komplikasi mikrovaskuler (komplikasi dimana pembuluh-pembuluh rambut
kaku atau menyempit sehingga organ yang seharusnya mendapatkan suplai darah dari
pembuluh-pembuluh tersebut menjadi kekurangan suplai) dan dan komplikasi
makrovaskuler (komplikasi yang mengenai pembuluh darah arteri yang lebih besar
sehingga terjadi aterosklerosis) (Tobing, 2016).

2.7. Test Diagnostik


1. Glukosa darah : Meningkat 200 – 100 mg/dl, atau lebih.
2. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok.
3. Asam lemak bebas : Kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolalitas serum : Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5. Elektrolit
a. Natrium : Mungkin normal, meningkat atau menurun.
b. Kalium : Normal atau peningkatan semu (perpindahan seluler), selanjut-nya
akan menurun.
c. Fosfor : Lebih sering menurun.
6. Hemoglobin glikosilat : Kadarnya meningkat 2 – 4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan control DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama hidup
SDM) karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA dengan control
tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan insiden (mis. ISK baru).
7. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3
(asidosis etabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
8. Trombosit darah : Ht mungkin meningkat (dehidrasi); leukositosis,
hemokonsentrasi, merupakan respons terhadap stres atau infeksi.
9. Ureum/kreatinin : Mungkin meningkat atau normal (dehidrasi / penurunan fungsi
ginjal).
10. Amilase darah : Mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis
akut sebagai penyebab dari DKA.
11. Insulin darah : Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe I) atau
normal sampai tinggi (tipe II) uang mengindikasikan insufisiensi insulin /
gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten insulin dapat
berkembang sekunder terhadap pembentukan antibody (autoantibody).
12. Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitas hormone tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
13. Urine : Gula dan aseton positif : berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat.
14. Kultur dan sensitivitas : Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi
pernapasan dan infeksi pada luka (Doengoes, 2000).

2.8. Penatalaksanaan Medis


Tujuan utama terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik.
1. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan
diabetes. Penatalaksaan nutrisi pada penderita Diabetes Mellitus diarahkan untuk
mencapai tujuan berikut:
a. Memberikan semua unsur makanan esensial (misalnya, vitamin, mineral)
b. Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
c. Memenuhi kebutuhan energi
d. Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap harinya dengan mengupayakan
kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan
praktis
e. Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat.
2. Latihan (olah raga)
Latihan sangat penting dalam penatalaksanaan diabetik karena efeknya dapat
menurunkan kadar glukosa darah dan menurunkan kadar glukosa darah dengan
meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.
Sirkulasi darah dan otot juga diperbaiki
dengan berolahraga.
3. Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton
Pemantauan kadar glukosa darah secara mandiri memungkinkan deteksi dan
pencegahan hipoglikemia serta hiperglikemia, dan berperan dalam menentukan kadar
glukosa darah normal yang kemungkinan akan mengurangi komplikasi diabetes jangka
panjang. Pemantauan kadar glukosa darah merupakan prosedur yang berguna bagi
semua penderita diabetes. Pemantauan ini merupakan dasar untuk melaksanakan terapi
insulin yang intensif dan untuk menangani kehamilan yang dipersulit oleh penyakit
diabetes. Pemeriksaan ini juga sangat dianjurkan bagi pasien-pasien dengan:
a. Penyakit diabetes yang tidak stabil
b. Kecenderungan untuk mengalami ketosis berat atau hipoglikemia
c. Hipoglikemia tanpa gejala peringatan
d. Ambang glukosa renal yang abnormal
Bagi penderita yang tidak menggunakan insulin, pemantauan mandiri glukosa
darah sangat membantu dalam melakukan pemantauan terhadap efektivitas latihan,
diet, dan obat hipoglikemia oral. Metode ini juga dapat membantu memotivasi pasien
untuk melanjutkan terapinya. Bagi penderita Diabetes Mellitus tipe II, pemantauan
mandiri glukosa darah harus dianjurkan dalam kondisi yang juga dapat menyebabkan
hiperglikemia (misalnya, keadaan sakit) atau hipoglikemia (misalnya, peningkatan
aktifias berlebihan).
4. Terapi Insulin
Pada Diabetes Mellitus tipe II insulin mungkin diperlukan seabgai terapi
jangka panjang untuk mengendalikan kadar glukosa darah jika diet dan obat
hipoglikemia oral tidak berhasil mengontrolnya. Disamping itu, sebagian pasien
Diabetes Mellitus tipe II yang biasanya mengendalikan kadar glukosa darah dengan
diet dan obat oral kadang membutuhkan insulin secara temporer selama mengalami
sakit, kehamilan, pembedahan, atau beberapa kejadian stress lainnya. Preparat insulin
dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yaitu:
a. Insulin regular (R) / Short acting Insulin
b. NPH Insulin / Intermediate acting Insulin, Lente Insulin (L)
c. Ultralente Insulin (UL) / Long acting Insulin.
5. Pendidikan / Penyuluhan
Pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan bagi pasien diabetes bertujuan
untuk menunjang perilaku meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya, yang
diperlukan untuk mencapai keadaan sehat optimal dan penyesuaian keadaan psikologik
serta kualitas hidup yang lebih baik. Sasaran penyuluhan adalah pasien diabetes
beserta keluarganya, orang-orang yang beraktivitas bersama-sama dengan pasien
sehari-hari baik di lingkungan rumah maupun lingkungan lain. Pada pasien Diabetes
Mellitus tipe II yang beru terdeteksi, pendidikan dasar tentang diabetes harus
mencakup informasi tentang ketrampilan preventif, antara lain:
a. Perawatan kaki
b. Perawatan mata
c. Higiene umum (misalnya, perawatan kulit, kebersihan mulut)
d. Penanganan faktor resiko (mengendalikan tekanan darah dan kadar lemak
darah, menormalkan kadar glukosa darah).
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Skenario Kasus


Di RT 3 RW 5 kelurahan X terdapat penduduk yang
menderita diabetes melitus berjumlah 200 orang, 55 % wanita yaitu sebanyak
110 orang dan 45 % laki-laki sebanyak 90 orang. Dari jumlah penduduk
yang menderita diabetes melitus tersebut sebanyak 100 orang (50 %) usia
dewasa dan 30% usia lansia sebanyak 60 orang, serta 20% ibu hamil
sebanyak 40 orang. Dari data tersebut diketahui Diabetes Melitus dengan tipe
IDDM 25% sebanyak 50 orang, NIDDM 35% sebanyak 70 orang, dan DM
dengan gangren 30% sebanyak 60 orang, serta DM gestasional sebanyak 20
orang (10 %). Dari penduduk yang menderita DM sangat sedikit sekali
penderita DM yang rutin memeriksakan kadar gula darahnya.

3.2 Pengkajian
Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data
inti dan data sub sistem.
3.2.1 Data Inti Komunitas
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
a. Lokasi :
 Propinsi daerah tingkat 1 : Jawa Barat
 Kabupaten/ kotamadya : Cirebon
 Kecamatan : Pekalipan
 Kelurahan : Pekalangan
 RW : 05
 RT : 03
 Luas wilayah : 4.200 m2
 Batas wilayah/wilayah
- Utara : RT 05, RT 04
- Selatan : Kebon Panggung
- Barat : RT 06
- Timur : Jalan Kebon Cai
 Keadaan tanah menurut pemanfaatannya
 Pemukiman : 4100 m2
2. Data demografi
a. Jumlah penderita hipertensi : 150 orang
b. Jumlah penderita TB Paru : 10 orang
c. Jumlah penderita asma : 15 orang
d. Jumlah penderita DM : 200 orang
 Berdasarkan jenis kelamin
- Laki-laki : 160 orang (45 %)
- Perempuan : 200 orang (55 %)
 Berdasarkan kelompok penderita DM
- Anak-anak :-
- Remaja :-
- Dewasa : 180 orang (50 %)
- Lansia : 108 orang (30 %)
- Ibu hamil : 72 orang (20%)
- Jumlah penderita DM gangren : 60 orang
 Berdasarkan agama
- Islam : 216 orang (60%)
- Kristen : 54 orang (15%)
- Hindu :-
- Budha : 72 orang (20%)
- Katolik : 54 orang (15%)
 Berdasarakan suku bangsa
- Jawa : 180 orang (50%)
- Madura : 36 orang (10%)
- Sunda : 126 orang (35%)
- WNI keturunan : 18 orang (5%)
 Status perkawinan
- Kawin : 234 orang (65%)
- Tidak kawin : 72 orang (20%)
- Duda : 36 orang (10%)
- Janda : 18 orang (5%)
3.2.2 Data sub sistem
1. Data lingkungan fisik
a. Sumber air dan air minum
 Penyediaan Air bersih
- PAM : 324 orang (90%)
- Sumur : 36 orang (10%)
- Sungai :-
 Penyediaan air minum
- PAM : 252 orang (70%)
- Sumur : 18 orang (5%)
- Sungai :-
- Lain-lain/air mineral : 90 orang (25%)
 Pengolahan air minum
- Selalu dimasak : 360 orang (100%)
- Air mentah :-
b. Saluran pembuangan air/sampah
 Kebiasaan membuang sampah
- Diangkut petugas : 70%
- Dibuang sembarangan : 30%
 Pembuangan air limbah
- Got/parit : 100%
- Sungai :-
 Keadaan pembuangan air limbah
- Baik/lancar : 30%
- Kotor : 70%
c. Jamban
 Kepemilikan jamban
- Memiliki jamban : 100%
- Tidak memiliki jamban : -
 Macam jamban yang dimiliki
- Septitank : 100%
- Disungai :-
 Keadaan jamban
- Bersih : 60%
- Kotor : 40%
d. Keadaan rumah
 Tipe rumah
- Tipe A/permanen : 252 orang (70%)
- Tipe B/semipermanen : 90 orang (25%)
- Tipe C/tidak permanen : 18 orang (5%)
 Status rumah
- Milik rumah sendiri : 324 orang (90%)
- Kontrak : 36 orang (10%)
 Lantai rumah
- Tanah : 36 orang (10%)
- Papan :-
- Tegel/keramik : 324 orang (90%)
 Ventilasi
- Ada : 360 orang (100%)
- Tidak ada :-
 Luas kamar tidur
- Memenuhi syarat : 216 orang (60%)
- Tidak memenuhi syarat : 144 orang (40%)
 Penerangan rumah oleh matahari
- Baik : 180 orang (50%)
- Cukup : 144 orang (40%)
- Kurang : 36 orang (10%)
e. Halaman rumah
 Kepemilikan pekarangan
- Memiliki : 72 orang (20%)
- Tidak memiliki : 288 orang (80%)
 Pemanfaatan pekarangan
- Ya : 180 orang (50%)
- Tidak : 180 orang (50%)
2. Fasilitas umum dan kesehatan
a. Fasilitas umum
 Sarana kegiatan kelompok
- Karang taruna : 1 kelompok
- Pengajian : 2 kelompok
- Ceramah agama : 1 kelompok
- PKK : 1 kali per bulan
 Tempat perkumpulan umum
- Kecamatan : ada (1 buah)
- Kelurahan : ada (1 buah)
- RW : ada (1 buah)
- RT : ada (1 buah)
- Masjid/Mushola : ada (1 buah)
- Baperkam : ada (1 buah)

b. Fasilitas kesehatan
 Pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Puskesmas : 216 orang (60%)
- Rumah sakit : 72orang (20%)
- Para dokter swasta : 18 orang (5%)
- Praktek kesehatan lain : 54 orang (15%)
 Kebiasaan check up kesehatan
- Rutin tiap bulan : 108 orang (30%)
- Jarang : 252 orang (70%)
c. Ekonomi
 Karekteristik pekerjaan
- PNS/ABRI : 72 orang (20%)
- Pegawai swasta : 72 orang (20%)
- Wiraswasta : 36 orang (10%)
- Buruh tani/pabrik : 180 orang (50%)
 Penghasilan rata-rata perbulan
- < dari UMR : 180 orang (50%)
- UMR – 1.000.000,00 : 108 orang (30%)
- > dari UMR : 72 orang (20%)
 Pengeluaran rata-rata perbulan
- < dari UMR : 198 orang (55%)
- UMR – 1.000.000,00 : 126 orang (35%)
- > dari UMR : 36 orang (10%)
 Kepemilikan usaha
- Toko : 18 orang (5%)
- Warung makanan : 18 orang (5%)
- UKM : -
- Tidak punya : 324 orang (90%)
2. Keamanan dan transportasi
a. Keamanan
 Diet makan
- Kebiasaan makan makanan manis : 70% (252 org)
- Kebiasaan makan makanan berlemak : 20% (72 org)
- Lain-lain : 10% (36 org)
 Kepatuhan terhadap diet
- Patuh : 25% (90 org)
- Kadang-kadang : 30% (108 org)
- Tidak patuh : 45% (162 org)
 Kebiasaan berolah raga
- Sering : 15% (54 org)
- Kadang-kadang : 40% (144 org)
- Tidak pernah : 45% (162 org)
 Kebiasaan sehari-hari
Memakai alas kaki
- Setiap saat : 60% (216 org)
- Saat di luar rumah : 30% (108 org)
- Jarang memakai : 10% (36 org)
 Kebiasaan mencuci kaki sebelum tidur
- Sering : 10% (36 org)
- Kadang-kadang : 15% (54 org)
- Tidak pernah : 75% (270 org)
b. Transportasi
 Fasilitas transportasi : Jalan raya, angkutan umum,
ambulan
 Alat transportasi yang dimiliki
- Sepeda : 36 orang (10%)
- Motor : 180 orang (50%)
- Mobil : 18 orang (5%)
- Lain-lain/ becak : 54 orang (15%)
 Penggunaan sarana transportasi oleh masyarakat
- Angkutan umum : 198 orang (55%)
- Kendaraan pribadi : 162 orang (45%)
3. Politik dan pemerintahan
a. Struktur organisasi : ada
 Terdapat kepala desa dan perangkatnya
 Ada organisasi karang taruna
b. Kelompok layanan kepada masyarakat (pkk, karang taruna,
panti, posyandu)
c. Kebijakan pemerintah dalam pelayanan kesehatan ada yaitu
puskesmas
d. Kebijakan pemerintah khusus untuk penyakit DM belum ada
e. Peran serta partai dalam pelayanan kesehatan belum ada
4. Sistem komunikasi
a. Fasilitas komunikasi yang ada
 Radio : 54 orang (15 %)
 TV : 144 orang (40 %)
 Telepon/handphone : 180 orang (50 %)
 Majalah/koran : 90 orang (25%)
b. Fasilitas komunikasi yang menunjang untuk kelompok DM
 Poster tentang diit DM : ada
 Pamflet tentang penanganan DM : ada
 Leaflet tentang penanganan DM : ada
c. Kegiatan yang menunjang kegiatan DM
Penyuluhan oleh kader dari masyarakat dan oleh petugas
kesehatan dari Puskesmas : ada tapi jarang
5. Pendidikan
Distribusi pendudukan berdasarkan tingkat pendidikan formal
 SD : 162 orang (45%)
 SLTP : 108 orang (30%)
 SLTA : 72 orang (20%)
 Perguruan tinggi : 18 orang (5%)
6. Rekreasi
 Tempat wisata yang biasanya dikunjungi taman kota dan
alun – alun.
 Ada program setahun sekali diadakan program wisata
bersama kader kesehatan RT 03 RW 05 Kelurahan
Pekalangan.
3.3 Analisa Data

No Pengelompokan Data Etiologi Masalah


1 Ds : Pengetahuan Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara di dapat yang terhadap diit Di RT
tingkat pendidikan ada 50% kurang 3 RW 5 kelurahan
warga yang tidak patuh Pekalangan
menjalankan diit
Do :
- Data menyebutkan bahwa
tingkat pendidikan SD
sebanyak 162 orang (45%)
- Penyuluhan kader dari
masyarakat dan petugas
kesehatan dari puskesmas
jarang ada
- Kebiasaan masyarakat makan
makanan yang manis sebanyak
252 orang (70%)
2 Ds: Faktor Ketidakpatuhan
Dari hasil wawancara didapat penghasila masyarakat /
ketidak patuhan masyarakat n yang penderita DM
untuk melaksanakan check up rendah melaksanakan check
kesehatan sebanyak 252 orang up kesehatan Di RT
(70%) 03 RW 05 kelurahan
Pekalangan
Do:

- Sebanyak 252 orang jarang


check up/bulan
- Lulusan SD sebanyak 162
orang
- Lulusan SLTP sebanyak 108
orang
- Penghasilan < UMR sebanyak
180 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000
sebanyak 108 orang
- Penghasilan > UMR 72 orang
3.4 Prioritas Masalah

Diagnosa Keperawatan Pentingnya Perubahan Penyelesaian Score


penyelesaian positif untuk untuk
masalah penyelesaian peningkatan
di komunitas kualitas
1 : rendah hidup
0 : tidak ada
2 : sedang 0 : tidak ada
1 : rendah
3 : tinggi 1 : rendah
2 : sedang
2 : sedang
3 : tinggi
3 : tinggi
Ketidakpatuhan terhadap 3 3 3 9
diit di RT 03 RW 05
kelurahan Pekalangan
berhubungan dengan
Pengetahuan yang
kurang
Ketidakpatuhan 3 2 1 6
masyarakat/penderita
DM melaksanakan check
up kesehatan di RT 03
RW 05 kelurahan
Pekalangan berhubungan
dengan faktor
penghasilan yang rendah

3.5 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakpatuhan terhadap diit di RT 03 RW 05 kelurahan Pekalangan
berhubungan dengan Pengetahuan yang kurang ditandai dengan :
Ds :
Dari hasil wawancara di dapat tingkat pendidikan ada 50% warga yang
tidak patuh menjalankan diit
Do :
- Data menyebutkan bahwa tingkat pendidikan SD sebanyak 162
orang (45%)
- Penyuluhan kader dari masyarakat dan petugas kesehatan dari
puskesmas jarang ada
- Kebiasaan masyarakat makan makanan yang manis sebanyak 252
orang (70%)
2. Ketidakpatuhan masyarakat/penderita DM melaksanakan check up
kesehatan di RT 03 RW 05 kelurahan Pekalangan berhubungan dengan
faktor penghasilan yang rendah ditandai dengan:
Ds:
Dari hasil wawancara didapat ketidak patuhan masyarakat untuk
melaksanakan check up kesehatan sebanyak 252 orang (70%)
Do:
- Sebanyak 252 orang jarang check up/bulan
- Lulusan SD sebanyak 162 orang
- Lulusan SLTP sebanyak 108 orang
- Penghasilan < UMR sebanyak 180 orang
- Penghasilan UMR-1.000.000 sebanyak 108 orang
- Penghasilan > UMR 72 orang

3.6 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Intervensi Sasaran Metode


DX 01 Tujuan jangka pendek ; - Bina hubungan - Kader KIE Ceramah,
Setelah dilakukan asuhan saling percaya kesehatan tanya jawab,
keperawatan selama 1 dengan masyarakat. masyarakat diskusi,
minggu diharapkan dan demonstrasi.
penderita DM patuh - Libatkan tokoh masyarakat
terhadap pengobatan dan masyarakat, karang penderita DM
diit. taruna, kader
kesehatan dalam - Semua
Tujuan jangka panjang membina penderita DM
; kemitraan. di RT 03 RW
- Masyarakat 05 Kelurahan
mengetahui tentang - Lakukan Pekalangan
diit untuk penderita pendidikan
DM kesehatan tentang
- Masayarakat diit yang tepat
mengetahui tentang untuk penderita
pentingnya DM.
pengobatan
- Berikan penyuluhan
tentang pentingnya
kepatuhan
pengobtaan
terhadap diit bagi
penderita DM.
DX 02 Tujuan jangka pendek ; - Bina hubungan - Semua Laptop, LCD,
Setelah dilakukan asuhan saling percaya penderita DM materi, screen
keperawatan selama 1 dengan masyarakat. di RT 03 RW dan leaflet
minggu diharapkan 05 Kelurahan
penderita DM patuh - Libatkan tokoh Pekalangan
dalam melaksanakan masyarakat, karang
checkup gula darah. taruna, kader
kesehatan dalam
Tujuan jangka panjang membina
; kemitraan.
- Masyarakat penderita
DM mengetahui - Berikan penyuluhan
tentang resiko tentang pentingnya
ketidakpatuhan untuk checkup gula darah
melaksanakan dan faktor resiko
checkup gula darah. akibat
ketidakpatuhan
checkup gula darah
bagi penderita DM.

- Lakukan checkup
gula darah gratis
pada penderita DM.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu


kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan
kadar glukosa darah di atas nilai normal.
2. Ada beberapa penyebab Diabetes Mellitus yakni : Faktor Genetik, Faktor
Imunologi, Faktor Lingkungan, Usia, Obesitas dan Riwayat keluarga
3. Insiden Diabetes Mellitus di Indonesia bertambah 150-200 orang setiap
hari. Itu artinya, setiap enam menit, jumlah penderita diabetes bertambah
satu orang. Pada tahun-tahun mendatang jumlah ini akan terus meningkat
dengan prevalensi penderita yaitu orang-orang usia produktif di perkotaan
4. Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM atau
kencing manis yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula
darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180
mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula
(glucose), sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.
5. Komplikasi penyakit diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
komplikasi bersifat akut dan kronis (menahun).
6. Upaya pencegahan penyakit diabetes mellitus dapat dilakukan dengan cara:
Pencegahan Primer, Pencegahan Sekunder dan Pencegahan Tersier.
7. Penatalaksanaan diabetes mellitus bisa dilakukan dengan cara : Diet,
Latihan (olah raga), Pemantauan Kadar Glukosa dan Keton, Terapi Insulin
dan Pendidikan / Penyuluhan.

B. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati-hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan
istirahat yang cukup.
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula melonjak
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Baradero, 2014. Klien Gangguan Endokrin. Jakarta: EGC.

Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Badan Penelitian


dan Pembangunan Kesehatan : Jakarta.

Marrelli, 2016. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Shadine, 2013. Mengenal Penyakit Hipertensi, Diabetes, Stroke, dan Serangan


Jantung. Jakarta : Keenbooks.

Silbernalg, 2014. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta : EGC.

Tapan, 2015. Penyakit Degeneratif. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Tobing, 2016. Care Yourself, Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar Plus.

Anda mungkin juga menyukai