Oleh
SEPTIAN ANGGA SAPUTRA
15.14201.30.40
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIK) Bina Husada Palembang Program Studi Ilmu Keperawatan.
Dengan selesainya penulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Mujahidin, S.Kep, Ners, M.Kes sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan Proposal ini
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. dr. H. Chairil Zaman
M.Sc, selaku Ketua STIK Bina Husada di Palembang, Anggi Pratiwi, S.Kep,
Ners, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan admistrasi penulisan sekripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Nuriza Agustina, S.Kep,
Ners, M.Kes serta Ilit Puspita, S.Kep, Ners, M.Kep yang telah memberikan
bantuanya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.
Selain itu penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Arie Wahyudi,
SE selaku dosen penasehat Akademik selama mengikuti pendidikan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Program Studi Ilmu Keperawatan di
Palembang.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, Juli 2018
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5
1.3 Pertanyaan Penelitian .........................................................................................5
1.4 Tujuan Penelitian ...............................................................................................5
1.4.1 Tujuan Umum ..........................................................................................5
1.4.2 Tujuan Khusus .........................................................................................5
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................................7
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Ernaldi Bahar .............................................................7
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang ........................................................7
1.5.3 BagiPeneliti ..............................................................................................8
1.6 RuangLingkup ....................................................................................................8
ii
BAB III METODE PENELITIA
3.1 DesainPenelitian ...................................................................................................
3.2 LokasidanWaktuPenelitian ..................................................................................
3.3 PopulasidanSampel ..............................................................................................
3.3.1 Populasi ......................................................................................................
3.3.2 Sampel........................................................................................................
3.4 KerangkaKonsep ..................................................................................................
3.5 DefinisiOperasional..............................................................................................
3.6 Hipotesis...............................................................................................................
3.7 Pegumpulan Data ................................................................................................
3.7.1 Data Primer .................................................................................................
3.7.2 Data Sekunder .............................................................................................
3.7.2 Instrumen pengumpulan Data .....................................................................
3.8 Pengolahan Data...................................................................................................
3.8.1 Editing .........................................................................................................
3.8.2 Coding .........................................................................................................
3.8.3 Entering .......................................................................................................
3.9 Analisis Data ........................................................................................................
3.9.1 Analisis Bivariat .........................................................................................
3.9.2 Analisis Univariat ......................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 21 juta terkena
skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia dengan berbagai faktor
kasus gangguan jiwa terus bertambah yang berdampak pada penambahan beban
negara dan penurunan produktifitas manusia untuk jangka panjang (Kemenkes RI,
Terjadinya konflik dan krisis ekonomi yang berkepanjangan menjadi salah satu
Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tengah.
Skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan survey rumah sakit jiwa masalah
1
keperawatan paling banyak ditemukan adalah menarik diri (17,19%), halusinasi
(26,37%) perilaku kekerasan (17,14%) dan harga diri rendah (16,92%) (Prabowo,
2014).
paling maladaktif, yaitu amuk. Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul
kemarahan yang paling maladaktif yang ditandai dengan perasaan marah dan
bermusuhan yang kuat disertai dengan hilangnya kontrol, yang individu dapat
merusak diri sendiri, orang lain, atau lingkungan (Yusuf, Fitriansyah, dan
Nihayanti, 2015).
2010). Secara umum seseorang akan marah jika dirinya merasa terancam, baik
berupa injuri secara fisik, pisikis, atau ancaman konsep diri. Beberapa faktor
menangani pada pasien dengan perilaku kekerasan adalah dengan cara spritual
2
seperti: Wudhu. Menurut Muhammad Akrom (2010) manfaat dari wudhu adalah
dapat membantu menenangkan pikiran dan jiwa, saat berwudhu kita diwajibkan
menguasap kepala dengan air. Ini akan memberikan efek sejuk kepada kepala,
Para ahli syaraf (neurologist), membuktikan air wudhu yang mendinginkan ujung-
ujung syaraf jari tangan dan jari-jari kaki dan memiliki pengaruh untuk
air, sebagai persiapan bagi seorang muslim untuk menghadap Allah Swt.Adapun
bagian-bagian tubuh yang dimaksud adalah wajah atau muka, kedua tangan,
kepala atau rambut, dan kedua kaki (Akrom, 2010). Wudhu adalah ibadah dzikir
yang merupakan sarana pembersih jiwa yang dimulai dari sisi paling luar (fisik)
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Lela pada tahun 2015 tentang
sebagai fisik dan piskisnya saja, tetapi juga menyentuh sisi ruhiyahnya sehingga
mereka dapat menemukan makna Dawamul Wudhu yang telah dijalaninya dengan
satu makna yang sama yaitu “Ketenangan”, yang dimaknai subjek sebagai
3
perasaan nyaman, damai, tentram, bahagia karena dapat terjaga dari pengaruh
negatif, terhindar dari amarah yang berlebihan, perasaan gundah dan sikap
beribadah setiap waktu. Penelitian ini juga di dukung oleh penelitian yang
Sumatera Selatan tahun 2017 data yang menunjukan pasien rawat inap pada tahun
2014 di ruang Merpati berjumlah 237 orang yang mengalami perilaku kekerasan,
2015 berjumlah 133 orang dan pada tahun 2016 berjumlah 346 orang, maka dapat
pasien dengan perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar
yang dilakukan kepada kepala ruangan dan empat perawat di Rumah Sakit Ernaldi
kekerasan sudah dilakukan terapi spiritual seperti shalat dan dzikir, tetapi untuk
terapi spiritual seperti wudhu belum dilakukan dengan spesifik. Padahal pada saat
4
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh terapi spiritual:
ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatra Selatean tahun
2017”.
membanting barang yang berada disekitarnya. Salah satu tindakan yang tepat
wudhu, karena manfaat dari wudhu untuk menengkan jiwa. Dari uraian diatas
jiwa pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar
ketenangan jiwa pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit
5
1.4 Tujuan Penelitian
kontrol pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi
kontrol pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi
kontrol pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi
6
5) Diketahuinya perbedaan ketenangan jiwa sesudah terapi spiritual: wudhu
kontrol pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi
Hasil penelitian ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pasien perilaku
kekerasan tentang pengaruh terapi wudhu, agar nantinya pasien di Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan dapat menerapkanya. Dan untuk Sebagai
bahan masukan bagi para perawat dalam menghadapi pasien dengan perilaku
7
1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Dan menjadi penerapan ilmu teori dan lapangan yang di dapat di bangku kuliah.
ketenangan jiwa pada pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan tahun 2017. Penelitian ini dilakukan
pada 09-16 April 2017. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien gangguan jiwa
dengan perilaku kekerasan di ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Control Time Series Disign dan dianalisi dengan menggunakan uji T test.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pendekatan terhadap kepercayaan yang dianut oleh klien dengan cara memberikan
klien dengan gangguan jiwa melalui pendekatan keagamaan yang dianut oleh
psikis.
terkait dengan dirinya, orang lain dan lingkungan, dengan terapi spiritual
Kushariyadi. 2011)
9
a) Persiapan
secara penuh
b) Prosedur
diterapkan.
dasar manusia.
10
Salah satu respon ketenangan dengan menggunakan metode terapi
spiritualitas yaitu teknik respon rileksasi yang diperkenalkan oleh Benson yaitu
Cara pengobatan ini merupakan bagian pengobatan spiritual. Pada teknik ini
perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual dan
Wudhu menurut bahasa artinya bersih, indah dan bagus. Menurut Syara’,
air pada setiap bagian dari anggota-anggota tubuh yang terkena wudhu untuk
11
Wudhu adalah kegiatan yang dilakukan sedikitnya lima kali dalam sehari.
Berwudhu adalah suatu rukun atau tahapan yang wajib dilakukan oleh umat islam
sebelum shalat, dengan kata lain wudhu adalah bersuci dan membersihkan dari
kepada sang maha pencipta yang bertujuan untuk membersihkan badan dari
hadast kecil dan dilakukan mulai dari telapak tangan sampai ujung kaki yang
1. Islam
Orang-orang non islam, baik dari kalangan akhli kitab (yahudi dan
2. Tamyiz
yang baik dan mana yang buruk terhadap suatu pekerjaan menurut akal
sehat.
12
Orang-orang yang sedang mempunyai hadast besar baik karena
berhubungan suami istri, haid, nifas dan atau karena telah melahirkan
bayi, maka yang demikian itu tidak disyaratkan untuk berwudhu dan ia
Air yang suci dan mensucikan adalah air yang dapat digunakan untuk
membersihkan sesuatu dari kotoran dan najis. Contohnya: air hujan, air
sumur.
5. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air untuk sampai kesebagian tubuh
Kulit dan rambut manusia merupakan bagian luar dari bagian tubuh
keseluruh kulit atau bagian tubuh anggota wudhu. Untuk itu, jika tubuh
kita (kulit atau rambut) terdapat cat atau tato, maka tidak sampai kulit dan
6. Mengetahui ilmunya
Dalam islam ilmu memliki kedudukan yang sangat penting, baik itu ilmu
13
2.2.3 Cara Berwudhu
2009)
14
6) Membersihkan kulit dari bakteri dan membuat kulit tampak lebih cerah
merupakan bagian tubuh paling luar dari tubuh manusia. Bagian tersebut
merupakan organ penting yang menjaga dan melindungi tubuh manusia dari
berbagai macam gangguan dari luar, khususnya dari berbagai macam kuman dan
Niat merupakan ungkapan sesuatu yang mengacu pada suatu maksud, yakni
keadaan dan sifat hati yang dikelilingi antara ilmu dan dan akal. Niat juga
yang sudah ada dan amal yang akan dilakukan. Imam Gazali mengatakan,
“apabila suatu perbuatan diterima tanpa adanya niat, dan niat tanpa adanya
sesuatu amal atau perbuatan, maka niat tanpa amal lebih baik dari pada amal
pada niat”.
Seseorang yang hendak berwudhu diharakan selalu ingat kepada Allah Swt.
(Dzikir) saat berwudhu yakni dengan mambaca sebelum wudhu, hal ini
menjadi penting karen wudhu seseorang disertai dzikir kepada Allah Swt
15
3. Membasuh telapak tangan: menghindarkan tangan dari memegang yang
Kedua telapak tangan adalah salah satu suborgan manusia yang terletak
dibagian tangan, dimana fungsinya untuk memgang segala sesuatu apa yang
membawa mikroba atau kuman yang tidak kita sadari dan terkadang dapat
berpindah kedalam tubuh manusia melalui mulut atau hidung apabila tidak
dan mulut.
Mulut adalah salah satu organ tubuh manusia yang mempunyai peran dan
fungsi yang sangat penting. Di tempat ini ada beberapa organ lain yang tak
kalah pentingnya, seperti lidah dan gigi. Di tempat inilah segala jenis
peradangan dan pembusukan pada gusi, serta menjaga kebersihan gigi dan
mulut.
16
5. Menghirup air dari lubang hidung: menjaga kebersihan hidung dari berbagai
luar. Namun demikian, bulu-bulu saja tidaklah cukup. Kadar udara yang ada
pada saat ini sudah tidak lagi bersih dari berbagai macam kotoran dan
Swt.
Ketika berwudhu dan hendak membasuh muka, ada beberapa yang terlintas
dalam benak kita diantaranya, yang pertama : wajah akan tampak cerah dan
bersih dari berbagai macam kotoran dan debu, kedua: isyarat bahwa di hari
kemudian kita sudah siap untuk menghadap Allah Swt, ketiga: ada sebuah
harapan akan dosa-dosa yang ditimbulkan oleh wajah dapat diampuni oleh
Allah Swt
17
9. Mengusap sebagian kepala /rambut: membersihkan sifat sombong (besar
Secara lahiriah, ketika manusia menyapu kepala dengan air saat berwudhu,
yakni agar kepala dan rambut bersih dari kotoran sekaligus memberikan
kesegaran dan kesejukan bagi kepala dari panas matahari dan kotoran debu
yang menempel pada rambut kepala. Didalam kepala terdapat otak atau
tubuh manusia, karena bentuknya yang mirip janin saat berada dalam
kandungan. Telinga juga salah satu panca indra yang berfungsi sebagai alat
pendengar.
seperti pijatan dengan demikian itu memberi rangsangan kepada syaraf yang
11. Membasuh kaki: petunjuk agar kaki tetap berjalan di jalan yang lurus
organ lain, saat berwudhu membasuh kaki dan menggosoknya maka hal itu
akan menguatkan dan mempercepat peredaran darah pada kedua kaki, dan
18
dengan demikian akan membantu menabah tenaga dan vitalitas kedua kaki
(Akrom, 2010).
Tenang adalah keadaan tidak gelisah, tidak rusuh, tidak kacau, tidak ribut,
aman dan tenteram, (tentang perasaan hati dan keadaan).Jiwa adalah nyawa
seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, dan angan-
Handayu, 2016).
spiritual. Jiwa yang tenang berada dalam keadaan harmonis, bahagia, nyaman dan
damai. Jiwa ini berada dalam keadaan tenang, walaupun terdapat kegagalan
duniawi, hal ini akan kembali kepada Allah. Jiwa ini melakukan penyucian diri
kesejahteraan jiwa, atau kesehatan mental. Karena orang yang jiwanya tenang dan
jiwanya sehingga dapat berfikir positif, bijak dalam menyikapi masalah, mampu
19
Ketenangan yaitu sebuah kondisi jiwa yang tenang dan nyaman yang Allah
Swt turunkan dalam hati seorang hamba saat mengalami goncangan dahsyat
akibat ketakutan yang amat sangat. Kemudian Allah swt, tidak akan memintanya
ketegarannya(Fillah,, 2008).
Dari pendapat diatas tadi maka dapat disimpulkan bahwa ketenang hati
kesulitan hidup dengan kepercayaan diri dan keberanian serta dapat menyesuaikan
rohani.
Ketenangan jiwa itu berupa aspek kongnitif, afektif dan spiritual objek.
1. Positif
2. Negatif
20
2.3.3 Karakteristik Ketenangan Jiwa
manusia. Oleh karena itu kehadirannya akan sangat didambakan oleh setiap
orang. Di dalam kehidupan sehari-hari, ada orang yang hidup kaya raya dengan
segala kebutuhan terpenuhi, tetapi berantakan, jauh dari kasih sayang dan
gersang dari nilai-nilai keagamaan. Sebaliknya ada keluarga yang bidup pas-
pasan, sederhana dan tidak melimpah secara materi, tetap hidupnya tentram,
bahagia dan penuh kasih sayang, keluarganya terbina dengan rapi dan taat dalam
dapat diukur, diperiksa, atau dilihat dengan alat-alat seperti halnya kesehatan
jiwa adalah tindakan, pikiran, tingkah laku atau perasaan, karena seseorang
dikatakan tidak tenang jiwanya apabila teriadi kegoncangan emosi atau terdapat
ketenangan jiwa.
Menurut Abdul Mujid, ada beberapa ciri yang menjadi tolak ukur ketenangan
jiwa yaitu: Kondisi jiwa yang tenang dan tenteram dapat digambarkan tiga
bentuk, yaitu:
21
menghadapi sesuatu. sebab sesuatu yang dibenci terkadang memiliki nilai
2009).
kepada Allah Swt). Tabah, sabar, selalu ingat kepada Allah Swt sehingga hati
22
2.3.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketenangan Jiwa
ada dua yaitu faktor internal dan ekstemal. Faktor internal ini antara lain meliputi:
keseimbangan dalam berfikir. Adapun yang termasuk faktor eksternal antara lain:
Memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri(self image)
dengan dirinya sendiri, orang lain, alam, lingkungan dan Tuhan, self
23
b) Keterpaduan atau Integrasi Diri Sendiri
c) Perwujudan Diri
yang baik tehadap diri sendiri serta peningkatan motivasi dan semangat
hidup.
kesedihan, kehadiran,mencintai,menghargai,menjalinpershabatan,dan
24
f) Agama dan cita dan Falsafah Hidup
kukuh.
g) Pengawasan Diri
keinginan serta kebutuhan untuk akal pikiran menupakan hal pokok dari
lakuya.
Rasa benar dan tanggung jawab penting bagi tingkah laku karena tiap
individu ingin bebas dari rasa dosa, salah dan kecewa. Sebaliknya rasa
benar dan tanggung jawab dan sukses adalah keinginan setiap manusia
tersebut maka perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada
diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam
25
dua bentuk, yaitu saat sedang berlangsung perilaku kekerasan, atau perilaku
seseorang yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Perilaku
kekerasan pada diri sendiri dapat berbentuk melukai diri untuk bunuh diri atau
membiarkan diri dalam bentuk penelantaran diri. Prilaku kekerasan pada orang
adalah tindakan agresif yang ditunjukan untuk melukai atau membunuh orang
bawa ke rumah sakit sebagian besar akibat melakukan kekerasan di rumah (Yusuf,
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah
sebagai rentang dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan
(violence)di sisi yang lain. Suatu keadaan yang menimbulkan emosi, perasaan
frustasi, benci atau marah. Hal ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.
26
Perilaku kekerasan adalah suatu respon yang dilakukan seseorang untuk
mengamuk dengan tanpa henti baik itu dilampiaskan kepada dirinya, orang lain
individu dimulai dari respon normal (asertif) sampai pada respon tidak normal
(maladaptif).
27
Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekrasan
1. Respon Adaptif
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas
pengalaman ahli.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain atau
lingkungan
2. Respon Maladaptif
28
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh dipertahankan
keyakinan sosial.
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan suatu yang timbul dari hati.
1. Faktor Predisposisi
kekerasan adalah:
a. Teori Biologis
1) Neurologic Factor
agresi.
29
2) Genetic Factor
3) Cycardian Rhytm
4) Biochemistry factor
30
5) Brain area disorder
b. Teori Psikologis
1) Teori Psikoanalisia
31
pemukulan pada boneka dengan reward positif pula (makin keras
2) Learning Teory
c. Faktor Prespitasi
ekonomi.
32
3) Kesulitan dalam mengonsumsikan sesuat dalam keluarga serta tidak
rasa frustasi.
33
2.5 Kerangka Teori
Perilaku
kekerasan
Faktor Prespitasi
1. Obat-obatan
2. Stres
Non
Farmakologi
Terapi Spiritual
Mereduksi Menenagkan
marah jiwa
34
2.6 Penelitian Terkait
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Quasi Experimental yaitu suatu eksperimen yang belum atau tidak memiliki ciri-
Control Time Series Disign yaitu rancangan rangkaian waktu, hanya saja
E Q1 X O2
K Q3 X O4
Keterangan:
menunjukan seberapa jauh akibat perlakuan (X). Hal itu dilakukan dengan cara
37
36
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera
3.3.1 Populasi
populasi merupakan salah satu yang esensial dan perlu mendapat perhatian yang
seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya
dan tepat guna untuk daerah (area) atau objek penelitian (Yusuf, 2015). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua pasien perilaku kekerasan di ruang Merpati
3.3.2 Sampel
Sampel terdiri atau bagian populasi yang diambil dari seluruh objek yang
diangap dapat mewakili populasi yang ada (Suryanto, 2011). Sampel dalam
sampel ini yang didasarkan atas pertimbangan sendiri. Biasanya peneliti sudah
37
1. Pasien dengan gangguan jiwa perilaku kekerasan
atau teori–teori yang dapat mendukung suatu penelitian. Kerangka konsep ini
terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan variabel
yang lainnya(Notoatmodjo,2012).
38
Bagan 3.2 Kerangka Kosep
Variabel Perancu
1. Usia
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
39
3. Usia Yaitu, usia Observa kuisone Hitungan dalam tahun Rasio
penderita yang si r (Notoadmodjo, 2012)
terhitung
mulai saat
dilahirkan
sampai ulang
tahun
4. Pendidika Yaitu, jenjang Observa kuisone 1. SD Ordinal
n pendidikan si r 2. SMP
formal yang 3. SMA
diselesaikan 4. Perguruan tinggi
oleh responden (UU Sisdiknas)
5 Pekerjaan Yaitu , Observa kuisone 1. Tidak Bekerja Ordinal
pekerjaan yang si r 2. Petani
di miliki oleh 3. Swasta
responden. (Notoadmodjo, 2012)
3.6 Hipotesis
perlakuan terapi spiritual wudhu. Ditulis didalam Check list tentang ketenangan
jiwa.
40
3.7.2 Data Sekunder
tertulis dari media elektronik (internet), serta data diperoleh dari Rumah Sakit
Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan yang diambil di sensus harian ruang
terlebih dahulu guna mendapatkan data yang valid sehingga saat menganalisa data
3.8.1 Editing
Hasil dari wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus diolah
41
data hasil dari editing tersebut dapat beraturan. Data tersebut yaitu diperoleh dari
3.8.2 Coding
tersebut menjadi data. Kemudian mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Didalam coding ini hanyalah peneliti yang
tahu apa saja yang di tulis dalam lembar kerja SPSS supaya memudahkan peneliti.
3.8.3 Entering
spread sheet program excel atau ke dalam program SPSS (Statistical Product and
menggunakan cara manua. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan hasil
yang valid, dan data-data seperti umur, pendidikan, pekerjaan, dan ketenangan
jiwa di entring untuk mendapatkan hasil apakah ada pengaruh terapi spiritual:
(Notoadmodjo, 2012).
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat.
42
Analisis ini bertujuan mendiskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian. Data penelitian ini secara univariat akan disajikan usia, pendidikan dan
sampel. Yaitu dengan uji T dependen untuk mengetahui ketenangan jiwa sebelum
terapi spiritual wudhu dan uji T independen untuk mrngrtahuin ketenangan jiwa
43
DAFTAR PUSTAKA
Musbikin, I. 2014. Manfaat Shalat Zuhur Bagi Etos Kerja. Sabil: Yogyakarta
44
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan, Renika Cipta:
Jakarta.
Utomo ,I, M. 2015. Pengaruh wudhu terhadap kecemasan saat menghadapi ujian
praktikum pada mahasiswa keperawatan UIN Syarif Hidayatulla Jakarta
45
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28929/1/IQBA
L%20MAULANA%20UTOMO-FKIK.pdf) diakses pada 28 agustus 2017
Zulianto, N, F. 2015. “Konsep Jiwa Yang Tenang dalam Surat Al;Fajr ayat
27-30 dan Implementasinya dalam Kesehatan Mental”
(http://eprints.walisongo.ac.id/4928/1/091111018.pdf) diakses pada tanggal
11 Maret 2017
46