SKRIPSI
Disusun Oleh :
HIKMA SARI
NPM : 142426008 SP
SKRIPSI
Disusun Oleh :
HIKMA SARI
NPM : 142426008 SP
i
3
HALAMAN PENGESAHAN
UJIAN SIDANG SKRIPSI
HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DAN PERILAKU IBU
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS SUKAMERINDU
KOTA BENGKULU
TAHUN 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep, M.Kes Ns. Elsi rahmadani, S.Kep, M.Kep
NIDN : 02-0704-8601 NIDN : 02-0305-7802
Mengetahui
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Dehasen Bengkulu
ii
4
MOTTO
“Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya karena
Allah SWT”
”Orang yg pintar adalah orang yang merasa bodoh sehingga mau belajar
Orang yang baik bukan mengatakan dirinya baik, akan tetapi orang yang
baik, adalah orang yang berusaha memperbaiki kekurangannya sehingga
menjadi baik..
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan
yang teguh .
“Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi
berusahalah menjadi manusia yang berguna.“Ápa yang kita tanam itulah
yang akan kita Petik. Karena curahan hujan tidak memilih-milih apakah
pohon apel atau hanya semak belukar”
TERIMA KASIH KEPADA..
Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala
nikmat yang diberikan untuk penulis. Sehingga tiada alasan bagi penulis
untuk berhenti bersyukur. “Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillah”
Nabi Muhammad SAW yang memberikan teladan kepada seluruh
umatnya. Termasuk penulis, dimana mendorong penulis untuk selalu ingin
menjadi orang yang lebih baik lagi.
Teruntuk orang tua Tercinta : IBU (Zahara Wati) dan AYAH
(Zainal Arifin) terbaik sedunia, yang tidak pernah berhenti
mendoakanku, setia mendampingiku di kala suka maupun dukaku engkau
selalu menjadi penyemangat hidupku.
Buat saudaraku, Terima kasih sudah Memberi dukungan dan Motivasinya,
Dan sabar menanti Keberhasilanku.
Terima kasih yang tak terhingga Buat Dosen-dosenku, terutama
pembimbing dan pengujiku yang tak pernah lelah dan sabar memberikan
bimbingan dan arahan kepadaku.
Sahabat-sahabatku tercinta terimakasih sudah menjadi sahabat terbaik
untukku. Suka duka yang kita alami bersama akan tersimpan rapi
dimemoriku.
Terima kasih juga Ku Persembahkan kepada kekasihku, (Gepi Apriansyah)
yang Senantiasa menjadi Penyemangat dan Menemani Disetiap Hariku.
5
Dosen Pembimbing :
1.Pembimbing I : Ns. Dwi Wulandari, S.Kep, MAN
2.Pembimbing II : Ns. Mirawati, S.Kep
Adalah benar-benar hasil karya saya.
Di dalam Skripsi tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan maupun gagasan
peneliti lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya akui dan seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri tanpa memberikan pengakuan pada peneliti aslinya.
Apabila diikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut,
maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di FIKes
Universitas Dehasen Bengkulu termasuk (pencabutan gelar kesarjanaan/sanksi) yang
telah saya peroleh.
Bengkulu , 31 juli 2018
Mengetahui
Yang MembuatPernyataan
Dosen Pembimbing I
Tanda Tangan
Hikma Sari
Ns. Dwi Wulandari, S.Kep, MAN
NPM:142426008SP
6
NIDN : 02-1603-8902
Abstrak
Hikma Sari, Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Ibu dengan Kejadian
Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
Kota Bengkulu Tahun 2018 (dimbimbing oleh Dwi Wulandari, Mirawati)
xii + 66 Halaman, 6 Tabel, 2 Bagan, 10 Lampiran
Data dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2015 menunjukkan penderita
diare mencapai 3.956 orang. Data tertinggi berada di wilayah kerja Puskesmas
Basuki Rahmat sebanyak 418 orang, dan yang terendah berada di wilayah kerja
Puskesmas Bentiring sebanyak 52 orang. Berdasarkan data yang didapat dari
Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu jumlah anak yang menderita diare pada
tahun 2015 ada 258 orang, pada tahun 2016 sebanyak 196 orang, pada tahun 2017
sebanyak 349 orang. Pada tahun 2017 jumlah ibu balita yang berkunjung ke Wilayah
Kerja Puskesmas Sukamerindu sebanyak 3.225 orang. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui hubungan sanitasi lingkungan dan perilaku ibu dengan
kejadian diare pada balita usia 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
Kota Bengkulu Tahun 2018.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik Dengan pendekatan
cross sectional. Tehnik pengambilan sampel menggunakan tehnik accidental
sampling yaitu pengambilan sampel tidak ditetapkan terlebih dahulu, peneliti
langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui sebanyak 97 orang.
Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden (70,9%) keadaan sanitasi
lingkungan yang baik, hampir seluruh responden responden (78,4%) dengan perilaku
yang baik, hampir seluruh responden (83,5%) tidak mengalami diare. Terdapat
Hubungan Sanitasi Lingkungan (p=0,000) dan Perilaku Ibu (p=0,000) dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota
Bengkulu Tahun 2018
Peneliti menyarankan kepada pihak Puskesmas semoga hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi Puskesmas sebagai bahan informasi tambahan tentang Hubungan
Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita.
Abstract
Signature
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
vi
dak karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan
judul ‘’Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada
Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu
Tahun 2018’’
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan baik materi
maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Agr. Ir. Johan Setianto, selaku Rektor Universitas Dehasen
Bengkulu
2. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
3. Ibu Ns. Berlian Kando Sianipar, S.Kep, M.Kes, Selaku Wakil Dekan I Fakultas
4. Ibu Dra. Hj. Ice Rakizah Syafrie, M.Kes, Selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu
5. Ibu Ns. Murwati, S.Kep, M.Kes, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
6. Ibu Ns. Dwi Wulandari, S.Kep, MAN, selaku Pembimbing I yang telah banyak
7. Ibu Ns. Mirawati, S.Kep, selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan
9. Ibu Ns. Elsi Rahmadani, S.Kep, M.Kep, selaku Penguji II yang telah
11. Seluruh staf dosen pengajar yang telah banyak memberikan ilmu kesehatan
12. Ayahanda dan Ibunda serta saudaraku yang telah memberikan doa dan semangat
Bengkulu
Demikian Skripsi penelitian ini dibuat semoga dapat memberikan manfaat dan
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
viii
HALAMAN ii
PENGESAHAN................................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................ iv
KEASLIAN PENELITIAN.................................................................................. v
ABSTRAK.............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................... viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR BAGAN................................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………….. 6
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 6
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………... 7
D. Manfaat Penelitian………………………………………….................
Diare..............................................................................
B. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare....................
C. Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita
Usia 3-5 Tahun...................................................................................... 35
D. Hubungan Perilaku Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita................ 36
E. Kerangka Teori……………………...................................................... 37
38
38
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
38
HIPOTESIS
40
A. Kerangka Konsep………………………………………………...........
ix 41
B. Definisi Operasional………………………………………..................
43
C. Hipotesis Penelitian…………………………………………................
47
47
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian………………………………………………….......
B. Tempat dan Waktu………………………………………………….....
49
C. Populasi dan Sampel………………………………………………......
49
D. Instrumen Penelitian..............................................................................
49
E. Uji Validitas dan Readilitas..................................................................
51
F. Tehnik Pengumpulan Data, Pengolahan dan Analisa ………...............
G. Alur Penelitian...................................................................................... 52
H. Etika Penelitian………………………………………………….......... 54
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
3.1 Definisi Operasional Penelitian
x 36
5.3 Distribusi frekuensi Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun 51
di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun
2018
5.5 Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 53
3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota
Bengkulu Tahun 2018
13
DAFTAR BAGAN
xi
Nomor Judul Bagan Halaman
2.1 Kerangka Teoritis Penelitian 34
3.1 Kerangka Konsep Penelitian 35
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor xii
Lampiran
1 Surat Izin penelitian Dari Intitusi Pendidikan
7 Kuesioner
8 Master Tabel
9 SPSS
10 Lembar Konsul
15
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi
buang air besar yang dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang
mungkin dapat disertai dengan muntah dan tinja berdarah. Penyakit ini paling
sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (WHO, 2011).
kematian nomor 2 pada balita setelah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
(Cahyanigrum, 2015). Sebanyak 1,7 miliyar kasus diare terjadi setiap tahunnya
dan menyebabkan sekitar 760.000 anak meninggal dunia setiap tahunnya. Selain
meninggal sebelum berusia 5 tahun dan lebih dari 4% kasus kematian disebabkan
oleh diare (WHO, 2013). Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan
juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering
1
2
juta setiap tahunnya dan angka kesakitan pada balita sekitar 200-400 kejadian
dari 1000 penduduk setiap tahunnya dan 1-5% berkembang menjadi diare kronik
(Soebagyo, 2008). Dari hasil survey morbiditas yang dilakukan oleh subdit diare,
insiden naik. Pada tahun 2012 angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000
balita, tahun 2013 insiden diare pada balita sebesar 6,7% (kisaran provinsi 3,3%-
10,2%). Tahun 2015 terjadi 18 kali KLB diare dengan jumlah penderita 1.213
orang dan kematian 30 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) = 2,47%
(DEPKES RI, 2015). Provinsi Bengkulu pada tahun 2016 jumlah kejadian diare
penderita diare pada balita usia 3-5 Tahun mencapai 3.956 orang. Data tertinggi
berada di wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat sebanyak 418 orang, dan
jumlah balita usia 3-5 Tahun yang menderita diare pada tahun 2015 ada 258
orang, pada tahun 2016 sebanyak 196 orang, pada tahun 2017 sebanyak 349
orang. Pada tahun 2017 jumlah ibu balita usia 3-5 Tahun yang berkunjung ke
gejala dari infeksi di saluran usus yang dapat disebabkan oleh berbagai
makanan yang terkontaminasi atau air minum, atau dari orang ke orang karena
higiene yang buruk. Diare dapat dicegah antara lain dengan mengkonsumsi air
minum yang aman, meningkatkan sanitasi dan mencuci tangan dengan sabun
Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya diare pada balita
paling dominan yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja.Kedua faktor ini
sehat karena tercemar kuman diare dan berakumulasi dengan perilaku manusia
yang tidak sehat pula, maka penularan diare dengan mudah dapat terjadi
(Depkes, 2005).Faktor gizi juga ikut mempengaruhi diare, dimana semakin buruk
gizi seorang balita, ternyata semakin banyak episode diare yang dialami.
Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai
peran penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan anak. Kemampuan ibu
mengenali apa itu diare, tanda gejala diare, penyebab, dampak / komplikasi yang
lanjutan dari tenaga kesehatan. Kebersihan anak yang kurang, akan memudahkan
terjadinya penularan penyakit seperti diare. Oleh karena itu pendidikan yang
penyakit. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan terjadinya penyakit diare
yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air tercemar oleh tinja,
jelek, serta penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinya. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2015) dengan judul
Seperti diketahui, seseorang dapat menjadi sehat atau sakit akibat dari
kebiasaan atau perilaku yang dilakukannya. Dalam hal ini, kebiasaan yang tidak
perilaku, khususnya dalam hal kesehatan. Perilaku ibu yang baik akan cenderung
membentuk perilaku yang baik pula terhadap anggotanya. Begitu juga pada balita
dimana balita merupakan sasaran yang sangat mudah terkena penyakit, yang
apabila perilaku ibu tidak mendukung kesehatan balita tersebut maka besar
antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita di Puskesmas Pattalassang
dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas
B. Rumusan Masalah
yang disebabkan oleh sanitasi lingkungan dan perilaku ibu yang kurang baik,
6
maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui
apakah ada hubungan sanitasi lingkungan dan perilaku ibu dengan kejadian diare
pada balita usia 3-5 Tahundi Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Kota
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
diare pada Balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
2. Tujuan Khusus
2018.
e. Diketahui hubungan perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita Usia
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi
2. Praktis
a. Puskesmas
b. Bagi Responden
lingkungan dengan perilaku ibu terhadap kejadian diare pada Balita usia
3-5 Tahun.
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Diare
1. Pengertian Diare
bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar yang dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari
yang mungkin dapat disertai dengan muntah dan tinja berdarah. Penyakit ini
paling sering dijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, dimana seorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat
(WHO, 2011).
Diare adalah suatu keadaan buang air besar (defekasi) dengan feses
yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan demikian
kandungan air pada feses lebih banyak dari pada biasanya (Priyanto &
Lestari, 2009). Balita yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh
berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa (Robbins & Cotran,
2009).
8
9
2. Klasifikasi Diare
1) Diare Akut
selama 14 hari dengan pengeluaran tinjak lunak atau cair yang dapat
atau tanpa disertai lendir atau darah. Diare akut dapat menyebabkan
2) Diare Kronik
minggu atau lebih dari 14 hari secara umum diikuti kehilangan berat
3) Diare Persisten
(Sodikin, 2011).
10
Diare persisten dibagi menjadi dua yaitu diare persisten berat dan
1) Diare Sekresi
terlalu pedas, selain itu juga dapat disebabkan defisiensi imun atau
2) Diare Osmotik
3. Penyebab Diare
a. Faktor Makanan
Faktor makanan disebabkan karena toksin yang ada tidak mampu diserap
dengan baik dan dapat terjadi peningkatan peristaltik usus yang akhirnya
karena makanan yang sudah basi, makanan beracun, dan alergi makanan
sehingga usus tidak mampu menyerap dengan baik yang kemudian akan
b. Faktor Psikologis
masuk ke dalam botol pada saat susu dimasukan ke dalam botol susu.
d. Penggunaan air minum yang tercemar bakteri dari feses, hal ini
e. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, membuang fese, atau
f. Sanitasi Lingkungan
4. Patofisiologi
yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu
13
menurun dan bila tidak segera diatasi pasien akan meninggal (Hasan, Alatas,
2009).
5. Manifestasi Klinis
empedu.
makanan. j.
6. Komplikasi Diare
a. Dehidrasi
terdapat tanda atau lebih dari keadaan umumnya baik, mata terlihat
normal, rasa hausnya normal, minum biasa dan turgor kulit kembali
mata terlihat cekung, haus dan merasa ingin minum banyak dan turgor
terlihat lesu, lunglai atau tidak sadar, mata terlihat cekung, dan turgor
b. Hipernatrenia
10,3% anak yang menderita diare akut dengan dehidrasi berat mengalami
hipernatremia.
c. Hiponatremia
Hiponatremia terjadi pada anak yang hanya minum air putih saja atau
hanya mengandung sedikit garam, ini sering terjadi pada anak yang
mengalami infeksi shigella dan malnutrisi berat dengan edema (Sayoeti &
Dewi, 2008).
15
d. Hipokalemia
e. Demam
Demam sering ditemui pada kasus diare. Biasanya demam timbul jika
penyebab diare berinvansi ke dalam sel epitel usus (Grace & Jerald,
2010). Bakteri yang masuk ke dalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh
7. Pencegahan Diare
a. Memberikan ASI
(Sinthamurniwaty, 2012).
Menggunakan air yang bersih dan melindungi air dari kontaminasi bisa
dengan mengambil air dari sumber air yang bersih, simpan air di tempat
jaga sumber air dari pencemaran seperti; air bekas mandi anak dan
serta cuci semua alat masak dan alat makan dengan air bersih dan cukup
d. Mencuci Tangan
e. Menggunakan Jamban
menggunakan alas kaki bila akan buang air besar. Jarak jamban sebaiknya
2012).
tidak dibuang di jamban dapat dibuang dalam lubang atau kebun yang
pencegahan diare, karena anak yang sakit campak sering disertai dengan
h. Pengolaan Sampah
(Ernawati,2012).
18
1. Sanitasi Lingkungan
manusia akan air sangat komplek antara lain untuk minum, masak,
karenna itu, untuk keperluan minum (termasuk untuk memasak) air harus
adalah:
tertutup,
5) Mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih
Tetapi air hujan ini tidak mengandung kalsium.Oleh karena itu, agar
dalamnya.
Menurut asalnya sebagian dari air sungai dan air danau ini
sungai atau danau.Kedua sumber air ini sering disebut air permukaan.
3) Mata Air
Air yang keluar dari mata air ini biasanya berasal dari air tanah
yang muncul secara alamiah. Oleh karena itu, air dari mata air ini, bila
diminum.
20
Air ini keluar dari dalam tanah, maka juga disebut air tanah.
Dalamnya lapisan air ini dari permukaan tanah dari tempat yang satu
karena itu, sebagian besar air minum dalam ini sudah cukup sehat
pengolahan).
1) Syarat Fisik
(tidak berwarna), tidak berasa, tidak berbau, suhu dibawah suhu udara
2) Syarat Bakteriologis
Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala
sampel air tersebut. Bila dari pemeriksaan 100 cc air terdapat kurang
dari empat bakteri E. coli, maka air tersebut sudah memenuhi syarat
kesehatan.
3) Syarat Kimia
dalam jumlah tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat
manusia seperti flour (1-1,5 mg/l), chlor (250 mg/l), arsen (0,05 mg/l),
tembaga (1,0 mg/l), besi (0,3 mg/l), zat organik (10 mg/l), pH (6,5-9,6
keadaan air itu sendiri sangat membantu dan sangat baik untuk
amat tinggi.
tinggi dan amat tinggi dapat mempengaruhi kualitas air bersih dengan
c. Kepemilikan Jamban
berikut:
binatang-binatang lainnya.
7) Sederhana desainnya.
8) Murah.
1) Pit-privy (Cubluk)
diperkuat dengan batu atau bata, dan dapat ditembok ataup un tidak
agar tidak mudah ambruk. Lama pemakaiannya antara 5-15 tahun. Bila
kembali.
Terdiri atas bak yang kedap air, diisi air di dalam tanah
seperti halnya pembusukan tinja dalam air kali. Untuk kakus ini, agar
berfungsi dengan baik, perlu pemasukan air setiap hari, baik sedang
persyaratan, oleh sebab itu cara pembuangan tinja semacam ini yang
akan selalu terisi air. Fungsi air ini gunanya sebagai sumbat, sehingga
sementara
6) Trench latrine
7) Overhung latrine
sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
a) Sampah anorganik
b) Sampah organic
5) Sebaiknya tempat sampah kedap air, agar sampah yang basah tidak
harus dipenuhi, yaitu mencemari udara, air dan tanah, tidak menimbulkan
sebab itu setiap rumah tangga atau institusi harus mengadakan tempat
berseraknya sampah.
dengan sampah.
air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang
limbah atau air buangan merupakan air yang tersisa dari kegiatan manusia,
air buangan kamar mandi, tempat cuci, dapur dan lain-lain bukan dari
29
1) Tidak mencemari sumber air bersih (jarak dengan sumber air bersih
minimal 10 meter).
2. Faktor Perilaku
antara lain:
a. Tidak memberikan ASI (Air Susu Ibu) secara penuh 4-6 bulan.
d. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar dan sesudah membuang
tinja anak.
3. Pengetahuan
mempengaruhi pola hidup sehat.Pola hidup merupakan faktor risiko yang bisa
menyebabkan penyakit diare pada bayi dan balita. Pengetahuan seorang ibu
dan dapat menangani setiap risiko yang dapat menimbulkan diare, begitu pula
sebaliknya pengetahuan ibu yang rendah tidak dapat menerapkan hidup sehat,
dan tidak mengetahui pencegahan dan tidak dapat menangani setiap faktor
4. Personal Hygiene
oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh itu di
dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
(Andarmoyo, 2012).
31
5. Sosial Ekonomi
daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk, tidak punya penyediaan air
penanggulangan diare.
6. Status Gizi
manusia. Orang yang menderita gizi buruk atau gizi kurang akan lebih muda
terjangkit penyakit menular atau penyakit infeksi. Apabila gizi kurang, zat gizi
yang dibutuhkan tidak akan mencukupi, sehingga tubuh akan mudah sakit.
Selain itu, kurang gizi berpengaruh terhadap diare. Semakin buruk gizi
C. Hubungan Sanitasi Lingkungan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun
maupun
epidemiologi, suatu penyakit timbul akibat interaksi satu sama lain yaitu antara
tubuhnya kurang, maka akan mudah terserang penyakit. Penyakit tersebut antara
lain diare, kolera, campak, tifus, malaria, demam berdarah dan influensa (Slamet,
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septian
ada hubungan bermakna antara: Saluran pembuangan air limbah, pvalue = 0,014.
D. Hubungan Perilaku Ibu Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun
Ibu merupakan orang yang paling dekat dengan anak dan mempunyai peran
penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan anak. Kemampuan ibu sangat
menentukan keselamatan anak yang mengalami diare mulai dari mengenali apa
itu diare, tanda gejala diare, penyebab, dampak / komplikasi yang muncul akibat
33
peranan penting pada masa pertumbuhan anak baik secara fisik maupun
penyakit seperti diare. Oleh karena itu pendidikan yang cukup harus ditunjukan
untuk mengetahui bagaimana cara membuat lingkungan yang baik dan layak
(Tambuwun, 2015).
khususnya dalam hal kesehatan. Perilaku ibu yang baik akan cenderung
membentuk perilaku yang baik pula terhadap anggotanya. Begitu juga pada balita
dimana balita merupakan sasaran yang sangat mudah terkena penyakit, yang
apabila perilaku ibu tidak mendukung kesehatan balita tersebut maka besar
judul “Hubungan Antara Faktor Perilaku Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita
bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu dengan kejadian diare
p=0,019.
34
E. Kerangka Teori
Penyebab Diare:
1. Faktor Makanan
2. Faktor Psikologi
Faktor-Faktor Penyebab
Kejadian Diare Pada Balita
Diare :
usia 3-5 Tahun
1. Sanitasi Lingkungan
2. Perilaku Ibu
3. Pengetahuan
4. Personal Hygiene
5. Sosial Ekonomi
6. Status Gizi
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
BAB III
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen
Variabel Dependen
Sanitasi Lingkungan
Kejadian Diare Pada Balita
Usia 3-5 Tahun
Perilaku Ibu
Bagan 3.1
35
36
B. Definisi Operasional
yang terdapat dalam penelitian yang akan diteliti serta memiliki batasan-batasan
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi operasional Cara ukur Al;at Ukur Hasil ukur Skala
penelitian
1 Sanitasi Suatu keadaan Mengisi Lembar 0= Buruk jika Nominal
Lingkungan lingkungan yang terdiri Lembar Observasi skor Mean
dari : Observasi ≤15,76
a. Sumber Air Minum
b. Kondisi Jamban 1= Baik jika
c. Kondisi Tempat skor Mean
Sampah >15,76
d. Kondisi Saluran
Pembuangan Air
Limbah
2 Perilaku Ibu Kegiatan atau aktivitas Mengisi Lembar 0= Buruk, jika Nominal
ibu yang dapat diamati Checklist Checklist skor Mean
pihak luar baik secara <34,97
langsung maupun tidak
langsung 1= Baik, jika
skor Mean
≥34,97
C. Hipotesis Penelitian
berikut :
Ha1 : Ada hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita
2018
Ha2 : Ada hubungan Perilaku Ibu dengan kejadian diare pada balita Usia 3-
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
pendekatan cross sectional. Studi kuantitatif deskripif adalah suatu studi untuk
melakukan pengamatan dengan interpretasi tepat dan termasuk didalamnya adalah studi
menggunakan analisa statistic untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa
sifatnya sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti pada kurun waktu tertentu berikutnya
(Notoadmodjo, 2010).
1. Tempat Penelitian
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Juni- 21 Juli Tahun
2018.
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 3-5
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai balita usia 3-5 Tahun di
N
n=
1+ nd ²
n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
(Notoadmodjo, 2010)
sebagai berikut:
3225
n=
1+3225( 0,1)²
3225
n=
33,25
n=96,99
40
Dari perhitungan rumus diatas maka besar sampel yang diambil dengan
pembulatan adalah 97 orang yang mewakili seluruh seluruh ibu yang memiliki
a. ibu yang membawa balita usia 3-5 Tahun yang berkunjung ke Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamerindu
D. Instrumen Penelitian
checklist dan observasi diadopsi dari tesis Sabariah Tahun 2014.Kuesioner yang
2. Lembar Observasi
sanitasi lingkungan antara lain : sumber air minum, kondisi jamban, kondisi tempat
sampah, dan kondisi saluran pembuangan air limbah. Lembar observasi diadopsi dari
tesis Sabariah Tahun 2014. Lembar observasi yang digunakan merupakan pertanyaan
Reliabilitas terlebih dahulu agar instrument yang digunakan benar-benar telah memenuhi
syarat sebagai alat pengukur data (notoatmodjo, 2010). Uji validitas dan reliabilitas
Sukamerindu.
1. Uji Validitas
alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Dalam penelitian ini peneliti
uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
tersebut.
Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk, berati semua item
(pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu mengukur konsep dengan peneliti ukur.
Teknik korelasi yang dipakai adalah teknik korelasi product moment dengan rumus
uji validitas dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas
Sukamerindu.
Keterangan :
X : pertanyaan nomer n
Y : skor total
42
moment Bila r hitung lebih besar dari tabel, maka kuesioner dikatakan valid dan
kecil r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid dan harus dikeluarkan dari
kuesioner. Dari hasil uji validitas kuesioner perilaku pencegahan ibu terhadap diare
10 pertanyaan valid dengan nilai lebih dari 0,3. Hasil uji validitas untuk lembar
2. Uji Reabilitas
suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila data yang
memang benar sesuai dengan kenyataan.maka berapa kalipun diambil tetap akan
sama. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha :
Keterangan :
n : Reliabilitas instrumen
. : Varians total
K : banyaknya butir pertanyaan item
43
Keputusan uji R adalah bila r alpha positif maupun negative dan r alpha > r table
berbeda dalam rentang 0 sampai dengan 1.Semakin mendekati angka 1 dan 0,632
perilaku pencegahan ibu terhadap diare 10 pertanyaan valid dengan nilai 0,926.Dari
hasil uji reabilitas lembar observasi dengan 21 pertanyaan valid dengan nilai 0,928.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang secara langsung dikumpulkan dari responden
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diambil dari sumber-sumber data yang telah
a. Editing yaitu melihat apakah isi data pada lembar checklist yang akan diolah
tersebut tersedia lengkap dan apakah sudah relevan dengan tujuan penelitian
b. Coding yaitu pemberian code pada lembar checklist yang telah di edit.
d. Entry yaitu memasukkan data yang sudah dilakukan editing dan coding tersebut
ke dalam computer
e. Cleaning yaitu untuk memastikan apakah semua data sudah siap untuk di
analisa.
a. Analisis Univariat
frekuensi fariabel independen pada penelitian ini yaitu sanitasi lingkungan dan
sanitasi lingkungan dan perilaku ibu dan variabel dependen kejadian diare
F
P= X 100 %
N
Keterangan :
P = Proporsi
F = Frekuensi
Dari rumus nilai diatas nilai proporsi yang didapat dalam bentuk presentase
b. Analisis Bivariat
(kejadian diare) yang menggunakan jenis data kategori sehingga uji analisis
yang digunakan yaitu uji chi-square.Chi-square adalah salah satu jenis uji
Yates”.Bila tabel kontingensi 2x2 seperti diatas, tetapi tidak memenuhi syarat
yaitu ada cell dengan frekuensi harapan kurang dari 5, maka rumus harus diganti
lingkungan dan perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita usia 3-5
Tahun.
sanitasi lingkungan dan perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita usia
3-5 Tahun.
G. Alur Penelitian
Penetapan Pembimbing
Pengajuan Judul
H. Etika Penelitian
1. Anominity
pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan memberikan kode tertentu pada
2. Justice
3. Privacy
tersebut saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.
48
BAB V
A. Hasil Penelitian
Sungai serut Kota Bengkulu yang terletak antara 8 0LS 1100BT dengan batas
tropis dengan curah hujan rata-rata antara 250 sampai 300 ml/tahun, suhu
udara rata-rata 170C sampai 210C untuk musim hujan dan untuk musiim
2. Jalannya Penelitian
49
Lingkungan dan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5
2018. Langkah awal dilakukan peneliti adalah mengurus surat izin penelitian
yaitu data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dengan cara
kuesioner kepada ibu balita yang telah diberikan info consent dan telah
sampling.
yang dibutuhkan telah lengkap; Coding yaitu memberikan kode pada masing-
masing data untuk mempermudah pengolahan data; dan entry, dimana data
yang telah di coding kemudian diolah kedalam komputer; Cleaning yaitu data
yang sudah dimasukkan dicek apakah ditemukan kesalahan pada Entry data.
Setelah itu data diolah melalui analisis univariat dan analisis bivariat. Dan
50
3. Analisis Univariat
Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
Jumlah 97 100
Dari tabel 5.2 diatas diketahui bahwa hampir seluruh responden (78,4%)
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Diare pada Balita Usia 3-5 Tahundi
Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu Tahun 2018
dengan diare.
4. Analisis Bivariat
2018
Diare
Lingkungan F % F % F %
diare dan hampir sebagian responden (48,3%) tidak mengalami diare. Dari
diare pada balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
Kota Bengkulu Tahun 2018 digunakan uji Chi-Square (fisher exact test).
Dengan nilai (p)=0,000. Karena nilai p<0,05 berarti ada hubungan yang
sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita Usia 3-5 Tahun di
Tabel 5.5 Hubungan Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita
Usia 3-5 Tahundi Wilayah Kerja Puskesmas Sukamerindu
Kota Bengkulu Tahun 2018
Diare
F % F % F %
dengan perilaku ibu yang buruk, sebagian besar (66,7%) mengalami diare
responden dengan perilaku ibu yang baik, hampir seluruh responden (97,4%)
tidak mengalami diare dan sebagian kecil responden (2,6%) dengan diare.
Bengkulu Tahun 2018 digunakan uji Chi-Square (fisher exact test). Dengan
nilai (p)=0,000. Karena nilai p<0,05 berarti ada hubungan yang signifikan,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada hubungan antara perilaku ibu
dengan kejadian diare pada balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kerja
B. Pembahasan
1. Analisis Univariat
sama lain yaitu antara faktor lingkungan, agent dan host (Timmreck,
2014).
tersebut antara lain diare, kolera, campak, tifus, malaria, demam berdarah
setidaknya kita telah mengurangi satu dari beberapa faktor yang dapat
dengan perilaku yang baik dan sebagian kecil responden (21,6%) dengan
mengalami diare mulai dari mengenali apa itu diare, tanda gejala diare,
Begitu juga pada balita dimana balita merupakan sasaran yang sangat
hasil penelitian diketahui sebagian besar ibu (60%) dengan perilaku yang
baik dan hampir sebagian responden (40%) dengan perilaku yang buruk.
57
yang baik dan sebagian kecil responden (11,4%) dengan perilaku yang
buruk.
yang baik.Ibu dengan perilaku yang baik telah memahami berbagai faktor
diare pada anak balita.Perilaku yang baik didapat dari berbagai sumber
yang lainnya.
diare.
yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme seperti bakteri, virus dan
atau air minum, atau dari orang ke orang karena higiene yang buruk.
Diare dapat dicegah antara lain dengan mengkonsumsi air minum yang
kegiatan penyuluhan agar ibu dengan anak balita yang mengalami diare
2. Analisis Bivariat
Dengan nilai (p)=0,000. Karena nilai p<0,05 berarti ada hubungan yang
Sumber air minum yang memenuhi syarat adalah sumber air bersih
jamban akan tetapi belum memenuhi syarat kesehatan. Dimana masih ada
Mangkang.
tertutup, dimana air limbah langsung dibuang melalui got disekitar rumah
lancar.
0,047), kondisi tempat sampah (p. value= 0,045), kondisi SPAL (p.
value= 0,024), pendapatan keluarga (p. value= 0,005) dan perilaku ibu
Sedangkan sumber air minum (p. value= 0,185) dan tingkat pendidikan
sedang.
0,026.
diare, hal ini dipengaruhi oleh perilaku yang kurang baik dalam menjaga
b. Hubungan Perilaku Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5
Tahun
ibu yang buruk, sebagian besar (66,7%) mengalami diare dan hampir
dengan perilaku ibu yang baik, hampir seluruh responden (97,4%) tidak
hubungan antara perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita Usia 3-5
2018.
responden yang tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah
air saja sudah cukup.Dan masih ada responden yang membuang tinja
tetapi ibu balita masih ada yang membuang tinja nya di tempat
sangat lambat, tidak adanya penanganan yang cepat dan tepat sehingga
kesehatan.
64
value 0,000.
baik masih ada 2 orang anak yang mengalami diare, hal ini di pengaruhi
kesimpulan bahwa perilaku ibu yang baik belum tentu dengan sanitasi
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun di Wilayah
5. Ada Hubungan Antara Perilaku Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia
2018.
B. Saran
1. Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi atau masukan bagi
2. Praktis
a. Bagi Puskesmas 65
pada balita Usia 3-5 Tahun. Untuk kedepannya pihak Puskesmas dapat
dinas kesehatan.
67
b. Bagi Responden
perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita Usia 3-5 Tahun.
perilaku ibu dengan kejadian diare pada balita Usia 3-5 Tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, A., 2012, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, Mutiara Sumber Widya,
Jakarta
Cahyaningrum D. and Indriani, 2015, Studi Tentang Diare dan Faktor Resikonya
pada Balita Umur 1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kalasan
Sleman.Skripsi, Program Studi Bidan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
„Aisyiyah Yogyakarta
Muaris, H. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Simadibrata, M., Daldiyono. 2009. Diare akut. In: Sudoyo, Aru W, et al, ed. Buku
ajar ilmu penyakit dalam jilid I. Edisi vi. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Sutomo, B. Dan Anggraini, DY. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita dan Balita.
Jakarta: Demedia
Tambuwun. 2015. Hubungan sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada anak
usia sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. e-Journal
keperawatan (e-Kp), 3 (2).
Uripi, Vera. 2012. Menu sehat untuk Balita. Jakarta: Puspa Swara
P
71
N
72
73
74
75
76
Kepada Yth.
Calon Responden
Di_
Tempat
Dengan hormat,
Bengkulu, 2018
Hormat saya,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, setelah membaca dan memahami
surat pengantar responden, menyatakan bersedia menjadi responden yang dilakukan
oleh mahasiswi Program Studi Ilmi Keperawatan (S-I) Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu dengan judul : “Hubungan Sanitasi Lingkungan dan
Perilaku Ibu dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 3-5 Tahun Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu Tahun 2018”.
Kesediaan saya menjadi responden atas kemauan saya sendiri dan tanpa ada
paksaan dari pihak manapun karena saya memahami bahwa data informasi yang saya
berikan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian
demi pengembangan ilmu keperawatan serta tidak akan merugikan bagi saya.
Bengkulu, 2018
Responden
(……………………………)
A. Kejadian Diare
Ya :
Tidak :
B. Perilaku Ibu
no Pertanyaan SL SR KK TP
C. Sanitasi Lingkungan
80
no Pertanyaan Ya Tidak
MASTER TABEL
Sanitasi Lingkungan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Perilaku Ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Diare
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Diare
% within Sanitasi
51.7% 48.3% 100.0%
Lingkungan
Baik Count 1 67 68
% within Sanitasi
1.5% 98.5% 100.0%
Lingkungan
Total Count 16 81 97
% within Sanitasi
16.5% 83.5% 100.0%
Lingkungan
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 97
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.78.
Diare
Baik Count 2 74 76
Total Count 16 81 97
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 97
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46.