Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL NURSPRENEURSHIP

RENCANA USAHA ANESTESI PADA BIDANG OPERASI PLASTIK

Disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Enterprenuership Sarjana Terapan Keperawatan
Anestesiologi Semester 7

Dosen Pembimbing: Sarka Ade Susana, SIP., S.Kep. MA

Disusun Oleh:
10.Rizki Nor Fadli (P07120318001) 1. Iza Diana Putri (P07120318009)
11.Fauhatun Fadhilla (P07120318002) 2. Sakinah Nur Iftitah (P07120318010)
12.Grazela Priska S.L (P07120318005) 3. Sarah Zafira Icha L (P07120318011)
13.Erlanda Priya A. (P07120318004) 4. Aditya Candra K. (P07120318012)
14.Florentina A.E.P (P07120318005) 5. Irene Letisia M. (P07120318013)
15.Selvia Ariyani (P07120318006) 6. Cosmas (P07120318014)
16.Hana Ni’mah F. (P07120318007) 7. Kusumalia D.K. (P07120318015)
17.Azizi Alfyan P. (P07120318008) 8. Liberto Afer (P07120318016)

9.

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Seluruh puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat serta salam

kami sampaikan untuk serta teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak

nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke ukuran cerah yang memberikan

hikmah serta yang sangat berguna untuk segala umat manusia, sehingga oleh karenanya kami

bisa menuntaskan tugas kewirausahaan ini dengan baik serta tepat pada waktunya.

Adapun iktikad serta tujuan dari penataan proposal ini merupakan untuk melakukan

salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah enterprenuership.

Dalam proses penataan tugas ini kami menjumpai hambatan, tetapi berkat dukungan

materil dari bermacam pihak, pada akhirnya kami bisa menuntaskan tugas ini dengan

lumayan baik, oleh karena itu lewat peluang ini kami mengantarkan terimakasih kepada

seluruh pihak terkait yang sudah menolong terselesaikannya tugas ini.

Walaupun begitu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu seluruh

anjuran serta kritik yang membangun dari seluruh pihak sangat kami harapkan demi revisi

pada tugas berikutnya.

Yogyakarta, Agustus 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Visi dan Misi...............................................................................................................2
1.3 Analisis SWOT............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................7
1.1 Bedah Plastik...............................................................................................................7
1.2 Pelayanan...................................................................................................................14
1.3 Sumber Daya Manusia..............................................................................................16
1.4 Sarana dan Prasarana.................................................................................................21
1.5 Peralatan....................................................................................................................23
1.6 Standar Operasional Prosedur...................................................................................26
1.7 Marketing..................................................................................................................30
BAB III.....................................................................................................................................37
PENUTUP................................................................................................................................37
1.1 Kesimpulan................................................................................................................37
1.2 Saran..........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan Anestesi merupakan bagian yang sangat penting dalam tindakan
pembedahan, baik itu pembedahan minor maupun mayor. Istilah bedah minor (operasi
kecil) dipakai untuk tindakan operasi ringan yang biasanya dikerjakan dengan anestesi
lokal, seperti mengangkat tumor jinak, kista pada kulit, sirkumsisi, ekstraksi kuku,
penanganan luka. Sedangkan bedah mayor adalah tindakan bedah besar yang
menggunakan anestesi umum/ general anestesi, yang merupakan salah satu bentuk
dari pembedahan yang sering dilakukan. Operasi mayor adalah operasi yang bersifat
selektif, urgen dan emergensi. Salah satu cabang dari operasi medis adalah bedah
plastik. Salah satu ciri bedah plastik yang khas adalah, bahwa bentuk atau
penampakan menjadi pertimbangan penting disamping fungsi dalam merencanakan
pembedahannya [ CITATION Lit12 \l 1057 ].
Bedah plastik memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memulihkan
keadaan fisiknya pada kondisi optimal dan lebih memperhatikan hasil akhir dari suatu
tindakan pembedahan. Hal ini seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
36 Tahun 2009 pasal 1 bahwa [ CITATION Rep09 \l 1057 ]:
“Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.”
Pasal tersebut menjelaskan kesehatan yaitu keadaan dimana seseorang dapat
memfungsikan semua organ tubuhnya dengan baik. Oleh karena itu, tidak berarti
tindakan bedah lainnya tidak memperhatikan hasil akhir dari suatu tindakan bedah,
tetapi bedah plastik lebih dikhususkan pada bentuk dari hasil tindakan
pembedahannya.
Di Indonesia sendiri prosedur bedah plastik masih jarang dilakukan, dan
sebgaian besar prosedur yang dilakukan adalah kepada pasien yang mengalami
kerusakan wajah atau bagian tubuh lain karena suatu kecelakaan atau kelainan sejak
lahir. Di Indonesia, pelaksanaan prosedur bedah plastik estetik masih dianggap tabu
karena adanya norma agama, adat yang masih meluas dan ddipercayai di masyarakat [
CITATION Her20 \l 1057 ]. Kasus bedah Plastik di Provinsi NTB didapatkan sebanyak

1
153 kasus Jumlah kasus tertinggi adalah fraktur maksilofasial sebanyak 95 kasus,
diikuti cedera jaringan lunak sebanyak 47 kasus.  23 kasus cedera jaringan lunak
didapatkan bersama dengan fraktur maksilofasial.  Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk membuat usaha yang mungkin bisa dikembangkan dalam hal bedah plastik
terkhusus bidang anestesi yaitu dalam penyaluran alat/instrumen anestesi dan
pendistibusian obat-obatan anestesi.
1.2 Visi dan Misi
1. Visi :
Menjadikan sebuah usaha yang berperan aktif dalam penyaluran dan distribusi
instrumen anestesi dan jasa dengan pelayanan yang dinamis.
2. Misi :
a. Memberikan pelayanan dan variasi produk yang optimal
b. Menambah kerja sama dengan medical tourism lain untuk memperluas usaha
yang optimal
c. Membuat website layanan untuk meningkatkan produktivitas usaha
1.3 Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam
sebuah proyek atau dalam bisnis usaha. Teori ini kerap kali digunakan untuk
merencanakan suatu hal. Analisa SWOT merupakan identitas berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. (Sari, Pribadi, & Abdillah, 2017)
Analisis SWOT Industri Pariwisata Medis Filipina Termasuk Usaha Bedah
Plastik pada tahun 2013
1. Strengths (S)
a. Perawatan yang berkualitas baik melalui dorongan internal program
peningkatan kualitas di bidang fasilitas kesehatan terbaik
b. Keuntungan harga yang jelas dalam banyak prosedur medis dan bedah
c. Tenaga profesional kesehatan dan pariwisata yang berkualitas, serta
mahir berbahasa Inggris, dan peduli
d. Captive market yang terdiri dari diaspora Filipina
e. Kedekatan dengan Pasifik dan Mikronesia
f. Iklim/lingkungan tropis dan keterbukaan budaya
2. Weaknesses (W)
a. Kurangnya data untuk menentukan parameter industri
b. Kerjasama yang kuat dari beberapa pemangku kepentingan industri
utama
c. Kurangnya pengakuan merek yang kuat di luar negeri
d. Perjalanan internasional yang panjang dan mahal ke Manila dan defisit
infrastruktur bandara
e. Kurangnya portabilitas rencana asuransi di antara wisatawan medis
OECD
f. Kelemahan dari penguatan peso
g. Hambatan administratif untuk masuk di LGU dan PJK
h. Sinergi yang lemah antara penyedia layanan medis dan layanan
perjalanan dalam negeri
3. Opportunities (O)
a. Meningkatkan persepsi global tentang ekonomi dan pariwisata medis
khususnya bedah plastik
b. Permintaan pasien dengan degenerasi umur dari negara asal, sehingga
meningkatkan permintaan untuk melakukan operasi bedah plastic
c. Perawatan berbiaya tinggi yang berkelanjutan di negara-negara maju
yang menimbulkan outsourcing medis
d. Banyak segmen perawatan dapat dimanfaatkan
e. Komitmen pemerintah terhadap KPS sebagai pendekatan untuk
mengembangkan sektor termasuk kesehatan dan pariwisata
4. Threats (T)
a. Persaingan ketat dari pemimpin pasar medis saat ini serta destinasi
yang berkembang pesat
b. Kurangnya transparansi harga dan variasi harga lokal yang luas dalam
prosedur rumah sakit dan klinik
c. Lambatnya penuntutan kasus malpraktik medis dan kurangnya
kerangka malpraktik untuk prosedur mutakhir
d. Risiko pra dan pasca operasi dari kombinasi kesehatan + liburan, dan
kemungkinan penghentian perawatan
e. Potensi crowding out pasien kurang mampu domestik dan efek ekuitas
merugikan lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1.1 Bedah Plastik


2.1.1 Pengertian Bedah Plastik

Operasi Plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang berasal dari empat Bahasa
yaitu,  plasein (Bahasa Belanda),  Plasticos (Bahasa Latin),  Plastics (Bahasa Inggris), yang
kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam ilmu Kedokteran dikenal dengan “plastics
of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”. 

Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan cara
 pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastic menurut ilmu kedokteran adalah
 pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan memindahkan jaringan atau
organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai bahan untuk menambah
 jaringan yang dioperasi. Jaringan adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang
sama dan mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang
mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi
tertentu.( Nurul Maghfiroh dan Heniyatun,2015)
2.1.2 Fenomena Operasi Plastik

Di dalam ilmu bedah plastic terdapat tiga macam operasi plastik yaitu:

1. Operasi plastic yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang

kurang sempurna agar dapat berfungsi seperti sediakala. Operasi ini dilakukan terhadap
orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak lahir maupun
cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Pelaksanaan operasi plastik ini meliputi:

a.   Operasi plastik pada cacat bawaan, misalnya bibir sumbing, dan mata buta.
 b.  Operasi plastik pada luka bakar, misalnya wajah yang terkena air aki atau organ
tubuh yang tersiram air panas, dan cacat yang lain yang diakibatkan kecelakaan.

2. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh. Operasi ini dilakukan
terhadap orang yang ingin memperindah bentuk tubuhnya agar
kelihatan lebih menarik. Operasi semacam ini disebut operasi plastik cosmetika atau
operasi plastik pada tulang-tulang muka.

3. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh menggantikan anggota
organ tubuh yang rusak akibat dari suatu penyakit. Pelaksanaan operasi plastik ini
meliputi:

a.    Auto Transplasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya  satu individu.
Seperti orang yang pipinya dioperasi karena membusuk, maka untukmemulihkan
bentuk tersebut diambilkan daging dari bagian tubuhnya yang lain.
 b.   Homo Transpalasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya

individu yang sama jenisnya. Jenis di sini maksudnya adalah manusia dengan
manusia.
c.   Hetero Transpalasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya 

individu yang berlainan jenisnya, seperti transpalasi yang donornya adalah hewan,

sedangkan resipiennya adalah manusia.


2.1.3 Tinjauan Bedah Plastik Rekonstruktif

1. Pengertian

Bedah rekonstruktif adalah berbagai tindakan bedah yang dilakukan untuk


mengembalikan penampilan atau fungsi semula dari bagian tubuh tertentu. Bedah
rekonstruktif umumnya dilakukan untuk memperbaiki cacat pada tubuh yang

disebabkan oleh penyakit atau trauma. Bedah rekonstruktif dibedakan berdasarkan organ tubuh


yang membutuhkan pembedahan.(docdoc.com)

Pasien yang menderita cacat pada tubuh atau memiliki bagian tubuh yang terlihat tidak
normal karena penyakit, kelainan bawaan, atau cedera tertentu dapat menjalani bedah
rekonstruktif untuk mengembalikan penampilan dan fungsi atau
 pergerakan semula dari bagian tubuh yang cacat. Pada banyak kasus, bedah rekonstruktif dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien atau memberikan kesempatan bagi pasien anak untuk
menjalani hidup yang normal.

 Namun, tidak semua bedah rekonstruktif diperlukan secara medis. Ada beberapa kasus di
mana pasien ingin menjalani bedah rekonstruktif untuk mempercantik
 penampilan dari bagian tubuh tertentu. Contoh dari tindakan tersebut adalah sedot lemak
rekonstruktif atau pengencangan perut.

Saat ini, pasien dapat mengharapkan hasil yang sangat realistis dari bedah rekonstruktif.
Variasi jenis dan teknik yang digunakan oleh dokter bedah terus

membaik karena adanya perkembangan berkelanjutan dalam bahan dan teknologi rekonstruktif.
Beberapa contoh dari perkembangan tersebut adalah jahitan berduri,
 pencangkokan kulit, bedah free flaps, implan, dan penggunaan implan biomaterial, yang lebih
cocok dengan tubuh dan dapat menirukan fungsi dari bagian tubuh yang digantikan dengan
lebih baik. Dengan adanya perkembangan ini, pasien bisa mendapatkan bagian tubuh baru
yang memiliki penampilan dan fungsi yang hampir serupa dengan bagian tubuh asli mereka,
hanya dengan sedikit perbedaan dalam sensasi dan rasa. .(docdoc.com)
2. Contoh Bedah Rekonstruktif

a. Bibir Sumbing

Sumbing pada bibir atau lelangit (Cleft lip or palate, CLP) merupakan kelainan

 bawaan lahir nomor empat tersering di dunia dan merupakan kelainan bawaan lahir
 pada wajah yang tersering

 b. Luka Bakar

Luka Bakar adalah luka yang disebabkan oleh Api yang merusak kulit Unit Pelayanan
Khusus Luka Bakar adalah unit yang melayani pasien luka bakar dengan
 pendekatan tim interdisiplin (Divisi Bedah Plastik, Departemen Anastesiologi dan Perawatan
Intensif, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Departemen Penyakit Dalam,

Departemen Rehabilitasi Medik, Departemen Gizi Klinik, dan Departemen Kesehatan Jiwa).
Fasilitas UPKLB yang ada pada saat ini yaitu unit ICU, unit HCU, kamar

operasi, ruang konferensi dan skin bank(  belum beroperasi).

2.1.4 Tinjauan Bedah Plastik Estetika


Menurut Affandi, bedah kosmetik dibagi menjadi 13:

1.  Bedah kosmetik pada hidung


Pada tahun 1600 Sebelum Masehi pada zaman purba, dokter-dokter Mesir telah
melakukan perbaikan operasi hidung akibat kecelakaan dan operasi hidung sekarang

ini banyak dilakukan dengan tujuan kecantikan, di mana bentuk yang dirasa kurang menarik
diubah menjadi lebih baik. Tidak semua orang di dunia ini mempunyai
 pandangan yang sama tentang bentuk hidung yang ideal.

2.  Bedah kosmetik pada dagu


Orang Barat pada umumnya dagunya lebih menonjol ke depan, pada orang Indonesia
dagunya nampak lebih ke dalam. Dagu yang terlalu pendek bila dilihat dari depan berkesan
seperti orang tersebut cemberut dan dagu yang terlalu panjang berkesan seperti dagu orang usia
lanjut. Dagu yang ideal dilihat dari samping ialah sejajar dengan

garis yang ditarik dari dasar hidung ke bawah menyentuh garis belakang bibir atas dan
menyentuh batas bibir bawah serta menyentuh garis depan dagu. Dagu yang pendek dapat
diperbaiki dengan penambahan tulang atau tulang rawan, namun sekarang ini lebih sering
memakai bahan silicon karena mudah didapatkan dan aman.

3.  Bedah kosmetik pada tulang pipi


Bedah ini dapat dilakukan dengan memasang silikon di bagian depan, supaya goresan
tidak telihat, maka silikon diletakkan pada daerah pelipis dan sayatan dilakukan lewat gusi atas
atau dari dalam mulut.

4.  Bedah kosmetik pada telinga


Bentuk telinga pada umumnya tidak sama tetapi besar telinga hampir sama terhadap
semua orang yaitu dari batas alis ke bawah sampai dasar hidung. Dan daun telinga menjorok ke
samping dengan sudut 15-16 derajat. Bila sudutnya lebih besar lebih besar maka disebut telinga
cap lang. Untuk memperbaiki posisi telinga dilakukan dengan sayatan di belakang telinga agar
jaringan parut dan tidak tampak.

5.  Bedah kosmetik kelopak mata


Suatu operasi untuk memperbaiki penampilan yang abnormal dari kelopak mata. Beberapa
macam perubahan dapat dilakukan pada kelopak mata, yang paling sering dilakukan adalah
menghilangkan kerut-kerut dan kulit berlebihan terutama pada sudutluar mata bagian atas.
Demikian juga penonjolan lemak di bawah mata juga bisa diperbaiki dengan operasi ini, yakni
untuk menghilangkan kelebihan lemak dan kerut- kerut yang menggantung.yang tidak dapat
diatasi dengan operasi ini adalah pada orang
 periang dan banyak tertawa maka di samping mata timbul kerut-kerut menyerupai
 bentuk cakar ayam. Pada keadaan ini tidak seluruh kerut-kerut dapat dihilangkan melalui
operasi ini. Demikian juga kantong lemak yang besar yang terdapat di bawah mata tidak
seluruhnya dapat dihilangkan. Kulit yang berlebihan yang terdapat di
 pinggir kelopak mata bagian atas bila terjadi bersamaan dengan turunan alis mata, tidak seluruhnya
bisa diperbaiki apabila tidak bersamaan dilakukan operasi

6.  Bedah kosmetik pada alis mata


Bedah ini dilakukan dengan cara melakukan sayatan dalam rambut kepala, di
 pinggir dahi yang disebut daerah temporal.

7.  Bedah kosmetik pada muka


Operasi tarik muka adalah membuang kulit muka yang berlebihan dan kendur di daerah
sekitar rahang dan leher atas. Umur yang ideal untuk dapat dilakukan operasi tarik muka adalah
sekitar 40 tahun, karena tanda-tanda penuaan mulai tampak dan
 bentuk badan masih bagus sehingga peremajaan muka kurang lebih 10 tahun tidak akan
menarik perhatian. Operasi tarik muka adalah membuang kulit muka yang berlebihan dan
kendur di daerah sekitar rahang dan leher atas.

8.  Operasi tarik dahi


Kerutan pada dahi tidak akan hilang apabila hanya dilakukan dengan operasi tarik muka
saja, sehingga diperlukan operasi tarik dahi. Kerutan horizontal pada dahi
 biasanya timbul pada permulaan tanda ketuaan yang disebabkan oleh gerakan otot di
 bawah kulit. Operasi ini dilakukan dengan sayatan dalam rambut kepala sekitar 4cm di
 belakang garis rambut kepala bagian depan.

Dengan cara ini otot di atas pangkal hidung di antara kedua mata dapat dipotong sehingga
kerutan atas hidung akan hilang.

9.  Bedah kosmetik perbaikan leher


Pada orang gemuk terdapat gumpalan lemak di bawah dagu sehingga tampak dagu kedua.
Bentuk ideal antara dagu dan leher bila dilihat dari samping bersudut 90 derajat dan sudut sisi
bagian atas dua pertiga dibanding bawah. Pada kelebihan lemak tersebut
 perlu dibuang dengan cara mengangkatnya atau dengan cara mengangkatnya atau dengan cara
penyedotan lemak. Bedah ini dilakukan pada orang yang terdapat banyak gumpalan lemak di
bawah dagu, lemak tersebut di buang dengan cara mengangkatnya atau dengan cara penyedotan
lemak.

10.  Operasi penanaman rambut


Pada kepala yang botak hanya memilki rambut di samping kiri dan kanan. Operasi semacam
ini dapat dilakukan dengan flap yang dipindahkan dari daerah yang berambut
ke daerah yang botak.pada bagian yang di ambil rambutnya akibat  flap dapat ditutup dengan
menarik kulit di sampingnya kemudian dijahit.

11.   Bedah kosmetik pada payudara


Untuk membesarkannya diperlukan mamaeplasty  yaitu dengan memasukkan
 bahan silikon seperti “gel” yang terbungkus dalam kantong silikon yang diletakkan di suatu
rongga antara otot dan kelenjar payudara sehingga pembuluh dan urat-urat syaraf yang terletak
di atas bahan silikon dapat berfungsi seperti semula, agar seorang ibu dapat menyusui bayinya
dan perasaan pada payudara tetap tidak berubah. Untuk mengecilkan maka diperlukan banyak
jaringan kelenjar yang harus dipotong dan
 puting susu dipindahkan ke atas.

12. Penyedotan lemak


Cara ini diperkenalkan oleh dr. George Fischer dari Italia pada konggres bedah kosmetik
di Paris. Pada bagian kulit yang terdapat lemak, dimasukkan suatu tube metal kecil lewat
sayatan dikulit. Kemudian tube metal disambung dengan pompa vacum dan diletakkan di
daerah lemak bawah kulit maka gumpalan lemak akan terhisap keluar.

13. Operasi perapian vagina


Operasi ini ditujukan kepada wanita yang menderita robek vagina saat melahirkan yang tidak
dijahit kembali, bisa juga karena bertambahnya usia sehingga elastisitas
 pada vagina berkurang.
1.4 Pelayanan

PELAYANAN KELAS
KELAS KELAS

A B C
1.   Pelayanan Bedah
a. Rawat Jalan
- Klinik Bedah Umum
- Klini Sub Spesialis Bedah
 b. Rawat Inap
- Perawatan Bedah
- 0K
2.  Pelayanan Umum
Pelayanan dokter untuk life saving
dan terapi awal
3.  Pelayanan Medis Spesialistik
Penunjang
-  Pelayanan Anestesiologi dan
Reanimasi
-  Pelayanan Rehabilitasi Medik
-  Pelayanan Patologi Klinik

-  Pelayanan Radiologi
4.  Pelayanan Gawat Darurat

5.  Perawatan Intensif (HCU/ICU)


6.  Pelayanan Penunjang Klinik
-  Pelayanan Gizi
-  Pelayanan Darah
-  Pelayanan Farmasi
-  Pelayanan Sterilisasi Instrumen
-  Rekam Medik  

Rumah Sakit Bedah Estetika 16


7.  Pelayanan Penunjang Non
Klinik
-  Laundry
-  Pelayanan Teknik dan

 pemeliharaan fasilitas
-  Pelayanan Sanitasi
lingkungan dan
Pengelolaan Limbah

- Pelayanan transportasi
(ambulance)
-  Komunikasi Medik
-  Pelayanan Pemulasaraan
Jenazah
-  Pemadam kebakaran
-  Penampungan air bersih 
8.  Pelayanan Administrasi
-  Informasi dan penerimaan
 pasien
-  Keuangan
-  Personalia
-  Keamanan

-  Sistem Informasi Rumah


Sakit 

1.5 Sumber Daya Manusia

NO. JENIS TENAGA Kelas AKelas Kelas


B C
a. Dokter Spesialis Bedah Umum 2 1 1
Dokter Sub Spesialis Bedah 2 1 0
Ortopedi
Dokter Sub Spesialis Bedah Saraf 1 0 0
Dokter Sub Spesialis Bedah Urologi 1 - -
Dokter Sub Spesialis Bedah Plastik 1 - -
Dokter Sub Spesialis Bedah Anak 2 1 -
Dokter Sub Spesialis Bedah 1 - -
Digestif
Dokter Sub Spesialis Bedah Kardio 1 - -
Toraks
Dokter Sub Spesialis Bedah 1 - -
Onkologi
Dokter Sub Spesialis Bedah 1 - -

Vaskuler
Dokter Spesialis Anestesi 3 2 1
Konsultan Intensive Care 2 1 -
Dokter Umum 5 3 1
Konsultan:
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 1 1
Dokter Spesialis Anak 1 - -
Dokter Spesialis Obgyn 2 1 1
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1 - -
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 2 1 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1 1
Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 1 -
Dokter Spesialis Radiologi 1 1 1
Dokter Spesialis Gizi 1 1 -
Tenaga Keperawatan : 1:1T 1:1T 2:3T
T T T
-  Sarjana Keperawatan  + + +
-  D3 Keperawatan + + +
Rumah Sakit Bedah Estetika 18
-  Ahli madya fisioterapis + + +
-  Ahli madya terapis Okupasi + + +
-  Teknisi ortotik prostetik + + +

b. TENAGA KESEHATAN LAIN


Apoteker + + +
Ahli madya penata rontgen + + +
Ahli madya penata anestesi + + +
Ahli madya laboratorium/ analis + + +
medis 
Asisten apoteker + + +
Ahli madya rekam medis + + +
Ahli madya kesehatan lingkungan + + +

Ahli madya elektro medik + + +


c. TENAGA PENUNJANG
ADMINISTRASI
1. Magister Perumah sakitan/ + + +
Manajemen
2. Sarjana Perumah sakitan/ + + -
Manajemen
3. Sarjana Ekonomi + - -
4. Sarjana Hukum + - -
5. Sarjana Administrasi + + +
6. Akademi Komputer + + -
7. Tenaga Administrasi lainnya + + +

Rumah Sakit Bedah Estetika19


1.6 Sarana dan Prasarana

Pelayanan Kelas A Kelas B Kelas


C

A. Pelayanan Rawat Jalan

- R. Periksa Bedah Umum dan sub

Spesialis
- R. Tindakan
- Ruang Tunggu
- Toilet
B. Pelayanan Rawat Inap
- Ruang tindakan
- Ruang isolasi

- Ruang rawat
- Gudang Alat
- Kamar mandi
- Pos perawat
- kamar cuci alat
- Ruang Petugas kebersihan
- Ruang istirahat (1 toilet)
- ruang Tunggu ( 1 toilet)
- Dapur
- Ruang simpan troli

C. Pelayanan Bedah / OK
- Ruang sterilisasi + lemari instrument
- Ruang operasi utama
- Kamar ganti staf
-Ruang ganti brankar
- Toilet (jumlah)
- Tempat antisepsis/ cuci tangan
Operator
- Ruang gas medis
- Ruang Dokter

- ruang perawat
-Ruang pemulihan
- Kantor
D. Pelayanan Rehabilitasi Medik

- Ruang fisioterapi
- Ruang Ortotik prostetik
- Ruang Terapi Okupasi
- ruang Pelayanan Sosial Medik

E. Pelayanan Laboratorium
- Ruang pengambilan sampel
- Ruang pemeriksaan sampel
- Gudang perlengkapan habis pakai
- Gudang perlengkapan tidak habis pakai
- Kamar mandi
- Kamar cuci alat
-Ruang sterilisasi + lemari instrument
- Toilet
F. Pelayanan Radiologi
G. Pelayanan Gawat Darurat
- Ruang Triage
- Ruang resusitasi
- Ruang tindakan
- Toilet
H. pelayanan ICU/HCU
- Ruang pasien
- R. Isolasi
- R. Dapur
- Ruang Dokter jaga
- Kamar mandi

- Gudang perlengkapan habis pakai


- Gudang perlengkapan tidak habis pakai
- Ruang sterilisasi + lemari instrumen
I. Pelayanan Gizi

J. Pelayanan Farmasi

K. Pelayanan Sterilisasi Sentral


L. Pelayanan Pemeliharaan Fasilitas RS

M. Pelayanan Pengelolaan Limbah

N. Pelayanan Laundry
O. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah

P. Pelayanan Rekam Medis

R. Penyelenggaraan Diklat
S. Pelayanan Ambulan

1.7 Peralatan

Kelas AKelas BKelasC

Pelayanan Rawat Jalan


A. Umum
  Meja periksa
  Alat Diagnostik Dasar
  Instrumen pengobatan dasar

B. Spesialistik
Alat diagnostik spesialistik
Instrumen pengobatan spesialistik

Rumah Sakit Bedah Estetika22


Pelayanan Rawat Inap
A. Umum
   Tempat tidur pasien dengan


   perlengkapannya
  Oxygen

  Troley pengobatan
  Troley emegensi

Bedah Spesialistik
  Peralatan disesuaikan dengan
 kebutuhan

Ruang Bedah
Peralatan Umum :
   Meja operasi standar
   Lampu operasi
   Peralatan anestesi +
Monitor Pasien
   Gas medik

   Suction

   Set bedah dasar


   Meja instrumen
   DC Shock

   Diatermi

   Kontainer linen
   Kontainer / tromol
instrument Peralatan Spesialistik :
Rumah Sakit Bedah Estetika 23
 Disesuaikan dengan kebutuhan

masing-masing spesialis (lihat


lampiran)
Peralatan Penunjang

 Air Conditioner (AC) dengan


   positip pressure

 

Hepa Filter
 

Sterilisator Ruangan
 

Jam
 

Termometer ruangan
 

Sistem pencegahan
 penanggulangan kebakaran , antara

lain : Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

 

Brankar OK
 

Obat-obat dan alat penunjang
lainnya
 

Baju bedah dan kelengkapannya
 

Linen
 

Bak cuci tangan

1.8 Standar Operasional Prosedur

Berikut ini merupakan salah satu contoh Standar


Prosedur Operasional
 pembedahan di Rumah Sakit.
a. Tahapan verifikasi sebelum pembedahan

TEPAT PROSEDUR OPERASI

NO. REVISI : 00
NO.DOK :
DITETAPKAN
TERBIT : OLEH :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
DIREKTUR
PENGERTIAN Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk
diikuti oleh petugas medis sebelum tindakan operasi
dilakukan.
Mencegah resiko dan komplikasi pada waktu operasi dan
TUJUAN sesudah
Operasi
KEBIJAKAN KEPUTUSAN DIREKTUR
1. Ucapkan salam, “ Selamat pagi/siang/malam
Bapak/Ibu”, dan perkenalkan diri: “Saya petugas..
(nama) jelaskan profesi / unit kerja..Jelaskan Tujuan
kedatangan.
2. Pastikan identitas pasien
3. Cek pasien sesuai denga nrekam medis dan gelang
pasien.
4. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman.
5. Cek persiapan dan melaksanakn tindakan persiapan
untuk anestesi.
6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat
inap dan petugas kamar operasi berupa :
a. Informed consent.
b. Keadaan umum (GCS)
c. TD : N: S: RR:
d. Visite dokter
PROSEDUR e. Riwayat Penyakit
f. Pengobatan sekarang / Pramedikasi
g. Riwayat Operasi
h. Cek Laboratorium lengkap ( DR, HbsAg, GolDar,
CT, BT, GDS)
i. Persiapan darah (jika diperlukan)
j. IV catheter / abbocath 18, urin kateter
k. Puasa
l. Riwayat penggunaan obat
m. Hasil radiologi (Rontgen Thorax, dll)
n. EKG 12 leads
o. Cairan infus
p. Skin test antibiotik (jika diperlukan)
q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien
r. Alergi yang diderita
s. Paramedikasi yang diberikan
t. Status emosional
u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak)
jika menggunakan
v. Perhiasan dilepaskan
w. Status pasien dan daftar obat
x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
y. Pengosongan kandung kemih
z. Pakai baju operasi
 Pendidikan kesehatan
 Penandaan lokasi operasi
 Cukur area operasi
 Lakukan pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi keperawatan terhadap pasien secara fisik dan
psikologis agar siap menjalani pembedahan.
 Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah
mandi, tidak memakai perhiasan, bersih, memakai
baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
 Antar pasien ke kamar operasi
 Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar
operasi meliputi identitas pasien / RM dan persiapan
pre operasi yang telah dilakukan.
 Lakukan verifikasi kelengkapan persiapan operasi dan
kondisi pasien (berkaitan dnegan tepat prosedur
operasi)

1.9 Marketing
Menurut American Marketing Association, pemasaran diartikan sebagai hasil
prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang
atau jasa dari produsen ke konsumen. Definisi dari Stanton (1993), pemasaran
merupakan suatu system dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk melaksanakan,
menentukan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli potensial.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) dalam Dinirianti (2012), inti strategi
pemasaran modern terdiri dari tiga langkah pokok, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
Mengelompokkan pembeli ke dalam skala lebih kecil yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran sendiri. Segmentasi pasar sebagai salah satu elemen
kunci dari pemasaran modern ini terbagi menjadi beberapa kelompok dan / atau
segmen berdasarkan faktor-faktor seperti faktor demografis, geografis, psikologis dan
perilaku.(Larsen, 2010)
2. Pembidikan
Sasaran Mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen, dan memilih satu atau lebih
segmen yang akan dimasuki. Selanjutnya, menetapkan jumlah dan tipe pasar yang
dilayani.
3. Positioning
Menetapkan produk agar dapat menempati posisi dalam benak konsumen yang jelas,
khas dan diinginkan secara relative terhadap produk pesaing. Sedangkan Lamb, Hair
dan Daniel (2001) dalam Dinirianti (2012) menyebutkan bahwa petetapan posisi
(positioning) mengembangkan bauran pemasaran spesifik untuk mempengaruhi
keseluruhan persepsi pelanggan – pelanggan potensional terhadap merek, lini produk,
tetapi apa yang dilakukan terhadap pikiran / benak konsumen.
A. Sarana dan pra sarana
1. STANDAR FASILITAS DAN PERLENGKAPAN
Rumah Sakit agar mengupayakan prasarana/sarana dan peralatan medis/non
medis yang yang disesuaikan dengan kegiatan, beban kerja dan tipe rumah sakit
untuk mendukung pelayanan optimal, anestesiologi dan reanimasi.
Sarana fisik minimal:
a. kamar persiapan anestesia;
b. fasilitas di kamar bedah;
c. kamar pulih sadar;
d. ruang perawatan/terapi intensif (ICU);
e. kantor administrasi;
f. kamar obat dan alat
a. Kamar persiapan anestesia.
Kamar ini merupakan bagian di kompleks kamar bedah yang berfungsi sebagai
tempat serah terima pasien, identifikasi pasien dan persiapan pra anestesia
perlengkapan ruangan:
1) Penerangan yang cukup dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera. menyala apabila aliran listrik terhenti
2) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded)
3) Tempat cuci tangan dan kelengkapannya
4) Jam dinding
5) Kereta pasien (brankard) yang dilengkapi dengan pagar di sisi kanan
kirinya, atau dengan sabuk pengaman, kedudukan kepala dapat diubah
menjadi datar atau diatas perlengkapan medik:
6) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter,
7) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka;
8) Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka (misalnya ambu bag/air
viva, laerdal), laryngoskop dengan daun (blade) berbagai ukuran, pipa jalan
nafas oro/nasopharinx dan pipa trakheal berbagai ukuran, cunam magill,
pembuka mulut (fergusson mouth gag), penghubung pipa (tube connector)
dan stilet;
9) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap;
10) Stetoskop, tensimeter dan termometer;
11) Alat infus terdiri dari set infus, kateter vena, jarum suntik berbagai ukuran,
kapas, anti septik, plester, pembalut, gunting:
12) Sebaiknya ada defibrillator dan monitor elektrokardiograf
13) Kereta dorong (trolley/crash cart) yang memuat alat-alat sesuai butir 3
sampai dengan butir 7;
14) Alat komunikasi (interkom).
b. Fasilitas
1) Kamar bedah.
Tindakan anestesia umumnya dilakukan dalam kamar bedah dimana akan
dilakukan pembedahan/prosedur medis lain:
a) Penerangan yang cukup, dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera menyala apabila aliran listrik terhent
b) Suhu 20-28°C, kelembaban tinggi > 50%
c) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded)
d) Peralatan untuk mengeluarkan sisa gas/uap anestetik dari ruangan
(scavenger/exhaust)
e) Jam dinding
2) Perlengkapan medik
a) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter;
b) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka;
c) Sumber gas gelak (N2O) berupa tabung/silinder atau titik N20 sentral
d) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap
e) Stetoskop, tensimeter dan termometer,
f) stetoskop prekordial atau esofageal;
g) Alat untuk anestesia tetes terbuka (open drop) berupa sungkup muka
(schimmelbush, atau modifikasi lainnya), botol tetes ether;
h) Mesin anestesia minimal salah satu di bawah ini:
- Mesin ether udara (misalnya EMO atau afya drager);
- Mesin anestesia dengan meter aliran 02/NO2 (boyle gas machine)
yang dilengkapi dengan alat penguap (vaporizer) ether, halotan,
sirkuit pernafasan dengan penyerap CO2 (circle absorber). Sebaiknya
mesin anestesia dilengkapi dengan respirator.
i) Jika penyediaan tabung oksigen sulit, maka harus ada oxygen
concentrator (misalnya air-sept, de villbess);
j) Laringoskop dengan berbagai daun (blade);
k) Pipa jalan nafas oro/nasopharynx dan pipa trakheal berbagai ukuran
dengan penghubung pipa (tube conector):
l) Cunam magill, stilet pipa trakheal, sikat pembersih pipa trakheal;
m)Pembuka mulut (fergusson mouth gag);
n) Sungkup muka transparan berbagai ukuran dan respiratory bag sesuai
pasien;
o) Peralatan tambahan untuk sistem anestesi semi open dan jackson reese;
p) Peralatan analgesia regional berupa jarum spiral, jarum epidural, kateter
epidural berbagai ukuran dalam keadaan steril;
q) Defibrillator;
r) Sebaiknya ada: monitor elektrokardiograf dan pulse oxymeter oxygen
analyzer untuk fresh gas respirometer alat pelindung gigi defibrillator
dan oxygen analyzer cukup satu unit untuk setiap kompleks kamar bedah
s) Alat komunikasi (interkom).
c. Kamar pulih sadar.
Adalah tempat pemulihan pasien dari anestesia/dampak pembedahan yang
sebaiknya merupakan bagian di dalam kompleks kamar bedah.
1) Perlengkapan ruangan:
a) Penerangan yang cukup. dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera menyala apabila aliran listrik terhenti;
b) Suhu 20-28°C, kelembaban tinggi > 50%;
c) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded);
d) Tempat cuci tangan dan kelengkapannya;
e) Jam dinding:
f) Kereta pasien (brankard) yang dilengkapi dengan pagar di sisi kanan
kirinya, atau dengan sabuk pengaman, kedudukan kepala dapat diubah
menjadi datar atau diatas;
2) Perlengkapan medik:
a) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter
b) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka
c) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap.
d) Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka (misalnya ambu
bag/air viva, laerdal), laryngoskop dengan daun (blade) berbagai ukuran,
pipa jalan nafas oro/nasopharinx dan pipa trakheal berbagai ukuran,
cunam magill, pembuka mulut (fergusson mouth gag), penghubung pipa
(tube connector) dan stilet
e) Stetoskop, tensimeter dan termometer;
f) Alat infus terdiri dari set infus, kateter vena, jarum suntik berbagai
ukuran, kapas, antiseptik, plester, pembalut, gunting:
g) Sebaiknya ada defibrillator dan monitor elektrokardiograf
h) Kereta dorong (trolley/crash cart) yang memuat alat-alat sesuai butir d
s/d g:
i) Alat komunikasi (interkom);
d. Kantor Administrasi (Untuk Koordinasi Anestesiologi dan Reanimasi)
1) Tempat kegiatan organisasi dan administrasi, termasuk di sini kantor
Kepala Bagian dan Staf.
2) Perlengkapan kantor :
3) Penerangan yang cukup.
- Peralatan kantor, meja tulis, kursi, mesin tik, computer, lemari arsip, alat
tulis menulis.
- Alat komunikasi (intercom)
4) Ruang rapat lengkap dengan peralatan.
5) Ruang kuliah / demo untuk mahasiswa maupun tamu.
e. Kamar Obat dan Alat
1) Terdiri dari kamar tempat penyimpanan obat dan alat, tempat memelihara
dan memperbaiki alat, tempat membersihkan alat dan menyiapkan kembali
sesuai kebutuhan.
2) Terletak di dalam kompleks kamar bedah.
3) Perlengkapan ruangan:
- Penerangan yang cukup. Suhu 20-28°C untuk kamar penyimpanan obat.
Titik keluar listrik (elektrik output) yang dibumikan (grounded).
- Sumber air panas dan dingin, bak pencuci untuk kamar pembersih alat
- Alat penggantung/pengering pipa karet dan alat-alat lain.
- Lemari dan rak dinding.
- Lemari es pada kamar penyimpanan obat. Sterilisator gas dan sterilisator
uap.
- -Lemari khusus terkunci untuk obat-obat narkotik.
B. Ketenagaan
Pelayanan anestesiologi dan reanimasi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter
spesialis anestesiologi dan/atau dokter spesialis anestesiologi konsultan, dan/atau
dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan dibantu oleh
perawat serta dapat dibantu oleh dokter umum.
1. Tenaga medis:
a. Dokter Spesialis Anestesiologi, yaitu dokter yang telah menyelesaikan
pendidikan program studi dokter spesialis anestesiologi di pusat pendidikan
yang diakui atau lulusan luar negeri dan yang telah mendapat Surat Tanda
Registrasi;
b. Dokter Spesialis Anestesiologi Konsultan, yaitu dokter spesialis anestesiologi
yang telah mendalami salah satu cabang ilmu anestesiologi yang telah diakui
IDSAI
c. Dokter Peserta Program Dokter Spesialis Anestesiologi yaitu dokter yang
sedang menjalani pendidikan dokter spesialis anestesiologi dan telah mendapat
kompetensi sesuai standar pendidikan di pusat pendidikan yang diakui. 4. dokter
umum yaitu dokter yang selama pendidikan kedokteran mendapat kompetensi
melakukan tindakan anestesi atau dokter umum yang telah bekerja di
pelayanananestesiologi dan reanimasi sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
2. Tenaga keperawatan:
a. Perawat anestesia adalah perawat yang terlatih di bidang anestesia dan telah
menyelesaikan program D-III anestesia atau yang sederajat.
b. Perawat mahir/terlatih di bidang anestesia, yaitu perawat yang telah mendapat
pendidikan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan atau perawat yang telah
bekerja pada pelayanan anestesia di rumah sakit minimal 1 (satu) tahun.
c. Perawat berpengalaman di bidang perawatan/terapi intensif yaitu perawat yang
telah mendapat pelatihan dan pendidikan sekurang-kurangnya selama 6 (enam)
bulan atau perawat yang telah bekerja pada pelayanan di ruang perawatan
intensif (ICU) minimal 1 (satu) tahun.
BAB III
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam rangka
mengoptimalkan kinerja dan tingkat kenyamanan operasi bedah plastik, diperlukan
beberapa item pendukung, seperti sarana dan prasarana yang memadai serta
terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak agar
pelayanan yang diberikan bisa lebih memuaskan.
Dengan strategi pemasaran yang mengelompokkan pasien ke dalam skala
yang lebih kecil, memilih satu segmen yang akan dimasuki serta memiliki produk
yang khas dan diinginkan, bisa lebih mudah menarik perhatian masyarakat yang ingin
melakukan operasi plastik.
1.10 Saran
Saran Perlu adanya upaya untuk menjaga kestabilan dalam memberikan
pelayanan terus-menerus sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat dan perlu
adanya pelatihan bagi pegawai untuk kedepannya sehingga dapat memberikan
pelayanan dengan teknik yang paling mutakhir dan berguna bagi sesama.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Fisik pada Manusia (Operasi
Plastik) dalam Perspektif Hukum Islam. Surakarta: Fakultas Hukum UMY Surakarta.

Lituhayu, C. (2012). Pengauh Warna terhadap Psikologi Pengguna dalam Perancangan


Fasilitas Bedah Plastik Estetik. Interiori Design, 1.

Nugraha, D. I., & Thabrany, H. (2017). Strategi Pemasaran Poli Bedah Estetik Bali Royal
Hospital (Bros) Denpasar. Jurnal ARSI, 1-11.

Permata, I. (2017). Rencana Strategi Pengelolaan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Picazo, O. (2013). Medical Tourism in the Philippines: Market Profile, Benchmarking


Exercise, and S.W.O.T. Analysis. Philippines: Philippine Institute of Development
Studies.

Rambu, F., & Istikharoh, U. (2019). Epidemiologi Kasus Bedah Plastik IGD RSUD Provinsi
NTB Januari-Desember 2019. Jurnal Kedokteran, 73-77.

Republik Indonesia. (2009). Undang Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Sejretariat Negara.

Anda mungkin juga menyukai