Disusun untuk memenuhi penugasan mata kuliah Enterprenuership Sarjana Terapan Keperawatan
Anestesiologi Semester 7
Disusun Oleh:
10.Rizki Nor Fadli (P07120318001) 1. Iza Diana Putri (P07120318009)
11.Fauhatun Fadhilla (P07120318002) 2. Sakinah Nur Iftitah (P07120318010)
12.Grazela Priska S.L (P07120318005) 3. Sarah Zafira Icha L (P07120318011)
13.Erlanda Priya A. (P07120318004) 4. Aditya Candra K. (P07120318012)
14.Florentina A.E.P (P07120318005) 5. Irene Letisia M. (P07120318013)
15.Selvia Ariyani (P07120318006) 6. Cosmas (P07120318014)
16.Hana Ni’mah F. (P07120318007) 7. Kusumalia D.K. (P07120318015)
17.Azizi Alfyan P. (P07120318008) 8. Liberto Afer (P07120318016)
9.
Seluruh puji serta syukur kita panjatkan kepada Allah SWT dan shalawat serta salam
kami sampaikan untuk serta teladan kita Nabi Muhammad SAW. Diantara sekian banyak
nikmat Allah SWT yang membawa kita dari kegelapan ke ukuran cerah yang memberikan
hikmah serta yang sangat berguna untuk segala umat manusia, sehingga oleh karenanya kami
bisa menuntaskan tugas kewirausahaan ini dengan baik serta tepat pada waktunya.
Adapun iktikad serta tujuan dari penataan proposal ini merupakan untuk melakukan
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pada mata kuliah enterprenuership.
Dalam proses penataan tugas ini kami menjumpai hambatan, tetapi berkat dukungan
materil dari bermacam pihak, pada akhirnya kami bisa menuntaskan tugas ini dengan
lumayan baik, oleh karena itu lewat peluang ini kami mengantarkan terimakasih kepada
Walaupun begitu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu seluruh
anjuran serta kritik yang membangun dari seluruh pihak sangat kami harapkan demi revisi
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Visi dan Misi...............................................................................................................2
1.3 Analisis SWOT............................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................7
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................7
1.1 Bedah Plastik...............................................................................................................7
1.2 Pelayanan...................................................................................................................14
1.3 Sumber Daya Manusia..............................................................................................16
1.4 Sarana dan Prasarana.................................................................................................21
1.5 Peralatan....................................................................................................................23
1.6 Standar Operasional Prosedur...................................................................................26
1.7 Marketing..................................................................................................................30
BAB III.....................................................................................................................................37
PENUTUP................................................................................................................................37
1.1 Kesimpulan................................................................................................................37
1.2 Saran..........................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN
1
153 kasus Jumlah kasus tertinggi adalah fraktur maksilofasial sebanyak 95 kasus,
diikuti cedera jaringan lunak sebanyak 47 kasus. 23 kasus cedera jaringan lunak
didapatkan bersama dengan fraktur maksilofasial. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk membuat usaha yang mungkin bisa dikembangkan dalam hal bedah plastik
terkhusus bidang anestesi yaitu dalam penyaluran alat/instrumen anestesi dan
pendistibusian obat-obatan anestesi.
1.2 Visi dan Misi
1. Visi :
Menjadikan sebuah usaha yang berperan aktif dalam penyaluran dan distribusi
instrumen anestesi dan jasa dengan pelayanan yang dinamis.
2. Misi :
a. Memberikan pelayanan dan variasi produk yang optimal
b. Menambah kerja sama dengan medical tourism lain untuk memperluas usaha
yang optimal
c. Membuat website layanan untuk meningkatkan produktivitas usaha
1.3 Analisis SWOT
Analisa SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats terlibat dalam
sebuah proyek atau dalam bisnis usaha. Teori ini kerap kali digunakan untuk
merencanakan suatu hal. Analisa SWOT merupakan identitas berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. (Sari, Pribadi, & Abdillah, 2017)
Analisis SWOT Industri Pariwisata Medis Filipina Termasuk Usaha Bedah
Plastik pada tahun 2013
1. Strengths (S)
a. Perawatan yang berkualitas baik melalui dorongan internal program
peningkatan kualitas di bidang fasilitas kesehatan terbaik
b. Keuntungan harga yang jelas dalam banyak prosedur medis dan bedah
c. Tenaga profesional kesehatan dan pariwisata yang berkualitas, serta
mahir berbahasa Inggris, dan peduli
d. Captive market yang terdiri dari diaspora Filipina
e. Kedekatan dengan Pasifik dan Mikronesia
f. Iklim/lingkungan tropis dan keterbukaan budaya
2. Weaknesses (W)
a. Kurangnya data untuk menentukan parameter industri
b. Kerjasama yang kuat dari beberapa pemangku kepentingan industri
utama
c. Kurangnya pengakuan merek yang kuat di luar negeri
d. Perjalanan internasional yang panjang dan mahal ke Manila dan defisit
infrastruktur bandara
e. Kurangnya portabilitas rencana asuransi di antara wisatawan medis
OECD
f. Kelemahan dari penguatan peso
g. Hambatan administratif untuk masuk di LGU dan PJK
h. Sinergi yang lemah antara penyedia layanan medis dan layanan
perjalanan dalam negeri
3. Opportunities (O)
a. Meningkatkan persepsi global tentang ekonomi dan pariwisata medis
khususnya bedah plastik
b. Permintaan pasien dengan degenerasi umur dari negara asal, sehingga
meningkatkan permintaan untuk melakukan operasi bedah plastic
c. Perawatan berbiaya tinggi yang berkelanjutan di negara-negara maju
yang menimbulkan outsourcing medis
d. Banyak segmen perawatan dapat dimanfaatkan
e. Komitmen pemerintah terhadap KPS sebagai pendekatan untuk
mengembangkan sektor termasuk kesehatan dan pariwisata
4. Threats (T)
a. Persaingan ketat dari pemimpin pasar medis saat ini serta destinasi
yang berkembang pesat
b. Kurangnya transparansi harga dan variasi harga lokal yang luas dalam
prosedur rumah sakit dan klinik
c. Lambatnya penuntutan kasus malpraktik medis dan kurangnya
kerangka malpraktik untuk prosedur mutakhir
d. Risiko pra dan pasca operasi dari kombinasi kesehatan + liburan, dan
kemungkinan penghentian perawatan
e. Potensi crowding out pasien kurang mampu domestik dan efek ekuitas
merugikan lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Operasi Plastik berasal dari dua kata, yaitu “Operasi” yang berasal dari empat Bahasa
yaitu, plasein (Bahasa Belanda), Plasticos (Bahasa Latin), Plastics (Bahasa Inggris), yang
kesemuanya itu berarti “berubah bentuk”, di dalam ilmu Kedokteran dikenal dengan “plastics
of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”.
Pengertian operasi plastik secara umum adalah berubah bentuk dengan cara
pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastic menurut ilmu kedokteran adalah
pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan memindahkan jaringan atau
organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai bahan untuk menambah
jaringan yang dioperasi. Jaringan adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang
sama dan mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang
mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi
tertentu.( Nurul Maghfiroh dan Heniyatun,2015)
2.1.2 Fenomena Operasi Plastik
Di dalam ilmu bedah plastic terdapat tiga macam operasi plastik yaitu:
1. Operasi plastic yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang
kurang sempurna agar dapat berfungsi seperti sediakala. Operasi ini dilakukan terhadap
orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak lahir maupun
cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu. Pelaksanaan operasi plastik ini meliputi:
a. Operasi plastik pada cacat bawaan, misalnya bibir sumbing, dan mata buta.
b. Operasi plastik pada luka bakar, misalnya wajah yang terkena air aki atau organ
tubuh yang tersiram air panas, dan cacat yang lain yang diakibatkan kecelakaan.
2. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh. Operasi ini dilakukan
terhadap orang yang ingin memperindah bentuk tubuhnya agar
kelihatan lebih menarik. Operasi semacam ini disebut operasi plastik cosmetika atau
operasi plastik pada tulang-tulang muka.
3. Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh menggantikan anggota
organ tubuh yang rusak akibat dari suatu penyakit. Pelaksanaan operasi plastik ini
meliputi:
a. Auto Transplasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya satu individu.
Seperti orang yang pipinya dioperasi karena membusuk, maka untukmemulihkan
bentuk tersebut diambilkan daging dari bagian tubuhnya yang lain.
b. Homo Transpalasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya
individu yang sama jenisnya. Jenis di sini maksudnya adalah manusia dengan
manusia.
c. Hetero Transpalasi, yaitu transpalasi dimana donor dan resipiennya
individu yang berlainan jenisnya, seperti transpalasi yang donornya adalah hewan,
1. Pengertian
Pasien yang menderita cacat pada tubuh atau memiliki bagian tubuh yang terlihat tidak
normal karena penyakit, kelainan bawaan, atau cedera tertentu dapat menjalani bedah
rekonstruktif untuk mengembalikan penampilan dan fungsi atau
pergerakan semula dari bagian tubuh yang cacat. Pada banyak kasus, bedah rekonstruktif dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien atau memberikan kesempatan bagi pasien anak untuk
menjalani hidup yang normal.
Namun, tidak semua bedah rekonstruktif diperlukan secara medis. Ada beberapa kasus di
mana pasien ingin menjalani bedah rekonstruktif untuk mempercantik
penampilan dari bagian tubuh tertentu. Contoh dari tindakan tersebut adalah sedot lemak
rekonstruktif atau pengencangan perut.
Saat ini, pasien dapat mengharapkan hasil yang sangat realistis dari bedah rekonstruktif.
Variasi jenis dan teknik yang digunakan oleh dokter bedah terus
membaik karena adanya perkembangan berkelanjutan dalam bahan dan teknologi rekonstruktif.
Beberapa contoh dari perkembangan tersebut adalah jahitan berduri,
pencangkokan kulit, bedah free flaps, implan, dan penggunaan implan biomaterial, yang lebih
cocok dengan tubuh dan dapat menirukan fungsi dari bagian tubuh yang digantikan dengan
lebih baik. Dengan adanya perkembangan ini, pasien bisa mendapatkan bagian tubuh baru
yang memiliki penampilan dan fungsi yang hampir serupa dengan bagian tubuh asli mereka,
hanya dengan sedikit perbedaan dalam sensasi dan rasa. .(docdoc.com)
2. Contoh Bedah Rekonstruktif
a. Bibir Sumbing
Sumbing pada bibir atau lelangit (Cleft lip or palate, CLP) merupakan kelainan
bawaan lahir nomor empat tersering di dunia dan merupakan kelainan bawaan lahir
pada wajah yang tersering
Luka Bakar adalah luka yang disebabkan oleh Api yang merusak kulit Unit Pelayanan
Khusus Luka Bakar adalah unit yang melayani pasien luka bakar dengan
pendekatan tim interdisiplin (Divisi Bedah Plastik, Departemen Anastesiologi dan Perawatan
Intensif, Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Departemen Penyakit Dalam,
Departemen Rehabilitasi Medik, Departemen Gizi Klinik, dan Departemen Kesehatan Jiwa).
Fasilitas UPKLB yang ada pada saat ini yaitu unit ICU, unit HCU, kamar
ini banyak dilakukan dengan tujuan kecantikan, di mana bentuk yang dirasa kurang menarik
diubah menjadi lebih baik. Tidak semua orang di dunia ini mempunyai
pandangan yang sama tentang bentuk hidung yang ideal.
garis yang ditarik dari dasar hidung ke bawah menyentuh garis belakang bibir atas dan
menyentuh batas bibir bawah serta menyentuh garis depan dagu. Dagu yang pendek dapat
diperbaiki dengan penambahan tulang atau tulang rawan, namun sekarang ini lebih sering
memakai bahan silicon karena mudah didapatkan dan aman.
Dengan cara ini otot di atas pangkal hidung di antara kedua mata dapat dipotong sehingga
kerutan atas hidung akan hilang.
PELAYANAN KELAS
KELAS KELAS
A B C
1. Pelayanan Bedah
a. Rawat Jalan
- Klinik Bedah Umum
- Klini Sub Spesialis Bedah
b. Rawat Inap
- Perawatan Bedah
- 0K
2. Pelayanan Umum
Pelayanan dokter untuk life saving
dan terapi awal
3. Pelayanan Medis Spesialistik
Penunjang
- Pelayanan Anestesiologi dan
Reanimasi
- Pelayanan Rehabilitasi Medik
- Pelayanan Patologi Klinik
- Pelayanan Radiologi
4. Pelayanan Gawat Darurat
pemeliharaan fasilitas
- Pelayanan Sanitasi
lingkungan dan
Pengelolaan Limbah
- Pelayanan transportasi
(ambulance)
- Komunikasi Medik
- Pelayanan Pemulasaraan
Jenazah
- Pemadam kebakaran
- Penampungan air bersih
8. Pelayanan Administrasi
- Informasi dan penerimaan
pasien
- Keuangan
- Personalia
- Keamanan
Vaskuler
Dokter Spesialis Anestesi 3 2 1
Konsultan Intensive Care 2 1 -
Dokter Umum 5 3 1
Konsultan:
Dokter Spesialis Penyakit Dalam 2 1 1
Dokter Spesialis Anak 1 - -
Dokter Spesialis Obgyn 2 1 1
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa 1 - -
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik 2 1 1
Dokter Spesialis Patologi Klinik 1 1 1
Dokter Spesialis Patologi Anatomi 1 1 -
Dokter Spesialis Radiologi 1 1 1
Dokter Spesialis Gizi 1 1 -
Tenaga Keperawatan : 1:1T 1:1T 2:3T
T T T
- Sarjana Keperawatan + + +
- D3 Keperawatan + + +
Rumah Sakit Bedah Estetika 18
- Ahli madya fisioterapis + + +
- Ahli madya terapis Okupasi + + +
- Teknisi ortotik prostetik + + +
Spesialis
- R. Tindakan
- Ruang Tunggu
- Toilet
B. Pelayanan Rawat Inap
- Ruang tindakan
- Ruang isolasi
- Ruang rawat
- Gudang Alat
- Kamar mandi
- Pos perawat
- kamar cuci alat
- Ruang Petugas kebersihan
- Ruang istirahat (1 toilet)
- ruang Tunggu ( 1 toilet)
- Dapur
- Ruang simpan troli
C. Pelayanan Bedah / OK
- Ruang sterilisasi + lemari instrument
- Ruang operasi utama
- Kamar ganti staf
-Ruang ganti brankar
- Toilet (jumlah)
- Tempat antisepsis/ cuci tangan
Operator
- Ruang gas medis
- Ruang Dokter
- ruang perawat
-Ruang pemulihan
- Kantor
D. Pelayanan Rehabilitasi Medik
- Ruang fisioterapi
- Ruang Ortotik prostetik
- Ruang Terapi Okupasi
- ruang Pelayanan Sosial Medik
E. Pelayanan Laboratorium
- Ruang pengambilan sampel
- Ruang pemeriksaan sampel
- Gudang perlengkapan habis pakai
- Gudang perlengkapan tidak habis pakai
- Kamar mandi
- Kamar cuci alat
-Ruang sterilisasi + lemari instrument
- Toilet
F. Pelayanan Radiologi
G. Pelayanan Gawat Darurat
- Ruang Triage
- Ruang resusitasi
- Ruang tindakan
- Toilet
H. pelayanan ICU/HCU
- Ruang pasien
- R. Isolasi
- R. Dapur
- Ruang Dokter jaga
- Kamar mandi
J. Pelayanan Farmasi
N. Pelayanan Laundry
O. Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
R. Penyelenggaraan Diklat
S. Pelayanan Ambulan
1.7 Peralatan
B. Spesialistik
Alat diagnostik spesialistik
Instrumen pengobatan spesialistik
perlengkapannya
Oxygen
Troley pengobatan
Troley emegensi
Bedah Spesialistik
Peralatan disesuaikan dengan
kebutuhan
Ruang Bedah
Peralatan Umum :
Meja operasi standar
Lampu operasi
Peralatan anestesi +
Monitor Pasien
Gas medik
Suction
Diatermi
Kontainer linen
Kontainer / tromol
instrument Peralatan Spesialistik :
Rumah Sakit Bedah Estetika 23
Disesuaikan dengan kebutuhan
positip pressure
Hepa Filter
Sterilisator Ruangan
Jam
Termometer ruangan
Sistem pencegahan
penanggulangan kebakaran , antara
Brankar OK
Obat-obat dan alat penunjang
lainnya
Baju bedah dan kelengkapannya
Linen
Bak cuci tangan
NO. REVISI : 00
NO.DOK :
DITETAPKAN
TERBIT : OLEH :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
DIREKTUR
PENGERTIAN Suatu standar atau pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk
diikuti oleh petugas medis sebelum tindakan operasi
dilakukan.
Mencegah resiko dan komplikasi pada waktu operasi dan
TUJUAN sesudah
Operasi
KEBIJAKAN KEPUTUSAN DIREKTUR
1. Ucapkan salam, “ Selamat pagi/siang/malam
Bapak/Ibu”, dan perkenalkan diri: “Saya petugas..
(nama) jelaskan profesi / unit kerja..Jelaskan Tujuan
kedatangan.
2. Pastikan identitas pasien
3. Cek pasien sesuai denga nrekam medis dan gelang
pasien.
4. Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman.
5. Cek persiapan dan melaksanakn tindakan persiapan
untuk anestesi.
6. Cek kelengkapan persipan pasien diisi petugas rawat
inap dan petugas kamar operasi berupa :
a. Informed consent.
b. Keadaan umum (GCS)
c. TD : N: S: RR:
d. Visite dokter
PROSEDUR e. Riwayat Penyakit
f. Pengobatan sekarang / Pramedikasi
g. Riwayat Operasi
h. Cek Laboratorium lengkap ( DR, HbsAg, GolDar,
CT, BT, GDS)
i. Persiapan darah (jika diperlukan)
j. IV catheter / abbocath 18, urin kateter
k. Puasa
l. Riwayat penggunaan obat
m. Hasil radiologi (Rontgen Thorax, dll)
n. EKG 12 leads
o. Cairan infus
p. Skin test antibiotik (jika diperlukan)
q. Identitas pasien sesuai gelang dan status pasien
r. Alergi yang diderita
s. Paramedikasi yang diberikan
t. Status emosional
u. Protease dilepas (gigi palsu, lensa kontak)
jika menggunakan
v. Perhiasan dilepaskan
w. Status pasien dan daftar obat
x. Persiapan kulit (cukur, desinfeksi)
y. Pengosongan kandung kemih
z. Pakai baju operasi
Pendidikan kesehatan
Penandaan lokasi operasi
Cukur area operasi
Lakukan pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi keperawatan terhadap pasien secara fisik dan
psikologis agar siap menjalani pembedahan.
Pastikan personal hygiene pasien dalam keadaan sudah
mandi, tidak memakai perhiasan, bersih, memakai
baju dan topi khusus untuk kamar operasi.
Antar pasien ke kamar operasi
Lakukan serah terima pasien kepada perawat kamar
operasi meliputi identitas pasien / RM dan persiapan
pre operasi yang telah dilakukan.
Lakukan verifikasi kelengkapan persiapan operasi dan
kondisi pasien (berkaitan dnegan tepat prosedur
operasi)
1.9 Marketing
Menurut American Marketing Association, pemasaran diartikan sebagai hasil
prestasi kerja kegiatan usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang
atau jasa dari produsen ke konsumen. Definisi dari Stanton (1993), pemasaran
merupakan suatu system dari kegiatan usaha yang ditunjukkan untuk melaksanakan,
menentukan harga, mempromosikan, serta mendistribusikan barang dan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan pembeli potensial.
Menurut Kotler dan Amstrong (2004) dalam Dinirianti (2012), inti strategi
pemasaran modern terdiri dari tiga langkah pokok, yaitu:
1. Segmentasi Pasar
Mengelompokkan pembeli ke dalam skala lebih kecil yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran sendiri. Segmentasi pasar sebagai salah satu elemen
kunci dari pemasaran modern ini terbagi menjadi beberapa kelompok dan / atau
segmen berdasarkan faktor-faktor seperti faktor demografis, geografis, psikologis dan
perilaku.(Larsen, 2010)
2. Pembidikan
Sasaran Mengevaluasi daya tarik tiap-tiap segmen, dan memilih satu atau lebih
segmen yang akan dimasuki. Selanjutnya, menetapkan jumlah dan tipe pasar yang
dilayani.
3. Positioning
Menetapkan produk agar dapat menempati posisi dalam benak konsumen yang jelas,
khas dan diinginkan secara relative terhadap produk pesaing. Sedangkan Lamb, Hair
dan Daniel (2001) dalam Dinirianti (2012) menyebutkan bahwa petetapan posisi
(positioning) mengembangkan bauran pemasaran spesifik untuk mempengaruhi
keseluruhan persepsi pelanggan – pelanggan potensional terhadap merek, lini produk,
tetapi apa yang dilakukan terhadap pikiran / benak konsumen.
A. Sarana dan pra sarana
1. STANDAR FASILITAS DAN PERLENGKAPAN
Rumah Sakit agar mengupayakan prasarana/sarana dan peralatan medis/non
medis yang yang disesuaikan dengan kegiatan, beban kerja dan tipe rumah sakit
untuk mendukung pelayanan optimal, anestesiologi dan reanimasi.
Sarana fisik minimal:
a. kamar persiapan anestesia;
b. fasilitas di kamar bedah;
c. kamar pulih sadar;
d. ruang perawatan/terapi intensif (ICU);
e. kantor administrasi;
f. kamar obat dan alat
a. Kamar persiapan anestesia.
Kamar ini merupakan bagian di kompleks kamar bedah yang berfungsi sebagai
tempat serah terima pasien, identifikasi pasien dan persiapan pra anestesia
perlengkapan ruangan:
1) Penerangan yang cukup dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera. menyala apabila aliran listrik terhenti
2) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded)
3) Tempat cuci tangan dan kelengkapannya
4) Jam dinding
5) Kereta pasien (brankard) yang dilengkapi dengan pagar di sisi kanan
kirinya, atau dengan sabuk pengaman, kedudukan kepala dapat diubah
menjadi datar atau diatas perlengkapan medik:
6) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter,
7) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka;
8) Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka (misalnya ambu bag/air
viva, laerdal), laryngoskop dengan daun (blade) berbagai ukuran, pipa jalan
nafas oro/nasopharinx dan pipa trakheal berbagai ukuran, cunam magill,
pembuka mulut (fergusson mouth gag), penghubung pipa (tube connector)
dan stilet;
9) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap;
10) Stetoskop, tensimeter dan termometer;
11) Alat infus terdiri dari set infus, kateter vena, jarum suntik berbagai ukuran,
kapas, anti septik, plester, pembalut, gunting:
12) Sebaiknya ada defibrillator dan monitor elektrokardiograf
13) Kereta dorong (trolley/crash cart) yang memuat alat-alat sesuai butir 3
sampai dengan butir 7;
14) Alat komunikasi (interkom).
b. Fasilitas
1) Kamar bedah.
Tindakan anestesia umumnya dilakukan dalam kamar bedah dimana akan
dilakukan pembedahan/prosedur medis lain:
a) Penerangan yang cukup, dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera menyala apabila aliran listrik terhent
b) Suhu 20-28°C, kelembaban tinggi > 50%
c) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded)
d) Peralatan untuk mengeluarkan sisa gas/uap anestetik dari ruangan
(scavenger/exhaust)
e) Jam dinding
2) Perlengkapan medik
a) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter;
b) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka;
c) Sumber gas gelak (N2O) berupa tabung/silinder atau titik N20 sentral
d) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap
e) Stetoskop, tensimeter dan termometer,
f) stetoskop prekordial atau esofageal;
g) Alat untuk anestesia tetes terbuka (open drop) berupa sungkup muka
(schimmelbush, atau modifikasi lainnya), botol tetes ether;
h) Mesin anestesia minimal salah satu di bawah ini:
- Mesin ether udara (misalnya EMO atau afya drager);
- Mesin anestesia dengan meter aliran 02/NO2 (boyle gas machine)
yang dilengkapi dengan alat penguap (vaporizer) ether, halotan,
sirkuit pernafasan dengan penyerap CO2 (circle absorber). Sebaiknya
mesin anestesia dilengkapi dengan respirator.
i) Jika penyediaan tabung oksigen sulit, maka harus ada oxygen
concentrator (misalnya air-sept, de villbess);
j) Laringoskop dengan berbagai daun (blade);
k) Pipa jalan nafas oro/nasopharynx dan pipa trakheal berbagai ukuran
dengan penghubung pipa (tube conector):
l) Cunam magill, stilet pipa trakheal, sikat pembersih pipa trakheal;
m)Pembuka mulut (fergusson mouth gag);
n) Sungkup muka transparan berbagai ukuran dan respiratory bag sesuai
pasien;
o) Peralatan tambahan untuk sistem anestesi semi open dan jackson reese;
p) Peralatan analgesia regional berupa jarum spiral, jarum epidural, kateter
epidural berbagai ukuran dalam keadaan steril;
q) Defibrillator;
r) Sebaiknya ada: monitor elektrokardiograf dan pulse oxymeter oxygen
analyzer untuk fresh gas respirometer alat pelindung gigi defibrillator
dan oxygen analyzer cukup satu unit untuk setiap kompleks kamar bedah
s) Alat komunikasi (interkom).
c. Kamar pulih sadar.
Adalah tempat pemulihan pasien dari anestesia/dampak pembedahan yang
sebaiknya merupakan bagian di dalam kompleks kamar bedah.
1) Perlengkapan ruangan:
a) Penerangan yang cukup. dilengkapi dengan lampu cadangan yang dapat
segera menyala apabila aliran listrik terhenti;
b) Suhu 20-28°C, kelembaban tinggi > 50%;
c) Titik keluar listrik (electric outlet) yang dibumikan (grounded);
d) Tempat cuci tangan dan kelengkapannya;
e) Jam dinding:
f) Kereta pasien (brankard) yang dilengkapi dengan pagar di sisi kanan
kirinya, atau dengan sabuk pengaman, kedudukan kepala dapat diubah
menjadi datar atau diatas;
2) Perlengkapan medik:
a) Sumber oksigen berupa tabung/silinder atau titik oksigen sentral yang
dilengkapi dengan katup penurunan tekanan (regulator) dan flow meter
b) Alat pelembab/humidifikasi oksigen, pipa karet/plastik yang dilengkapi
dengan kanula nasal dan sungkup muka
c) Alat penghisap lendir portable atau titik hisap sentral, pipa karet
penghubung, botol penampung dan kateter hisap.
d) Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup muka (misalnya ambu
bag/air viva, laerdal), laryngoskop dengan daun (blade) berbagai ukuran,
pipa jalan nafas oro/nasopharinx dan pipa trakheal berbagai ukuran,
cunam magill, pembuka mulut (fergusson mouth gag), penghubung pipa
(tube connector) dan stilet
e) Stetoskop, tensimeter dan termometer;
f) Alat infus terdiri dari set infus, kateter vena, jarum suntik berbagai
ukuran, kapas, antiseptik, plester, pembalut, gunting:
g) Sebaiknya ada defibrillator dan monitor elektrokardiograf
h) Kereta dorong (trolley/crash cart) yang memuat alat-alat sesuai butir d
s/d g:
i) Alat komunikasi (interkom);
d. Kantor Administrasi (Untuk Koordinasi Anestesiologi dan Reanimasi)
1) Tempat kegiatan organisasi dan administrasi, termasuk di sini kantor
Kepala Bagian dan Staf.
2) Perlengkapan kantor :
3) Penerangan yang cukup.
- Peralatan kantor, meja tulis, kursi, mesin tik, computer, lemari arsip, alat
tulis menulis.
- Alat komunikasi (intercom)
4) Ruang rapat lengkap dengan peralatan.
5) Ruang kuliah / demo untuk mahasiswa maupun tamu.
e. Kamar Obat dan Alat
1) Terdiri dari kamar tempat penyimpanan obat dan alat, tempat memelihara
dan memperbaiki alat, tempat membersihkan alat dan menyiapkan kembali
sesuai kebutuhan.
2) Terletak di dalam kompleks kamar bedah.
3) Perlengkapan ruangan:
- Penerangan yang cukup. Suhu 20-28°C untuk kamar penyimpanan obat.
Titik keluar listrik (elektrik output) yang dibumikan (grounded).
- Sumber air panas dan dingin, bak pencuci untuk kamar pembersih alat
- Alat penggantung/pengering pipa karet dan alat-alat lain.
- Lemari dan rak dinding.
- Lemari es pada kamar penyimpanan obat. Sterilisator gas dan sterilisator
uap.
- -Lemari khusus terkunci untuk obat-obat narkotik.
B. Ketenagaan
Pelayanan anestesiologi dan reanimasi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter
spesialis anestesiologi dan/atau dokter spesialis anestesiologi konsultan, dan/atau
dokter peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan dibantu oleh
perawat serta dapat dibantu oleh dokter umum.
1. Tenaga medis:
a. Dokter Spesialis Anestesiologi, yaitu dokter yang telah menyelesaikan
pendidikan program studi dokter spesialis anestesiologi di pusat pendidikan
yang diakui atau lulusan luar negeri dan yang telah mendapat Surat Tanda
Registrasi;
b. Dokter Spesialis Anestesiologi Konsultan, yaitu dokter spesialis anestesiologi
yang telah mendalami salah satu cabang ilmu anestesiologi yang telah diakui
IDSAI
c. Dokter Peserta Program Dokter Spesialis Anestesiologi yaitu dokter yang
sedang menjalani pendidikan dokter spesialis anestesiologi dan telah mendapat
kompetensi sesuai standar pendidikan di pusat pendidikan yang diakui. 4. dokter
umum yaitu dokter yang selama pendidikan kedokteran mendapat kompetensi
melakukan tindakan anestesi atau dokter umum yang telah bekerja di
pelayanananestesiologi dan reanimasi sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan.
2. Tenaga keperawatan:
a. Perawat anestesia adalah perawat yang terlatih di bidang anestesia dan telah
menyelesaikan program D-III anestesia atau yang sederajat.
b. Perawat mahir/terlatih di bidang anestesia, yaitu perawat yang telah mendapat
pendidikan sekurang-kurangnya selama 6 (enam) bulan atau perawat yang telah
bekerja pada pelayanan anestesia di rumah sakit minimal 1 (satu) tahun.
c. Perawat berpengalaman di bidang perawatan/terapi intensif yaitu perawat yang
telah mendapat pelatihan dan pendidikan sekurang-kurangnya selama 6 (enam)
bulan atau perawat yang telah bekerja pada pelayanan di ruang perawatan
intensif (ICU) minimal 1 (satu) tahun.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam rangka
mengoptimalkan kinerja dan tingkat kenyamanan operasi bedah plastik, diperlukan
beberapa item pendukung, seperti sarana dan prasarana yang memadai serta
terpenuhinya kebutuhan sumber daya manusia sebagai tenaga penggerak agar
pelayanan yang diberikan bisa lebih memuaskan.
Dengan strategi pemasaran yang mengelompokkan pasien ke dalam skala
yang lebih kecil, memilih satu segmen yang akan dimasuki serta memiliki produk
yang khas dan diinginkan, bisa lebih mudah menarik perhatian masyarakat yang ingin
melakukan operasi plastik.
1.10 Saran
Saran Perlu adanya upaya untuk menjaga kestabilan dalam memberikan
pelayanan terus-menerus sehingga dapat memenuhi harapan masyarakat dan perlu
adanya pelatihan bagi pegawai untuk kedepannya sehingga dapat memberikan
pelayanan dengan teknik yang paling mutakhir dan berguna bagi sesama.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan. (2020). Tinjauan Yuridis Terhadap Perubahan Fisik pada Manusia (Operasi
Plastik) dalam Perspektif Hukum Islam. Surakarta: Fakultas Hukum UMY Surakarta.
Nugraha, D. I., & Thabrany, H. (2017). Strategi Pemasaran Poli Bedah Estetik Bali Royal
Hospital (Bros) Denpasar. Jurnal ARSI, 1-11.
Permata, I. (2017). Rencana Strategi Pengelolaan Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Rambu, F., & Istikharoh, U. (2019). Epidemiologi Kasus Bedah Plastik IGD RSUD Provinsi
NTB Januari-Desember 2019. Jurnal Kedokteran, 73-77.
Republik Indonesia. (2009). Undang Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta: Sejretariat Negara.