Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Profesi Ners di Fakultas
Keperawatan Universitas Hasanuddin
OLEH :
R014 19 2016
iii
ABSTRACT
Fitra Ardillah, S.Kep. R014192016. PERIOPERATIVE NURSING CARE NY. H WITH
MEDICAL DIAGNOSIS CARCINOMA MAMMA DEXTRA OPERATING ACTION
MODIFIED RADICAL MASTECTOMY (MRM) AT CENTRAL OPERATING THEATER
(COT) HOSPITAL OF DEGREE HOSPITALITY OF HASANUDDIN UNIVERSITY IN 2021
supervised by Musmulyono Yusuf.
Background: Carcinoma mammae or breast cancer is a disorder in the growth of normal mammary
cells where abnormal cells arise from normal cells, multiply and infiltrate the lymph nodes and blood
vessels. Various types of operative management for breast carcinoma are Classic Radical
Mastectomy (CRM), Modified Radical Mastectomy (MRM), Skin Sparing Mastectomy (SSM),
Nipple Sparing Mastectomy (NSP) and Breast Conserving Treatment (BCT). MRM is the surgical
removal of all breast tissue along with the tumor, nipple areola complex, skin over the tumor and
pectoral fascia and axillary dissection level I-II. This operation is performed on early stage and
locally advanced breast cancer.
Objective: To determine nursing care in patients with Carsinoma mammae with Modified Radical
Mastectomy (MRM).
Results: The assessment was carried out to collect data that supports the establishment of a nursing
diagnosis. The diagnoses that appear in pre surgery are anxiety, intra-surgery diagnoses appear in
the form of hypothermia, risk of injury, risk of infection and risk of deficient fluid volume, while
postoperative diagnosis appears acute pain and risk of falling.
Discussion: Of the seven diagnoses that were enforced, from preoperative, intra-operative, to
postoperative, were the diagnoses that generally appeared in patients with Modified Radical
Mastectomy (MRM). One of the things that need to be considered in the intra operative phase for
hollow surgery such as MRM is to ensure the amount of gauze and other instruments used before
closing the surgical wound.
Conclusion: surgical intervention in breast cancer patients aims to improve the quality of life in
terms of health. Surgery must pay attention to patient safety, patient readiness, and the procedure to
be performed. The mistakes that usually occur when in the operating room are the wrong location
of the operation, wrong surgical procedures or the wrong patient. Effective interprofessional
communication is a very influential factor in improving patient safety and can minimize
misunderstandings.
Keywords: Carsinoma mammae, Modified Radical Mastectomy (MRM), nursing diagnosis
iv
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis lafaskan melainkan ucapan puji syukur
kehadirat Allah subhanah wa taala atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Profesi Ners ini dengan judul
“Asuhan Keperawatan Perioperatif Ny. H Dengan Diagnosa Medis Carcinoma
Mamma Dextra Tindakan Operasi Modified Radical Mastectomy (Mrm) Di Central
Operating Theatre (Cot) Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri Universitas
Hasanuddin Tahun 2021”. Selama proses penyusunan laporan akhir Profesi Ners
ini, penulis mengalami berbagai hambatan dan kesulitan. Akan tetapi, berkat
bimbingan, arahan, masukan, bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak akhirnya
hambatan dan kesulitan yang dihadapi penulis dapat diatasi. Terlepas dari itu,
perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada yang terhormat.
Universitas Hasanuddin
selaku tim penguji yang memberi banyak masukan dan arahan demi
v
6. Seluruh preseptor institusi dan preseptor klinik di RSUP Wahidin
Hasanuddin.
7. Ayah dan Ibu saya yang selalu mendoakan dan memberi dukungan baik
Riventi Pali’ Kamoda yang selalu setia membatu saya dalam kesulitan
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
penulis hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam
sempurna hanya milik Allah SWT semata. Oleh karena ini, penulis senantiasa
baik di masa yang akan datang. Akhir kata mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Fitra Ardillah
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………..…….....i
Abstrak..........................................................................................................................................................iii
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….………………vi
DAFTAR ISI……………………………………………..........…………………………………………iiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..………………........viii
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
UJIAN KOMPREHENSIF
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF NY. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS
CARCINOMA MAMMA DEXTRA TINDAKAN OPERASI MODIFIED RADICAL
MASTECTOMY (MRM) DI CENTRAL OPERATING THEATRE (COT) RUMAH SAKIT
PERGURUAN TINGGI NEGERI UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2021
Ujian komprehensif ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Ners (Ns)
OLEH:
FITRA ARDILLAH
R014192016
1
BAB I
PENDAHULUAN
(KONSEP MEDIS)
A. Definisi
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,
2015). Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari selsel di
memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang
dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan menyebar ke pembuluh darah
(Putra, 2015).
Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker payudara
belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi duktus atau lobus
payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan perkembangan sel-sel
yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma insitu dan sel menjadi massa.
Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga berperan dalam pembentukan kanker
Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudara
terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan faktor resiko
2
1. Faktor risiko yang dapat diubah
a. Obesitas
estrogen, jadi jika memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki
b. Pecandu alkohol
darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs)
dan estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.
c. Perokok berat
tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia yang sebagian besar
d. Stres
Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres pisikologi
yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan tubuh dan
3
e. Terpapar zat karsinogen
Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua gen
Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya mencapai 5% dari kanker payudara,
jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker payudara uji gen BRCA
dapat dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen BRCA1 dan
tetapi laki-laki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan
4
c. Faktor usia
usia 30-39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49
tahun berisiko 1 dari 69 perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko
menurun.
d. Riwayat kehamilan
bersifat imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang
e. Riwayat menstruasi
12 tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker
5
mulai tumbuh dan terdapat hormon yang dapat memicu pertumbuhan
sel abnormal.
f. Riwayat menyusui
C. Jenis-jenis Ca Mammae
Secara umum jenis kanker payudara dapat dibagi menjadi tiga yaitu kanker
payudara non-invasive, kanker payudara invasive dan kanker payudara paget’s disease.
kelenjar yang memproduksi susu, dan puting payudara). Jenis kanker ini biasanya
disebut dengan kanker carsinoma insitu, dimana kanker payudara belum menyebar
Sel kanker merusak seluruh kelenjar susu serta menyerang lemak dan
jaringan di sekitarnya. Pada tahap ini kanker telah menyebar keluar dari kantong
6
3. Paget’s Disease
cairan. Penyembuhan pada jenis kanker ini lebih baik jika tidak disertai dengan
massa.
Klasifikasi kanker payudara menurut stadium dan harapan hidup: (National Cancer
1. Stadium 0
Tidak terbukti adanya tumor primer, tidak ada tumor dalam kelenjar getah
bening region, tidak ada metastase ke bagian lain, dan memeiliki harapan hidup
2. Stadium I
Tumor berukuran kurang atau sama dengan 2 cm, tidak ada tumor dalam
kelenjar getah bening region, tidak ada metastase jauh dan memiliki harapan hidup
3. Stadium IIA
7
4. Stadium IIB
Tumor berukuran lebih besar dari 2 cm tidak lebih dari 5 cm, sel-sel kanker
ditemukan di kelenjar getah bening di ketiak yang terletak di bawah lengan dapat
5. Stadium IIIA
bening melekat bersama atau pada struktur yang lain, tidak ada metastase jauh dan
6. Stadium IIIB
breast cancer, menyebar ke kelenjar getah bening dan memiliki harapan hidup 44%
7. Stadium IV
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau
bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang rusuk, atau
organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15% selama 5 tahun
kedepan.
D. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa tunggal,
massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit atau jaringan
yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau tidak teratur. Tanda
lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi retraksi pada puting,
8
edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan pembesaran nodus limfe
aksila. Pasien yang menderita Carsinoma mamme biasanya ada yang merasakan nyeri
dan ada yang tidak merasakan nyeri, dan berat badan menurun menunjukan adanya
E. Patofisiologi
Kanker payudara terjadi karena hilangnya control atau poliferasi sel payudara dan
DNA. Bila terjadi mutase gen maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan
yang tidak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker.
Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah
yang menyerupai kantong, sel-sel yang menyebar kemudian akan tumbuh berkembang
di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker
baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel normal disekitarnya,
terutama sel-sel yang lemaah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara
penderita akan membesar tidak seperti biasanya. Ca mammae pertama kali menyebar ke
kelenjar aksila regional. Lokasi metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura
Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas
9
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal
sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe
ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual
pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran tumor
“Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan lebih tinggi dari kanker-kanker
Bare, 2013).
F. Penatalaksanaan
1. Mastektomi
Tipe-tipe mastektomi menurut Martin dan Griffin (2014) terbagi menjadi 7 yaitu:
Melalui insisi vertikal, seluruh payudara diangkat dengan batas kulit yang
bermakna disekitar puting, areola, dan tumor. Otot pektoralis mayor dan
minor diangkat, vena aksila dipotong. Dalam pembedahan kulit yang tipis
ditinggalkan.
10
c. Mastektomi radikal modifikasi
Seluruh payudara diangkat, tetapi kelenjar aksila dan otot pektoralis tidak.
radikal.
Tumor dan besar segmen di sekitar jaringan payudara, dibawah fasia, dan
g. Mastektomi subkutan
payudara. Semua kulit payudara, termasuk puting dan areola serta tonjolan
sesudahnya.
2. Radioterapi
Radiotrapi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang
11
baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar
payudaar menghitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari
3. Kemoterapi
bentuk pil, kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem
ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah
mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
4. Terapi Hormonal
Terapi ini biasa disebut trapi anti-estrogen yang sistem kerjannya memblok
2015).
5. Lintas metabolisme
resorbsi tulang yang sering digunakan untuk melawan osteoporosis yang diinduksi
efek samping seperti osteonekrosis dan turunnya fungsi ginjal (Nurarif, 2015).
12
G. Kompikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit kanker payudara stdium lanjut atau
pasca mastektomi yaitu, metastase ke organ lain seperti tulang rusuk menjadi kanker
tulang, terjadi limfederma karena saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke
sirkulasi umum tidak berfungsi dengan adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe
diangkat.
H. Pemeriksaan Diagnostik
dan evaluasi.
pemeriksaan histopatologi dan dari spesimen operasi dapat ditentukan tipe dan grading
tumor, status kelenjar getah bening aksila, faktor prediktif dan faktor prognosis tumor
(semua faktor diatas tidak bisa diperoleh dari modalitas lain). Berbagai jenis operasi pada
13
kanker payudara adalah Classic Radical Mastectomy (CRM), Modified Radical
(NSP) dan Breast Conserving Treatment (BCT) (Suyatno dan Pasaribu, 2014).
nipple areola komplek, kulit diatas tumor dan fasia pektoral serta diseksi aksila level I-II.
Operasi ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini dan lokal lanjut. Merupakan jenis
3. Pasien dengan tumor jinak yang berpotensi menjadi kanker, tetapi tanpa metastasis
jauh.
14
Kontraindikasi MRM :
6. Kelenjar getah bening aksila dan kelenjar getah bening supraklavikula terlalu besar
dan keras
7. Pektoralis mayor disebabkan oleh serangan atau metastasis jauh pada otot dada dan
Teknik Operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal dapat dijelaskan sebagai
berikut:
diposisikan abduksi 900 , pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian
15
kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas
didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa
4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted,
insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap
bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus
dengan origonya.
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level
III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa
16
didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila dan m.pektoralis terlepas
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
Komplikasi operasi
pergerakan sendi bahu. Drain dilepas bila produksi masing-masing drain < 20 cc/24 jam.
Umumnya drain sebelah medial dilepas lebih awal, karena produksinya lebih sedikit. Bila
luka operasi baik, umumnya jahitan dilepas hari ke12 s/d 14. Perawatan yang efektif adalah
17
salah satu faktor penting dari berhasilnya suatu tindakan operasi, mencegah kekambuhan,
keadaan tubuh pasien, proses pengeringan luka dan sistem pengeluaran, pasien mulai bisa
18
PKDM CA Mammae
Mutasi yang
menyebabkan Mempengaruhi epitel payudara Estrogen dalam tubuh ↑
protoonkogen dan
penekanan tumor di
epitel payudara Reseptor hormon berinteraksi dengan transforming
growth faktor dan pertumbuhan fibroblast
CA MAMMAE
Mendesak jaringan sekitar, Pembesaran pada salah satu payudara Mammae asimetris
sel saraf dan pembuluh darah
PEMBEDAHAN
Post operasi
Pre operasi Intra operasi
Pengalaman operasi Tindakan invasif Prosedur anestesi Suhu ruangan 19˚C Adanya luka post
pertama pasien op
Risiko Jatuh
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. ASKEP TEORI
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
i. Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan
prosthesis lainnya
2. Diagnosa Keperawatan
Pre operasi:
Ansietas
Intra Operasi :
Hipotermia
21
Risiko Cedera
Risiko Infeksi
Post Operasi :
Nyeri Akut
Risiko Jatuh
22
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF (PNDS)
PRE OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 3A Respon Ansietas O.500: Pasien atau keluarga Mengidentifikasi status psikososial (A.510)
perilaku pasien dan X4-00146 menunjukkan pengetahuan tentang Menilai mekanisme koping (A.510.6)
keluarga: status psikososial yang diharapkan Tinjau pola koping pasien dan
Pengetahuan terhadap prosedur keefektifannya
Pasien mengungkapkan urutan Minta pasien untuk menggambarkan
kejadian yang diharapkan sebelum metode saat ini untuk mengatasi stres
dan segera setelah operasi Mendorong pasien untuk mengungkapkan
Pasien menyatakan harapan yang perasaan
realistis mengenai pemulihan dari Menentukan metode komunikasi dan
prosedur dukungan yang paling efektif
Pasien dan anggota keluarga Mengevaluasi ketersediaan dan efektivitas
mengidentifikasi tanda dan gejala sistem pendukung
untuk dilaporkan ke ahli bedah Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan pasien
atau penyedia layanan kesehatan dan keluarga (A.530)
Menerapkan langkah-langkah untuk
memberikan dukungan psikologis (Im.510)
Menilai tanda dan gejala kecemasan atau
ketakutan ( misalnya , insomnia pra
operasi, ketegangan otot, tremor , mudah
tersinggung, gelisah, diaphoresis, takipnea,
takikardia, tekanan darah tinggi, wajah
pucat atau kemerahan, perilaku menarik
diri)
Berikan informasi dan jawab pertanyaan
dengan jujur
23
Memberikan suasana kepedulian dan
perhatian ( misalnya , pendekatan privasi
yang tidak menghakimi, empati, rasa
hormat)
Menawarkan metode alternatif untuk
meminimalkan kecemasan ( misalnya ,
musik, humor)
Jelaskan tujuan persiapan pra operasi
sebelum implementasi
Mengevaluasi respon fisik dari rencana
tindakan (E.520)
Mengevaluasi efektivitas sistem
pendukung
Memverifikasi kemampuan pasien untuk
memahami informasi
Memberikan waktu yang diperlukan untuk
memproses informasi
Tinjau rencana asuhan keperawatan
dengan pasien dan anggota keluarga
24
INTRA OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Respon Hipotermia O. 290: Suhu tubuh inti pasien berada Menilai risiko hipotermia yang tidak disengaja
fisiologis X26-00006 dalam kisaran yang diharapkan atau (A.200.1)
terapeutik Mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi
Suhu pasien adalah lebih dari 36 ° mengalami hipotermia yang tidak disengaja untuk
C (96,8 ° F) pada saat keluar dari dimasukkan tetapi tidak terbatas pada pasien :
ruang operasi atau selama Dengan suhu dasar sebelum operasi kurang
prosedur dari atau sama dengan 36 ° C (96,8 ° F)
Suhu pasien sengaja Di lingkungan bedah yang dingin
dipertahankan pada 33 ° C (91, 4 Dengan tubuh tinggi permukaan / kg dan
° F) untuk menurunkan rendah subkutan lemak coklat untuk
metabolisme sel tingkat isolasi meningkat dari kehilangan
panas ( e g , bayi, neonatus, balita)
Dengan gangguan metabolisme
Menerapkan langkah-langkah termoregulasi (
Im . 280)
Pilih perangkat pemantauan dan
pengaturan suhu berdasarkan kebutuhan
pasien yang teridentifikasi
Mengoperasikan pemantauan suhu dan
perangkat regulasi sesuai dengan instruksi
tertulis
Monitor parameter fisiologis ( Im . 370)
Pantau tanda vital ( mis. , tekanan darah,
monitor jantung atau detak dan ritme EGC,
laju pernapasan, suhu)
Pantau pasien untuk perubahan integritas
kulit ( misalnya , denyut nadi perifer,
25
warna kulit , suhu, turgor, isi ulang kapiler,
jika sesuai)
Gunakan selimut untuk menghangatkan
pasien
Mengevaluasi respons terhadap ukuran
termoregulasi (E.260)
Menilai dan mendokumentasikan suhu
tubuh pasien
Menafsirkan dan mengkomunikasikan data
suhu pasien kepada anggota tim perawatan
kesehatan yang sesuai untuk evaluasi lebih
lanjut dan tindakan yang sesuai
Laporkan suhu pasien ke perawat PACU
untuk menentukan metode perawatan
pasca operasi yang sesuai.
2. Domai 1 Risiko O. 10: Pasien terbebas dari tanda dan Mengidentifikasi status fisiologis (A.210)
Keselamatan injuri/cedera gejala cedera yang berhubungan Mengevaluasi membran bukal, sklera, dan
X29-00035 dengan sumber panas kulit ( misalnya , kekeringan, sianosis,
Kondisi kulit pasien, selain penyakit kuning)
sayatan bedah, tidak berubah Laporkan penyimpangan dalam hasil studi
antara masuk dan keluar dari OR diagnostik (A.340)
atau ruang prosedur Mengkomunikasikan status kesehatan
Pasien melaporkan kenyamanan fisiologis ( misalnya , laporan verbal,
termoregulasi catatan pasien) kepada anggota tim yang
Status neuromuskuler pasien sesuai
tidak berubah antara masuk dan Bekerja sama dengan penyedia layanan
keluar dari ruang operasi atau kesehatan lain tentang hasil studi
prosedur diagnostik atau temuan penilaian
Menilai kondisi kulit dasar (A.240)
Mengevaluasi keberadaan denyut nadi
perifer, meminta persepsi pasien tentang
26
nyeri, dan mengidentifikasi gangguan
mobilitas saat pasien terjaga
Monitor kondisi kulit pasien
Menilai risiko pasien untuk cedera kulit
yang berhubungan dengan sumber panas
Menilai kulit untuk cedera dari perangkat
invasif ( mis. , Tabung, saluran
pembuangan, kateter yang tinggal, kabel)
Mengidentifikasi diagnosis keperawatan
yang menggambarkan tingkat risiko cedera
kulit pasien terkait bahaya termal.
Menerapkan perangkat keamanan (Im.80)
Memeriksa lingkungan bedah untuk
mengetahui peralatan atau kondisi yang
menimbulkan risiko keselamatan dan
mengambil tindakan pemulihan
Memilih perangkat keselamatan
berdasarkan kebutuhan pasien dan
prosedur operasi atau invasif yang
direncanakan
Menerapkan perangkat keselamatan pada
pasien sesuai dengan rencana perawatan,
pedoman praktik yang berlaku , kebijakan
fasilitas, dan petunjuk yang
didokumentasikan
Memastikan bahwa perangkat keselamatan
tersedia, bersih, bebas dari ujung yang
tajam, dengan bantalan yang sesuai, dan
berfungsi dengan baik sebelum digunakan
Memonitor parameter psikologis ( Im . 370)
27
Pantau tanda vital ( mis. , tekanan darah,
monitor jantung atau detak dan ritme EGC,
laju pernapasan, suhu
Pantau pasien untuk perubahan integritas
kulit ( misalnya , denyut nadi perifer,
warna kulit, suhu, turgor, isi ulang kapiler,
jika sesuai)
Mengevaluasi tanda dan gejala cedera fisik
pada kulit dan jaringan (E.10)
Menginspeksi dan mengevaluasi kulit
pasien, tonjolan tulang, situs tekanan, area
yang disiapkan, dan jaringan di sekitarnya
untuk tandatanda irigasi atau cedera (
misalnya , perubahan warna, ruam, lecet,
lecet, area yang menonjol)
Melaporkan perbedaan yang tidak terduga
kepada anggota tim perawatan kesehatan
yang sesuai.
3. Domai 1 Risiko infeksi O.280: Pasien terbebas dari tanda dan Menilai kerentanan terhadap infeksi (A.350)
Keselamatan X28-00004 gejala infeksi Menerapkan teknik aseptik (Im.300)
Luka pasien bebas dari tanda dan Menetapkan dan memelihara bidang steril
gejala infeksi dan nyeri, Menerapkan prinsip teknik aseptik
kemerahan, bengkak, drainase, Melakukan persiapan kulit
atau penyembuhan tertunda pada Menjamin sanitasi lingkungan
saat keluar. perioperative
Pasien memiliki luka bedah yang Mematuhi kewaspadaan standar dan
bersih dan tertutup terutama berbasis transmisi
dengan balutan kering dan steril Tutup luka saat prosedur selesai
saat keluar dari OR Merawat tempat sayatan, tempat alat
Pasien tidak demam dan bebas invasif ( misalnya , pipa endotrakeal, pipa
dari tanda dan gejala infeksi trakeostomi, pipa drainase, kateter
28
Antibiotik pra operasi dan pasca perkutan, alat akses vaskular ), sistem
operasi diberikan sesuai pedoman drainase urin, dan sistem drainase lainnya.
yang direkomendasikan Melindungi dari kontaminasi silang (Im.300.1)
Minimalkan kontaminasi silang dengan
memahami dan menerapkan praktik
pengendalian infeksi saat menyiapkan
instrumen dan perlengkapan untuk
digunakan
Mengikuti protokol yang ditetapkan untuk
desinfeksi tingkat tinggi
Menerapkan teknik aseptik Pantau bidang
steril
Pastikan pintu ke OR mengingatkan
tertutup mengharapkan lalu lintas pasien
dan personel yang diperlukan
Melakukan kebersihan tangan
Memakai pakaian bedah bersih, kering,
baru dicuci yang dimaksudkan untuk
digunakan di ruang bedah
Menutupi rambut kepala dan wajah,
termasuk cambang, untuk meminimalkan
penyebaran mikroba di lingkungan
Menjaga kuku tetap pendek, bersih, sehat,
dan bebas dari kuku palsu atau akrilik
Melakukan antiseptik tangan bedah
Memulai kontrol lalu lintas (Im.300.2)
Membatasi akses ke ruang bedah hanya
untuk personel yang berwenang
Catat nama semua individu yang
berpartisipasi dalam prosedur operasi atau
invasif dan mereka yang hadir di ruang OR
29
atau prosedur, baik secara langsung atau
tidak langsung, berpartisipasi dalam
prosedur operasi atau invasif ( misalnya ,
siswa perwakilan industri)
Mempertahankan pola lalu lintas searah
untuk barang yang akan diproses ulang
untuk ruang operasi atau ruang prosedur;
memindahkan item dari area
dekontaminasi ke area pemrosesan, dan
setelah pemrosesan, ke area penyimpanan.
Mencegah material kotor memasuki area
terlarang
Pindahkan persediaan dari area terlarang,
jika ada, melalui OR atau ruang prosedur
ke koridor semiterbatas.
Memberikan terapi antibiotik yang diresepkan
seperti yang diperintahkan (Im.220.2)
Tentukan apakah perintah dokter untuk
terapi antibiotik telah ditulis dan sesuai
dengan praktik terbaik saat ini atau praktik
berbasis bukti
Konfirmasikan kepatuhan pasien dengan
terapi profilaksis yang diresepkan dan
diperintahkan untuk diberikan sendiri
Menilai pasien sebelum memberikan dan
menunda atau menahan pengobatan jika
perlu
Memastikan bahwa obat yang benar
diberikan kepada pasien yang tepat, dalam
dosis yang tepat, melalui rute yang benar,
pada waktu yang tepat
30
Catat tanggal kedaluwarsa Mengenali dan
mengidentifikasi efek samping, reaksi
toksik, dan alergi obat
Mengevaluasi respons pasien terhadap
pengobatan yang diberikan
Minta perintah dari dokter untuk dosis
berulang antibiotik profilaksis jika
prosedur pembedahan berlangsung lebih
dari empat jam atau terjadi kehilangan
banyak darah.
Mengevaluasi kemajuan penyembuhan luka
(E.200)
Mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor
risiko penyembuhan luka
Mengevaluasi status luka
Memantau suhu tubuh pasien
Laporkan tanda dan gejala infeksi
4. Domain 2 Risiko kekurangan O.300: Keseimbangan cairan, Mengidentifikasi faktor-faktor yang
Respon Fisiologis volume cairan elektrolit, dan asam-basa pasien berhubungan dengan peningkatan risiko
X18-00028 dipertahankan pada atau ditingkatkan perdarahan atau ketidakseimbangan cairan dan
dari tingkat dasar elektrolit (A.310)
Tanda-tanda vital pasien dan Menetapkan dan memverifikasi
dalam kisaran yang diharapkan keperawatan
saat keluar dari OR, ruang Menilai tanda vital
prosedur, atau unit perawatan Menilai kondisi pasien terkait cedera
pasca anestesi (PACU) traumatis atau perdarahan abnormal
Tekanan darah dan denyut nadi Disampaikan dengan dokter atau penyedia
pasien berada dalam kisaran yang perawatan anestesi jika data penilaian yang
diharapkan dan tetap stabil tidak biasa atau tanda dan gejala
dengan perubahan posisi pada ketidakseimbangan cairan, elektrolit, atau
asam basa dicatat
31
saat dipindahkan ke PACU dan Mengidentifikasi dan memverifikasi
keluar dari PACU ketersediaan darah atau pengganti plasma
Output urin pasien berada dalam Mengidentifikasi status fisiologis (A.210)
kisaran yang diharapkan saat Mengevaluasi membran bukal, sklera dan
keluar dari OR, ruang prosedur, kulit ( misalnya , kekeringan , sianosis,
atau PACU. icterus)
Menerapkan teknik hemostasis (Im.340)
Menyediakan perlengkapan, instrumentasi,
dan teknik bedah yang tepat sesuai
kebutuhan untuk mengontrol perdarahan
Memantau parameter fisiologis (Im.370)
Memantau parameter fisiologis termasuk
asupan dan keluaran, gas darah arteri,
kadar elektrolit, status hemodinamik, dan
konsentrasi oksigen arteri (SaO 2 )
Pantau tanda-tanda vital
Pantau tanda-tanda hipovolemia dan
hipervolemia
Memantau kehilangan cairan ( mis. ,
Perdarahan, diare, keringat, pengeluaran
urin, muntah)
Memperkirakan kehilangan darah dan
cairan
Menetapkan akses IV (Im.200.1)
Menetapkan dan mempertahankan akses
IV perifer untuk mengelola cairan IV,
obat-obatan, dan produk darah sesuai
perintah dokter
Kolaborasi dalam manajemen cairan dan
elektrolit (Im.210.1)
32
Memverifikasi prosedur dan
mengantisipasi serta mengenali kehilangan
cairan
Mengantisipasi persyaratan penggantian
untuk volume besar, prosedur kehilangan
cairan
Mengelola atau mempersiapkan pemberian
terapi cairan
Pantau asupan dan keluaran
Mengevaluasi respons pasien terhadap
manajemen cairan
Mengevaluasi respons terhadap pemberian
cairan dan elektrolit (E.220)
Memantau asupan dan keluaran, gas darah
arteri, kadar elektrolit, status
hemodinamik, dan SaO 2)
Memperkirakan kehilangan darah dan
cairan
Memantau tanda dan gejala kelebihan atau
kekurangan volume cairan
Pantau respons pasien terhadap terapi
cairan dan elektrolit yang diresepkan
33
POST OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Respon Nyeri akut O330: Pasien menunjukkan dan / atau Menilai pengendalian nyeri (A.360)
fisiologis X38-00132 melaporkan kontrol nyeri yang Tinjau penilaian pasien untuk jenis nyeri
memadai yang dirawat dan kondisi medis
Pasien bekerja sama dengan Tinjau protokol pengobatan saat ini
berbaring diam selama prosedur Meminta pasien mengungkapkan
intraoperatif menggunakan keefektifan pengobatan dengan alat
anestesi lokal blok. penilaian yang diakui (misalnya, skala
Tanda vital pasien saat keluar dari numerik, skala wajah)
OR sama dengan atau meningkat Menawarkan informasi kepada pasien dan
dari nilai sebelum operasi. anggota keluarga tentang nyeri, tindakan
Pasien secara verbal mengontrol pereda nyeri, skala penilaian, dan data
rasa sakit. penilaian lainnya untuk dilaporkan
Pantau pasien untuk kesesuaian isyarat
verbal dan nonverbal.
Menerapkan pedoman nyeri (Im.310)
Tinjau penilaian pasien untuk jenis nyeri
yang dirawat, kondisi medis, dan status
kesehatan
Tinjau pedoman nyeri fasilitas
Mendokumentasikan tingkat nyeri yang
dinyatakan pasien saat ini
Posisi nyaman kecuali ada kontraindikasi
Menentukan apakah rejimen memenuhi
kebutuhan pasien yang diidentifikasi
Memantau hubungan kemajuan pasien
dengan pengendalian nyeri
Memantau efektivitas pedoman nyeri
34
Memberi obat sesuai resep
Analgesik yang diresepkan menurut
protokol
Menerapkan metode alternatif pengendalian
nyeri ( Im . 310.1)
Minta pasien untuk mengungkapkan
keefektifan rejimen pengobatan
Kaji pengobatan nyeri nonpengobatan (
mis. , Terapi dingin, terapi panas,
gangguan musik, terapi relaksasi,
rehabilitasi fisik, visualisasi, mondar-
mandir , stimulasi saraf listrik transkutan
Mengidentifikasi gaya koping pasien dan
pengaruh budaya terkait manajemen nyeri
Libatkan anggota keluarga dan orang
penting lainnya dalam
Pantau kemajuan dalam penatalaksanaan
nyeri pasien
Mengevaluasi tanggapan pasien.
Berkolaborasi pemberian analgesik (Im.310.2)
Tinjau penilaian untuk jenis nyeri yang
dirawat dan kondisi medis pasien
Tinjau protokol pemberian pengobatan
Memantau proses administrasi
Memberikan pengajaran terkait analgesia
yang dikendalikan pasien
Mengevaluasi respons pasien terhadap
pemberian obat.
Mengevaluasi tanggapan terhadap intervensi
manajemen nyeri (E.250)
35
Mengidentifikasi dan mendokumentasikan
bagaimana pasien mengekspresikan rasa
sakit ( misalnya , ekspresi wajah, mudah
tersinggung, gelisah, verbalisasi)
Mengevaluasi sifat nyeri dan setiap
perubahan tingkat nyeri setelah intervensi
manajemen nyeri
3. Domai 1 Risiko jatuh O. 120: Pasien terbebas dari tanda dan Mengidentifikasi status musculoskeletal (A.20)
Keselamatan X69-00155 gejala cedera yang berhubungan Kaji status fungsional dari sistem otot dan rangka
dengan pemindahan / pengangkutan dengan memperhatikan rentang gerak, mobilitas,
deformitas dan kekuatan otot
Pasien bebas tanda dan gejala Kaji keterbatasan fungsional saat pasien
jatuh yang berhubungan dengan terjaga dan responsif
pemindahan / pengangkutan pada Kaji gangguan mobilitas saat pasien terjaga
saat keluar dari ruang OR atau dan responsive
saat prosedur
Kaji rentang gerak saat pasien terjaga dan
responsif
Transpost sesuai dengan kebutuhan individu
(Im.30)
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Menjelaskan apa yang dapat diharapkan
pasien sebelum memulai transfer /
transportasi
Menilai gangguan mobilitas
Beradaptasi rencana perawatan untuk
mobilitas
Melakukan atau mengarahkan transfer
pasien
Posisikan pasien untuk menjaga
pernapasan dan sirkulasi
Menjaga kesejajaran tubuh selama transfer
36
Menerapkan perangkat pengamanan
Rencanakan untuk kebutuhan khusus
selama pengangkutan dan transfer
Mengevaluasi statistic musculoskeletal (E.290)
Mengamati dan memantau status musculoskeletal
selama fase perawatan perioperatif
Mengevaluasi batasan fungsional
Megevaluasi gangguan mobilitas
Mengevaluasi rentang gerak
37
BAB III
ASKEP PERIOPERATIF
b. Umur : 40 Tahun
c. Agama : Islam
d. No RM : 144956
b. Agama : Islam
pasien
Asal
pasien □ Rawat Jalan
Rawat Inap
38
II. RINGKASAN RIWAYAT PENYAKIT DAN TUJUAN PEMBEDAHAN
Ny. H masuk ruang operasi dengan diagnosa medis carcinoma mammae dextra
yang sebelumnya dirawat di ruang perawatan, pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan
bahwa payudara sebelah kanannya terasa keras dan padat serta memiliki bentuk yang tidak
simetris dengan payudara kiri. Klien tidak mengeluh nyeri, namun klien mengeluh cemas
terhadap tindakan operasinya karena ini merupakan operasi pertamanya. Klien rencana akan
pembedahan onkologis pada tumor ganas payudara dengan mengangkat seluruh jaringan
payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkim payudara, areola, puting susu dan kulit
diatas tumornya disertai diseksi kelenjat getah bening aksila ipsilateral serta otot pektoralis
A. PRE OPERASI
1. Keluhan Utama: Klien merasa cemas
RIWAYAT PSIKOSOSIAL/SPIRITUAL
39
Status Emosional: □ Tenang □ Bingung √ Kooperatif □ Tidak Kooperatif
9.
□ Menangis □ Menarik diri
□ 0 = Tidak Cemas
1 = Mengungkapkan kerisauan
□ 4 = Respon simpate-adrenal
□ 5 = Panik
Tidak nyeri Nyeri Nyeri Sedang Nyeri Berat Sangat Nyeri Tak
Ringan Nyeri Tertahankan
□ 4-5 □ 6-7
0-1
□ 2-3 □ 8-9 □ 10
13. Survey Sekunder, lakukan secara head to toe secara prioritas:
Normal
Jika Tidak Normal, Jelaskan
Ya Tidak
40
- Hidung tidak ada sekret
- Mulut tampak bersih
- Daun telinga tampak bersih dan tidak ada
nyeri tekan
Leher √ - Tidak ada pembesaran thyroid
B. INTRA OPERASI
1. Anastesi dimulai jam : 08.45 WITA
2. Pembedahan dimulai jam : 10.00 WITA
3. Jenis anastesi :
√ General ETT □Umum □ Lokal □ Nervus blok □……………
4. Posisi operasi :
√ Terlentang □ litotomi □ tengkurap/knee chees □ lateral: □ kanan □ kiri
□ lainnya......
√ O2 Nasal
41
7. TTV :
Suhu 36.5 oC , Nadi: 125 x/mnt, □ Teraba √ Kuat, □ Lemah, √ Teratur, □ Tidak
Teratur,
□Tranfusi : - cc
√ Urine : 100 cc
√ Perdarahan : 250 cc
42
9. Instrument yang digunakan (alat dan bahan)
Alat On Steril
Surgical light/lampu operasi
Meja mayo, meja trolli, meja operasi
Eletro Surgical Unit ( ESU)
Mesin suction
Oksigen sentral dan vacum sentral
Standar infus
Tempat sampah infeksi dan non infeksi
Safety box untuk benda tajam (jarum benang jahit, jarum disposible, potongan ampul,
pisau bedah (blade)
Kursi
Mesin anastesi dan obat-obatan
Linen Steril Set
4 jas operasi/gaun
4 duk kecil
2 duk besar tanpa lubang (layar kaki, dan tangan)
1 duk besar berlubang
Alat Steril
Kom (Round Bowl) : 2 buah
Nierbekken (kidney Disk) : 1 buah
Duk klem (Towel Clampt) : 5 buah
Hemostatic kocher forcep : 2 buah
Pinset siruggis (Tissue forceps) : 2 buah
Pinset anatomis (Disecting forceps) : 2 buah
Pinset bakar (cauter) : 1 buah
Hemostatic forcep large : 4 buah
Hemostatic forsep small : 4 buah
Scalpel handle no.3 : 1 buah
Sponge holding : 3 buah
43
Yankauer/canula suction : 1 buah
Gunting benang : 1 buah
Gunting jaringan : 2 buah
Needle Holder (Neakpuder) : 2 buah
Bahan Habis Pakai (BHP)
Aquades 25 ml : 1 buah
Kasa steril : 4 bungkus
NaCl 0.9% (500 ml) : 1 botol
Iodin povidon : 250 ml
Formalin : 500 ml
Dispo 10 cc : 1 buah
Daryant-tulle 10 x 10 : 1 buah
Bisturi no. 15 : 1 buah
Gloves steril 61/2 : 3 buah
Gloves steril 71/2 : 1 buah
Monopolar electrosurgery : 1 buah
Transofix : 2 buah
Urine cateter No.16 : 1 buah
Urine Bag : 1 buah
Underpad non steril : 1 buah
Benang absorbable 3.0 : 3 buah
Benang absorbable 1 : 2 buah
Benang absorbable 4.0 : 3 buah
Benang non absorbable : 2 buah
Selang suction : 1 buah
Pensil/ knife holder : 1 buah
10. Pelaksanaan Pembedahan
- Pasien posisi supine dilakukan general anesthesi
- Aseptic antiseptic dengan povidone iodine, kemudian drapping
44
- Dilakukan incisi steward pada mammae dextra, incisi diperdalam lapis demi
lapis
- Dilakukan flap kearah cranial sampai dibawah infraclavicula, kearah medial
sampai parasternalis ipsilateral dextra, kearah caudal sampai inframamary
fold, kearah lateral sampai tepi anterior musculus latissimus dorsi, sambil
kontrol perdarahan dan mengidentifikasi vasa dan N.thoracalis dorsalis
- Dilakukan mastectomy dan diseksi kelenjar axilla, didapatkan satu
pembesaran KGB axilla dextra
- Cuci lapangan operasi, kontrol perdarahan
- Pasang dua buah drain, drain pertama kearah axilla, drain kedua kearah
anterior dari musculus pectoralis mayor
- Jahit luka operasi lapis demi lapis
- Operasi selesai.
11. Peran Mahasiswa
Pada operasi ini, mahasiswa melakukan observasi tindakan operasi yang
dilakukan mulai dari pre intra dan post operasi.
C. POST OPERASI
1. Pasien pindah ke :
Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam - WITA
45
Kepala √ - Tidak terdapat benjolan pada
kepala
- Telah terpasang oksigen dengan
nasal kanul sebanyak 2 liter
Leher √ - Tidak ada kelainan
46
R : Payudara kanan menyebar ke axilla
S : 5 VAS
T : ± 10 menit
47
ANALISA DATA
Faktor risiko :
Risiko injury Prosedur bedah
Waktu pembedahan
48
Penggunaan peralatan listrik
(ESU)
Efek anastesi (general
anestesi)
Faktor risiko :
Risiko infeksi Prosedur invasif
Prosedur pembedahan,
terdapat luka insisi payudara
kanan
Faktor resiko :
Terdapat daerah insisi pada Resiko kekurangan volume Kehilangan cairan
payudara kanan, adanya cairan
perdarahan sekitar 250 cc,
urine ouput : 100 cc
Post Operasi Nyeri akut Agens cedera fisik
(prosedur bedah)
DS :
Klien mengatakan
merasakan sakit pada
payudara kanan hingga
axilla
DO :
Wajah klien tampak
meringis
P : Post op MRM
Q : Tertusuk-tusuk
R : Payudara kanan
menyebar ke axilla
S : 5 VAS
T : ± 10 menit
49
Faktor resiko : Risiko jatuh Efek anestesi
Klien masih dalam pengaruh
obat anastesi, klien tampak
mengantuk, klien berbaring
di tempat tidur.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre operasi:
Intra Operasi :
Post Operasi :
50
RENCANA KEPERAWATAN (meliputi pre, intra dan post operasi)
PRE OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 3A Ansietas O.500: Pasien atau keluarga Mengidentifikasi status psikososial (A.510)
Respon perilaku X4-00146 menunjukkan pengetahuan tentang Menilai mekanisme koping (A.510.6)
pasien dan status psikososial yang diharapkan Tinjau pola koping pasien dan
keluarga: terhadap prosedur keefektifannya
Pengetahuan Pasien mengungkapkan urutan Minta pasien untuk menggambarkan
kejadian yang diharapkan metode saat ini untuk mengatasi stres
sebelum dan segera setelah Mendorong pasien untuk
operasi mengungkapkan perasaan
Pasien menyatakan harapan Menentukan metode komunikasi dan
yang realistis mengenai dukungan yang paling efektif
pemulihan dari prosedur Mengevaluasi ketersediaan dan
Pasien dan anggota keluarga efektivitas sistem pendukung
mengidentifikasi tanda dan Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan
gejala untuk dilaporkan ke ahli pasien dan keluarga (A.530)
bedah atau penyedia layanan Menerapkan langkah-langkah untuk
kesehatan memberikan dukungan psikologis (Im.510)
Menilai tanda dan gejala kecemasan
atau ketakutan ( misalnya , insomnia
pra operasi, ketegangan otot, tremor ,
mudah tersinggung, gelisah,
diaphoresis, takipnea, takikardia,
tekanan darah tinggi, wajah pucat atau
kemerahan, perilaku menarik diri)
51
Berikan informasi dan jawab
pertanyaan dengan jujur
Memberikan suasana kepedulian dan
perhatian ( misalnya , pendekatan
privasi yang tidak menghakimi, empati,
rasa hormat)
Menawarkan metode alternatif untuk
meminimalkan kecemasan ( misalnya ,
musik, humor)
Jelaskan tujuan persiapan pra operasi
sebelum implementasi
Mengevaluasi respon fisik dari rencana
tindakan (E.520)
Mengevaluasi efektivitas sistem
pendukung
Memverifikasi kemampuan pasien
untuk memahami informasi
Memberikan waktu yang diperlukan
untuk memproses informasi
Tinjau rencana asuhan keperawatan
dengan pasien dan anggota keluarga
52
INTRA OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Respon Hipotermia O. 290: Suhu tubuh inti pasien Menilai risiko hipotermia yang tidak
fisiologis X26-00006 berada dalam kisaran yang disengaja (A.200.1)
diharapkan atau terapeutik Mengidentifikasi pasien yang berisiko tinggi
Suhu pasien adalah lebih dari mengalami hipotermia yang tidak disengaja
36 ° C (96,8 ° F) pada saat untuk dimasukkan tetapi tidak terbatas pada
keluar dari ruang operasi atau pasien :
selama prosedur Dengan suhu dasar sebelum operasi
Suhu pasien sengaja kurang dari atau sama dengan 36 ° C
dipertahankan pada 33 ° C (91, (96,8 ° F)
4 ° F) untuk menurunkan Di lingkungan bedah yang dingin
metabolisme sel Dengan tubuh tinggi permukaan / kg
dan rendah subkutan lemak coklat
untuk tingkat isolasi meningkat dari
kehilangan panas ( e g , bayi, neonatus,
balita)
Dengan gangguan metabolisme
Menerapkan langkah-langkah
termoregulasi ( Im . 280)
Pilih perangkat pemantauan dan
pengaturan suhu berdasarkan
kebutuhan pasien yang teridentifikasi
Mengoperasikan pemantauan suhu dan
perangkat regulasi sesuai dengan
instruksi tertulis
Monitor parameter fisiologis ( Im . 370)
53
Pantau tanda vital ( mis. , tekanan
darah, monitor jantung atau detak dan
ritme EGC, laju pernapasan, suhu)
Pantau pasien untuk perubahan
integritas kulit ( misalnya , denyut nadi
perifer, warna kulit , suhu, turgor, isi
ulang kapiler, jika sesuai)
Gunakan selimut untuk menghangatkan
pasien
Mengevaluasi respons terhadap ukuran
termoregulasi (E.260)
Menilai dan mendokumentasikan suhu
tubuh pasien
Menafsirkan dan mengkomunikasikan
data suhu pasien kepada anggota tim
perawatan kesehatan yang sesuai untuk
evaluasi lebih lanjut dan tindakan yang
sesuai
Laporkan suhu pasien ke perawat
PACU untuk menentukan metode
perawatan pasca operasi yang sesuai.
2. Domai 1 Risiko O. 10: Pasien terbebas dari tanda Mengidentifikasi status fisiologis (A.210)
Keselamatan injuri/cedera dan gejala cedera yang Mengevaluasi membran bukal, sklera,
X29-00035 berhubungan dengan sumber panas dan kulit ( misalnya , kekeringan,
Kondisi kulit pasien, selain sianosis, penyakit kuning)
sayatan bedah, tidak berubah Laporkan penyimpangan dalam hasil studi
antara masuk dan keluar dari diagnostik (A.340)
OR atau ruang prosedur
54
Pasien melaporkan Mengkomunikasikan status kesehatan
kenyamanan termoregulasi fisiologis ( misalnya , laporan verbal,
Status neuromuskuler pasien catatan pasien) kepada anggota tim
tidak berubah antara masuk yang sesuai
dan keluar dari ruang operasi Bekerja sama dengan penyedia layanan
atau prosedur kesehatan lain tentang hasil studi
diagnostik atau temuan penilaian
Menilai kondisi kulit dasar (A.240)
Mengevaluasi keberadaan denyut nadi
perifer, meminta persepsi pasien
tentang nyeri, dan mengidentifikasi
gangguan mobilitas saat pasien terjaga
Monitor kondisi kulit pasien
Menilai risiko pasien untuk cedera kulit
yang berhubungan dengan sumber
panas
Menilai kulit untuk cedera dari
perangkat invasif ( mis. , Tabung,
saluran pembuangan, kateter yang
tinggal, kabel)
Mengidentifikasi diagnosis
keperawatan yang menggambarkan
tingkat risiko cedera kulit pasien terkait
bahaya termal.
Menerapkan perangkat keamanan (Im.80)
Memeriksa lingkungan bedah untuk
mengetahui peralatan atau kondisi yang
55
menimbulkan risiko keselamatan dan
mengambil tindakan pemulihan
Memilih perangkat keselamatan
berdasarkan kebutuhan pasien dan
prosedur operasi atau invasif yang
direncanakan
Menerapkan perangkat keselamatan
pada pasien sesuai dengan rencana
perawatan, pedoman praktik yang
berlaku , kebijakan fasilitas, dan
petunjuk yang didokumentasikan
Memastikan bahwa perangkat
keselamatan tersedia, bersih, bebas dari
ujung yang tajam, dengan bantalan
yang sesuai, dan berfungsi dengan baik
sebelum digunakan
Memonitor parameter psikologis ( Im . 370)
Pantau tanda vital ( mis. , tekanan
darah, monitor jantung atau detak dan
ritme EGC, laju pernapasan, suhu
Pantau pasien untuk perubahan
integritas kulit ( misalnya , denyut nadi
perifer, warna kulit, suhu, turgor, isi
ulang kapiler, jika sesuai)
Mengevaluasi tanda dan gejala cedera fisik
pada kulit dan jaringan (E.10)
Menginspeksi dan mengevaluasi kulit
pasien, tonjolan tulang, situs tekanan,
area yang disiapkan, dan jaringan di
56
sekitarnya untuk tandatanda irigasi atau
cedera ( misalnya , perubahan warna,
ruam, lecet, lecet, area yang menonjol)
Melaporkan perbedaan yang tidak
terduga kepada anggota tim perawatan
kesehatan yang sesuai.
3. Domai 1 Risiko infeksi O.280: Pasien terbebas dari tanda Menilai kerentanan terhadap infeksi
Keselamatan X28-00004 dan gejala infeksi (A.350)
Luka pasien bebas dari tanda Menerapkan teknik aseptik (Im.300)
dan gejala infeksi dan nyeri, Menetapkan dan memelihara bidang
kemerahan, bengkak, drainase, steril
atau penyembuhan tertunda Menerapkan prinsip teknik aseptik
pada saat keluar. Melakukan persiapan kulit
Pasien memiliki luka bedah Menjamin sanitasi lingkungan
yang bersih dan tertutup perioperative
terutama dengan balutan Mematuhi kewaspadaan standar dan
kering dan steril saat keluar berbasis transmisi
dari OR Tutup luka saat prosedur selesai
Pasien tidak demam dan bebas Merawat tempat sayatan, tempat alat
dari tanda dan gejala infeksi invasif ( misalnya , pipa endotrakeal,
Antibiotik pra operasi dan pipa trakeostomi, pipa drainase, kateter
pasca operasi diberikan sesuai perkutan, alat akses vaskular ), sistem
pedoman yang drainase urin, dan sistem drainase
direkomendasikan lainnya.
Melindungi dari kontaminasi silang
(Im.300.1)
Minimalkan kontaminasi silang dengan
memahami dan menerapkan praktik
57
pengendalian infeksi saat menyiapkan
instrumen dan perlengkapan untuk
digunakan
Mengikuti protokol yang ditetapkan
untuk desinfeksi tingkat tinggi
Menerapkan teknik aseptik Pantau
bidang steril
Pastikan pintu ke OR mengingatkan
tertutup mengharapkan lalu lintas
pasien dan personel yang diperlukan
Melakukan kebersihan tangan
Memakai pakaian bedah bersih, kering,
baru dicuci yang dimaksudkan untuk
digunakan di ruang bedah
Menutupi rambut kepala dan wajah,
termasuk cambang, untuk
meminimalkan penyebaran mikroba di
lingkungan
Menjaga kuku tetap pendek, bersih,
sehat, dan bebas dari kuku palsu atau
akrilik
Melakukan antiseptik tangan bedah
Memulai kontrol lalu lintas (Im.300.2)
Membatasi akses ke ruang bedah hanya
untuk personel yang berwenang
Catat nama semua individu yang
berpartisipasi dalam prosedur operasi
atau invasif dan mereka yang hadir di
58
ruang OR atau prosedur, baik secara
langsung atau tidak langsung,
berpartisipasi dalam prosedur operasi
atau invasif ( misalnya , siswa
perwakilan industri)
Mempertahankan pola lalu lintas searah
untuk barang yang akan diproses ulang
untuk ruang operasi atau ruang
prosedur; memindahkan item dari area
dekontaminasi ke area pemrosesan, dan
setelah pemrosesan, ke area
penyimpanan.
Mencegah material kotor memasuki
area terlarang
Pindahkan persediaan dari area
terlarang, jika ada, melalui OR atau
ruang prosedur ke koridor semiterbatas.
Memberikan terapi antibiotik yang
diresepkan seperti yang diperintahkan
(Im.220.2)
Tentukan apakah perintah dokter untuk
terapi antibiotik telah ditulis dan sesuai
dengan praktik terbaik saat ini atau
praktik berbasis bukti
Konfirmasikan kepatuhan pasien
dengan terapi profilaksis yang
diresepkan dan diperintahkan untuk
diberikan sendiri
59
Menilai pasien sebelum memberikan
dan menunda atau menahan
pengobatan jika perlu
Memastikan bahwa obat yang benar
diberikan kepada pasien yang tepat,
dalam dosis yang tepat, melalui rute
yang benar, pada waktu yang tepat
Catat tanggal kedaluwarsa Mengenali
dan mengidentifikasi efek samping,
reaksi toksik, dan alergi obat
Mengevaluasi respons pasien terhadap
pengobatan yang diberikan
Minta perintah dari dokter untuk dosis
berulang antibiotik profilaksis jika
prosedur pembedahan berlangsung
lebih dari empat jam atau terjadi
kehilangan banyak darah.
Mengevaluasi kemajuan penyembuhan luka
(E.200)
Mengidentifikasi dan mengevaluasi
faktor risiko penyembuhan luka
Mengevaluasi status luka
Memantau suhu tubuh pasien
Laporkan tanda dan gejala infeksi
4. Domain 2 Risiko O.300: Keseimbangan cairan, Mengidentifikasi faktor-faktor yang
Respon Fisiologis kekurangan elektrolit, dan asam-basa pasien berhubungan dengan peningkatan risiko
volume cairan dipertahankan pada atau perdarahan atau ketidakseimbangan cairan
X18-00028 ditingkatkan dari tingkat dasar dan elektrolit (A.310)
60
Tanda-tanda vital pasien dan Menetapkan dan memverifikasi
dalam kisaran yang diharapkan keperawatan
saat keluar dari OR, ruang Menilai tanda vital
prosedur, atau unit perawatan Menilai kondisi pasien terkait cedera
pasca anestesi (PACU) traumatis atau perdarahan abnormal
Tekanan darah dan denyut nadi Disampaikan dengan dokter atau
pasien berada dalam kisaran penyedia perawatan anestesi jika data
yang diharapkan dan tetap penilaian yang tidak biasa atau tanda
stabil dengan perubahan posisi dan gejala ketidakseimbangan cairan,
pada saat dipindahkan ke elektrolit, atau asam basa dicatat
PACU dan keluar dari PACU Mengidentifikasi dan memverifikasi
Output urin pasien berada ketersediaan darah atau pengganti
dalam kisaran yang diharapkan plasma
saat keluar dari OR, ruang Mengidentifikasi status fisiologis (A.210)
prosedur, atau PACU. Mengevaluasi membran bukal, sklera
dan kulit ( misalnya , kekeringan ,
sianosis, icterus)
Menerapkan teknik hemostasis (Im.340)
Menyediakan perlengkapan,
instrumentasi, dan teknik bedah yang
tepat sesuai kebutuhan untuk
mengontrol perdarahan
Memantau parameter fisiologis (Im.370)
Memantau parameter fisiologis
termasuk asupan dan keluaran, gas
darah arteri, kadar elektrolit, status
hemodinamik, dan konsentrasi oksigen
arteri (SaO 2 )
61
Pantau tanda-tanda vital
Pantau tanda-tanda hipovolemia dan
hipervolemia
Memantau kehilangan cairan ( mis. ,
Perdarahan, diare, keringat,
pengeluaran urin, muntah)
Memperkirakan kehilangan darah dan
cairan
Menetapkan akses IV (Im.200.1)
Menetapkan dan mempertahankan
akses IV perifer untuk mengelola
cairan IV, obat-obatan, dan produk
darah sesuai perintah dokter
Kolaborasi dalam manajemen cairan dan
elektrolit (Im.210.1)
Memverifikasi prosedur dan
mengantisipasi serta mengenali
kehilangan cairan
Mengantisipasi persyaratan
penggantian untuk volume besar,
prosedur kehilangan cairan
Mengelola atau mempersiapkan
pemberian terapi cairan
Pantau asupan dan keluaran
Mengevaluasi respons pasien terhadap
manajemen cairan
Mengevaluasi respons terhadap pemberian
cairan dan elektrolit (E.220)
62
Memantau asupan dan keluaran, gas
darah arteri, kadar elektrolit, status
hemodinamik, dan SaO 2)
Memperkirakan kehilangan darah dan
cairan
Memantau tanda dan gejala kelebihan
atau kekurangan volume cairan
Pantau respons pasien terhadap terapi
cairan dan elektrolit yang diresepkan
POST OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Respon Nyeri akut O330: Pasien menunjukkan dan / Menilai pengendalian nyeri (A.360)
fisiologis X38-00132 atau melaporkan kontrol nyeri yang Tinjau penilaian pasien untuk jenis
memadai nyeri yang dirawat dan kondisi medis
Pasien bekerja sama dengan Tinjau protokol pengobatan saat ini
berbaring diam selama Meminta pasien mengungkapkan
prosedur intraoperatif keefektifan pengobatan dengan alat
menggunakan anestesi lokal penilaian yang diakui (misalnya, skala
blok. numerik, skala wajah)
Tanda vital pasien saat keluar Menawarkan informasi kepada pasien
dari OR sama dengan atau dan anggota keluarga tentang nyeri,
meningkat dari nilai sebelum tindakan pereda nyeri, skala penilaian,
operasi. dan data penilaian lainnya untuk
Pasien secara verbal dilaporkan
mengontrol rasa sakit. Pantau pasien untuk kesesuaian isyarat
verbal dan nonverbal.
Menerapkan pedoman nyeri (Im.310)
63
Tinjau penilaian pasien untuk jenis
nyeri yang dirawat, kondisi medis, dan
status kesehatan
Tinjau pedoman nyeri fasilitas
Mendokumentasikan tingkat nyeri yang
dinyatakan pasien saat ini
Posisi nyaman kecuali ada
kontraindikasi
Menentukan apakah rejimen memenuhi
kebutuhan pasien yang diidentifikasi
Memantau hubungan kemajuan pasien
dengan pengendalian nyeri
Memantau efektivitas pedoman nyeri
Memberi obat sesuai resep
Analgesik yang diresepkan menurut
protokol
Menerapkan metode alternatif
pengendalian nyeri ( Im . 310.1)
Minta pasien untuk mengungkapkan
keefektifan rejimen pengobatan
Kaji pengobatan nyeri nonpengobatan (
mis. , Terapi dingin, terapi panas,
gangguan musik, terapi relaksasi,
rehabilitasi fisik, visualisasi, mondar-
mandir , stimulasi saraf listrik
transkutan
Mengidentifikasi gaya koping pasien
dan pengaruh budaya terkait
manajemen nyeri
Libatkan anggota keluarga dan orang
penting lainnya dalam
64
Pantau kemajuan dalam
penatalaksanaan nyeri pasien
Mengevaluasi tanggapan pasien.
Berkolaborasi pemberian analgesik
(Im.310.2)
Tinjau penilaian untuk jenis nyeri yang
dirawat dan kondisi medis pasien
Tinjau protokol pemberian pengobatan
Memantau proses administrasi
Memberikan pengajaran terkait
analgesia yang dikendalikan pasien
Mengevaluasi respons pasien terhadap
pemberian obat.
Mengevaluasi tanggapan terhadap
intervensi manajemen nyeri (E.250)
Mengidentifikasi dan
mendokumentasikan bagaimana pasien
mengekspresikan rasa sakit ( misalnya ,
ekspresi wajah, mudah tersinggung,
gelisah, verbalisasi)
Mengevaluasi sifat nyeri dan setiap
perubahan tingkat nyeri setelah
intervensi manajemen nyeri
3. Domai 1 Risiko jatuh O. 120: Pasien terbebas dari tanda Mengidentifikasi status musculoskeletal
Keselamatan X69-00155 dan gejala cedera yang (A.20)
berhubungan dengan pemindahan / Kaji status fungsional dari sistem otot dan
pengangkutan rangka dengan memperhatikan rentang gerak,
mobilitas, deformitas dan kekuatan otot
Pasien bebas tanda dan gejala Kaji keterbatasan fungsional saat
jatuh yang berhubungan pasien terjaga dan responsif
dengan pemindahan /
pengangkutan pada saat keluar
65
dari ruang OR atau saat Kaji gangguan mobilitas saat pasien
prosedur terjaga dan responsive
Kaji rentang gerak saat pasien terjaga
dan responsif
Transpost sesuai dengan kebutuhan
individu (Im.30)
Mengidentifikasi pasien dengan benar
Menjelaskan apa yang dapat
diharapkan pasien sebelum memulai
transfer / transportasi
Menilai gangguan mobilitas
Beradaptasi rencana perawatan untuk
mobilitas
Melakukan atau mengarahkan transfer
pasien
Posisikan pasien untuk menjaga
pernapasan dan sirkulasi
Menjaga kesejajaran tubuh selama
transfer
Menerapkan perangkat pengamanan
Rencanakan untuk kebutuhan khusus
selama pengangkutan dan transfer
Mengevaluasi statistic musculoskeletal
(E.290)
Mengamati dan memantau status
musculoskeletal selama fase perawatan
perioperatif
Mengevaluasi batasan fungsional
66
Megevaluasi gangguan mobilitas
Mengevaluasi rentang gerak
67
IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN
Pre operasi
Diagnosa Keperawatan : Ansietas b.d ancaman pada status terkini
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
68
Intra operasi
Diagnosa Keperawatan : Hipotermia
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
A : Hipotermi teratasi
Tanggal
69
Hasil : Nama Ny. H, dengan diagnose Ca Ruam tidak ada, lecet tidak ada
Mammae, rencana tindakan MRM, klien tidak Cedera akibat gesekan tidak ada
memiliki riwayat kelainan kulit pada daerah Vital Signs dalam rentang normal
operasi hanya terdapat vitiligo di lengan dan kaki. TD :110/67 mmHg RR : 22 x/menit
N : 119x/menit Spo2 : 100%
Pukul 09.35 WITA Tidak sianosis
Inspeksi kondisi kulit klien CRT < 3 detik
Hasil : kondisi kulit klien normal, lembab, tidak
A : Cedera akibat posisi perioperatif dan prosedur bedahtidak
terdapat bekas luka post op
terjadi
Pukul 09.35 WITA P : Tetap pantau risiko cedera sampai operasi selesai
Atur posisi pasien saat diatas bed operasi
Hasil : pasien diposisikan lateral dengan
tambahan support, bantal busa, dan armrest
70
Hasil : klien di intubasi dengan ETT no.7.0 dan
OPA (Hijau)
Tanggal
Pukul 09.00 WITA Simpan gaun dan handscoon yang telah dipakai
Menggunakan sabun antimikroba untuk cuci Cuci tangan setelah melakukan tindakan
tangan
Hasil : selesai mencuci tangan menggunakan
sabun clorhexidine gluconate 4%
71
Hasil : dokter operator, asisten dokter dan scrube
nurse selesai menggunakan handscoon steril dan
baju sebagai alat pelindung diri
72
Monitor tanda-tanda vital TTV : TD: 102/67 mmHg, Nadi: 116 x/mnt, RR : 22 x/mnt,,
Hasil : TD: 102/67 mmHg, Nadi: 116 x/mnt, RR : Saturasi O2: 100 %
22 x/mnt,, Saturasi O2: 100 %
Intake cairan sebanyak 500 cc, urin output 100 cc, dan
perdarahan sebanyak 250 cc
Pukul 11.30 WITA A: Kekurangan volume cairan tidak terjadi
Monitor status cairan yang meliputi intake dan
output
P: Pertahankan intervensi
Hasil : intake cairan sebanyak 500 cc NaCl, urin
output 100 cc, dan perdarahan sebanyak 250 cc
Post operasi
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut b.d agens cedera fisik
Hari/ Implementasi Evaluasi
Tanggal
73
R : Payudara kanan menyebar ke axilla P : Postop MRM
S : 5 VAS Q : Tertusuk-tusuk
T : ± 10 menit R : Abdomen
Memonitor TTV : S : 5 VAS
Suhu: 36.7 oC , Nadi: 95 x/mnt, RR: 24x/mnt,
T : ± 10 menit
TD: 120/80 mmHg, Saturasi O2: 98 %
TTV:
Suhu: 36.7 oC , Nadi: 95 x/mnt, RR: 24x/mnt, TD: 120/80
mmHg, Saturasi O2: 98 %
Pukul 14.10 WITA
Menganjurkan klien dalam melakukan relaksasi A : Nyeri akut (Belum teratasi)
napas dalam
Hasil :klien melakukan relaksasi nafas dalam P : Lanjutkan intervensi
sebanyak 3 kali Kaji tingkat nyeri melalui isyarat verbal dan non verbal pada
Pukul 14.00 WITA respon nyeri .
Pemberian terapi analgetik. Anjutkan klien dalam penggunaan relaksasi nafas dalam.
Hasil :Telah dinjeksikan obat analgetik ketorolac Pemberian terapi analgetik.
30 mg
74
Pukul 13.30 WITA P ; Intervensi dipertahankan di ruang perawatan
Menempatkan klien pada tempat tidur dengan roda
terkunci
Hasil : roda tempat tidur dalam keadaan terkunci
75
LAMPIRAN-LAMPIRAN
76
LAMPIRAN 1
LAPORAN KRITISI JURNAL
PRAKTIK PROFESI PEMINATAN KLINIK KEPERAWATAN PERIOPERATIF
“Efficacy of forced‐ air warming for preventing perioperative hypothermia and related
complications in patients undergoing laparoscopic surgery: A randomized controlled trial”
Oleh
FITRA ARDILLAH
R014192016
PRESEPTOR
77
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipotermia terjadi ketika inti tubuh (kepala dan tubuh) mengalami penurunan suhu
dari 36,5 °C - 37,5 °C menjadi <36 °C (da Silva & Peniche Ade,2014). Kira-kira, 45%
sampai 70% pengalaman pasien bedah mengalami hipotermia karena efek anestesi yang
menyebabkan inti kehilangan panas dengan redistribusi dan kehilangan panas dari
permukaan tubuh ke ruang operasi (OR) tanpa peningkatan produksi panas (Sessler,2016).
Jika langkah-langkah pemanasan perioperative tidak memadai, suhu inti bisa turun sekitar
(Chiang et al., 2014; Harder, Ross, & Paul, 2013; Jeyadoss, Thiruvenkatarajan, Watts,
Sullivan, & Wijk, 2013). Pedoman pencegahan hipotermia menekankan pada pemeliharaan
normothermia untuk pasien bedah (Bashaw, 2016; Hooper et al., 2009). Namun, hanya ada
sedikit data tentang efek perangkat pemanas yang berbeda selama seluruh periode
postanaesthesia (PACU).
meningkatkan komplikasi pasca operasi, kematian (Pikus & Hooper, 2010), dan biaya
(The National Institute for Health and Clinical Excellence, 2008). Peningkatan suhu
meningkat prognosis pasien dan mengurangi komplikasi (Radauceanu, Dragnea, & Craig,
2009)
Isolasi pasif, termasuk selimut dan kaus kaki (Hooper et al.,2009), sering digunakan
78
pemanasan radiasi (RWS) (Torrie, Yip, & Robin-son, 2005), perangkat forced ‐ air
warming (FAW) (Pu et al., 2014), selimut pemanas (Tanaka et al., 2013), sirkulasi air kasur
(Hasegawa, Negishi, Nakagawa, & Ozaki, 2012), dan pakaian sirkulasi air (Insler et al.,
2008). FAW pra operasi mungkin mencegah hipotermia perioperatif (de Brito Poveda,
Clark, & Galvao, 2013), seperti halnya FAW intraoperatif (Warttig, Alderson, Campbell,
& Smith, 2014). Pemanasan udara buatan juga dapat mengurangi kejadian hipotermia
pasca operasi dalam anestesi umum (John et al., 2016) dan pasien bedah laparoskopi (Pu et
al., 2014). FAW Prewarmed selama 10, 20, atau 30 menit sebelum operasi inti berkurang
secara signifikan perubahan suhu antara tidak hangat dan sebelum hangat ( P <.001) pasien
anestesi umum; tanpa prapemanasan, 69% dari pasien mengalami hipotermia pasca
(Horn et al., 2012), hanya 3 penelitian yang menyelidiki kemanjuran FAW pada pasien
bedah laparoskopi. Dalam studi percobaan acak pada 16 pasien kolesistektomi laparoskopi,
kelompok FAW (suhu, 41 °C) memiliki suhu inti intraoperatif akhir yang lebih tinggi dari
kelompok kontrol kasur air yang bersirkulasi (suhu, 38 °C) ( P <.05) (Matsuzaki et al.,
kolesistektomi dalam kelompok FAW (suhu, 43 °C) dengan 21 pasien kelompok kontrol
RWS (sistem diatur pada 100 W / cm 2 ), suhu inti intraoperatif grup FAW adalah 0,08 °C
lebih tinggi dari kelompok RWS (P = 0,42) (Wong, Walker, & Bradley, 2004). Pu et al
(2014) menemukan insiden hipotermia intraoperatif yang secara signifikan lebih rendah
dan kehilangan darah intraoperatif pada pasien laparoskopi menggunakan FAW daripada
memiliki lebih sedikit komplikasi intraoperatif dan pasca operasi, termasuk ileus,
menggigil pasca operasi, dan nyeri pasca operasi. Bagaimanapun, perbedaan antara
79
kelompok suhu inti dianalisis hanya pada satu titik waktu, tanpa mempertimbangkan efek
pretest atau kontrol untuk efek perkembangan kelompok (Chiu, Justice, & Melton, 2016).
B. Tujuan
Tujuan dari kritisi jurnal ini adalah untuk mengetahui isi jurnal lebih lanjut dengan
membedah jurnal melihat kelengkapan yang ada pada jurnal tersebut serta menilai
80
BAB II
KRITISI JURNAL
A. Penilaian Elemen Dasar
1. Gaya penulisan : Penelitian tersebut menggunakan gaya penulisan yang benar dan
mudah di pahami.
2. Kualifikasi Penulis : Penelitian ini sesuai dengan latar belakang pendidikan penulis
yaitu keperawatan.
3. Judul : Judul telah menggambarkan isi penelitian yaitu efektivitas pemanas udara
buatan untuk mencegah hipotermia perioperatif dan komplikasi pada pasien yang
4. Abstrak :
Metode: Sebanyak 127 peserta yang menjalani operasi laparoskopi toraks atau perut
akhir direkrut antara Januari dan November 2015. Para pesertanya adalah secara acak
dialokasikan untuk intervensi (pemanasan udara buatan, n = 64) dan kelompok kontrol
(isolasi pasif, n = 63). Suhu inti esofagus diukur selama operasi, sedangkan suhu inti
timpani diukur setiap 30 menit sebelum operasi secara efektif dan di unit perawatan
postanaesthesia (PACU). Tingkat menggigil dan nyeri, jumlah perdarahan, dan efek
samping pada jantung diukur sebelum transfer dari unit perawatan postanaesthesia
Hasil: Kelompok intervensi memiliki efikasi pemanasan yang lebih baik daripada
kelompok kontrol antara 90 dan 330 menit selama operasi. Kelompok intervensi
81
Kesimpulan: Pemanasan udara buatan dapat meningkatkan efikasi pemanasan dan
laparoskopi.
5. Referensi: Semua referensi telah disitasi dengan benar dan mengunakan style
B. Validitas
Tujuan yang ditetapkan jelas, yaitu untuk mengetahui efektivitas pemanasan udara
buatan untuk mencegah hipotermia perioperatif dan komplikasi pada pasien yang
menjalani laparoskopi.
2. Tinjauan pustaka
3. Sampel
direkrut dari 1500 tempat tidur rumah sakit pendidikan antara Januari dan November
2015. Peserta diambil secara acak dialokasikan ke kelompok intervensi (FAW, n = 64)
atau kelompok kontrol (isolasi pasif, n = 63). Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
Usia ≥ 20 tahun,
Menjalani operasi laparoskopi toraks atau perut dengan waktu anestesi >1 jam
82
Normothermia sebelum operasi
II. Pasien dengan suhu tubuh ≥37,5 °C atau ≤36 °C, mereka yang menjalani
cara independen. Ukuran efek ditetapkan pada 0,5 (2 sisi), kesalahan α pada 0,05, dan
daya pada 0,8 (Faul, Erdfelder, Lang, & Buchner, 2007). Ukuran sampel setidaknya
128 partisipan diperlukan, dari 151 pasien yang direkrut untuk penelitian ini, 20 tidak
4. Ethical Consideration
etis no. CF14275B). Peserta baik-baik saja diinformasikan melalui surat tujuan studi,
prosedur, kerahasiaan, dan anonimitas, dan hak asasi manusia mereka sepenuhnya
tertulis. Peserta bebas untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri kapan saja tanpa
5. Metodologi
intervensi dan kelompok kontrol bahwa kelompok tersebut serupa dengan Tingkat
signifikansi data ditetapkan P >0,05 Sehingga dapat disipulkan sampel penelitian ini
homogen.
83
7. Blinding
C. Reliabilitas
Perangkat lunak IBM SPSS Statistics (versi 22.0, IBM Corp, Armonk, New
York) digunakan untuk analisis. Karena ukuran sampelnya ˃50, uji kolmogorov‐
data demografis dari kelompok. Uji t berpasangan dilakukan untuk menilai perbedaan
umum (GEE) untuk memperkirakan perbedaan perubahan suhu sebelum operasi dan
pasca operasi antara kelompok (Chiu et al., 2016). Chi-kuadrat dan uji t independen
komplikasi. Pasien dikeluarkan dari analisis jika mereka tidak pernah menerima
pengobatan, diacak tetapi tidak memenuhi syarat untuk studi, atau hilang kontrol.
dan dikirim ke unit perawatan intensif dikeluarkan. Jadi, data untuk 1/128 (0,78%)
pasien hilang.
Hasil Penelitian
Dari 151 pasien yang membutuhkan operasi laparoskopi toraks atau perut, 23
tidak memenuhi kriteria inklusi dan 3 menolak untuk berpartisipasi, menyisakan 128
pasien (64 di setiap kelompok). Selama operasi, 1 pasien dari kelompok kontrol
84
a. Gambaran umum klinis kelompok
Usia rata-rata keseluruhan adalah 58,8 ± 13,8 tahun, dan indeks massa tubuh
rata-rata 24,8 ± 3,9 kg / m2 . Sebagian besar peserta dinilai sebagai ASA kelas
operasi laparoskopi
kelompok kontrol. Berarti karakteristik suhu pra operasi kelompok intervensi dan
= .652).
kontrol segera setelah anestesi atau pada 30 menit setelah operasi, meskipun lebih
baik dari kelompok kontrol pada 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 270, 300, dan 330
dalam perubahan suhu sebelum pembedahan, setelah anestesi, dan sampai 400
menit setelah operasi. Sebuah matriks korelasi kerja yang dapat dipilih untuk
efek interaksi (kelompok × titik waktu) dianalisis untuk memahami korelasi setiap
titik waktu suhu. Interaksi yang signifikan menunjukkan efikasi pemanasan yang
85
berbeda secara signifikan antar kelompok. Penurunan suhu yang lebih kecil dalam
pada pemanasan.
Suhu esofagus sebelum operasi dari kelompok intervensi tidak lebih tinggi
masing, P = 0,745). Suhu inti peserta kelompok kontrol pada 9 titik waktu dari
segera setelah anestesi hingga 240 menit saat operasi semuanya jauh lebih rendah
(P< .001) dibandingkan suhu sebelum operasi setelah mengontrol pretest dan efek
pertumbuhan negatif pada kelompok kontrol, suhu berubah segera setelah anestesi
dan pada 30 dan 60 menit setelahnya operasi tidak berbeda secara signifikan antara
kedua kelompok. Namun, khasiat pemanasan FAW lebih unggul dari insulasi pasif
operasi laparoskopi
antara kelompok dalam hal kehilangan darah total intraoperatif (MD = 69 mL, P =
58.1 menit, P <.011), dan derajat nyeri (MD = 1.5, P = .039) dan menggigil ( P =
.036). Di PACU, pasien kelompok kontrol membutuhkan waktu dua kali lebih lama
kehilangan darah total di ruang pemulihan (MD = 19 mL, P = .153) dan penggunaan
analgesia ( P = .248) tidak berbeda nyata. Tidak ada kejadian buruk pada jantung
86
D. Aplikabilitas
penelitian lain serupa. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa FAW bisa
mengurangi komplikasi hipotermia termasuk kehilangan darah, pasca operasi nyeri, dan
menggigil pada pasien operasi laparoskopi. Keterbatasan dari penelitian dilihat dari
perbedaan waktu operasi antara operasi toraks dan operasi perut, <20 pengukuran diperoleh
untuk suhu intraoperative 270 hingga 400 menit setelah operasi pada kedua kelompok. Oleh
karena itu, data ini tidak dapat dimasukkan dalam analisis GEE. Jadi, efikasi FAW
intraoperatif diperkirakan untuk yang 240 menit pertama operasi. Penelitian selanjutnya
harus mengurangi interval antara pengukuran suhu untuk meningkatkan ukuran sampel dan
melacak waktu.
87
BAB III
KESIMPULAN
Kemanjuran pemanasan FAW mirip dengan isolasi pasif dari induksi anestesi sampai
30 menit setelah pembedahan tetapi unggul dari 60 hingga 240 menit saat operasi. Pada analisis
GEE, FAW unggul lebih rendah dari isolasi pasif 90 hingga 330 menit saat operasi. Pemanasan
buatan memiliki khasiat pemanasan yang lebih baik untuk pasien dengan anestesi umum untuk
jangka waktu lama. Kami mengkonfirmasi bahwa FAW bisa mengurangi komplikasi
hipotermia termasuk kehilangan darah, pasca operasi nyeri, dan menggigil pada pasien operasi
laparoskopi. Studi masa depan dapat mengeksplorasi kemanjuran perangkat penghangat yang
berbeda pada pembedahan pasien yang menggunakan desain multinasional berskala besar.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa jurnal ini dapat dijadikan evidence based
practice pada pasien perioperatif untuk mengurangi kejadian hopotermia dan komplikasi
yang muncul. Hal ini dilihat dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini homogen,
diterapkan.
88
DAFTAR PUSTAKA
89
LAMPIRAN 2
ASKEP PERIOPERATIF
APPENDISITIS DENGAN TINDAKAN APPENDIKTOMI
Preseptor
90
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Definisi Apendisitis
,2010). Appendisitis yaitu peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
bertambah parah, appendiks itu bisa pecah (Smeltzer & Bare, 2011).
penyebab abdomen akut yang paling sering. Appendisitis akut adalah penyebab
paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah rongga abdomen,
250.000 kasus dilaporkan setiap tahun di Amerika Serikat dan kematian pada
tahun 2002, 480 kematian terjadi terkait dengan penyakit usus buntu di Amerika
B. Fisiologi
tersebut secara normal mengalir ke luen dan selanjutnya menuju sekum. Adanya
hambatan pada aliran lendir di muara apendiks dapat menjadi salah satu
C. Etiologi
91
limfe, tumor apendiks, dan cacing askaris. Selain hal tersebut, penyebab lainnya
2012).
D. Patofisiologi
terlipat atau tersumbat (kemungkinan disebabkan oleh fekalit atau massa keras
dari feses, tumor, atau benda asing). Proses inflamasi ini menyebabkan
92
umbilikus dan epigastrium, mual dan muntah. Proses selanjutnya adalah invasi
kuman Entamoeba Coli dan spesies bakteroides dari lumen ke lapisan mukosa,
terjadilah peritonitis lokal kanan bawah, hal ini menyebabkan suhu tubuh mulai
naik. Gangren dinding apendiks disebabkan oleh oklusi pembuluh darah dinding
apendiks akibat distensi lumen apendiks. Bila tekanan intra lumen meningkat
maka akan terjadi perforasi yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh dan
E. Manifestasi Klinis
Apendisitis sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
tidak disertai rangsang peritoneum lokal. Gejala klasik apendisitis ialah nyeri
sekitar umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang ada muntah dan
umumnya nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke
kanan bawah ke titik Mc. Burney dan nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas
Jong, 2012).
Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai oleh demam ringan,
mual, dan hilangnya nafsu makan, dan selain itu nyeri tekan lepas juga sering
93
dijumpai pada klien dengan apendisitis. Nyeri dapat dirasakan saat defekasi atau
pun saat berkemih Nyeri saat defekasi menunjukkan bahwa ujung apendik
letak ujung apendik dekat dengan kandung kemihh atau ureter (Smeltzer & Bare,
de Jong, 2012).
F. Komplikasi
observasi aman untuk dilakukan dalam masa tersebut. Perforasi dapat terjadi
kuadran kanan bawah dengan tanda peritonitis umum atau abses yang
peritonitis umum telah terjadi sejak pasien pertama kali datang, diagnosis dapat
94
boplebitis supuratif dari sistem portal jarang terjadi, tetapi merupakan
komplikasi yang letal. Hal tersebut dapat dicurugai apabila ditemukan demam
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah abses subfrenikus dan fokal sepsis
(Mansjoer, 2012).
G. Penatalaksanaan
Peritonitis umum yang terjadi dapat dilakukan operasi untuk menutup asal
perforasi dan tindakan penunjang adalah tirah baring dalam posisi semi fowler,
hasil kultur, tranfusi untuk mengatasi anemia, dan penanganan syok septik
secara intensif. Apabila terbentuk abses apendik, terapi dini yang dapat diberikan
klindamisin). Menggunakan sediaan ini, maka abses akan menghilang dan dapat
dilakukan apendektomi 6-12 minggu kemudian. Pada abses yang tetap progresif
dan abses yang menonjol ke arah rektum atau vagina dengan fluktuasi positif
Salah satu tindakan yang dapat pula dilakukan pada apendisitis adalah
95
penyingkiran/pengangkatan usus buntu yang terinfeksi. Apendiktomi dilakukan
askariasis dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab lain yang diduga dapat
1. Indikasi
a. Appendicitis acute
b. Appendicitis cronik
empedu
96
2. Anestesi
a. Anastesi umum
b. Anastesi local
c. Spinal anastesi
3. Macam insisi
(SIAS) dan umbilicus pada batas 1/3 lateral, 1/3 tengah garis ini.
Panjang incise ± 6-7 cm, 1/3 diatas dan 2/3 dibawah garis penghubung
c. Incisi transversal
4. Teknik operasi
obliqus externus.
97
d. Aponeurosis musculus obliqus externus (MOE) dibuka secara tumpul
seratnya transversal.
e. MOI dibuka secara tumpul dengan gunting dan pinset searah serat-
instrument
i. Lakukan evaluasi, apakah keluar cairan atau tidak, darah atau pus, bila
kadang caecum tidak tampak setelah peritoneum dibuka hal ini mungkin
98
tampak setelah peritoneum dibuka maka dengan jari telunjuk yang
abdomend, angkat caecum kea rah luka incise. Bila caecum tidak
mesenterium dari ileum terminalis, ikuti ini mkearah luar dan tentukan
k. Setelah ketemu caecum diangkat dengan dua jari (dengan kasa yang
telah dibasahi) dan pinset anatomis. Caecum ditarik kea rah bawah,
keluar dan keatas, dan biasanya appendix akan ikut keluar. Bila caecum
99
1) Antegrade appendectomy
appendix.
plain catgut.
crush clamp yang belum dilepas dan diligasi (alat-alat yang dipakai
100
f) Appendix stomp dipegang dengan pinset anatomis melalui bagian
mesappendix stomp.
dapat dibuat overhecting cukup 1 kali saja setelah tabak zak naad
lagi, baru setelah keadaan baik-baik saja mulai penutupan luka yaitu
101
2) Retrograde appendectomy
tersebut.
c) Setelah distal dari ikatan ini kemudian dijepit dengan klem dan
setelah itu basis appendix dipotong di antara ikatan dan klem ini.
f) Bila ternyata caecum oedem maka jangan dibuat tabak zak naad,
102
g) Bila appendix tertutup dengan omentum maka omentum dipotong,
kebocoran.
kandung empedu.
a. Nyeri akut
d. Konstipasi
f. Ansietas
g. Resiko infeksi
103
i. Defisit pengetahuan
umum spinal dengan insisi abdomen bawah dengan laparaskopi, yang merupakan
Pra Operatif
1. Observasi
seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat perlu di
lakukan. Pasien diminta untuk tirah baring dan dipuasakan, laksatif tidak di
Pasca Operatif
104
pasien dalam posisi semi fowler. Posisi ini mengurangi tegangan pada insisi dan
organ abdomen. Pasien di katakan baik apabila dalam 12 jam tidak terjadi
gangguan. Pasien dipuasakan, bila tindakan operasi lebih besar, misalnya pada
perforasi atau peritonitis umum, puasa diteruskan sampai fungsi usus kembali
normal.
Berikan minum mulai dari 15 ml/jam selama 4 - 5 jam lalu naikan menjadi
30 ml/jam. Keesokan hari nya di berikan makanan saring, dan hari berikutnya di
berikan makanan lunak. Satu hari pasca operasi di anjurakan untuk duduk tegak di
tempat tidur selama 2x30 menit. Pada hari berikutnya pasien boleh berdiri dan
duduk di luar kamar. Pada hari ke 5 atau 7 jahitan dapat di buka di angkat dan
105
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
fungsi imunologi, dan lain- lain. Selain itu pasien harus istirahat
yang cukup karena dengan istirahat yang cukup pasien tidak akan
mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga bagi pasien yang
badan dan berat badan, lipat kulit trisep, lingkar lengan atas, kadar
106
pasien mengalami berbagai komplikasi pasca operasi dan
di operasi.
107
b. Psikologis
gelisah, menayakan pertanyaan yang sama berulang kali, sulit tidur, dan
pendukung/support system.
108
Obstruksi lumen apendiks Perubahan kondisi tubuh Penatalaksanaan dini tidak adekuat
Peningkatan Hiperistaltik
Peningkatan sekresi cairan dan lendir
Kurang paparan informasi Hospitalisasi
dari mukosa secara terus menerus
Ransangan viseral meningkat (N. Vagus)
110
Ask patient to verbalize effectiveness of
treatment regimen
Review non medication pain treatments
(eg, cold therapy, heat therapy, music
distraction, relaxation therapy, physical
rehabilitation, visualization, pacing,
transcutaneous electrical nerve stimulation
Identifies patient’s coping style and
cultural influences regarding pain
management
Includes family members and significant
other in educational process
Monitor progress in management of
patient’s pain
Evaluates patient’s responses.
Evaluates responses to pain management
interventions (E.250)
Identifies and documents how the patient
expresses pain (eg, facial expression,
irritability, restlessness, verbalization)
Evaluates the nature of the pain and any
changes in pain level after pain
management interventions
2. Domain 3A Anxiety O.500 : Patient or designated support Identifies psychosocial status (A.510)
Behavioral X4-00146 person demonstrates knowledge of the Assesses coping mechanism (A.510.6)
responses patient expected psychosocial responses to the Review patient’s coping pattern and its
and family procedure effectiveness
:knowledge The patient verbalizes the Ask patient to describe current methods of
sequence of events to expect dealing with stress
before and immediately after Encourages patient to express feelings
surgery Determines the most effective methods of
The patient states realistic communication and support
expectations regarding recovery Evaluates availability and effectiveness of
from procedure support system
Identifies patient and designated support
person’s educational needs (A.530)
111
Implements measures to provide psychological
support (Im.510)
Assesses for signs and symptoms of
anxiety or fear (eg, preoperative insomnia,
muscle tenseness, tremors, irritability,
change in apetite, restlessness, diaphoresis,
tachypnea, tachycardia, elevated blood
pressure, facial pallor or flushing,
withdrawn behavior)
Provide information and answer questions
honestly
Provides an atmosphere of care and
concern (eg, privacy nonjudgmental
approach, empathy, respect)
Offers alternative methods to minimize
anxiety (eg, music, humor)
Explain purpose of preoperative
preparations before implementation
Includes patient or designate support persons in
perioperative teaching (Im. 700)
Explains expected sequence of events (Im. 700.2)
Evaluates psychosocial response to plan of care
(E.520)
Evaluates effectiveness of support system
Verifies patient’s ability to understand
information
Provides necessary time to process
information
Review nursing care plan with patient and
family members
112
INTRA OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Hypothermia O. 290 : The patient’s core body Assesses risk for inadvertent hypothermia
Physiologic response X26-00006 temperature is within expected or (A.200.1)
therapeutic range Identifies patients at high risk for inadvertent
The patient’s temperature is hypothermia to include but no limited to patient’s:
temperature is greater than 36° C With preoperative baseline temperature
(96,8° F) at time of discharge less than or equal to 36° C (96,8° F)
from the operating or procedure In a cold surgical environment
room With high body surface/kg and low
The patient’s temperature is subcutaneous brown fat for insulation
intentionally maintained at 33° C increases rate of heat loss (eg, infants,
(91, 4° F) to lower cell neonates, toddlers)
metabolism With metabolic disorders
Implements thermoregulation measures (Im.
280)
Select temperature monitoring and
regulation devices based on identified
patient needs
Operates temperature monitoring and
regulation devices according to
manufacturers written instruction
Monitors physiological paarmeters (Im. 370)
Monitor vital sign (eg, blood pressure,
heart monitor or EGC rate and rhythm,
respiratory rate, temperature
Monitor patient for changes in skin
integrity (eg, peripheral pulses, skin color,
temperature, turgor, capillary refill, as
appropriate)
Apply warming blanket
Evaluates response to thermoregulation
measures (E.260)
113
Assesses and documents patient’s body
temperature at frequent intervals
Interprets and communicates patient
temperature data to appropriate members
of health care team for further evaluation
and action as appropriate
Report patient’s temperature to PACU
nurses for determination of appropriate
postoperative treatment methods
2. Domai 1 Safety Risk for injury O. 10 : Patient is free from signs and Identifies physiological status (A.210)
X29-00035 symptoms of injury related to thermal Evaluates buccal membranes, sclera, and
sources skin (eg, dryness, cyanosis, jaundice)
Patient’s skin condition, other Report deviation in diagnostic study result
than the surgical incision, is (A.340)
unchanged between admission Communicates physiological health status
and discharge from the OR or (eg, verbal reports, patient record) to
procedure room appropriate team members
Patient reports comfort at the Collaborates with other health care
thermoregulation device site providers regarding diagnostic study
Patient’s neuromuscular status is results or assessment findings
unchanged between admission Assesses baseline skin condition (A.240)
and discharge from the OR or Evaluates presences of peripheral pulses,
procedure room solicits patient’s perception of pain, and
identifies mobility impairments while
patient is awake
Assesses patient’s skin condition
Assesses patient’s risk for skin injury
related to thermal sources
Assesses skin for injury from invasive
devices (eg, tubes, drains, indwelling
catheters, cables)
Identifies the nursing diagnoses that
describe the patient’s degree of risk for
skin injury related to thermal hazards.
Applies safety devices (Im.80)
114
Examines the surgical environment for
equipment or conditions that pose a safety
risk and takes corrective action
Selects safety devices based on the
patient’s needs and the planned operative
or invasive procedure
Applies safety devices on the patient
according to the plan of care, applicable
practice guidelines, facility policies, and
manufacturers documented instructions.
Ensures that safety devices are readily
available, clean, free of sharp edges,
padded as appropriate, and in working
order before use
Monitor psychological parameters (Im. 370)
Monitor vital sign (eg, blood pressure,
heart monitor or EGC rate and rhythm,
respiratory rate, temperature
Monitor patient for changes in skin
integrity (eg, peripheral pulses, skin color,
temperature, turgor, capillary refill, as
appropriate)
Evaluates for signs and symptoms of physical
injury to skin and tissue (E.10)
Inspects and evaluates the patient’s skin,
bony prominences, pressure sites, prepped
area, and adjacent tissue for signs of
irrigation or injury (eg, discoloration, rash,
abrasions, blisters, raised areas)
Solicits for complaints of pain or
discomfort in areas other than the surgical
incision
Solicits for complaints of numbness or
tingling (eg, thermoregulation device site,
site of positioning aids)
115
Reports unexpected variance to appropriate
members of the health care team.
3. Domai 1 Safety Risk for infection O.280 : Patient is free from signs and Assesses susceptibility for infection (A.350)
X28-00004 symptoms of infection Classifies surgical wound (A.350.1)
The patient’s wound is free from Class II (clean-contaminated) wounds:
signs and symptoms of infection Operative wounds in which the respiratory,
and pain, redness, swelling, alimentary, genital, or urinary tract in
drainage, or delayed healing at entered under controlled conditions and
time of discharge without unusual contamination. Specially
The patient has a clean, primarily procedures involving the biliary tract,
closed surgical wound covered appendix, vagina, and oropharynx are
with dry, sterile dressing at included in this category, provide no
discharge from the OR evidence of infection or major break in
The patient is afebrile and free technique is encountered
from signs and symptoms of Implements aseptic technique (Im.300)
infection Establishes and maintains the sterile field
Preoperative and postoperative Applies principles of aseptic technique
antibiotics given according to Performs skin preparation
recommended guidelines Ensures perioperative environmental
sanitation
Adheres to standard and transmission-
based precaution
Dresses wound at completion of procedure
Cares for incision sites, invasive-devices
sites (eg, endotracheal tube, tracheostomy
tube, drainage tube, percutaneous catheter,
vascular access devices), urinary drainage
systems, and other drainage systems.
Protects from cross-contamination (Im.300.1)
Minimize cross-contamination by
understanding and implementing infection
control practices when preparing
instruments and supplies for use
Follows established protocols for high
level disinfection
116
Implements aseptic technique
Monitors the sterile field
Ensure the doors to the OR remind closed
expect for necessary patient and personnel
traffic
Contain contamination by developing and
implementing appropriate traffic patterns
based on design of surgical suite or
procedure room.
promotes personnel health and hygiene
excludes personnel with acute infection or
skin lesions from the practice setting
performs hand hygiene
wears clean, dry, freshly, laundered
surgical attire intended for use in the
surgical suite
wears long-sleeved jacked that is snapped
or buttoned closed when not scrubbed
covers head and facial hair, including
sideburns, to minimize microbial dispersal
within the environment
wears single high-efficiency mask when
open sterile supplies and equipment are
present or where scrubbed persons may be
located
Keeps fingernails short, clean, healthy, and
free of artificial or acrylic nails.
Wears shoes covers when gross
contamination of the feed can be
reasonably expected
Performs surgical hand antiseptic
Initiates traffic control (Im.300.2)
Keep doors to OR or procedure rooms
closed except during movement of
117
patients, personnel, supplies, and
equipment
Restricts access to surgical suite to
authorized personnel only
Record names of all individuals who
participate in the operative or invasive
procedure and those who are present in the
OR or procedure room, whether directly or
indirectly, participating in the operative or
invasive procedure (ie, industry
representative students)
Maintains unidirectional traffic pattern for
items to be reprocessed for the surgical
suite or procedure room; moves items from
decontamination area to processing area,
and after processing, to storage areas.
Prevents soiled materials from entering
restricted area
Move supplies from restricted area, if
present, through ORs or procedure room to
semi-restricted corridor.
Administers prescribed antibiotic therapy as
ordered (Im.220.2)
Determine if physician order for antibiotic
therapy have been written and coincide
with current best practices or evidence-
based practice
Confirm patient compliance with
prescribed prophylactic therapies ordered
to be self-administered
Assesses patient before administering and
delays or withholds medication if
necessary
Confirms correct medication is
administered to the right patient, in the
118
right dose, via the right route, at the right
time
Recognizes and identifies adverse effects,
toxic reactions, and medication allergies
Evaluates the patient’s response to
medication administered
Request order from physician for repeat
doses of prophylactic antibiotic if surgical
procedure lasts longer than four hours or
major blood loss occurs.
Monitor for signs and symptoms of infection
(Im.360)
Minimize the length of invasive procedure by
planning care (Im. 760)
Administers care to wound sites (Im.290)
Dresses wound at completion of procedure
Selects dressing materials based on clinical
needs
Observes characteristics of wound
drainage
Changed dressings over closed wounds
Assesses wound if patient has signs and
symptoms of infection (eg, fever, unusual
wound pain, redness and head at the
wound site, edema)
Cleans all areas of the wound as order
prescribe using antiseptic technique
Aseptically removes skin suture or staples
according to physician orders from the
healed wound
Evaluates progress of wound healing (E.200)
Identifies and evaluates patient’s risk
factors that impair wound healing
Evaluates wound status
Monitors temperature for elevation
119
Provides wound care consist with wound
class
Report signs and symptoms of infection
4. Domain 2 Risk for deficient O300 : Patient’s fluid, electrolyte, and Identifies factors associated with an increased
Physiologic response fluid volume acid-base balances are maintained at or risk for hemorrhage or fluid and electrolyte
X18-00028 improved from baseline levels imbalance (A.310)
The patient’s vital signs and Establishes and verified nursing
within expected range at Assesses vital sign
discharge from the OR, procedure Assesses patient condition related to
room, or post anesthesia care unit traumatic injury or abnormal bleeding
(PACU) Confers with physician or anesthesia care
The patient’s blood pressure and provider if unusual assessment data or
pulse are within expected range signs and symptoms of fluid, electrolyte, or
and remain stable with position acid-base imbalances are noted
change at time of transfer to Identifies and verifies availability of blood
PACU and discharge from PACU or plasma replacement
The patient’s urinary output is Identifies physiological status (A.210)
within expected range at Evaluates buccal membranes, sclera and
discharge from the OR, procedure skin (eg, dryness, cyanosis, jaundice)
room, or PACU. Implements hemostasis technique (Im.340)
Provides supplies, instrumentation, and
appropriate surgical techniques as needed
to control hemorrhage
Monitors physiological parameters (Im.370)
Monitors physiological parameters
including intake and output, arterial blood
gases, electrolyte levels, hemodynamic
status, and arterial oxygen concentration
(SaO2)
Monitors vital signs
Monitors for signs hypovolemia and
hypervolemia
Monitors fluid loss (eg, bleeding, diarrhea,
perspiration, urine output, vomiting)
Estimates blood and fluid loss
120
Monitors wound drainage
Establishes IV access (Im.200.1)
Establishes and maintains peripheral IV
access to administer IV fluids,
medications, and blood products per
physician order
Collaborates in fluid and electrolyte
management (Im.210.1)
Verifies procedure and anticipates and
recognizes fluid loss
Anticipates replacement requirements for
large volume, fluid loss procedures
Administers or prepares for administration
of fluid therapy
Monitors intake and output
Evaluates patient’s response to fluid
management
Evaluates response to administration of fluids
and electrolyte (E.220)
Monitors intake and output, arterial blood
gases, electrolyte levels, hemodynamic
statuses, and SaO2)
Estimates blood and fluid loss
Monitors for signs and symptoms of fluid
volume excess or deficit
Monitors patient’s response to prescribed
fluid and electrolyte therapy
POST OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
121
1. Domain 2 Acute pain O330 : Patient demonstrates and/or Assesses pain control (A.360)
Physiologic response X38-00132 reports adequate pain control Review patient assessment for type of pain
The patient’s vital signs at being treated and medical condition
discharge from the OR are equal Review current treatment protocol
to or improved from preoperative Requests patient verbalize effectiveness of
values. treatment with recognized assessment tool
The patient verbalizes control of (eg, numerical scale, face scale)
pain. Offers information to patient and family
members about pain , pain relief measures,
rating scales, and other assessment data to
report
Monitor patient for congruence of verbal
and nonverbal cues.
Implements pain guidelines (Im.310)
Review patient assessment for type of pain
being treated, medical condition, and
health status
Review facility pain guidelines
Documents patient’s current stated pain
level
Positions for comfort unless
contraindicated
Determines whether regimen meets
patient’s identified need
Monitors relationship of patient progress to
pain control
Monitors pain guideline effectiveness
Administers medication as prescribed
Prescribed analgesics according to protocol
Implements alternative methods of pain control
(Im. 310.1)
Ask patient to verbalize effectiveness of
treatment regimen
Review non medication pain treatments
(eg, cold therapy, heat therapy, music
122
distraction, relaxation therapy, physical
rehabilitation, visualization, pacing,
transcutaneous electrical nerve stimulation
Identifies patient’s coping style and
cultural influences regarding pain
management
Includes family members and significant
other in educational process
Monitor progress in management of
patient’s pain
Evaluates patient’s responses.
Collaborates in initiating patient-controlled
analgesia (Im.310.2)
Review assessment for type of pain being
treated and patient medical condition
Review treatment protocol for
administration
Monitors administration process
Provides teaching related to patient-
controlled analgesia
Evaluates patient’s response to medication
administration.
Evaluates responses to pain management
interventions (E.250)
Identifies and documents how the patient
expresses pain (eg, facial expression,
irritability, restlessness, verbalization)
Evaluates the nature of the pain and any
changes in pain level after pain
management interventions
123
124
Daftar Pustaka
Doenges, M. E., Moorhuose, M. F., & Murr, A. C. (2010). Nursing care plans
guidelines for individualizing client care across the life span (8 ed.).
Philadelphia: Davis comphany.
Mitchell, R. N., Kumar, V., Abbas, A. K., & Fausto, N. (2008). Buku saku dasar
patologis penyakit robbins & cotran (7 ed.). Jakarta: EGC.
Petersen, Carol.(2011). Perioperative nursing data set, the perioperative nursing
vocabulary 3rd edition. USA. Association of periOperative Registered
Nurses (AORN)
Silbernagl, S., & Lang, F. (2006). Teks & atlas berwarna patofisiologi. Jakarta:
EGC.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2011). Buku ajar keperawatan medikal bedah
brunner & suddarth (8 ed., Vol. 2). Jakarta: EGC.
125
LAMPIRAN 3
ASKEP PERIOPERATIF
TRAUMA KEPALA DENGAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
CRANOTOMI
Preseptor
126
BAB I KONSEP MEDIS
A. Defenisi Trauma Kepala
45 tahun dan lebih dari 50% merupakan trauma kapitis. Trauma kepala
merupakan salah satu bentuk cedera otak non degenerative yang disebabkan
oleh benturan, pukulan, ataupun hentakan mendadak pada kepala atau suatu
luka tembus di kepala yang mengganggu fungsi otak normal (Centers for
gangguan fisik dan mental yang kompleks, defisit kognitif, psikis, intelektual,
benturan fisik dari luar, yang dapat mengubah kesadaran yang dapat
(trauma kepala) adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung
(Ganz, 2011).
B. Klasifikasi
(GCS). GCS adalah suatu skala untuk menilai secara kuantitatif tingkat
kesadaran seseorang dan kelainan neurologis yang terjadi. Ada 3 aspek yang
127
dinilai yaitu reaksi membuka mata (eye opening), reaksi berbicara (verbal
respons), dan reaksi lengan serta tungkai (motor respons). Cedera kepala
1. Cedera Kepala Ringan (CKR) dengan GCS > 13, tidak terdapat kelainan
3. Cedera Kepala Berat (CKB) bila score GCS < 9 dalam waktu > 48 jam
setelah traum
C. Etiologi
sebagian besar kematian dan kecacatran utama pada kelompok usia produktif
128
D. Manifestasi Klinis
Menurut Reissner (2009), gejala klinis trauma kepala adalah seperti berikut:
mastoid)
kemudian sembuh.
f. Letargi.
129
c. Triad Cushing (denyut jantung menurun, hipertensi, depresi
pernafasan).
E. Komplikasi
1. Gejala sisa cedera kepala berat: beberapa pasien dengan cedera kepala
vegetatif.
subarachnoid dan telinga tengah atau sinus paranasal akibat fraktur basis
cranii hanya kecil dan tertutup jaringan otak maka hal ini tidak akan
serebrospinal persisten.
dapat menetap bahkan setelah cedera kepala ringan. Vertigo dapat terjadi
130
akibat cedera vestibular (konkusi labirintin) Adams (2000) dalam Putri
(2017)
F. Pemeriksaan Penunjang
2. Spinal X-Ray
3. Thorax X Ray
5. CT-scan kepala.
a. Mata hanya membuka bila ada rangsang sakit (nilai GCS <12)
131
b. Terdapat penurunan kesadaran nilai GCS <14 dan tidak membaik
penetrasi.
e. Kesadaran penuh GCS 15 tanpa fraktur tetapi nyeri kepala berat dan
berbeda.
defisit neurologi.
2006)
G. Penatalaksanaan
harusnya dirawat di rumah sakit untuk observasi. Pasien harus dirawat jika
132
Untuk cedera kepala berat, tatalaksana spesialis bedah saraf sangat
a. Bedah
mendesak ruang.
menekan pada laserasi kulit kepala. Jika ada, maka hal ini
b. Medikamentosa
penurunan kesadaran.
133
CRANIOTOMY
1. Definisi
yang bernama flap tulang (bone flap) akan dibuka atau diangkat untuk
ditahan dengan baut dan plat logam. Jika flap tulang diangkat permanen,
ada kasus di mana pembedahan dilakukan pada lebih dari satu bagian
134
Sebelum tindakan operasi, pasien dan keluarga perlu memahami
mengetahui apakah ada jalan lain yang dapat ditempuh selain operasi,
2. Tujuan Pembedahan
atau kematian.
135
c. Melakukan biopsi – Biopsi otak adalah prosedur pengambilan
dalam otak.
pelindung otak, yang sangat lunak. Akan tetapi, tengkorak juga dapat
bypass area otak yang sudah tidak berfungsi akibat penyakit, seperti
bedah saraf untuk merencakan pembedahan. Hal yang akan dibahas saat
konsultasi adalah:
136
a. Saat perawatan pra-bedah, pasien diharapkan untuk:
pembedahan.
2) Menjalani tes fisik dan saraf untuk memastikan kondisi fisik dan
anestesi
b. Saat kraniotomi:
operasi.
craniotomy)
137
3) Lalu, pasien dihubungkan ke alat yang memonitor tanda vital,
7) Hal pertama yang terlihat adalah dura mater atau lapisan luar
10) Dokter bedah juga akan menjahit sayatan pada kulit serta
memperban kepala.
138
4. Indikasi
i. Tumor otak,
j. Perdarahan (hemorrage),
operasi, dan pasca operasi. Khusus pada tahapan pasca operasi, pasien
139
a. Praoperasi
saraf dan akan diminta menjalani puasa selama 8 jam. Pastikan pasien
b. Proses operasi
kawat, atau staples bedah. Namun, jika Pasien memiliki tumor pada
140
c. Pascaoperasi
posisi kepala lebih tinggi daripada posisi kaki, untuk mencegah kepala
141
a. Komplikasi Jalan Nafas
pelumpuh otot.
b. Kejang
142
Antikonvulsan yang bekerja lama seperti fenitoin mungkin
dengan ondansetron.
anestesi umum.
143
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
sama
f. Riwayat operasi
g. Psikososial/ekonomi
h. Pemeriksaan fisik
5) Kardiovaskuler : takikardi
144
8) Neurologi : sakit kepala hebat, letargi, koma, paralise, kelemahan,
vertigo
2. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operasi
1) Nyeri akut
b. Intra
Operasi
1) Hipotermia
2) Risiko cedera
3) Risiko infeksi
c. Post
Operasi
1) Nyeri Akut
145
-Faktor genetik Pertumbuhan Massa
- paparan bahan sel otak Tumor otak dalam otak
kimia abnormal bertambah
Luka
Hidrochepalus Penurunan suplai insisipembedahan
O2 kejaringan
Kerusakan aliran otak akibat Port
darah keotak obstruksi sirkulasi d’entrymikroorganis
otak me
Perpindahan cairan Hipoksia serebral
Risikoinfeksi
kejaringan serebral
Peningkatan volume
intrakranial
Resiko Tubuh melakukan
ketidakefetiktifan kompensasi
perfusi jaringan otak
Peningkatan TIK Gangguan sistem
Kompensasi (butuh pernafasan
waktu lama)
Ketidakefektifan
Kompresi subkortikal
Fungsi otak menurun pola napas
& batang otak
Risiko jatuh
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF (PNDS)
PRE OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Acute pain O330 : Patient demonstrates and/or Assesses pain control (A.360)
Physiologic response X38-00132 reports adequate pain control Review patient assessment for type of pain
The patient’s vital signs at being treated and medical condition
discharge from the OR are equal Review current treatment protocol
to or improved from preoperative Requests patient verbalize effectiveness of
values. treatment with recognized assessment tool
The patient verbalizes control of (eg, numerical scale, face scale)
pain. Offers information to patient and family
members about pain , pain relief measures,
rating scales, and other assessment data to
report
Monitor patient for congruence of verbal
and nonverbal cues.
Implements pain guidelines (Im.310)
Review patient assessment for type of pain
being treated, medical condition, and
health status
Review facility pain guidelines
Documents patient’s current stated pain
level
Positions for comfort unless
contraindicated
Determines whether regimen meets
patient’s identified need
Monitors relationship of patient progress to
pain control
Monitors pain guideline effectiveness
Implements alternative methods of pain control
(Im. 310.1)
Ask patient to verbalize effectiveness of
treatment regimen
Review non medication pain treatments
(eg, cold therapy, heat therapy, music
distraction, relaxation therapy, physical
rehabilitation, visualization, pacing,
transcutaneous electrical nerve stimulation
Identifies patient’s coping style and
cultural influences regarding pain
management
Includes family members and significant
other in educational process
Monitor progress in management of
patient’s pain
Evaluates patient’s responses.
Evaluates responses to pain management
interventions (E.250)
Identifies and documents how the patient
expresses pain (eg, facial expression,
irritability, restlessness, verbalization)
Evaluates the nature of the pain and any
changes in pain level after pain
management interventions
2. Domain 3A Anxiety O.500 : Patient or designated support Identifies psychosocial status (A.510)
Behavioral X4-00146 person demonstrates knowledge of the Assesses coping mechanism (A.510.6)
responses patient expected psychosocial responses to the Review patient’s coping pattern and its
and family procedure effectiveness
:knowledge The patient verbalizes the Ask patient to describe current methods of
sequence of events to expect dealing with stress
before and immediately after Encourages patient to express feelings
surgery Determines the most effective methods of
The patient states realistic communication and support
expectations regarding recovery Evaluates availability and effectiveness of
from procedure support system
Identifies patient and designated support
person’s educational needs (A.530)
Implements measures to provide psychological
support (Im.510)
Assesses for signs and symptoms of
anxiety or fear (eg, preoperative insomnia,
muscle tenseness, tremors, irritability,
change in apetite, restlessness, diaphoresis,
tachypnea, tachycardia, elevated blood
pressure, facial pallor or flushing,
withdrawn behavior)
Provide information and answer questions
honestly
Provides an atmosphere of care and
concern (eg, privacy nonjudgmental
approach, empathy, respect)
Offers alternative methods to minimize
anxiety (eg, music, humor)
Explain purpose of preoperative
preparations before implementation
Includes patient or designate support persons in
perioperative teaching (Im. 700)
Explains expected sequence of events (Im. 700.2)
Evaluates psychosocial response to plan of care
(E.520)
Evaluates effectiveness of support system
Verifies patient’s ability to understand
information
Provides necessary time to process
information
Review nursing care plan with patient and
family members
INTRA OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Hypothermia O. 290 : The patient’s core body Assesses risk for inadvertent hypothermia
Physiologic response X26-00006 temperature is within expected or (A.200.1)
therapeutic range Identifies patients at high risk for inadvertent
The patient’s temperature is hypothermia to include but no limited to patient’s:
temperature is greater than 36° C With preoperative baseline temperature
(96,8° F) at time of discharge less than or equal to 36° C (96,8° F)
from the operating or procedure In a cold surgical environment
room With high body surface/kg and low
The patient’s temperature is subcutaneous brown fat for insulation
intentionally maintained at 33° C increases rate of heat loss (eg, infants,
(91, 4° F) to lower cell neonates, toddlers)
metabolism With metabolic disorders
Implements thermoregulation measures (Im.
280)
Select temperature monitoring and
regulation devices based on identified
patient needs
Operates temperature monitoring and
regulation devices according to
manufacturers written instruction
Monitors physiological paarmeters (Im. 370)
Monitor vital sign (eg, blood pressure,
heart monitor or EGC rate and rhythm,
respiratory rate, temperature
Monitor patient for changes in skin
integrity (eg, peripheral pulses, skin color,
temperature, turgor, capillary refill, as
appropriate)
Apply warming blanket
Evaluates response to thermoregulation
measures (E.260)
Assesses and documents patient’s body
temperature at frequent intervals
Interprets and communicates patient
temperature data to appropriate members
of health care team for further evaluation
and action as appropriate
Report patient’s temperature to PACU
nurses for determination of appropriate
postoperative treatment methods
2. Domai 1 Safety Risk for injury O. 10 : Patient is free from signs and Identifies physiological status (A.210)
X29-00035 symptoms of injury related to thermal Evaluates buccal membranes, sclera, and
sources skin (eg, dryness, cyanosis, jaundice)
Patient’s skin condition, other Report deviation in diagnostic study result
than the surgical incision, is (A.340)
unchanged between admission Communicates physiological health status
and discharge from the OR or (eg, verbal reports, patient record) to
procedure room appropriate team members
Patient reports comfort at the Collaborates with other health care
thermoregulation device site providers regarding diagnostic study
Patient’s neuromuscular status is results or assessment findings
unchanged between admission Assesses baseline skin condition (A.240)
and discharge from the OR or Evaluates presences of peripheral pulses,
procedure room solicits patient’s perception of pain, and
identifies mobility impairments while
patient is awake
Assesses patient’s skin condition
Assesses patient’s risk for skin injury
related to thermal sources
Assesses skin for injury from invasive
devices (eg, tubes, drains, indwelling
catheters, cables)
Identifies the nursing diagnoses that
describe the patient’s degree of risk for
skin injury related to thermal hazards.
Applies safety devices (Im.80)
Examines the surgical environment for
equipment or conditions that pose a safety
risk and takes corrective action
Selects safety devices based on the
patient’s needs and the planned operative
or invasive procedure
Applies safety devices on the patient
according to the plan of care, applicable
practice guidelines, facility policies, and
manufacturers documented instructions.
Ensures that safety devices are readily
available, clean, free of sharp edges,
padded as appropriate, and in working
order before use
Monitor psychological parameters (Im. 370)
Monitor vital sign (eg, blood pressure,
heart monitor or EGC rate and rhythm,
respiratory rate, temperature
Monitor patient for changes in skin
integrity (eg, peripheral pulses, skin color,
temperature, turgor, capillary refill, as
appropriate)
Evaluates for signs and symptoms of physical
injury to skin and tissue (E.10)
Inspects and evaluates the patient’s skin,
bony prominences, pressure sites, prepped
area, and adjacent tissue for signs of
irrigation or injury (eg, discoloration, rash,
abrasions, blisters, raised areas)
Solicits for complaints of pain or
discomfort in areas other than the surgical
incision
Solicits for complaints of numbness or
tingling (eg, thermoregulation device site,
site of positioning aids)
Reports unexpected variance to appropriate
members of the health care team.
3. Domai 1 Safety Risk for infection O.280 : Patient is free from signs and Assesses susceptibility for infection (A.350)
X28-00004 symptoms of infection Classifies surgical wound (A.350.1)
The patient’s wound is free from Class II (clean-contaminated) wounds:
signs and symptoms of infection Operative wounds in which the respiratory,
and pain, redness, swelling, alimentary, genital, or urinary tract in
drainage, or delayed healing at entered under controlled conditions and
time of discharge without unusual contamination. Specially
The patient has a clean, primarily procedures involving the biliary tract,
closed surgical wound covered appendix, vagina, and oropharynx are
with dry, sterile dressing at included in this category, provide no
discharge from the OR evidence of infection or major break in
The patient is afebrile and free technique is encountered
from signs and symptoms of Implements aseptic technique (Im.300)
infection Establishes and maintains the sterile field
Preoperative and postoperative Applies principles of aseptic technique
antibiotics given according to Performs skin preparation
recommended guidelines Ensures perioperative environmental
sanitation
Adheres to standard and transmission-
based precaution
Dresses wound at completion of procedure
Cares for incision sites, invasive-devices
sites (eg, endotracheal tube, tracheostomy
tube, drainage tube, percutaneous catheter,
vascular access devices), urinary drainage
systems, and other drainage systems.
Protects from cross-contamination (Im.300.1)
Minimize cross-contamination by
understanding and implementing infection
control practices when preparing
instruments and supplies for use
Follows established protocols for high
level disinfection
Implements aseptic technique
Monitors the sterile field
Ensure the doors to the OR remind closed
expect for necessary patient and personnel
traffic
Contain contamination by developing and
implementing appropriate traffic patterns
based on design of surgical suite or
procedure room.
promotes personnel health and hygiene
excludes personnel with acute infection or
skin lesions from the practice setting
performs hand hygiene
wears clean, dry, freshly, laundered
surgical attire intended for use in the
surgical suite
wears long-sleeved jacked that is snapped
or buttoned closed when not scrubbed
covers head and facial hair, including
sideburns, to minimize microbial dispersal
within the environment
wears single high-efficiency mask when
open sterile supplies and equipment are
present or where scrubbed persons may be
located
Keeps fingernails short, clean, healthy, and
free of artificial or acrylic nails.
Wears shoes covers when gross
contamination of the feed can be
reasonably expected
Performs surgical hand antiseptic
Initiates traffic control (Im.300.2)
Keep doors to OR or procedure rooms
closed except during movement of
patients, personnel, supplies, and
equipment
Restricts access to surgical suite to
authorized personnel only
Record names of all individuals who
participate in the operative or invasive
procedure and those who are present in the
OR or procedure room, whether directly or
indirectly, participating in the operative or
invasive procedure (ie, industry
representative students)
Maintains unidirectional traffic pattern for
items to be reprocessed for the surgical
suite or procedure room; moves items from
decontamination area to processing area,
and after processing, to storage areas.
Prevents soiled materials from entering
restricted area
Move supplies from restricted area, if
present, through ORs or procedure room to
semi-restricted corridor.
Administers prescribed antibiotic therapy as
ordered (Im.220.2)
Determine if physician order for antibiotic
therapy have been written and coincide
with current best practices or evidence-
based practice
Confirm patient compliance with
prescribed prophylactic therapies ordered
to be self-administered
Assesses patient before administering and
delays or withholds medication if
necessary
Confirms correct medication is
administered to the right patient, in the
right dose, via the right route, at the right
time
Recognizes and identifies adverse effects,
toxic reactions, and medication allergies
Evaluates the patient’s response to
medication administered
Request order from physician for repeat
doses of prophylactic antibiotic if surgical
procedure lasts longer than four hours or
major blood loss occurs.
Monitor for signs and symptoms of infection
(Im.360)
Minimize the length of invasive procedure by
planning care (Im. 760)
Administers care to wound sites (Im.290)
Dresses wound at completion of procedure
Selects dressing materials based on clinical
needs
Observes characteristics of wound
drainage
Changed dressings over closed wounds
Assesses wound if patient has signs and
symptoms of infection (eg, fever, unusual
wound pain, redness and head at the
wound site, edema)
Cleans all areas of the wound as order
prescribe using antiseptic technique
Aseptically removes skin suture or staples
according to physician orders from the
healed wound
Evaluates progress of wound healing (E.200)
Identifies and evaluates patient’s risk
factors that impair wound healing
Evaluates wound status
Monitors temperature for elevation
Provides wound care consist with wound
class
Report signs and symptoms of infection
4. Domain 2 Risk for deficient O300 : Patient’s fluid, electrolyte, and Identifies factors associated with an increased
Physiologic response fluid volume acid-base balances are maintained at or risk for hemorrhage or fluid and electrolyte
X18-00028 improved from baseline levels imbalance (A.310)
The patient’s vital signs and Establishes and verified nursing
within expected range at Assesses vital sign
discharge from the OR, procedure Assesses patient condition related to
room, or post anesthesia care unit traumatic injury or abnormal bleeding
(PACU) Confers with physician or anesthesia care
The patient’s blood pressure and provider if unusual assessment data or
pulse are within expected range signs and symptoms of fluid, electrolyte, or
and remain stable with position acid-base imbalances are noted
change at time of transfer to Identifies and verifies availability of blood
PACU and discharge from PACU or plasma replacement
The patient’s urinary output is Identifies physiological status (A.210)
within expected range at Evaluates buccal membranes, sclera and
discharge from the OR, procedure skin (eg, dryness, cyanosis, jaundice)
room, or PACU. Implements hemostasis technique (Im.340)
Provides supplies, instrumentation, and
appropriate surgical techniques as needed
to control hemorrhage
Monitors physiological parameters (Im.370)
Monitors physiological parameters
including intake and output, arterial blood
gases, electrolyte levels, hemodynamic
status, and arterial oxygen concentration
(SaO2)
Monitors vital signs
Monitors for signs hypovolemia and
hypervolemia
Monitors fluid loss (eg, bleeding, diarrhea,
perspiration, urine output, vomiting)
Estimates blood and fluid loss
Monitors wound drainage
Establishes IV access (Im.200.1)
Establishes and maintains peripheral IV
access to administer IV fluids,
medications, and blood products per
physician order
Collaborates in fluid and electrolyte
management (Im.210.1)
Verifies procedure and anticipates and
recognizes fluid loss
Anticipates replacement requirements for
large volume, fluid loss procedures
Administers or prepares for administration
of fluid therapy
Monitors intake and output
Evaluates patient’s response to fluid
management
Evaluates response to administration of fluids
and electrolyte (E.220)
Monitors intake and output, arterial blood
gases, electrolyte levels, hemodynamic
statuses, and SaO2)
Estimates blood and fluid loss
Monitors for signs and symptoms of fluid
volume excess or deficit
Monitors patient’s response to prescribed
fluid and electrolyte therapy
POST OP
No. Domain Nursing Outcome Interventions
Diagnosis
1. Domain 2 Acute pain O330 : Patient demonstrates and/or Assesses pain control (A.360)
Physiologic response X38-00132 reports adequate pain control Review patient assessment for type of pain
The patient’s vital signs at being treated and medical condition
discharge from the OR are equal Review current treatment protocol
to or improved from preoperative Requests patient verbalize effectiveness of
values. treatment with recognized assessment tool
The patient verbalizes control of (eg, numerical scale, face scale)
pain. Offers information to patient and family
members about pain , pain relief measures,
rating scales, and other assessment data to
report
Monitor patient for congruence of verbal
and nonverbal cues.
Implements pain guidelines (Im.310)
Review patient assessment for type of pain
being treated, medical condition, and
health status
Review facility pain guidelines
Documents patient’s current stated pain
level
Positions for comfort unless
contraindicated
Determines whether regimen meets
patient’s identified need
Monitors relationship of patient progress to
pain control
Monitors pain guideline effectiveness
Administers medication as prescribed
Prescribed analgesics according to protocol
Implements alternative methods of pain control
(Im. 310.1)
Ask patient to verbalize effectiveness of
treatment regimen
Review non medication pain treatments
(eg, cold therapy, heat therapy, music
distraction, relaxation therapy, physical
rehabilitation, visualization, pacing,
transcutaneous electrical nerve stimulation
Identifies patient’s coping style and
cultural influences regarding pain
management
Includes family members and significant
other in educational process
Monitor progress in management of
patient’s pain
Evaluates patient’s responses.
Collaborates in initiating patient-controlled
analgesia (Im.310.2)
Review assessment for type of pain being
treated and patient medical condition
Review treatment protocol for
administration
Monitors administration process
Provides teaching related to patient-
controlled analgesia
Evaluates patient’s response to medication
administration.
Evaluates responses to pain management
interventions (E.250)
Identifies and documents how the patient
expresses pain (eg, facial expression,
irritability, restlessness, verbalization)
Evaluates the nature of the pain and any
changes in pain level after pain
management interventions
Daftar Pustaka
A'la, M. Z., Dewi, P. D., & Siswoyo. (2019). Analisis Masalah Keperawatan pada
Pasien Post Kraniotomi di RSD Dr.Soebandi Jember (Studi Retrospektif
Januari 2016-Desember 2017). Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta,
Volume 3 Nomor 3, 677-683..
Centers for Disease Control and Prevention. (2015). Traumatic Brain Injury In the
United States: Epidemiology and Rehabilitation. Atlanta: GA : Author.
Suwarman; Gunadi, Mariko;. (2013). Scalp Nerve Block pada Kraniotomi Evakuasi
Pasien Moderate Head Injury dengan Subdural Hemorrhage dan
Intracerebral Hemorrhage Frontotemporoparietal Dekstra Mencegah Stress
Response Selama dan Pascabedah. Jurnal Anastesi Perioperatif, Volume 1
Nomor 3, 197-204.
Zhang, K., & Gelb, W. A. (2018). Awake craniotomy: indications, benefits, and
techniques. Rev Colomb Anestesiol, 46–51.