Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

KEPERAWATAN KRITIS
ACUTE HEART FAILURE WITH PULMONARY EDEMA
MINGGU 3

OLEH :
MELYANI TUTI (R014192021)

Preceptor Institusi :
(Yunita Nurmalasari., S.Kep.,Ns.,M.Kep)

PROGRAM STUDY PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASADDUNIN
MAKASSAR
2021
KASUS

RIWAYAT MASUK

Seorang pria berusia 64 tahun dirawat di UGD karena dispnea akut. Pasien melaporkan kelelahan dan
dispnea untuk upaya minimal selama beberapa hari sebelumnya. Dia melaporkan tidak ada temuan
patologis baru-baru ini.

RIWAYAT MEDIS DAN FAKTOR RISIKO KARDIOVASKULAR


 Diabetes melitus tipe 2.
 2013: akses ke ruang gawat darurat untuk astenia (Kelelahan otot ekstrim) dan pusing; pada saat itu
ditemukan kadar glukosa yang tinggi

ALERGI
Tidak ada

RIWAYAT SOSIAL
Dia biasa merokok sekitar 30 batang / hari bertahun-tahun lalu.

PENGOBATAN RUMAH
Rosuvastatin (menurunkan kadar kolesterol) 20 mg pukul 21.00, metformin (anti diabetes pd obesitas
tanpa gangguan fungsi organ ) 850 mg pada 12.00 dan 20.00

TANDA-TANDA VITAL
 Suhu: 36.5 ° C
 Denyut jantung: 126 x/menit (takikardi)
 Tekanan darah: 170/100 mmHg (hipertensi)
 Frekuensi pernapasan: 22 x/menit (dyspnea)
 Saturasi oksigen saat bernapas di udara sekitar: 92% (hipoksia)

PEMERIKSAAN FISIK
 Umum: waspada, terjaga, dan berorientasi tetapi sedikit gelisah
 Leher: distensi vena jugularis ringan, tidak ada limfadenopati, dan tidak ada murmur karotis
 Kardiovaskular: gallop diastolik dini S3 dan, murmur sistolik 2/6 di mesokardium tanpa radiasi ke
ketiak, leher, atau pembuluh karotis
 Paru-paru: suara napas berkurang secara difus, khususnya di dasar paru-paru, dan ronkhi sedang
secara bilateral dari tengah paru sampai atas
 Abdomen: jelas, tidak ada massa yang berdenyut, bising usus normal di keempat kuadran, tidak ada
suara abnormal, resonansi saat di perkusi, lembut, tidak ada nyeri tekan, hepatomegali hingga 2 cm
dari tepi kosta, tidak ada splenomegali, dan tanda Murphy negatif
 Neurologis: tes serebelar negatif, saraf kranial utuh, tidak ada defisit fokal, dan refleksi normal
 Psikiatrik: normal
 Kulit: pucat, dingin, dan berkeringat dengan sianosis ekstremitas
TES LABORATORIUM RUTIN
 Hitung darah lengkap: leukositosis dengan neutrofilia WBC 10,760 mcl (normal: 5000-10.000 mcl),
neutrofil 91,20% (normal: 39,7-77,3%), hemoglobin 13,5 g/dl (normal: 12,7-12,1 g/dl), dan
trombosit 248.000 mcl (normal: 150.000-400.000 mcl)
 Penanda inflamasi: ESR (laju endap darah) 29 mm/jam (normal: 0-20 mm/jam) dan CRP 0,6 mg/dl
(normal: <0,5 mg/dl)
 Fungsi hati: SGOT normal (5-40 U/l), SGPT dengan sedikit peningkatan 61 U/l (normal: 7-56 U/l ),
GGT 121 U/l (normal: 0-30 U/l), dan normal pada nilai ALP, bilirubin total langsung/tidak
langsung, dan koagulasi.
 Fungsi ginjal normal (kreatinin 0,82 mg/dl , BUN 38 mg/dl, GFR 92,8 ml/menit/1,73 m2)
 Elektrolit (Na +, K +, Ca ++, Mg ++, Cl-): normal
 Glukosa darah puasa: 179 mg/dl (normal: <140 mg/dl)
 Penanda nekrosis miokard: CK-MB/Creatine kinase-miokard band normal (normal: 0-3 mcg/L) dan
Hs-TnI/Kardiaktroponin I 0,059 ng/ml (normal: 0–0,055 ng/ml)
 BNP/Brain natriuretik peptide: 744 pg/ml indikasi gagal jantung (normal: <100 pg/ml)
 Fungsi tiroid: normal TSH, fT4 dan fT3 2,10 pg/ml (normal: 2,2–4,2 pg / ml)
 AGD : menunjukkan pH = 7,41 (normal: 7,35-7,45) pO2 = 58 mmHg (normal: 80-100 mmHg),
pCO2 = 40 mmHg (normal: 35-45 mmHg) dan indikasi ARDS sedang dengan nilai PaO2/FiO2 =
276 ( normal: 400-500 kPA).

EKG
sinus takikardia 126x/menit, atrioventrikular dan konduksi intraventrikular normal, dan perubahan
nonspesifik dari repolarisasi ventrikel.

EKOKARDIOGRAFI
katup aorta trikuspid normal; ukuran standar dari aorta dan aorta ascending ektasia ringan pada
lengkung aorta. pembesaran ringan atrium kiri (44 ml/m2). Normal ukuran ventrikel dan fungsi sistolik
(TAPSE 22 mm). Ventrikel kiri sedikit melebar dengan penurunan fungsi global sistolik yang parah (EF
25%) dan hipokinesia difus (kurang oksigen dalam jaringan); efusi perikardial sedang lebih jelas di
dekat bagian kanan dan tanda awal kolaps atrium. Tidak ada gradien yang signifikan. Insufisiensi mitral
ringan, regurgitasi trikuspid ringan dengan tinggi tekanan arteri pulmonalis 60 mmHg (normal: 8-20
mmHg). Vena kava inferior melebar dan hipo-kolaps.

RONTGEN DADA
 X-ray menunjukkan tanda-tanda yang sesuai dengan edema paru akut.

TERAPI
 Setelah resolusi fase akut, terapi khusus untuk gagal jantung diberikan kepada pasien (ACEI, beta-
blocker, hemat kalium), dan dalam beberapa hari kompensasi kardiovaskular yang baik dipulihkan
(ditunjukkan juga dengan penurunan bertahap BNP. : 744 pg / ml → 250 pg / ml). Tidak adanya
riwayat klinis yang sesuai, pergerakan hs-troponin sekecil apapun (0,059 ng / ml → 0,061 ng / ml →
0,033 ng / ml)

DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis terakhir adalah Acute Heart Failure Syndrome (AHFS) dimana terjadi krisis hipertensi yang
dipersulit oleh edema paru akut pada pasien dengan kardiomiopati (lemah jantung) dilatasi hipokinetik
tanpa stenosis yang signifikan secara hemodinamik.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN CVCU
IDENTITAS KLIEN
NAMA : Tn. X Hari/Tgl. Masuk : -

NRM :- Jam Masuk :-

DIAGNOSA : Tgl pengkajian : -


Acute Heart Failure Syndrome (AHFS)
Dokter PJ :-
J. KELAMIN : Laki-Laki
Dari Ruangan :
UMUR : 64 Tahun IGD IRNA OK/RR

ALERGI : - Isolation Precation :


HIV TB HbSAg
BB /TB : - Kg/- Cm
Lainnya :

RIWAYAT
Keluhan Utama :
dispnea akut disertai kelelahan

Riwayat Alergi : Ya , ....... Tidak

Riwayat medis :
•Diabetes melitus tipe 2.
•2013: akses ke ruang gawat darurat untuk astenia (Kelelahan otot ekstrim) dan pusing; dan
ditemukan kadar glukosa yang tinggi

Transfusi darah : Ya,waktu terakhir


Jenis PRC WBC FFP Lainnya

Tidak

Reaksi Transfusi : Tidak ada Ada :……….

 Status Mental/Kesadaran :
CM Apatis Somnolen Semi koma Koma

 GCS : E- M- V-

 Orientasi Waktu : Ya Tidak


Orang : Ya Tidak
Tempat : Ya Tidak
Situasi : Ya Tidak

 Berbicara: Jelas Kuat Afasi Reseptif Afasia Ekspresif Disfasia


 Nyeri : Tidak nyeri Nyeri, Pemicu luka post operasi thyroidektomi
Skala nyeri –

Ket : tidak ada data

RINGAN SEDANG BERAT

 Nyeri Mempengaruhi : Tidur Aktivitas Makan Konsentrasi Emosi

 Pupil : Kanan = - mm Kiri = - mm


 Refleks Cahaya = Kanan + Kiri = +

 Neurovaskuler
Kekuatan Motorik Tonus Otot/ ROM (pasif)
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Lemah Lemah
01 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Lemah Lemah

 Motorik : Desebrasi Dekortikasi

 Memori : Terbaru Ya Tidak


NEUROLOGICAL/BRAIN

 Reflex Muntah : Ya Tidak

 Facial Drop : Ya Tidak

 Refleks Patella (Ka/Ki) : +/+ Refleks Tendon (bisep/trisep) : +/+

 Kernig Sign Ya Tidak Babinsky Ya Tidak

 Chaddock Ya Tidak Brudinsky Ya Tidak

Lain-lain : Murphy sign (-)


Ket : -

 Nervus Kranial :
Nervus I: - Nervus II: - Nervus III,IV,VI : -
Nervus V: - Nervus VII: - Nervus VIII: -
Nervus IX: - Nervus X: - Nervus XI: -
Nervus XII
Lain-lain: Normal
 Pernapasan : 22 x/menit

 Terapi Oksigen : Nasal kanul RM NRM Ventilator

 Irama : Reguler Irreguler

 Bentuk Dada: Normal Pegeon Ches Barrel chest Funnel chest

Simetris Asimetris

 Jalan Napas : Spontan OPA ETT Jarak di mulut Trakeostomi


RESPIRATORY/BREATHING

 Pola Napas : Apnea Bradipnea Takipnea Orthopnea

Kusmaul Hiperapnea Chyne Stokes Dispnea

 Bunyi Napas : Vesikuler Bronkhial Bronkhovesikuler

Ronkhi Wheezing Crackles

 Bau Napas : Tidak bau Asam Amonia Alkohol

 Batuk : Spontan Stimulus dengan suction

 Warna Bibir/Mukosa : Pink Pucat Sianosis

Ket :
INTERPRETASI AGD :
ARDS sedang (PaO2/FiO2 = 276)
Hipoksia (PO2 = 58 mmHg)
Saturasi oksigen saat bernapas di udara sekitar: 92% (hipoksia), suara napas berkurang secara
difus, khususnya di dasar paru-paru, dan ronkhi sedang secara bilateral dari tengah paru
sampai atas, X-ray menunjukkan edema paru akut
 TD : 170/100 mmHg (hipertensi) S: 36.5 ° C

 Nadi :126 x/mnt Kualitas Nadi: Reguler Ireguler Bradikardi Takikardi

 CRT : - dtk Sp02 : 92 %

 Bunyi jantung : S1 S2 S3 S4 Murmur Gallop

 Irama : Reguler Irreguler

 Ictus cordis Lokasi : -

 Kulit : Pink Pucat Jaundice Sianotik Hangat Panas Dingin

 Konjungtiva : Merah Anemis


CARDIOVASKULAR/BLOOD

 Udem : Generalisata , Lokasi Sakral Ankle ekstemitas

 NVD Sign : Pain Pale Pulse Parase Parastesia


 Drain/WSD : -

Ket :
INTERPRETASI EKG :
sinus takikardia (126x/menit)

USG Jantung : Pembesaran ringan atrium kiri (44 ml/m2). Ventrikel kiri sedikit melebar
dengan penurunan EF 25% dan hipokinesia difus (kurang oksigen dalam jaringan), efusi
perikardial sedang dekat bagian kanan dan tanda awal kolaps atrium, tinggi tekanan arteri
pulmonalis 60 mmHg. Vena kava inferior melebar dan hipo-kolaps.

LAB Darah :
 leukositosis WBC 10,760 mcl dengan neutrofilia neutrofil 91,20%
 Penanda inflamasi: LED 29 mm/jam dan CRP 0,6 mg/dl
 Fungsi hati: SGPT dengan sedikit peningkatan 61 U/l, GGT 121 U/l
 Glukosa darah puasa: 179 mg/dl
 Penanda nekrosis miokard: Hs-TnI/Kardiaktroponin I 0,059 ng/ml
 Indikasi gagal jantung : BNP/Brain natriuretik peptide: 744 pg/ml
 Kateter Urin : Tidak Ya, Ukuran : -

 Urin : -jam Warna : - Bau : -

 Distensi kandung kemih : Tidak Ya


BLADDER

 Bladder : Hematuria Nokturia Oliguria Poliuria Proteinuria Urgency



Retensi Enuresis Inkontinensia, Kapan……….
 Hiperprostat : Ya Tidak

Ket :
Lab normal pada fungsi ginjal dan elektrolit

 Abdomen: Datar Asites, Lingkar perut……cm Distensi Hepatomegali

Timpani Nyeri Tekanis Massa Lain……….

 Mual Muntah TAK

 Bising usus: Normal Tidak ada Hiperaktif

 Frekuensi : -

 Diet : Biasa Lunak Khusus


BOWEL

 Pemenuhan: : Oral NGT, Ukuran 14 Parenteral

 Stoma : Ya, Diameter Stoma……….cm, kondisi stoma…………………..


Tidak

 Konsistensi: Padat Encer Berampas

 Eliminasi Usus : Normal Konstipasi Diare Melena

Flatus Penggunaan Laksatif


 Frekuensi BAB : `belum BAB Warna: ………..
Ket :
hepatomegali hingga 2 cm dari tepi kosta
 Keadaan Umum klien: Lemah
 Kondisi kulit secara umum : pucat

 Ekstremitas : Gerak Bebas Parastesia Hermiparase Paraparese
Paralisis Kelelahan Nyeri pada sendi

 Fraktur : Tidak ada Terbuka Tertutup GIPS Spalak K-Wire

 Kompartemen Syndrom Ya Tidak

 Dekubitus : Ya, Lokasi: - Luas: - cm

Gambarkan
MUSKULOSKELETAL/KULIT

Tidak

 Luka: Ya, Lokasi : -

Gambarkan
-

Tidak
PKDM

diabetes Usia (Lansia) Riwayat perokok


VVV

Merusak endotel PD Penurunan elastisitas Zat karsinogen


PD merusak epitel paru
Rx. Imun dan inflamsi
Penurunan fungsi paru

Pengendapan makrofag,
lemak dan fibrosis jaringan Rx. Imun dan inflamsi
serta

Perubahan membran
Penyakit vaskular
kapiler alveolar

JANTUNG Peningkatan permeabilitas


kapiler alveolar

Aliran darah menenurun


Perpindahan cairan
intraselar
Iskemia jaringan miokard
Peningkatan tek.
Hidrostatik
Nekrosis miokard
(>30 mnt)
Penumpukan
Penurunan kontraktilitas cairan di alveolar
jantung Dilatasi ventrikel kiri Peningkatan vol.
atrium kiri

Gagal jantung kiri


hambatan darah Peningkatan tek. Edema paru
(Penurunan EF : 25%)
dari jantung onkotik vena
menuju paru-paru pulmonalis
Penurunan CO Gangguan difusi
Hipertensi arteri O2 & CO2
PENURUNAN CURAH pulmonalis
JANTUNG
GANGGUAN
Vol. darah jantung PERTUKARAN
Suplai darah ke kanan meningkat GAS
jaringan kurang

Bendungan Hipo kolabs vena


KETIDAKEFEKTIFAN atrium kanan cava inferior
PERFUSI JARINGAN PERIFER

KELEBIHAN
VOL. CAIRAN
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH KEPERAWATAN


1 DO :
 EKG : sinus takikardi (126x/mnt)
 USG Jantung : Pembesaran ringan atrium kiri (44
ml/m2). Ventrikel kiri sedikit melebar dengan penurunan
EF 25% dan hipokinesia difus dan tanda kolaps atrium
 LAB : Penanda nekrosis miokard: Kardiaktroponin I:
0,059 ng/ml dan Indikasi gagal jantung : BNP : 744 PENURUNAN CURAH JANTUNG
pg/ml b.d perubahan kontraktilitas, preload, dan
 distensi vena jugularis ringan afterload
 gallop diastolik dini S3
 murmur sistolik 2/6 di mesokardium
 kulit pucat, sianotik ekstremitas, dan dingin
 hipertensi pulmonal dengan kolabs vena cava inferior
(CVP meningkat)

2 DS :
 klien mengeluh sesak/dyspnea

DO :
 Saturasi O2 92%
 X-ray Edema paru
 Pernapasan 22x/mnt
 Nadi 126x/mnt (takikardia) GANGGUAN PERTUKARAN GAS
b.d. ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
 AGD : ARDS sedang (PaO2/FiO2 = 276) dan Hipoksia
(PO2 = 58 mmHg)
 Suara napas berkurang secara difus, khususnya di dasar
paru-paru
 Ronkhi sedang secara bilateral dari tengah paru sampai
atas

3 DO :
 kulit pucat
 ekstremitas sianosis dan dingin
KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
 hipertensi (170/100 mmHg)
JARINGAN PERIFER b.d. DM,
 riwayat DM hipertensi, dan gagal jantung
 tidak terdapat pengkajian CRT, Nadi perifer, dan Nyeri
ekstermitas

4. DO :
 Bunyi jantung S3
 Bunyi napas tambahan/ronkhy KELEBIHAN VOL. CAIRAN b.d.
 Dyspnea (22x/mnt) gangguan mekanisme regulasi
 Distensi vena jugularis sedang
 hipertensi (170/100 mmHg)
 hepatomegali 2 cm dari tepi kosta
 edema paru
 hipertensi pulmonal 60 mmHg
 tidak terdapat pengkajian ekstremitas/udema, BJ Urine,
dan BB

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

PRIORITAS DIAGNOSA
1 PENURUNAN CURAH JANTUNG
b.d perubahan kontraktilitas, preload, dan afterload
2 GANGGUAN PERTUKARAN GAS
b.d. ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
3 KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
b.d. DM, hipertensi, dan gagal jantung
4 KELEBIHAN VOL. CAIRAN
b.d. gangguan mekanisme regulasi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC


1 PENURUNAN CURAH CURAH JANTUNG PERAWATAN JANTUNG
JANTUNG Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi tanda gejala primer
b.d perubahan keperawatan 5x24 jam penurunan curah jantung (dysnea,
kontraktilitas, preload, dan Curah jantung meningkat kelelahan, edema, ortopnea,
afterload dengan kriteria hasil:
paroxymal nocturnal dyspnea,
DO : 1. nadi normal : 60-
peningkatan cvp)
 EKG : sinus takikardi 100x/mnt
(126x/mnt) 2. Identifikasi tanda gelaja sekunder
2. pernapasan normal :
 Hipertensi (170/100 penurunan curah jantung
12-20x/mnt
mmHg) (peningaktan BB, hepatomegali,
3. tekanan darah
 USG Jantung : menurun/dalam rentan
distensi vena jugularis, palpitasi,
Pembesaran ringan atrium ronchy, oliguria, batuk, kulit pucat)
normal
kiri (44 ml/m2). Ventrikel 3. Monitor TD
4. peningkatan kekuatan
kiri sedikit melebar 4. Monitor intake output cairan
dengan penurunan EF nadi perifer
5. Monitor BB pada waktu yg sama
25% dan hipokinesia 5. peningkatan EF
tiap hari
difus dan tanda kolaps 6. Tidak ada edema
6. Monitor SO2
atrium 7. Tidak ada peningkatan
7. Monitor EKG, aritmia, dan nilai
 LAB : Penanda nekrosis distensi vena jugularis
laboratorium jantung
miokard: Kardiaktroponin 8. Tidak ada bunyi
I: 0,059 ng/ml dan
8. Monitor fungsi alat pacu jantung
jantung tambahan
Indikasi gagal jantung : 9. Periksan TD, Nadi sebelum dan
9. Gallop dan murmur
BNP : 744 pg/ml sesudah tindakan perawatan dan
berkurang
 distensi vena jugularis pemberian obat
ringan 10. Penurunan tekanan 10. Berikan Posisi semi fowler/fowler
 gallop diastolik dini S3 arteri pulmonalis dengan kaki kebawah/posisi nyaman
 murmur sistolik 2/6 di 11. CRT meningkat 11. Berikan terapi relaksasi untuk
mesokardium 12. Nilai Lab mengurangi stress jika diperlukan
 kulit pucat, sianotik kadiaktroponin dan 12. Berikan dukungan emosional dan
ekstremitas, dan dingin BNP menurun/dalam spritual
 hipertensi pulmonal
rentan normal 13. Ajarka pasien dan keluarga untuk
dengan kolabs vena cava
modifikasi gaya hidup dan
inferior
beraktivitas yg cukup sesuai
toleransi
14. Kolaborasi pemberian obat (beta
bloker/ACE inhibitor/calcium
channel blocker/digoksin/anti
aritmia)

2 GANGGUAN PERTUKARAN GAS PEMANTAUAN RESPIRASI


PERTUKARAN GAS Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas
b.d. ketidakseimbangan keperawatan 7x24 jam 2. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
ventilasi-perfusi pertukaran gas meningkat 3. Auskultasi bunyi napas
DS : dengan kriteria hasil:
4. Monitor saturasi Oksigen
 klien mengeluh 1. Sesak/batuk berkurang
sesak/dyspnea 5. Atur pemantauan respirasi sesuai
2. TTV dalam rentan
kondisi pasien
normal
DO : 1.
 Saturasi O2 92% 3. Klien tidak
2. MANAJEMEN TERAPI OKSIGEN
 X-ray Edema paru gelisah/agitasi
1. Berikan terapi pemeberian O2
 Pernapasan 22x/mnt 4. Warna kulit tidak
melalui mask
 Takikardia pucat
2. Monitor efek terapi terhadap status
 AGD : ARDS sedang 5. Frekuensi napas dalam
oksigenasi
 Suara napas berkurang rentan normal 14-
3. Monitor penyapihan oksigenasi
secara difus, khususnya di 20x/mnt
dasar paru-paru
4. Monitor efek negatif penggunaan
6. tidak ada penggunaan
terapi O2 (lecet pada mukosa
 Ronkhi sedang secara otot bantu pernapasan
mulut/hidung/bibir, penurunan
bilateral dari tengah paru 7. tidak ada suara napas
curah jantung)
sampai atas tambahan
5. Monitor tekanan darah, diaforesis
8. roncki berkurang
dan status mental
9. pola napas normal
6. Atur posisi kepala 45-600 untuk
10. nilai lab (AGD) dalam
mencegah aspirasi
batas normal
7. Berikan reposisi tiap 2 jam sekali
untuk mengurangi sesak dan
memperlancar sirkulasi
8. Kolaborasi pemilihan metode terapi
O2 dan fisioterapi dada
9. Kolaborasi pemberian terapi obat
untuk mengurangi dahak atau batuk

3 KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN MANEJEMEN SIRKULASI


PERFUSI JARINGAN Selama dilakukan tindakan 1. identifikasi penyebab
PERIFER keperawatan 3x24 jam ketidakefektifan perfusi
perfusi jaringan baik 2. bantu klien memenuhi kebutuhan
b.d. DM, hipertensi, dan
dengan kriteria hasil:
gagal jantung sirkulasi dengan mika miki
1. CTR <3 dtk
3. monitor tekanan darah dan nadi
DO : 2. Warna kulit tidak
perifer dan saturasi O2
 kulit pucat pucat/sianosis
4. monitor perubahan warna kulit
 ekstremitas sianosis dan 3. TD meningkat
5. longgarkan/lepaskan pakaian yang
dingin 4. Saturasi 02 meningkat
menghalangi sirkulasi
 hipertensi (170/100
mmHg) 6. kolaborasi pemberian obat
 riwayat DM vasopresor untuk meningkatkan
 tidak terdapat pengkajian sirkulasi
CRT, Nadi perifer, dan 7. tingkatkan pemberian cairan dan
Nyeri ekstermitas eletrolit sesuai kondisi klien

4 KELEBIHAN VOL. KESEIMBANGAN PEMANTAUAN CAIRAN


CAIRAN CAIRAN 1. Monitor frekuensi dan kekuatan
b.d. gangguan mekanisme Selama dilakukan tindakan nadi
keperawatan 5x24 jam vol. 2. Monitor TTV
regulasi
cairan seimbang dengan
DO : 3. Monitor elastisitas/turgor kulit
kriteria hasil:
 Bunyi jantung S3 1. asupan cairan 4. Monitor jumlah dan warna urine
 Bunyi napas seimbang 5. Monitor hasil lab yang
tambahan/ronkhy mengindikasikan adanya
2. haluaran urine normal
 Dyspnea (22x/mnt) kelebihan/kekurangan cairan
>0,5 ml/kg/bb dalam 6
 Distensi vena jugularis Indentivikasi tanda-tanda terjadinya
jam
sedang hipervolemia
3. kulit dan membran
 hipertensi (170/100
mmHg) mukosa normal
4. tidak terjadi MANAJEMEN HIPERVOLEMIA
 hepatomegali 2 cm dari
edema/asites 1. Hitung kebutuhan cairan (data
tepi kosta
yang terbatas sehingga tidak
 edema paru 5. tekanan darah dalam
dapat ditentukan jumlah berapa)
 hipertensi pulmonal 60 batas normal
6. tidak terjadi Cairan : 30ml/kkBB/hari
mmHg
 tidak terdapat pengkajian penambahan berat 2. Periksa tanda gelaja hipervolemia
ekstremitas/udema, BJ badan berlebih (dyspena, edema, JVP/CVP
Urine, dan BB meningkat, suara napas tambahan)
3. Indentifikasi penyebab hipervolemia
4. Monitor hemodinamik (frekuensi
jantung)
5. Monitor inteke output cairan
6. Monitor tanda hemokonsentrasi
(natrium/BUN/BJ urine)
7. Monitor tekanan onkotik plasma
(peingkatan protein/albumin)
8. monitor kecepatan infus secara ketat
9. monitor efek samping diuretik
(hipovolemia, hipotensi)
10. timbang BB di jam yg sama
11. batasi asupan cairan dan garam
12. ajarkan cara membatasi cairan
dengan mecatat asupan yg diberkan
13. kolaborasi pemberian diuretik

CATATAN DISKUSI

 pada diskusi secara keseluruhan untuk penyajian laporan sudah baik yg perlu diperbaiki itu
hanya dibagian PKDM untuk masalah keperawatan KELEBIHAN Vol. CAIRAN dimana kasus ini
untuk data masalah pada hepatomegali tidak jelas apakah dia infeksi atau karena vol darah baik
ke jantung yang terhalang, hepatomegali biasanya terjadi paling jelas pada pasien dengan infeksi
seperti demam berdarah, atau Hbsag/hepatitis. Maka untuk penarikan masalah kelebihan vol.
cairan kurang tepat bila ditegakkan langsung dari masalah hepatomegali, namun lebih tepat
ditarik dari hipertensi pulmonal yang terjadi pada pasien.
 Untuk data tambahan sebaiknya dimasukkan hasil gambar EKG. Pada kasus tidak dilampirkan
gambar EKG. Untuk pasien dengan masalah penyakit jantung perlu memperhatikan dan
memantau hasil EKG. Hasil EKG ini akan mempermudah dalam membaca derajat AV blok yang
terjadi pada kasus dengan iskemia jantung, sehingga penanganannya bisa disesuaikan apakah
bisa dengan intervensi keperawatan berbasis teraupetik saja atau dengan kolaborasi pemberian
obat dan managemen medis lainnya.

Anda mungkin juga menyukai