Anda di halaman 1dari 28

Presentasi Kasus Bangsal

“Stroke Non Hemoragik”

Disusun Oleh : 
Talitha Nandhika
G4A017053

Pembimbing :
dr. Hernawan, Sp. S

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT SARAF


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO 
2018
Identitas Pasien
 Nama : Tn. J
 Usia : 67 tahun
 Agama : Islam
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal periksa : 9 September 2018
Anamnesis
 Keluhan Utama
Penurunan kesadaran
 Onset
6 jam sebelum masuk rumah sakit
 RPS
 Pasien datang ke IGD RSMS dengan keluhan penurunan kesadaran.
Pasien ditemukan jatuh di kamar mandi 6 jam sebelum masuk rumah
sakit. Setelah jatuh, badan pasien tiba-tiba kaku dan pasien tidak dapat
berbicara. Menurut keluarga, pasien juga mengalami kejang di bagian
tangan dan kaki kanannya. Muntah dan nyeri kepala disangkal. Riwayat
kejang sebelumnya disangkal. 
Anamnesis
o Kuantitas
Keluhan dirasakan terus-menerus
o Kualitas
Keluhan dirasakan belum berkurang
Gejala penyerta
Kejang pada tangan dan kaki kanan
o Faktor yang memperberat
-
o Faktor yang memperingan
-
Riwayat Penyakit Dahulu
 Trauma (-)
 Keluhan serupa (-)
 Hipertensi tidak diketahui
 Diabetes mellitus (-)
 Demam/tanda infeksi (-)
 Penyakit jantung (-)
 Riwayat operasi (+) tumor di leher belakang
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada keluhan serupa
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat Stroke (-)
• Riwayat Penyakit Jantung (-)
• Riwayat Asma (-)
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat kejang (-)
Keadaan Sosial-Ekonomi
Pasien tinggal bersama 1 orang istri dan masih bekerja sebagai
petani. Kesan ekonomi cukup. Pasien juga memiliki kebiasaan
merokok sejak muda, >5 batang per hari.

Hubungan Antar Keluarga


Hubungan pasien dengan anggota keluarga cukup baik dan
harmonis. Saat di RS pasien ditemani oleh istrinya

Riwayat Gizi
Pasien sehari-hari makan 3 kali sehari. Makan dengan menu
nasi, sayur, dan lauk pauk yang cukup.
Pemeriksaan Fisik

 Status Generalis
 Keadaan umum : Lemah/Somnolen
 TD : 140/90 mmHg
 Nadi : 78 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Suhu : 36.5˚ C
 Paru : SD. Ves +/+, RBH -/-, RBK +/+, Wheezing -/-
 Cor : S1>S2, murmur -, gallop –
 Abdomen : Datar , BU +N, Timpani, Supel
 Siriraj Score : -0,5
 Status Neurologis
 Kesadaran : Somnolen
 GCS : E3 M5 V kesan afasia
 Leher : Kaku kuduk sdn, tes Nafsiger sdn, tes valsava
sdn, tes Brudzinski I sdn
Sensibilitas
Rangsang nyeri sdn/sdn // sdn/sdn
Motorik Superior Inferior
Gerak sdn/sdn sdn/sdn
Kekuatan motorik sdn/sdn sdn/sdn
Tonus N/N N/N
Trofi Eu/eu Eu/eu
RF +/+ +/+
RP -/- -/-
Klonus -/- -/-
Nervus Kranialis
o N I : TDL
o N II : SDN
o N III : gerak bola mata DBN, reflek cahaya +N/+N, pupil 3
mm/3mm isokor
o N IV : gerak bola mata DBN
o N V : DBN
o N VI : gerak bola mata DBN
o N VII : merot (-)
o N VIII : SDN
o N IX : DBN
o N X : DBN
o N XI : DBN
o N XII : pelo (-)
Hasil Lab
Pemeriksaan Darah RS Margono 7/9-2018
• Hb : 12,6
• Leukosit : 8970/mm3
• RBC : 6x106/mm3 (H)
• Ht : 38% (L)
• Trombosit : 344.000/mm3
• SGOT : 42 (H)
• SGPT : 16
• Ureum : 37,03 mg/dl
• Kreatinin : 0.59 mg/dl (L)
• GDS : 87 mg/dl
Hasil CT Scan
CT Scan Kepala Tanpa Kontras RS Margono 7/9-2018
Assesment
• Diagnosis Klinis : Konvulsi, suspek/kesan
afasia global
• Diagnosis Topis : Hemisfer Serebri Sinistra
regio temporoparietooksipital
• Diagnosis Etiologi : SNH
Terapi
Farmakologis
• 02 3 lpm NK
• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
• Inj. Fenitoin 3x100 mg drip dalam 100 cc NS selama 10 menit
• Inj. Diazepam 5 mg IV jika kejang
• Inj. Citicoline 4x250 mg IV
• Inj. Ranitidin 2x50 mg IV
• PO Aspilet 1x80 mg
• PO Clobazam 2x1/2 tab
• Depakene syr 2x500 mg

Non Farmakologis Monitoring


• Bed Rest - Keadaan Umum, vital sign
- Pantau kemajuan terapi, Keluhan
Prognosis
 Ad vitam : Dubia Ad Bonam
 Ad functionam : Dubia Ad bonam
 Ad sanationam : Dubia Ad Bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi
Stroke adalah gangguan fungsional otak fokal
maupun global akut, lebih dari 24 jam, berasal
dari gangguan aliran darah otak dan bukan
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
sepintas, tumor otak, stroke sekunder karena
trauma maupun infeksi.

(WHO MONICA, 1986)


Faktor Resiko
Tidak dapat Dapat di modifikasi
dimodifikasi
Mayor Minor

Usia (>65 tahun) Hipertensi Hiperkolestrol


Jenis kelamin (Lk>Pr) Penyakit jantung Hematokrit tinggi
Herediter Diabeter melitus Obesitas
Ras Riwayat stroke Kadar fibrinogen tinggi
  Perokok Kadar asam urat tinggi
  Polisitemia  

(Goldstein, et al, 2006)


Klasifikasi
• Berdasarkan penyebabnya :
– Trombosis
– Lakunar
– Emboli 
• Berdasarkan perjalanan klinisnya :
- TIA (Transient Ischemic Attack)
- RIND (Reversible Ischemic Neurologic Deficit)
- Progressing stroke atau Stroke in evolution
- Completed stroke
(Deb, et al, 2010)
Patofisiologi

(Silbernagl dan Lang, 2014)


MANIFESTASI KLINIK
- arteri serebri media  kelemahan otot dan spastisitas kontralateral, defisit
sensorik (hemianestesia) akibat kerusakan girus lateral presentralis dan
postsentralis
- arteri serebri anterior  hemiparesis dan defisit sensorik kontralateral (akibat
kehilangan girus presentralis dan post sentralis bagian medial), kesulitan berbicara
(kerusakan area motorik tambahan) serta apraksia pada lengan kiri jika korpus
kalosum anterior dan hubungan dari hemisfer dominan korteks motorik kanan
terganggu
- arteri serebri posterior  hemianopsia kontralateral parsial (korteks visual primer)
dan kebutaan pada penyumbatan bilateral
- arteri komunikans posterior di thalamus  defisit sensorik
- arteri basilaris  paralisis semua ekstremitas (tetraplegia) dan otot-otot mata serta
koma

(Silbernagl dan Lang, 2014)


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Siriraj Score
1 Compos mentis 0
Kesadaran (x2,5) Mengantuk 1
Semi koma/koma 2
2 Tidak 0
Muntah (x2)
Ya 1
3 Tidak 0
Nyeri kepala dalam 2 jam (x2) Ya 1
4   DBP x 0,1
Tekanan Diastolik (DBP)
5 Atheroma Marker, DM, Tidak 0
angina, claudikatio intermiten Satu atau lebih 1
(x3)
Konstanta -12
Total Skor = Intrepretasi skor
≥1 = Hemoragik
≤ -1 = Non Hemoragik
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Algoritma Gajah Mada
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
CT (Computed Tomography) Scan
• Pada infark hiperakut (0-6 jam setelah onset)  CT Scan biasanya tidak
sensitive mengidentifikasi infark serebri karena terlihat normal pada >50%
pasien, tetapi cukup sensitif untuk mengidentifikasi pendarahan
intracranial akut atau lesi lain yang merupakan kriteria eksklusi terapi
trombolitik.
• Pada infark akut (6-24 jam)  perubahan CT Scan non kontras akibat
iskemia makin jelas. Hilangnya batas substansia alba dan substansia grisea,
pendangkalan sulkus srebri dll tampak lebih jelas.
• Pada infark subakut dan kronis (1-7 hari)  edema meluas didapatkan efek
massa menyebabkan pergeseran jaringan infark. Edema dan efek massa
memuncak pada hari ke -1 sampai ke -2, kemudian berkurang. Infark kronis
ditandai dengan gambaran hipodensitas dan berkurangnya efek massa.

(Grotta, J.C, 2016)


Penatalaksanaan
• Stadium Hiperakut
oksigen 2 L/menit dan cairan kristaloid/koloid
• Stadium Akut
1. Pengendalian Tekanan Darah
2. Terapi trombolitik
3. Terapi antikoagulan
4. Terapi antiagregasi platelet
5. Neuroprotektan

(Setyopranoto, I., 2011)


Penatalaksanaan
• Stadium Subakut
1. Melanjutkan terapi sesuai kondisi akut sebelumnya
2. Penatalaksanaan komplikasi
3. Restorasi/rehabilitasi (sesuai kebutuhan pasien), yaitu
fisioterapi, terapi wicara, terapi kognitif, dan terapi
okupasi
4. Prevensi sekunder
5. Edukasi keluarga dan Discharge Planning

(Setyopranoto, I., 2011)


Daftar Pustaka
Deb, et al. 2010. Pathophysiologic mechanisms of acute ischemic stroke:
An overview with emphasis on therapeutic significance beyond
thrombolysis. Pathophysiology; 197-218.
Goldstein L, Adams CR, Alberts MJ et al., , 2006, Primary Prevention of
Ischemic Stroke, Circ AHA Journal, Vol 113, Pp.873-923.
Grotta, J.C, et al, 2016, Stroke- Pathophysiology, Diagnosis, and
Management Chapter 22, China: Elsevier Inc
Setyopranoto, I. 2011. Stroke : Gejala dan Penanganan. CDK 185/Vol. 38
no.4
Silbernagl S dan Lang F. 2014. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.
Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC.
WHO. MONICA. Manual Version 1: 1. 1986.

Anda mungkin juga menyukai