STATUS EPILEPTICUS
By: Counselors:
Fithra Bagaskara Handoko (17214020) Dr. Nanda Hudawarachma, Sp.A
Latar Belakang
• Tingginya angka kejadian status epileptikus ini baik di negara maju maupun di negara
berkembang menjadi masalah tersendiri dalam hal kedaruratan medis yang dapat
mengancam nyawa dan menyebabkan kematian dalam 30 hari kedepan setelah
serangan
Sinthamurniwaty, 2006. Faktor- Faktor Resiko Kejadian Diare Akut Pada Balita (Studi Kasus di Kabupaten Semarang).Program Studi
EpidemiologiPascasarjana, Semarang: Universitas Diponegoro. hal:22-2
Identitas Pasien
Penurunan kesadaran
Pasien dibawa oleh keluarga ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran selama 3 hari.
Pasien sebelumnya merupakan pasien rawatan RSIA Cempaka Az-zahra yang dirujuk ke RS
Meuraxa. Sehari SMRS pasien mengalami kejang. Kejang kelonjotan terjadi + selama 5 menit,
bentuk kejangnya tonik klonik, dengan posisi mata mendelik ke atas. Setelah sadar pasien
mengeluhkan mual (+), muntah (+), dan sakit kepala (+).
Anamnesis
Alloanamnesa
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penggunaan Obat
• Post operasi tumor jinak mandibula
• Typhus Tidak ada penggunaan obat
Tanda Vital
Tgl S A P
Kejang (+), demam Penurunan Inj. Piracetam300 mg/8j
(+), nyeri perut (+), keasadaran e.c Inj. OMZ 25 mg/12 j
pilek (+), nafsu Status Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 j
makan (), BAB (-), Epileptikus + Inj. Ondansentron 5g/8 j
BAK (+). Meningoencep Loading Dexa 15 mg 3 mg/8 j
16/12/21
O/ halitis + Loading Fenitoin 500 mg 75 mg/12 j
KU: Buruk Hiponatremia Drip. PCT 300 mg/8 j
HR: 108 x/i berat. Drip. Metronidazole 500 mg/8 j
RR: 26 x/i Rehidrasi RL 1000 ml dlm 2 j, lnjut 2000 ml
T : 36,3 C dlm 3j, lanjut RL 1500 ml dlm 3 j.
SpO2: 99 % inf. 2:1 25 gtt/i.
R. Patologis;
Kaku kuduk (+)
Babinsky (+)
Follow up Hari 2
Tgl S/ S A Th/ P
Penurunan
Kejang (+), demam Inj. Piracetam300 mg/8j
17/12/21 keasadaran e.c
(-), nyeri perut (+), Inj. OMZ 25 mg/12 j
Status Epileptikus +
pilek (-), nafsu makan Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 j
Meningoencephalitis
(), BAB (-), BAK (+) Inj. Ondansentron 5g/8 j
+ Hiponatremia
Meracau (+). Loading Dexa 15 mg 3 mg/8 j
berat.
O/ Loading Fenitoin 500 mg 75 mg/12 j
KU: Buruk Drip. PCT 300 mg/8 j
HR: 94 x/i Drip. Metronidazole 500 mg/8 j
RR: 25 x/i Rehidrasi RL 1000 ml dlm 2 j, lnjut
T : 36,9 C 2000 ml dlm 3j, lanjut RL 1500 ml dlm
SpO2: 96 % 3j.
inf. 2:1 25 gtt/i.
R. Patologis; Susu Pediasure 3x100 ml
Kaku kuduk (+) Raber SPKJ.
Follow up Hari 3
Tgl S/ S A Th/ P
Kejang (-), demam Penurunan Inj. Piracetam300 mg/8j
18/12/21 (-), nyeri perut (+), keasadaran e.c Inj. OMZ 25 mg/12 j
pilek (-), nafsu makan Status Inj. Ceftriaxon 1 gr/12 j
(), BAB (- 3 hari), Epileptikus + Inj. Ondansentron 5g/8 j
BAK (+) Meracau (+). Meningoencep Inj. Phenytoin 100g/12 j IV
O/ halitis + Loading Dexa 15 mg 3 mg/8 j
KU: Buruk Hiponatremia Loading Fenitoin 500 mg 75 mg/12 j
HR: 94x/i berat. Drip. PCT 300 mg/8 j
RR: 22 x/i Drip. Metronidazole 500 mg/8 j
T : 36,6 C Rehidrasi RL 1000 ml dlm 2 j, lnjut 2000 ml
SpO2: 96 % dlm 3j, lanjut RL 1500 ml dlm 3j.
inf. 2:1 25 gtt/i.
R. Patologis; Susu Pediasure 3x100 ml
Kaku kuduk (+) Raber SPKJ.
P/ USG Abdomen jika kondisi transportable
Follow up Hari 4
Tgl S/ S A Th/ P
Tgl S/ S A P
Tgl S A P
Tgl S/ S A P
Tgl S/ S A P
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Demam 22%
idiopatik simptomatis
MANGUNATMADJA, Irawan. Status epileptikus konvulsivus pada anak: Rekomendasi tatalaksana UKK
Neurologi IDAI. Prosiding Simposium LXXIII Masalah Kesehatan Neonatus sampai Remaja, 2017
KLASIFIKASI
Bangkitan yang berdurasi >5 menit, atau bangkitan yang berulang >2x
tanpa pulihnya kesadaran diantara bangkitan
SE
Konvulsif
1981
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Tipe Manifestasi
NCSE General
Kesadaran menurun (biasanya ringan),
Absence tipikal Status Epileptikus disorientasi,mata terbelalak,kedipan ritmis
pada pasien dengan epilepsi general primer
Absence atipikal Status Epileptikus Seperti orang bingung dengan derajat yang
meningkat pada pasien dengan epileptic
encephalopaty
Absence late onset Status Epileptikus Kesadaran menurun, disorientasi sampai
stupor,mata terbelalak,kedipan ritmis pada
tua tanpa riwayat epilepsi
SGCSE Koma atau obtundation, dapat berupa
gerakan tubuh yang menyentak tetapi samar
atau adanya pergerakan mata seperti
nistagmus
MANIFESTASI KLINIS
Tipe Manifestasi
NCSE Partial
Pemeriksaan neurologi meliputi status mental, “gait“ , koordinasi, saraf kranialis, fungsi motorik dan
sensorik, serta refleks tendon. Adanya defisit neurologi seperti hemiparese ,distonia, disfasia,
gangguan lapangan pandang, papiledema mungkin dapat menunjukkan adanya lateralisasi atau lesi
struktur di area otak yang terbatas. Dilatasi pupil mungkin terjadi pada waktu serangan kejang terjadi
”Dysmorphism“ dan gangguan belajar mungkin ada kelainan kromosom dan gambaran progresif seperti
demensia, mioklonus yang makin memberat dapat diperkirakan adanya kelainan neurodegeneratif.
DIAGNOSIS
• Intoksikasi akut
.
• Hipoksia otak katastropik awal
• Kejang non-epilepsi
• trauma
TATALAKSANA
Diazepam perrektal 0-10
Hospital/IGD 5 mg supp BB <12 kg menit
10 mg supp >12 kg
Prehospital
10 menit
Diazepam 0,2-0,5 mg/kg (IV)
(kec. 2 mg/menit, max 10 mg)
Atau
Midazolam 0,2 mg?/kg IM, buccal, max 10
mg
Bila kejang
berhenti
Pertimbangkan 20 menit
rumatan
fenitoin
5-10/kg
Dibagi 2 dosis
Kejang berlanjut
5-10 menit
Catatan:
Catatan: Dapat
Dapat Kejang berlanjut Kejang berlanjut ditambahkan
ditambahkan 5-10 menit 5-10 menit Fenobarbital 5-10
Fenitoin 5-10 mg/kg
mg/kg
Fenitoin 20 mg/kg IV (diencerkan
Fenobarbital 20 mg/kg IV dlm 50 ml NaCl 0,95% selama 20
Dgn kec. 10-20 x/menit menit (2mg/kg/menit. Max 1000
Dosis max 1000 mg mg)
Kejang berlanjut
> 60 menit
ICU Refrakter SE
Pentobarbital
Midazolam Propofol Bolus 5-15 mg/kg
Bolus 100- 200 mcg/kg Bolus 1-3 mg/kg. Lanjutkan dgn Dilanjutkan infus continue 0,5-
IV max 10 mg infus kontinu 2-10 mg/kg/jam 5 mg/kg/jam
KOMPLIKASI
Primer Skunder