Anda di halaman 1dari 13

RESPONSI KASUS

“PASIEN USIA 11 TAHUN 9 BULAN DENGAN DENGAN MALARIA


TROPIKA ”

Oleh :
Florentina I. Lamalouk (2019086016438)

PEMBIMBING
dr. Helena Maniboey,Sp.A

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
JAYAPURA-PAPUA
2022
BAB I
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : An.A.A
Usia : 11 Tahun 9bulan
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : APO
Agama : Islam
No RM : 388354
Tgl MRS : 26 Oktober 2022

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Jayapura dengan keluhan demam selama 3 hari. Demam hilang
timbul, demam disertai badan menggigil. Pasien juga sering berkeringat banyak terutama saat
suhu tubuh pasien mulai turun. Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas yang hilang timbul
disertta muntah 1x di rumah. BAK/BAB (+/+), Ma/Mi (+/+) berkurang.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Malaria(+), Riw alergi(-), riw.kejang(-), Riw.Demam Berdarah(-).

R iwayat Penyakit Keluarga :


HT(-), Jantung(-), DM(-)

Riwayat Pengobatan :
Tidak ada

Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS anak: E4V5M6
Tanda – tanda : TD: 110/70 mmHg, Nadi : 88 kali/menit, respirasi : 20 kali/menit,
suhu badan : 37,8ºC
vital
BB:20 kg
Kepala : Normosephal, CA(+/+), Sklera Ikterik(-/-), RC(+/+)
diameter pupil 3mm/3mm
Leher : Pembesaran kelenjar getah bening tidak ada.
Thoraks : Inspeksi tampak simetris, ikut gerak napas, retraksi
dinding dada tidak ada, ictus cordis tidak terlihat, thrill
tidak teraba. Perkusi sonor pada kedua lapang paru.
Auskultasi suara napas vesikuler, tanpa ronchi dan
wheezing. Bunyi jantung I – II regular tanpa gallop dan
murmur.
Abdomen : Inspeksi datar, supel, Nyeri tekan(-)
Ekstremitas : Akral hangat, edema tidak ada

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 26-11-2022

JenisPemeriksaan Nilai Normal


Hemoglobin 7,5 11 -16,5 gr/dL
Leukosit 3,64 3,5-10,3 x103/L

Eosinofil 0,7 0,0-4,0%

Basofil 0,0 0,0-1,0%

Neutrofil 53.1 46-73%

Limfosit 36,4 17-48%

Monosit 7,2 4-10%

Hematokrit 12,0 35-50%

Trombosit 182 150-500 x103/L


MPV 8,8 6,5-11
DDR PF 196 PARASIT/UL

DIAGNOSIS KERJA

 Malaria Falcifarum

TATALAKSANA

 IVFD D5 ½ NS 1500cc/24 jam

 Inj artesunate 60 mg(iv) (0-12-24)

 Inj.Ranitidin 2x10 mg

 Inj Paracetamol 250 mg KP

 Primaquin tab 1x5 (14 hr)

PROGNOSIS

 Ad vitam : bonam

 Ad functionam : bonam

 Ad sanationam : bonam

FOLLOW UP
Hari Perawatan IV
30-11-2022
Demam(-),menggigil(-), batuk berdahak(-) berkurang, pilek(-), makan/minum (+/+),
S BAK/BAB(+/+)
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Kes: Composmentis
Vital Sign: Nadi: 110x/m, RR: 28 x/m, SB: 36.3oC, SpO2 = 97% spontan
BB = 56 kg
Kepala /Leher : Normochepal, konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-),
pernapasan cuping hidung (-), Oral Candidiasis(-), pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris, Ikut gerak nafas (+), retraksi (-)
O
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung : BJ I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Tampak datar, supel, bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba besar,
timpani
Ekstemitas : Akral hangat, CRT < 3 detik, edem (-)
Kulit : anemis (-), ikterik (-), sianosis (-), turgor kulit kembali cepat

A
Malaria Falciparum
 IVFD D5 ½ NS 1500cc/24 jam

 Inj artesunate 60 mg(iv) (0-12-24)

 Inj.Ranitidin 2x10 mg
P
 Inj Paracetamol 250 mg KP

 Primaquin tab 1x5 (14 hr)


BAB II
PEMBAHASAN

Malaria adalah penyakit protozoa yang disebarkan melalui gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa
penyebab malaria adalah genus plasmodium yang dapat menginfeksi manusia . Diduga penyakit
ini berasal dari Afrika dan menyebar mengikuti gerakan migrasi manusia melalui pantai
Mediterania, India dan Asia Tenggara.

PATOFISIOLOGI

Sumber CDC
Sumber malaria docnesia

MANIFESTASI KLINIK
 Bervariasi, ringan – berat
 Gejala utama (cardinal signs) Trias malaria:
1. Febris paroksismal
2. Anemia
3. Splenomegali
 Gejala-2 prodromal: tidak selalu ada = masa inkubasi intrinsik
 Masa inkubasi tergantung beberapa faktor (agent + host)
Berbeda utk masing-masing spesies:
- P. Vivax + ovale : 13-17 hari
- P. Falciparum : 2 hari
- P. Malariae : 28-30 hari
 Berdasarkan waktu :
- Malaria akut
- Malaria kronik
 Berdasarkan manifestasi klinik:
Malaria tanpa penyulit
- Pl. Vivax / low parasitaemia
- Dengan diagnosis dan penanganan Jakarta tepat = prognosis baik
Malaria dengan penyulit (berat) Waspadai bila:
- Plasmodium falciparum
- > 5% RBC terinfeksi
- >10% PRBC = double infection
- Banyak schizon

DIAGNOSIS
Manifestasi klinis malaria dapat berupa malaria tanpa komplikasi dan malaria berat.
Diagnosis malaria ditegakkan berdasarkan anmnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang laboratorium.
Diagnosis malaria, secara umum terdiri dari diagnosis berdasarkan gejala klinis serta
diagnosis berdasarkan pemeriksaan secara laboratorium. Diganosis malaria klinis atau clinical
presumptive diagnosis adalah diagnosa malaria berdasarkan pada pemeriksaan penderita secara
klinis, pada umumnya terdiri dari pemeriksaan gejala demam (berkala), (berkala), panas, tingkat
kesadaran, pusing, dll gejaja khas malaria yang sering kali tidak sama antara satu daerah dengan
daerah lainnya.

Anamnesis
Gejala demam tergantung jenis malaria. Sifat demam akut (paroksismal) yang didahului oleh
stadium dingin (menggigil) diikuti demam tinggi kemudian berkeringat banyak.Gejala klasik ini
biasanya ditemukan pada penderita non imun (berasal dari daerah non endemis). Selain gejala
klasik diatas, dapat ditemukan gejala diatas, dapat ditemukan gejala lain sepertilain seperti nyeri
kepala, mual, muntah, diare, pegal-pegal, dan nyeri otot. Gejala tersebut biasanya terdapat pada
orang-orang yang tinggal yang tinggal di daerah endemis (imun).
- Keluhan utama: demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual,
muntah, diare dan nyeri otot atau pegal-pegal.
- Riwayat berkunjung dan bermalam 14 minggu yang lalu ke daerah endemik malaria.
- Riwayat tinggal didaerah endemic malaria
- Riwayat sakit malaria
- Riwayat minum obat satu bulan terakhir
- Riwayat mendapat transfuse darah.

Selain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat, dapat
derita malaria berat, dapat ditemukan keadaan di bawah ini:
- Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
- Keadaan umum yang lemah.
- Kejang-kejang.
- Panas sangat tinggi.
- Mata dan tubuh kuning.
- Perdarahan hidung, gusi, Jakarta saluran cerna.
- Nafas cepat (sesak napas).
- Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum.
- Warna air seni seperti teh pekat dan dapat sampai kehitaman.
- Warna air seni seperti teh pekat dan dapat sampai kehitaman.
- Jumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada.
- Telapak tangan sangat pucat

Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan malaria falciparum. Dasar penegakkan
diagnosanya adalah adanya serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), diselingi
periode bebas demam (periode laten). Pada pasien ini didapatkan riwayat demam 3 hari
dengan tiga stadium berurutan khas malaria yaitu stadium dingin dimana pasien menggigil,
stadium demam dimana suhu tubuh pasien meningkat disertai nyeri kepala dan mual
muntah, dan stadium berkeringat dimana timbul gejala berkeringat dan suhu tubuh
menurun.

Pemeriksaan Fisik
- Demam (≥ 37,5 C)
- Konjungtiva atau telapak tangan pucat
- Pembesaran limpa
- Pembesaran hati
Pada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut:
- Temperatur rectal 40 C
- Nadi capat dan lemah.
- Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada orang dewasa dan < 50 mmHg pada anak.
- Frekuensi napas > 35 kali permenit pada orang dewasa atau > 40 kali permenit pada
balita, dan > 50 kali permenit pada anak dibawah 1
- Penurunan kesadaran.
- Manifestasi perdarahan: ptekie, purpura, hematom.
- Tanda – tanda dehidrasi.
- Tanda-tanda anemia berat
- Sklera mata kuning.
- Pembesaran limpa dan atau hepar.
- Gagal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria
- Gejala neurologik: kaku kuduk, refleks patologis positif.

Pada pemeriksaan fisik yang didapatkan meliputi adanya tanda anemia seperti
konjungtiva anemis,kulit pucat

Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan dengan mikroskopik
Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada penderita adalah
mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi. Pemeriksaan darah tebal dan
tipis untuk menentukan:
- Ada tidaknya parasit malaria.
- Spesies dan stadium Plasmodium
- Kepadatan parasit
Semi kuantitatif:
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB

Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung permikro liter darah pada sediaan darah tebal atau sediaan darah
tipis.

Sumber: malaria docnesia


Pada pasien ini dari pemeriksaan penunjang apusan darah tepi ditemukan positif parasite
malaria yaitu malaria falciparum PF 196 PARASIT/UL

Pengobatan Malaria
Obat anti malaria yang tersedia di Jakarta antara lain klorokuin, sulfadoksin-
pirimetamin, kina, primakuin, serta derivate artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria
standar untuk profilaksis, pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa
komplikasi dalam program pemberantasan malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan untuk
pengobatan radikal penderita malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat anti
malaria pilihan untuk pengobatan radikal malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina
juga digunakan untuk pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi.
Primakuin digunakan sebagai obat antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatan radikal
dan pengobatan malaria berat. Artemisin digunakan untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan
komplikasi yang resisten multidrugs
Beberapa obat antibiotika dapat bersifat sebagai antimalaria. Khusus di Rumah sakit obat
tersebut dapat digunakan dengan kombinasi obat antimalarial lain, untuk mengobati penderita
resisten multidrugs.

Pengobatan malaria falciparum dan vivax

Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin


Dosis artesunat= 4 mg/kgBB (dosis tunggal), amodiakuin= 10 mg/kgBB (dosis tunggal),
primakuin falc = 0,75 mg/kgBB (dosis tunggal). Primakuin Vivaks = 0,25 mg/kgBB (14 hari)
Apabila pemberian dosis tidak memungkin tidak memungkinkan berdasarkan berat badan
penderita, pemberian obat dapat diberikan berdasarkan golongan umur. Dosis makasimal
penderita dewasa yang dapat diberikan artesunate dan amodiakuin masing – masing

Pengobatan Lini Pertama Malaria Falciparum dan vivax, menurut kelompok berat badan umur

Keterangan :
Primakuin tidak boleh diberikan boleh diberikan pada bayi pada bayi <bulan 11 bulan dan ibu
dan ibu hamil.
Source : Kementerian Kesehatan Republik Jakarta. Peraturan menteri kesehatan
Republik Jakarta nomor 5 tahun 2013 tentang pedoman tata laksana malaria. Jakarta: Kemenkes
RI; 2013.
Sumber Buku saku tatalaksana malaria

Pada pasien ini diberikan terapi artesunate Inj artesunate 60 mg(iv) (0-12-24)
Primaquin tab 1x5 (14 hr) Paracetamol 570 mg (3x1) karena pasien memiliki gejala
demam, Ranitidin 2x10 amp
Prognosis

1. Prognosis malaria berat tergantung pada kecepatan dan ketepatan diagnosis serta
pengobatan.
2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka maka mortalitas yang dilaporkan pada
anak-anak 15%, dewasa 20% dan pada kehamilan meningkat sampai 50%.
3. Prognosis malaria berat dengan gangguan satu fungsi organ lebih baik daripada gangguan
2 atau lebih fungsi organ.
- Mortalitas dengan gangguan 3 fungsi organ adalah 50%.
- Mortalitas dengan gangguan 4 atau lebih fungsi organ adalah 75%.
- Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas yaitu:
a. Kepadatan parasit <100.000/μL, maka mortalitas <1%.
b. Kepadatan parasit >100.000/μL, maka mortalitas >1%.
c. Kepadatan parasit >500.000/μL, maka mortalitas >5%.
DAFTAR PUSTAKA

1) Ramdja M, Mekanisme Resistensi , Plasmodium Plasmodium Falsiparum,


TerhadapKlorokuin. MEDIKA. No. XI, Tahun ke XXIII. Jakarta, , 1997; Hal:873.
Kartono M. Nyamuk Anopheles: Vektor Penyakit Malaria. MEDIKA. No.XXtahun
2) Kartono M. Nyamuk Anopheles: Vektor Penyakit Malaria MEDIKA. No.XX, tahun
XXIX. Jakarta, 2003; Hal: 615.
3) Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.
Jakarta, 2006; Hal:1-12, 15-23, 67-68

Anda mungkin juga menyukai