Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

DEMAM TIFOID
Indah Sahana
NIM.1208152308
Pembimbing : dr. Alex simson barus spPD

K E PA N I T E R A A N K L I N I K
B A G I A N I L M U P E N YA K I T D A L A M
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S R I A U
RUMAH SAKIT UMUM ARIFIN ACHMAD
PROVINSI RIAU
2017
PENDAHULUAN
 Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella
entericaserovar typhi (S. typhi).
 Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah kasus
sebanyak 22 juta pertahun didunia dan menyebabkan 216.000 -600.000 kematian
 Di Indnesia tahun 2007 prevalensi demam tifoid mencapai 1,7 %.
 Tahun 2008 angka kesakitan tifoid di Indonesia sebesar 81,7 per 100.000 penduduk,
Etiologi
Demam typhoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella
Gejala klinis
Keluhan dan gejala Pemeriksaan fisik

Demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksia, Suhu badan yang meningkat. Sifat demam adalah
mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak meningkat perlahan-lahan dan terutama pada sore
enak diperut, batuk, epistaksis hingga malam hari
Patogenesis
Pemeriksaan laboratorium
 Darah rutin
 Pemeriksaan widal
 Uji Tubex
Pemeriksaan Widal

Reaksi aglutinasi antara antigen


kuman S.Typhi dengan antibodi Pembentukan
pada serum penderita aglutinin mulai terjadi
tersangka demam tifoid yang pada minggu pertama
disebut aglutinin. Aglutinin O demam dan mencapai
(dari tubuh kuman), aglutinin H puncak pada minggu
(flagella kuman). Semakin tinggi ke empat, dan tetap
titer maka semakin besar tinggi selama
kemungkinan terinfeksi kuman. beberapa minggu
Uji Tubex
Skor Interpretasi Keterangan
<2 Negatif Tidak menunjukan infeksi tifoid aktif
3 Borderline Pengukuran tidak dapat disimpulkan. Ulangi pengujian,
apakah masih meragukan lakukan pengulangan beberapa hari
kemudian
4-5 Positif Menunjukan infeksi tifoid aktif
>6 Positif Indikasi kuat infeksi tifoid
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny. N
Umur : 16/11/1997 (20 tahun)
Pekerjaan : mahasiswi
Alamat : panam
Tanggal Masuk : 23 maret 2017
No RM : 951173
Keluhan utama
Demam sejak 7 hari SMRS
Riwayat penyakit sekarang
7 hari SMRS pasien mengeluh demam. Demam dirasakan naik perlahan-lahan dan
menetap serta lebih tinggi terutama pada malam hari. Demam tidak disertai
menggigil, tidak ada kejang.

Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati, nafsu makan berkurang diikuti badan
terasa lemah.

4 hari SMRS, Pasien mengeluhkan mual, muntah (+), muntah bercampur makanan,
tidak bercampur darah, muntah terjadi lebih kurang 2 kali sehari sebanyak ½ gelas
aqua, muntah dirasakan pasien terjadi setelah makan
Pasien tidak mengelukan nyeri perut, diare, nyeri saat BAK, nyeri otot (+). Gusi berdarah,
mimisan, bintik-bintik merah pada juga kulit tidak ada. Sejak demam, pasien juga mengeluhkan
adanya batuk dan pilek.
1 SMRS pasien berobat ke klinik dan kemudian pasien diberikan obat ( paracetamol, cefadroxil,
ranitidine) dan pasien di anjurkan untuk melakukan pemeriksaan darah (igM anti salmonella).
Setelah minum obat dari klinik, keluhan batuk pilek pasien sudah tidak ditemukan
Pasien kemudian ke IGD RS Arifin Achmad karena disarankan oleh dokter klinik untuk dirawat
inap di RS.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
Riwayat maag (+) sejak kelas 1 SMA
Riwayat sakit kuning (-)
Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Riwayat kencing manis (-)
Riwayat penyakit keluarga

•Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang


sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan, sosial dan ekonomi
Pasien seorang mahasiswa semester 4 yang memiliki kebiasaan terlambat
makan dan kurang istirahat.
Pemeriksaan fisik umum
• Kesadaran : Komposmentis
•Keadaan umum : Tampak sakit sedang
•TD : 90/ 60 mmHg
•Nadi : 66 x /menit
•RR : 22x/menit
•Suhu : 36,80C
Kepala dan leher
◦ Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-) Pupil bulat,
isokor, diameter 2mm/2mm, refleks cahaya (+/+), mata cekung
(-/-)
◦ Hidung : tidak ada kelainan
◦ Mulut : pucat (-), sianosis (-), lidah kotor (+), tepi lidah
hiperemis (+), gusi berdarah (-), bibir kering (+)
◦ Leher : pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), peningkatan
JVP (-)
THORAX :
Paru :

◦ Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, penggunaan otot nafas tambahan (-)
◦ Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri kesan normal
◦ Perkusi: Sonor pada kedua lapangan paru
◦ Auskultasi : suara nafas :vesikuler normal,suara nafas tambahan :
Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)

Jantung :

◦ Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat


◦ Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIK 5 linea mid clavicula sinistra
◦ Perkusi:
◦ Batas kanan jantung: linea parasternalis dextra
◦ Batas kiri jantung: linea mid clavicula sinistra
◦ Auskultasi : S1 dan S2 normal, Gallop (-) murmur (-), wheezing (-)
Abdomen
◦ Inspeksi : perut datar, scar (-)
◦ Auskultasi : Bising usus (+) 10 x/menit
◦ Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (+),
massa (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba.
◦ Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
Ekstremitas
◦ Inspeksi : Ptekie (-), pucat (-), sianosis (-),
udem (-).
◦ Palpasi : Akral hangat, CRT <2 detik, turgor
kulit kembali cepat.
Pemeriksaan penunjang
MCV :83,9 fl
Darah rutin
◦ Hb MCHC : 32,9 g/dl
: 14 gr/dl (N)
MCH : 27,5 pg
◦ Hematokrit :41,0 % (N)
◦ Leukosit : 3900 /uL () Tes widal
◦ Trombosit : 316.000/uL (N) Samonella typhi AO =1/320 (+)
Hitung Jenis Samonella typhi BO = 1/320 (+)
• Eosinofil : 1,2 Samonella typhi CO = 1/320 (+)
• Basofil :0,3
• Neutrofil segmen : 4,0 Imunoserologi
• Limfosit : 51,2 uji tubex Anti samonela ig M score 6
• Monosit 6,5
Daftar Masalah
Demam Tifoid
Resume
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang

- Demam remiten - TD 90/60 mmHg Pada pemeriksaan Tubex


- Mual (+) - Nadi 66x/menit didapatkan skor 6
- muntah (+) - Suhu 36,8 0C Lekopenia
- Lemas - lidah kotor (+) tepi hiperemis
- nafsu makan berkurang. - Hepatomegali dan
splenomegali (-)
- Nyeri tekan epigastrium (+)
PENATALAKSANAAN

Terapi nonfarmakologis :
Istirahat tirah baring
Menjaga kecukupan cairan
Diet gizi seimbang, konsistensi lunak, cukup kalori dan protein

Terapi farmakologis :
IVFD RL dosis maintenance 20 tetes/menit,
Paracetamol tab. 3 x 500 mg
Levofloxacin 3x500mg selama 3-5 hari
Inj Omeprazole 1x1 40mg
Inj Donperidone 4 ml
FOLLOW UP
24 Maret 2017
Subjektif: Mual dan muntah (-), selera makan udah mau, panas udah turun
Objektif : TD 120/80, nadi 93 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 35,4 0C
Assesmet : Tyfoid fever
Planning: Indikasi pulang
DISKUSI
Kriteria Zulkarnaen

1. Demam > 7 hari, tidak mendadak, suhu naik secara bertahap, pernah mengalami
keluhan delirium atau apatis disertai keluhan defekasi maupun obstipasi.
2. Terdapat 2 atau lebih ditemukan: leukopenia, malaria (-), keluhan BAK (-).
3. Terdapat 2 atau lebih gejala : kesadaran menurun, rangsangan meningeal (+),
perdarahan usus positif dan splenomegali.
4. Pada pemberian kloramfenikol, suhu turun secara perlahan dalam 3-5 hari.
Kriteria Kariman Muharman

1. Demam > 5 hari, naik secara bertangga.


2. Fisik diagnostik ditemukan 2 dari : apatis, obstipasi, epistaksis, kembung,
mencret, splenomegali, bradikardi relatif, perdarahan perianal, rangsangan
meningeal (-).
3. Laboratorium: leukopenia, limfositosis relatif, malaria (-) dan urin normal.
Ditemukan Kriteria Zulkarnaen Kriteria Kariman Muharman

Anamnesis - Demam sejak 7 hari Demam >7 hari, tidak Demam >5 hari, naik secara
remiten mendadak suhu naik perlahan bertangga, kembung, mencret
- Mual (+) disertai keluhan defekasi
- Muntah (+) maupun obstipasi, keluhan
BAK (-)

Pèmeriksaan fisik - lidah kotor dengan tepi Kesadaran menurun, rangsang Penurunan kesadaran,
hiperemis (+) meningeal (+), perdarahan obstipasi, epistaksis,
- Nyeri tekan epigastrium (+) usus (+), splenomegali (+) splenomegali, bradikardi
relatif, perdarahan perianal,
rangsang meningeal (-)

Pemeriksaan penunjang - Leukopenia (+) 3900/uL Leukopenia (+), malaria (-) Leukopenia (+), limfositosis
- uji tubex reaktif skor 6 relatif, malaria (-), urin normal
- Limfositosis 51,2
KESIMPULAN
Demam tifoid merupakan infeksi akut pada saluran cerna akibat kuman Salmonella thypi dan
parathypi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria Zulkarnaen maupun kriteria Kariman
Muharman. Penatalaksanaannya dengan istirahat, diet, antibiotik dan terapi simptomatik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai