Anda di halaman 1dari 34

DEMAM TIFOID

PUSPA INDAH KENCANAWATI


N 111 16 108

Dokter Pembimbing:
Dr. Katrin Akune, Sp. A
PENDAHULUAN
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi
sistemik akut yang mengenai sistem
retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna,
dan kandung empedu.
Insidens demam tifoid pada anak tertinggi
ditemukan pada kelompok usia 5-15 tahun.

Data surveilans yang tersedia menunjukkan bahwa


pada tahun 2000, estimasi penyakit adalah
sebanyak 21.650.974 kasus, kematian terjadi
pada 216.510 kasus tifoid dan 5.412.744 pada
penyakit paratifoid
KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : An. F.M


Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir/Usia : 05 September 2009/7 tahun
7 bulan
Alamat : Jl. Merpati
Agama : Islam
Waktu Masuk : 28 Maret 2017, Pukul 14.30
Tempat Pemeriksaan : Ruang Wirabuana
Anamnesis
Keluhan Utama:
Demam

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien masuk ke Rumah Sakit dengan keluhan
demam sejak 8 hari sebelum masuk RS, demam
dirasakan naik turun, dan meningkat menjelang sore
hingga malam hari. Demam turun ketika pasien
mengonsumsi obat penurun panas dan kemudian
meningkat lagi. demam tidak disertai mengigil (-) dan
kejang (-).
Sejak sakit pasien menjadi kurang nafsu makan
dan merasa lemas. Mual (+) setiap kali makan,
muntah (+) >7 kali sejak demam, berisi makanan
dengan volume sedikit, nyeri perut (+) area ulu hati.
BAB (-) sejak 4 hari yang lalu. Buang air kecil (+)
lancar.
Nyeri sendi (+) sejak 3 hari yang lalu, sakit kepala
(+). Batuk (-), flu (-), sesak napas (-), mimisan (-) dan
perdarahan gusi (-).
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di
dalam keluarga.

Riwayat Sosial-Ekonomi
Pasien berasal dari keluarga dengan sosial-ekonomi
menengah. , tinggal di rumah yang beratapkan seng,
dengan dinding tembok dan lantai semen, yang di huni
oleh 2 orang anggota keluarga
Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan
Pasien adalah anak yang aktif bermain di luar rumah dan juga
memiliki kebiasaan jajan sembarangan. Rumah terletak di pinggir
jalan yang berdebu

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Anak ke- 2 dari 2 bersaudara, lahir normal di tolong oleh bidan, bayi
lahir langsung secara spontan dan menangis dengan usia kehamilan
cukup bulan, dan Berat Badan Lahir : 3000 gram, Panjang Badan Lahir:
49 cm. Selama kehamilan, ibu pasien tidak menderita sakit ataupun
masalah lainnya

Kemampuan dan Kepandaian Bayi


Tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usianya, dan saat ini anak
tidak mengalami keterlambatan atau gangguan tumbuh dan kembang
Anamnesis Makanan
Pasien mendapatkan ASI mulai dari usia 0 8 bulan
dan dilanjutkan dengan konsumsi susu formula
sampai sekarang. Bubur saring mulai umur 7 bulan,
makanan padat umur 1 tahun. Saat ini pasien
mengkonsumsi makanan seperti orang dewasa.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sakit Sedang


Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 17 kg
Tinggi Badan: 119 cm
Status Gizi : CDC 85%, gizi kurang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 86/menit, kuat angkat, irama reguler
Respirasi : 22 /menit, reguler
Suhu axilla : 38,1 0C
a) Kulit:
Warna : Sawo matang
Efloresensi : (-)
Sianosis : (-)
Turgor : Segera kembali (<1 detik)
Kelembaban : Cukup
Lapisan lemak : Cukup
Rumple leed : (-)

b) Kepala:
Bentuk : Normocephalus
Rambut : Warna hitam, tampak kering, tidak mudah dicabut,
tebal, alopecia (-)

c) Mata:
Konjungtiva : Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik(-/-)
Refleks cahaya : (+/+)
Refleks kornea : (+/+)
Pupil : Bulat, isokor
Cekung : (-/-)
d) Hidung:
Pernafasan cuping hidung : (-)
Epistaksis : (-)
Rhinorrhea : (-)
e) Mulut:
Bibir :Kering, sianosis (-), stomatitis (-)
Gigi : karies (-)
Gusi : perdarahan (-)
f) Lidah:
Tremor : (+)
Kotor/Berselaput : (+)
Warna : Tepi lidah tampak hiperemis
g) Telinga:
Sekret : (-)
Nyeri : (-)
h) Leher:
Kelenjar getah bening : Pembesaran(-/-), nyeri tekan (-)
Kelenjar Tiroid : Pembesaran (-), nyeri tekan (-)
Faring : Hiperemis (-)
Tonsil : T11-T11
i.
i. Toraks:
Dinding Dada/Paru:
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris bilateral
kanan = kiri, retraksi (-), jejas (-), normochest
Palpasi : Ekspansi dada simetris, vocal fremitus simetris
kanan = kiri, nyeri tekan (-).
Perkusi : Sonor di semua lapang paru

Auskultasi : Bronchovesicular (+/+), vesicular (+/+)


Ronkhi (-/ -),Wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada SIC V arah medial linea
midclavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung normal, cardiomegaly (-)
Auskultasi : Bunyi jantung SII / SIIII murni reguler, murmur (-), gallop (-).
j) Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar, kesan normal
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Perkusi :Bunyi timpani (+) diseluruh abdomen
Palpasi :Nyeri tekan epigastrium (+), distensi(-),
meteorismus (-).
Hati : Hepatomegali (-)
Lien : Tidak teraba
Ginjal : Tidak teraba
K) Anggota Gerak:
Ekstremitas superior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
Ekstremitas inferior: Akral hangat (+/+), edema (-/-)
l) Genitalia : Dalam batas normal
m) Otot-Otot : Eutrofi (+), kesan normal
n) Refleks : Fisiologis (+), patologis (-)
Pemeriksaan Penunjang

28/03/2017 Pemeriksaan Darah Rutin

Hematologi Hasil Rujukan Satuan


rutin

Hemoglobin 11,6 11,7 15,5 g/dl


Leukosit 16,7 5,5 10,0 103/uL
Eritrosit 3,93 4,0 5,0 106/uL
Trombosit 289 150 440 103/uL

Hematokrit 36,5 35,0 55,0 %


29/3/2107 Pemeriksaan Widal

Jenis Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

S. thypi O 1/320 Negatif

S. thypi H 1/320 Negatif


Negatif
S. parathypi AH 1/320

Negatif
S. parathypi BH 1/160
RESUME
An. F.M 7 tahun 7 bulan, masuk dengan keluhan febris sejak 8
hari SMRS, febris naik turun, dan meningkat menjelang sore
hingga malam hari. Keluhan sakit perut (+), malaise (+),
anoreksia (+), nausea (+), dan vomitus (+) >7 kali. Nyeri sendi
(+) sejak 3 hari yang lalu serta sakit kepala (+). Pasien
mengeluhkan tidak BAB sejak 4 hari sebelum masuk RS serta
BAK lancar.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan, kesadaran compos mentis,
tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 86/menit kuat
angkat, respirasi 22/menit, suhu axilla 38,10C, lidah
berselaput putih dengan tepi lidah hiperemis, nyeri tekan
epigastrium (+). Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan leukosit 11,6 103/uL, trombosit 289103/uL,
dan hematokrit 36,5 %. Hasil tes serologi widal meningkat.
DIAGNOSIS

Diagnosis kerja : Demam Tifoid

TERAPI

Non-Medikamentosa
Tirah baring sampai 5 hari bebas demam
Diet makanan biasa/lunak dan rendah serat
Menjaga higienitas personal

Medikamentosa
IVFD Ringer Lactat 63 mL/Jam (21 gtt/menit)

Paracetamol 3x tab

Chloramphenicol 4 x 250 mg (10-14 hari)


Hari/Tanggal: 28 Maret 2017
S Demam hari ke-9, naik turun , muntah (-), sakit perut (+), sakit
menelan (+), batuk (-), flu (-) BAB (-), 5 hari, BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang, Compos Mentis
Nadi : 82 x/menit, Respirasi : 24 x/menit, Suhu Tubuh : 38,6 C TD :
110/60
Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+) ,
Lidah kotor : (+), tepi lidah hiperemis (+)

A Demam Tifoid
P Non-Medikamentosa
Tirah baring
diet makanan biasa/lunak dan rendah serat
Medikamentosa
IVFD Ringer Lactat 63 mL/Jam (21 gtt/menit)
Paracetamol 3x 1/2 tab
Chloramphenicol 4 x 250 mg
Hari/Tanggal: 29 Maret 2017

S Demam hari ke-10,bebas demam hari 1


Mual (-) Muntah (-), sakit perut (+), sakit kepala (-), batuk (-), flu (-)
BAB biasa, BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang, Compos Mentis
Nadi : 94 x/menit, kuat angkat , Respirasi : 24 x/menit, Suhu : 37,2C
Abdomen Nyeri tekan epigatsrium (-)
Lidah kotor : (+), tepi hiperemis
A Demam Tifoid

P Non-Medikamentosa
-Tirah baring
- Diet makanan biasa/lunak dan rendah serat
Medikamentosa
IVFD Ringer Lactat 63 mL/Jam (21 gtt/menit)
Paracetamol 3x tab
Chloramphenicol 4 x 250 mg
Hari/Tanggal: 30 Maret 2017
S Demam hari ke-11 , bebas demam hari ke-2
mual (-), sakit kepala (-), muntah (-), sakit perut (-), sakit kepala (-),
batuk (-), flu (-), BAB biasa BAK lancar
O Keadaan Umum: Sakit Sedang, Compos Mentis
Nadi : 88 x/menit, kuat angkat, Respirasi : 26 x/menit, Suhu : 36,9
Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (-)
Lidah kotor : Berkurang

A Demam Tifoid
P Non-Medikamentos
-Tirah baring
- Diet makanan lunak
Medikamentosa
IVFD Ringer Lactat 63 mL/Jam (21 gtt/menit)
Paracetamol 3x tab
Chloramphenicol 4x 250 mg
Pengobatan di rumah :
- Tirah baring sampai 5 hari bebas demam
Diet makanan lunak/biasa dan menjaga kebersihan

makanan
Paracetamol 3x 1/2 tab (bila demam)
Chloramphenicol 4x250 mg
DISKUSI
DEFINISI
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus
(terutama didaerah illeosecal) dengan gejala demam selama 7
hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan
kesadaran

ETIOLOGI
*Salmonellatyphi
*Salmonella paratyphi A
*Salmonella paratyphi B
*Salmonella paratyphi C.
PATOGENESIS
Salmonellatyphi melalui makanan/minuman tercemar
(oral) pertahanan asam lambung (dipengaruhi jumlah
bakteri yang masuk dan kondisi asam lambung ) bakteri
yang tidak mati masuk ke usus halus (ileum dan jejenum) dan
melewati pertahanan IgA jika respon IgA usus kurang
baik bakteri menembus sel-sel epitel masuk ke lamina
propria dan berkembang difagosit oleh makrofag.
Selanjutnya bakteri menuju KGB mesenterika ductus
torasikus masuk ke sirkulasi darah mengakibatkan
bakteremia pertama (asimptomatik) dan menyebar ke seluruh
organ retikuloendotelial (hati dan limpa) bakteri
berkembang biak di luar sel atau ruang sinusoid masuk ke
dalam sirkulasi darah lagi bakterimia kedua kalinya yang
disertai tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.
MANIFESTASI KLINIS

Demam demam berlangsung 3 minggu


(bersifat remitent) dan tidak terlalu
tinggi, cenderung meningkat menjelang
sore sampai malam hari

Gangguan GIT nafas berbau tidak sedap, bibir kering,


dan pecah-pecah (rhagaden), lidah berselaput putih
kotor (coated tongue), ujung dan tepinya hiperemis
Gangguan Kesadaran umumnya berupa apatis sampai
somnolen

Gejala sistemik lain nyeri kepala, malaise, anoreksia,


nausea, myalgia, nyeri perut dan radang tenggorokan, diare,
obstipasi, atau obstipasi kemudian disusul episode diare
Diagnosis demam tifoid pada kasus ini ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang.

Anamnesis : febris dirasakan sejak 8 hari SMRS,


febris remitent, meningkat menjelang malam hari.
Disertai nyeri epigastrik, sakit kepala, penurunan
nafsu makan, mual dan muntah.
Pemeriksaan Fisik: kesadaran compos mentis, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 86/menit kuat angkat,
respirasi 22/menit, suhu axilla 38,10C, lidah
berselaput putih dengan tepi lidah hiperemis, nyeri
tekan epigastrium (+).
Laboratorium: leukosit 11,6 103/uL, trombosit 289
103/uL hematokrit 36,5 % . Hasil serologi widal(+).
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

Salmonellatyphi masuk ke dalam tubuh manusia melalui


mulut bersamaan dengan makanan dan minuman yang
terkontaminasi oleh tinja atau urin penderita demam tifoid dan
mereka yang diketahui sebagai carrier (pembawa) demam
tifoid. Setelah bakteri sampai ke lambung, maka mula-mula
timbul usaha pertahanan non spesifik yang bersifat kimiawi
yaitu, adanya suasana asam oleh asam lambung dan enzim
yang dihasilkannya
Diagnosis pasti demam tifoid dapat ditegakkan bila
ditemukan bakteri S. typhi dalam biakan dari darah, urine,
feses, sumsum tulang, cairan duodenum atau dari rose spots.
Uji Serologi Widal yaitu suatu metode serologik
yang memeriksa antibodi aglutinasi terhadap antigen
somatik (O), flagela (H) yang banyak dipakai untuk
membuat diagnosis demam tifoid. Angka titer O
aglutinin >1/40 dengan memakai uji widal slide
aglutination menunjukan nilai ramal postif 96%.
Artinya apabila hasil test postif, 96% kasus benar sakit
demam tifoid, akan tetapi bila negatif tidak
menyingkirkan
Uji serologis digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis
demam tifoid dengan mendeteksi antibodi spesifik terhadap
komponen antigen S. typhi maupun mendeteksi antigen itu sendiri.
Beberapa uji serologis yang dapat digunakan pada demam tifoid ini
meliputi : (1) uji Widal; (2) tes TUBEX; (3) metode enzyme
immunoassay (EIA); (4) metode enzyme-linked immunosorbent assay
(ELISA); dan (5) pemeriksaan dipstik.

Pada pasien ini digunakan pemeriksaan IgM anti salmonella


typhi untuk mendiagnosis demam tifoid. Tes TUBEX mendeteksi
adanya antibodi terhadap Salmonella O9 dari serum pasien. Menurut
penelitian Razel dkk (2016) di Filipina menyatakan tes TUBEX yang
paling bagus karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang paling
tinggi yaitu sebesar 94,7% dan 80,4%.
PENATALAKSANAAN

1) Perawatan
Penderita demam tifoid perlu dirawat di rumah sakit
untuk isolasi, observasi serta pengobatan. Penderita harus
istirahat 5-7 hari bebas panas, tetapi tidak harus tirah baring
sempurna. Mobilisasi dilakukan sewajarnya, sesuai dengan
situasi dan kondisi penderita

2) Diet
Di masa lampau, pasien demam tifoid diberi bubur saring,
kemudian bubur kasar dan akhirnya diberi nasi. Beberapa peneliti
menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini,yaitu nasi
dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dengan serat
kasar) dapat diberikan dengan aman pada pasien demam tifoid
3) Pengobatan

Kloramfenikol (drug of choice) 50-100 mg/kgBB/hari, oral atau IV,


dibagi dalam 4 dosis selama 10-14 hari
Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, oral atau intravena, selama 10 hari
Kotrimoksasol 6 mg/kgBB/hari, oral, selama 10 hari
Seftriakson 80 mg/kgBB/hari, intravena atau intramuscular, sekali
sehari, selama 5 hari
Sefiksim 10 mg/kgBB/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari
KOMPLIKASI

a) Intraintestinal: perforasi usus atau perdarahan saluran


cerna.

b) Ekstraintestinal: tifoid ensefalopati, hepatitis tifosa,


meningitis, pneumonia, syok septik, pielonefritis,
endocarditis, osteomyelitis
PROGNOSIS

Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan


terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada atau
tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi
antibiotik yang adekuat, angka mortalitas <1%.
Di negara berkembang, angka mortalitasnya >10%,
mortalitas pada penderita yang dirawat 6%, biasanya
karena keterlambatan diagnosis, perawatan, dan
pengobatan yang meningkatkan kemungkinan komplikasi
dan waktu pemulihan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai