Anda di halaman 1dari 38

R E F LEKSI KASUS

Demam berdarah dengue syok sindrome

TRANSISKA LESTARI (15 19 777 14 358)

Pembimbing : dr. Christine Lister S., Sp.A

ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU
TAHUN 2019/2020
PENDAHULUAN
Demam berdarah dengue (DBD)
adalah penyakit infeksi akut yang
disebabkan oleh empat serotipe virus
dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3,
DEN-4) dengan daya infeksi tinggi
pada manusia yang ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegypty dan ditandai
dengan demam akut dan tanda-tanda
perdarahan. 1
Infeksi Pada Anak
Infeksi Virus
Dengue

Asimptomatik Simptomatik

Demam Demam Demam Berdarah Expanded Dengue


Tidak Khas Dengue Dengue (DBD) Syndrome / organopati
(manifestasi tidak
lazim)

Tanpa Dengan DBD Non DBD Dengan Syok


pendarahan pendarahan Syok = Syndrome Syok
Dengue (SSD)
Kementrian kesehatan RI • Di Indonesia,
mencatat jumlah penderita
DBD di Indonesia pada
penderita dbd di 12
bulan januari – februari kabupaten dan 3 kota
2016 sebanyak 8.487
orang dengan jumlah dari 11 provinsi di
kematian 108 orang. indonesia sebanyak
Golongan yang terbanyak
mengalami DBD usia 5 – 492 orang dan
14 tahun sebanyak
43,44%.
diantaranya
meninggal.
KASUS
 
IDENTITAS
Nama Penderita : An. F
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir/Usia : 10 November 2014 (5 tahun 2 bulan)
Nama Ibu : Ny. N
Usia Ibu : 38 Tahun
Pekerjaan Ibu : IRT
Nama Ayah : Tn. S
Umur Ayah : 43 Tahun
Pekerjaan Ayah : Supir
Alamat : Desa Beka Osa
No. Telp :-
Waktu Masuk : 14 Januari 2020 (Masuk IGD)
Tempat Pemeriksaan : Nuri bawah
Waktu Keluar : 20 Januari 2020
Meninggal Tanggal :-
Tanggal Pemeriksaan : 17 Januari 2020
 
 
Keluhan utama : Demam
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien anak laki-laki usia 5 tahun 2 bulan masuk
RS dengan keluhan demam. Demam dirasakan terus menerus yang di alami
sejak 3 hari yang lalu. Demam turun dengan obat penurun panas dan
kemudian meningkat lagi. Demam tidak disertai menggigil maupun kejang.
Keluhan disertai nyeri kepala ketika pasien demam. Pasien juga
mengeluhkan rasa sakit pada sendinya serta nyeri di belakang mata. Selain
itu, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu
seperti teriris-iris disertai mual tetapi tidak muntah. Pasien mengeluhkan nyeri
perut yang dirasakan semakin bertambah terutama sebelah kanan yang
dialami 3 hari bersamaan setelah demam. Batuk (-), pilek (-), sakit menelan
(-), nyeri saat berkemih (-) BAB biasa dan tidak berwarna hitam serta tidak
ada darah
Riwayat penyakit dahulu :

Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama

Riwayat penyakit keluarga :

Ibu pasien menderita keluhan yang sama

Riwayat sosial-ekonomi :

Menengah

.
Riwayat Kehamilan dan persalinan :

Pasien lahir di Puskesmas dibantu oleh bidan, pasien lahir normal, kehamilan cukup bulan dan langsung
menangis. Berat badan lahir 7dan panjang lahir tidak diketahui. Tidak ada masalah selama kehamilan dan ibu
pasien tidak pernah memeriksakan kehamilannya.

 Kemampuan dan kepandaian bayi:

Pasien sudah mampu untuk duduk, dan berjalan sedikit-sedikit

Anamnesis makanan:

ASI 0-1 bulan


Susu Formula 1 bulan – 5 bulan
Susu Formula + bubur 5 bulan - sekarang

Riwayat Imunisasi: Imunisasi awal sesuai dengan usianya, lengkap


I. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Derajat sakit : Sakit Sedang
Berat badan : 15 Kg
Tinggi badan : 108 cm
Status Gizi : Gizi Kurang ( 81% CDC )
 
Tanda vital
Denyut nadi : 110x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu badan : 38.20C
Kesadaran : Compos Mentis
Kulit
Warna : Sawo matang
Efloresensi : Tidak ada kelainan
Sianosis : (-)
Turgor : <2 detik
Kepala:

Bentuk : Normocephal
Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut, tipis, alopesia (-)
Mata :
- Konjungtiva : anemis (+/+),
- Sklera : tidak ada ikterik,
- Refleks cahaya : (+/+),
- Refleks kornea : (+/+),
- Pupil : Bulat, isokor dengan ukuran (2,5/2,5) mm
Telinga : Sekret (tidak ada)
Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), epistaksis: (-), Rhinorea (-)
Mulut : Bibir: Sianosis (-), Tonsil :T1-T1 tidak hiperemis, Kering (+)
Leher :

Pembesaran kelenjar getah bening : - /-


Pembesaran kelenjar thiroid : -/-
 
Toraks :
a. Dinding dada/paru :
Inspeksi : Simetris bilateral, Retraksi dinding dada (-/-),
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan, kesan meningkat
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Bronchovesikular +/+, Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
b. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra
Perkusi : Batas Jantung dalam batas normal
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 murni regular. Murmur (-),Gallop (-)
Abdomen :

Inspeksi : Terlihat cembung,


Auskultasi : Bising usus (+), Kesan normal
Perkusi : Timpani (+), asites : (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+) hipokondrium dextra,
hepatosplenomegaly (-), Distensi Abdomen (-)
 Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)
Genitalia : Tidak ada kelainan kongenital
I. RESUME
Pasien anak laki-laki usia 5 tahun 2 bulan masuk RS dengan keluhan demam. Demam dirasakan terus
menerus yang di alami sejak 3 hari yang lalu. Demam turun dengan obat penurun panas dan
kemudian meningkat lagi. Demam tidak disertai menggigil maupun kejang.
Keluhan disertai nyeri kepala ketika pasien demam. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit pada
sendinya serta nyeri di belakang mata. Selain itu, pasien juga mengeluh nyeri ulu hati yang dirasakan
sejak 2 hari yang lalu seperti teriris-iris disertai mual tetapi tidak muntah. Pasien mengeluhkan nyeri
perut yang dirasakan semakin bertambah terutama sebelah kanan yang dialami 3 hari bersamaan
setelah demam. Batuk (-), pilek (-), sakit menelan (-), nyeri saat berkemih (-) BAB biasa dan tidak
berwarna hitam serta tidak ada darah
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan hipokondrium dekstra, TTV : HR: 110 Kali/menit,
RR : 28 kali/ menit, SB : 38.2 derajat celcius, TD 90/60 mmHg. Uji turniket (+). Dari pemeriksaan
Laboratorium ditemukan (tanggal 4 desember 2019) :
WBC : 2.7 103, RBC : 6.32 106, HGB : 16.4 g/dl, HCT : 48,4 %, MCV 76.6 FL, MCH : 25.9 PG,
MCHC: 33,9 g/dl, RDW : 12,3%, PLT 75 103. Dari hasil pemeriksaan lab ditemukan trombositopenia,
I. DIAGNOSIS
Demam berdarah dengue
Demam tifoid
 
II. TERAPI
• IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
• Paracetammol syrup 3 x 1 ½ cth
• Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 28 Co
• Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 1 )
• Injeksi ranitidine 2 x 15 mg

 
Hari/Tanggal : 15 Januari 2020
Perawatan Hari (PH) : 1
S demam (+), nyeri perut kanan
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 110x/menit Suhu : 36,2ºC
Pernapasan : 26x/menit Sp02 : 90%
 
SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan cuping hidung (-), rhinorrhea (-), Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (+). Auskultasi paru:
Bronkovesikuler +/+, Ronki-+/-, Wheezing -/--
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
 SISTEM HEMATOLOGI
WBC 4.4, hematokrit 45.8,trombositopenia 24000
 SISTEM GASTROINTESTINAL
Nyeri tekan hipokondrium dekstra (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,]
A - Demam berdarah syok syndrom
P IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
Injeksi ranitidin 2 x 8 mg . Parasetamol 3 x ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc bila suhu >38 Co.Ranitidine 2 x 15 mg
Observasi TTV/4 jam. Takar urin
Edukasi keluarga. Kontrol DL sore
Hari/Tanggal : 16 Januari 2020
Perawatan Hari (PH): 2

S demam (+), nyeri perut kanan atas (+)


O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 116x/menit Suhu : 38.2ºC
Pernapasan : 26x/menit Sp02 : 93%
 
SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan cuping hidung (-), rhinorrhea (+), Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (-). Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+,
Ronki -/-, Wheezing -/-.
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Leukospeni(+), trombositopenia (+)
 SISTEM GASTROINTESTINAL
Nyeri perut shipokondrium dekstra (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
 SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,

A Demam berdarah dengue


P IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
Paracetammol syrup 3 x 1 ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 28 Co
Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 1 )
Injeksi ranitidine 2 x 15 mg
Observasi TTV 4 jam. Takar urin
Hari/Tanggal : 17 Januari 2020
Perawatan Hari (PH): 3
S demam (+), nyeri perut kanan atas (+).

O TANDA TANDA VITAL


Denyut Jantung : 104x/menit Suhu : 37,2ºC
Pernapasan : 24x/menit Sp02 : 95%
 
SISTEM PERNAPASAN
Pernapasan cuping hidung (-) , rhinorrhea (-) berkurang, Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (+) berkurang. Auskultasi
paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki -/-, Wheezing -/-.
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Leukopenia (+), tombositopenia (+)
 SISTEM GASTROINTESTINAL
Abdomen distended (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
 SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,
A Demam berdarah dengue . Demam tifoid
P IVFD RL 18tetes/menit (makro)
Parasetamol syrup 3 x 1 ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 38 Co
Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 2)
Injeksi ranitidin 2 x 15 mg
Hari/Tanggal : demam (+) 18 Januari 2020
Perawatan Hari (PH): 4

S DEMAM (-),

O TANDA TANDA VITAL


Denyut Jantung : 99x/menit Suhu : 37.0ºC
Pernapasan : 23x/menit Sp02 : 96%
 
SISTEM PERNAPASAN
, rhinorrhea (-), Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (-) berkurang. Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki -/-,
Wheezing -/-.
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Leukositosis (+), Anemia (+)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Abdomen distended (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
 SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,

A Demam berdarah dengue. Demam tifoiid


P IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
Parasetamol syrup 3 x 1 ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 38 Co
Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 3)
Injeksi ranitidin 2 x 15 mg
Hari/Tanggal : 19 Januari 2020
Perawatan Hari (PH): 5

S DEMAM (-),

O TANDA TANDA VITAL


Denyut Jantung : 114x/menit Suhu : 36.0ºC
Pernapasan : 23x/menit Sp02 : 96%
 
SISTEM PERNAPASAN
, rhinorrhea (-), Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (-) berkurang. Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki -/-,
Wheezing -/-.
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Leukositosis (+), Anemia (+)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Abdomen distended (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
 SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,

A Demam berdarah dengue. Demam tifoiid


P IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
Parasetamol syrup 3 x 1 ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 38 Co
Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 3)
Injeksi ranitidin 2 x 15 mg
Hari/Tanggal : demam (+) 120Januari 2020
Perawatan Hari (PH): 6
S DEMAM (-),

O TANDA TANDA VITAL


Denyut Jantung : 101x/menit Suhu : 36.5ºC
Pernapasan : 28x/menit Sp02 : 96%
 
SISTEM PERNAPASAN
, rhinorrhea (-), Pergerakan dinding dada simetris, retraksi Dinding dada (-) berkurang. Auskultasi paru: Bronkovesikuler +/+, Ronki -/-,
Wheezing -/-.
 SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+), S1/S2 murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Leukositosis (+), Anemia (+)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Abdomen distended (+), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
 SISTEM SARAF
Aktifitas baik, kesadaran compos mentis,
A Demam berdarah dengue. Demam tifoiid
P IVFD RL 18 tetes/menit (makro)
Parasetamol syrup 3 x 1 ½ cth
Injeksi paracetamol 15 cc suhu > 38 Co
Injeksi ceftriaxone 1 x 1gr ( 3)
Injeksi ranitidin 2 x 15 mg
BOLEH DI PULANGKAN BEBAS DEMAM 24 JAM
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab : 14 januari 2020

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Nilai Normal Interpretasi

WBC 2.7 x 103 /Ul 4,5 – 13,5 x 103 /uL Normal

RBC 6.32x 106 /Ul 4,0 – 5,40 x 106 /uL Normal

HGB 16.45 g/dl 11,5 – 14,5 g/dl Normal

HCT 48.4% 37,0 – 45,0% Meningkat

MCV 76.6 fl 77,0 – 91 fl Normal

MCH 25.6pg 24 – 30 pg Normal

MCHC 33.9g/dl 32 – 36 g/dl Normal

RDW 12.7 % 11 – 16 % Normal

PLT 75x 103 /Ul 200 – 400 x 103 /uL Menurun


Pemeriksaan penunjang :
lab 15 januari 2020

Jenis Hasil Jenis Hasil


Nilai Normal Interpretasi Nilai Normal Interpretasi
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

WBC 4,4 x 103 /Ul 4,5 – 13,5 x 103 /uL Normal WBC 6,9 x 103 /Ul 4,5 – 13,5 x 103 /uL Normal

RBC 6,35x 106 /Ul 4,0 – 5,40 x 106 /uL Normal


RBC 6,17 x 10 /Ul
6
4,0 – 5,40 x 10 /uL
6
Normal
HGB 14,8 g/dl 11,5 – 14,5 g/dl Normal
HGB 14,6g/dl 11,5 – 14,5 g/dl Normal HCT 47.0% 37,0 – 45,0% Meningkat
HCT 45,8 % 37,0 – 45,0% Meningkat
MCV 74 fl 77,0 – 91 fl Normal
MCV 74 fl 77,0 – 91 fl Normal
MCH 23.6 pg 24 – 30 pg Normal MCH 23.3 pg 24 – 30 pg Normal
MCHC 31,8 g/dl 32 – 36 g/dl Normal MCHC 31,5 g/dl 32 – 36 g/dl Normal
RDW 11,6% 11 – 16 % Normal
RDW 14 % 11 – 16 % Normal

Menurun dari Meningkat


PLT 24x 103 /uL 200 – 400 x 103 /uL
sebelumnya PLT 50 x 103 /uL 200 – 400 x 103 /uL dari
sebelumnya
Pemeriksaan penunjang
17 januari 2020
Jenis Hasil No. Jenis Pemeriksaan Hasil Keterangan
Pemeriksaa Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
1. Reaksi widal    
n
Salmonella thypi O 1/40
4,5 – 13,5 x 103
WBC 9.2 x 103 /Ul Normal Salmonella thyi H NEGATIF
/uL
Salmonella parathypi HA NEGATIF
4,0 – 5,40 x 106 Salmonella parathypi HB NEGATIF
RBC 6 x 106 /Ul Normal
/uL

HGB 15.5g/dl 11,5 – 14,5 g/dl Normal


HCT 43.4 % 37,0 – 45,0% Normal
MCV 74 fl 77,0 – 91 fl Normal
MCH 23.6 pg 24 – 30 pg Normal
MCHC 31,8 g/dl 32 – 36 g/dl Normal
RDW 11,6% 11 – 16 % Normal

200 – 400 x 103 Meningkat dari


PLT 42x 10 /uL
3
/uL sebelumnya
DISKUSI
III. ETIOLOGI
Dengue dan DHF disebabkan oleh virus Dengue. Virus dengue
adalah suatu arbovirus yang termasuk kedalam genus Flavivirus.
Virus dengue terdiri dari 4 serotipe yaitu :
1. Dengue 1 (DEN-1), diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
2. Dengue 2 (DEN-2), diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 (DEN-3), diisolasi oleh Sather.
4. Dengue 4 (DEN-4), diisolasai oleh Sather
IV. VIRUS DENGUE (cont’d)
Siklus transmisi virus di dalam tubuh manusia :
• Virus masuk kedalam tubuh manusia melalui liur nyamuk
• Virus berkembangbiak di dalam organ targer, misalnya kelenjar getah bening dan hati
• Virus dilepaskan dari organ tersebut dan melalui darah menyebar untuk menginfeksi sel
darah putih dan jaringan getah bening lainnya
• Virus dilepaskan dari sel darah putih dan jaringan getah bening lainnya dan beredar di
dalam darah
Siklus transmisi virus di dalam tubuh nyamuk :
• Nyamuk menelan darah yang mengandung virus
• Virus berkembangbiak di dalam usus, indung telur, jaringan saraf dan lemak tubuh
nyamuk; kemudian virus masuk kedalam rongga tubuh manusia dan menginfeksi kelenjar
liur nyamuk
• Virus berkembangbiak didalam kelenjar liur dan jika nyamuk menggigit manusia lainnya,
maka siklus transmisi akan berlanjut
VII. Diagnosis
Dasar diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO 1997, diagnosis DBD ditegakkan bila semua hal ini terpenuhi :
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya bifasik.
• Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut : uji bendung positif; petekie, ekimosis,
atau purpura; perdarahan mukosa; jematemesis dan melena.
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ml).
• Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
a. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan jenis kelamin
b. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan, dibandingkan dengan
nilai hematokrit sebelumnya
• Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hipoproteinemia, hiponatremia
VIII. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya terapi DBD adalah bersifat suportif dan simtomatis,
ditunjukan untuk mengganti kehilangan cairan akibat kebocoran plasma dan
memberikan terpi subtitusi komponen darah bilamana diperlukan. Dalam
pemberian terapi cairan, hal yang terpenting adalah pemantauan baik
secara klinis maupun laboratoris.
terapi nonfarmakologis yang diberikan meliputi tirah baring (pada
trombisitopenia yang berat) dan pemberian makanan dengan kandungan
gizi yang cukup, lunak dan tidak mengandung zat atau bumbu yang
mengiritasi saluran cerna
VII. PENATALAKSANAAN (cont’d)
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam terapi cairan khususnya
pada penatalaksanaan demam berdarah dengue :
• Jenis cairan
• Jumlah serta kecepatan cairan yang akan diberikan
Analisa kasus
• Pasien anak laki-laki usia 5 tahun 2 bulan masuk RS dengan keluhan
demam. Demam dirasakan terus menerus yang di alami sejak 3 hari yang
lalu. Demam turun dengan obat penurun panas dan kemudian meningkat lagi.
Keluhan disertai nyeri kepala. Pasien juga mengeluhkan rasa sakit pada
sendinya serta nyeri di belakang mata. Selain itu, pasien juga mengeluh nyeri
ulu hati yang dirasakan sejak 2 hari yang lalu seperti teriris-iris disertai mual
tetapi tidak muntah. Pasien mengeluhkan nyeri perut yang dirasakan semakin
bertambah terutama sebelah kanan yang dialami 3 hari bersamaan setelah
demam. Anak nampak gelisah, tangan dan kaki penderita teraba dingin dan
lembab. Hal ini menunjukkan kemungkinan besar disebakan oleh demam
dengue
Analisa kasus
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran compos mentis dengan tekanan
darah 90/60, pernapasan 28 kali permenit dan suhu 38.2 C dan tangan dan
kaki dingin menunjukkan penderita dalam keadaan syok. Didapatkan uji
tourniquet positif yang semakin mengarahkan diagnosis kepada DHF derajat
III.
Analisa kasus
• Pada pemeriksaan laboratorium, ditemukan hasilnya adalah adanya
trombositopenia yaitu nilai trombosit didapatkan pada tanggal 14-01-2020 jam
21.09 yaitu 75 x 103 /uL, pada tanggal 15-01-2020 jam 11.22 24 x 103, pada
tanggal 15-01-2020 50 x 103 dan pada tanggal 16-01-2020 42x 103 hasil ini
terjadi trombositopenia. Adapun kadar hematokrit pada tanggal 14-01-2020
yaitu 48,4%, pada tanggal 15-01-20 jam 11.22 yaitu 45,8%, pada tanggal 15-
01-2020 jam 21.01 47,0%, dan pada tanggal 16-01-2020 43,3.
• Hal ini sesuai dengan teori dimana pasien berdasarkan untuk kriteria
laboratorium: Trombositopenia (≤ 100.000/µl) atau (≤ 150.000/µl) dan
hemokonsentrasi (kadar Ht ≥ 20% dari orang normal) peningkatan hematokrit
lebih dari 20% terjadi saat memasuki fase kritis, sebagai tanda dari
perembesan plasma. 2,5
Terpenuhi tiga kriteria WHO untuk menegakkan diagnosis DHF, yaitu:
• Demam/riwayat demam akut antara 2 – 7 hari biasanya bifasik.
• Terdapat minimal satu manifestasi perdarahan berikut uji bendung positif
petekie, ekimosis, atau purpura, perdarahan mukasa , hematemesis
melena
• Trombositopenia ( jumlah trombosit < 100.000/ ml)
• Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
a. Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai umur dan
jenis kelamin
b. Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
• Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites, hipoproteinemia,
hiponatremia
• Dan berdasarkan derajatnya pasien ini tergolong derajat III ( dengue syok
syndrome ) karena didapatkan kegagalan sirkulasi, dan anak tampak anak
gelisah tampak kulit dingin dan lembab.

• Bronkopneumonia pada kasus ini


memiliki prognosis yang baik
PROGNOSI meskipun penanganan belum
tuntas, karena cepat ditangani.
S Prognosis bergantung pada cepat
atau lambatnya penanganan yang
dilakukan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai