BAB I
STATUS MEDIS PASIEN
1.1
1.2
IDENTITAS PASIEN
Nama
Tempat, tanggal lahir
Usia
Jenis Kelamin
Alamat
Anak ke
Tanggal MRS
Nomor RM
: An. H
: Tangerang, 25 Oktober 2002
: 12 tahun 7 bulan
: Laki-laki
: Jl. Patimura Rawabadak Koja
: 1 dari 2 bersaudara
: Rabu, 03 Juni 2015
: 208079
ANAMNESIS
Anamnesis Rabu, 03 Juni 2015
Keluhan utama :
Demam sejak minggu pagi SMRS
panas namun tidak ada perbaikan. Lalu masuk ke UGD dengan keluhan yang
sama.
Riwayat penyakit dahulu :
An. belum pernah mengalami keluhan seperti ini. Semenjak lahir hanya
pernah sakit biasa seperti batuk, pilek dan sembuh setelah di bawa ke
Puskesmas atau klinik terdekat. Pasien tidak pernah dirawat inap
sebelumnya. Riwayat kejang (-), Riwayat TB paru (-), Riwayat Asma (-),
Riwayat Campak (-).
Riwayat pengobatan :
An. Sudah berobat ke bidan dan diberikan obat penurun panas. Setelah
meminum obat, demam turun kemudian beberapa saat suhu An.H naik
kembali. Riwayat pengobatan jangka panjang (-).
Riwayat persalinan :
An.H lahir secara SC ditolong oleh bidan, bayi lahir langsung menangis.
tidak ada cacat kongenital, BBL dan PBL bayi saat lahir, orang tua tidak
ingat.
Riwayat imunisasi :
-
BCG
Polio
Hepatitis B
DPT
Campak
: 1x
: 4x
: 3x
: 3x
: 1x
Riwayat Perkembangan
An.H sekarang kelas 1 SMP, prestasi anak di sekolah baik dan anak dapat
mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik
Kesan
1.3
PEMERIKSAAN FISIK
Status Pasien
-
Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 38,2 C
Antropometri
Berat Badan
Tinggi Badan
Status Gizi
: 41 kg
: 142 cm
Bentuk
: Normocephal
Rambut
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
: Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan (-),
hidung bagian luar tidak ada kelainan, pernafasan cuping hidung
(-)
Mulut
Leher
Bentuk
: Simetris
KGB
: Tidak membesar
Kaku kuduk
: (-)
Paru
Inspeksi
Palpasi
: simetris, vocal fremitus sama dextra-sinistra, tidak ada bagian dada yang
tertinggal saat bernapas, nyeri tekan (-)
Perkusi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, bising jantung (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan pada kuadran kanan (+),
hepatomegali (+), splenomegali (-), massa (-), turgor kulit baik
Perkusi
Atas
: akral hangat, peteki (+), udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik
Bawah : akral hangat, peteki (+), udem (-/-), pucat (-), RCT < 2 detik
1.4
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hemoglobin
13,4
g/dL
10,5-13,5
Leukosit
2,53
103/uL
4.0 10.0
Hematokrit
37,5
36,0-44,0
Trombosit
87
103/uL
10,5-13,5
Serologi Widal
S. Typosa O 1/80
S. Paratyphosa AO 1/160
S. Paratyphosa BO 1/320
RESUME
I. Anamnesis
-
An. H, umur 12 tahun 7 bulan, BB 41 kg, datang dengan keluhan demam sejak
minggu pagi sebelum masuk RS.
Pasien merasa demam naik turun dan demam tidak langsung tinggi dan meningkat
perlahan-lahan, keringat dingin (+), muntah (+) setiap kali makan dan muntah berisi
cairan dan sisa makanan. Muntah 2-3x sehari. Setelah makan piscok, buang air besar
tinja berwarna hitam konsisteni keras dengan frekuensi 1x.
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut dikuadran kanan dan nyeri pada ulu hati.
Keadaan umum
: Tampak sakit
Kesadaran
: Composmentis
Nadi
Respirasi
: 24 x/menit
Suhu
: 38,2 C
BB
: 41 kg
Mata
Mulut
Abdomen
Ekstremitas
: Akral hangat
III. Laboratorium
S. Typhosa O 1/80, S.Paratyphosa AO 1/160; S. Paratyphosa BO 1/320
V. Diagnosa Banding
-
VI. Penatalaksanaan
1.440
2. Medikamentosa
Paracetamol tab 500 mg
Ranitidin inj 3x1
VIII. Prognosa
-
Quo ad Vitam
: Bonam
Quo ad Functionam
: Bonam
Quo ad Sanationam
: Dubia ad bonam
XI. FOLLOW UP
Tanggal
04
Juni Demam
2015
Muntah
(Bangsal)
petekie
(+)
Demam
Berdarah
di RR: 22 x/menit
P
-
ml/kgbb/jam
Dengue
-
dalam 1 jam
Monitor tanda
grade II
vital, nilai Ht
trombosit
teratur, Ht : 37%
tiap 6 jam
PCT tab
10
tidak 78.000/uL
terukur
05
2015
Juni Demam
demam
Demam
naik 36,9C
Berdarah
Asering 6-7
ml/kgbb/jam
Monitor tanda
Dengue
vital, nilai Ht
+, pusing, lemas.
grade II
dan
RR : 24 x/menit
Hasil lab
Hb: 14, g/dL
Leukosit : 4300/uL
Ht : 38,5%
Trombosit :
57.000/uL
trombosit
tiap 6 jam
PCT tab
Ranitidin inj
Cek dpl 24 jam
11
06 juni
Demam
2015
(bangsal)
(+),
mual
muntah
belum BAB
(-), S : 36,5C
Demam
Infus asering 6-
7 ml/kgBB/jam
Ranitidin inj
Berdarah
Dengue
grade II
07 Juni
54.000/uL
Demam (-), mual Suhu : 36,7C
Demam
Pasien
2015
HR : 85 x/menit
Berdarah
diperbolehkan
RR: 20 x/menit
Dengue
pulang
Hasil lab:
grade II
persetujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dokter
dengan
12
A. DEFINISI
Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditransmisikan oleh nyamuk sebagai vektornya dengan karakteristik penyakit
diantaranya seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, dan adanya petekie.
B. EPIDEMIOLOGI
Pada saat ini jumlah kasus masih tetap tinggi rata-rata 10-25 per 100.000
penduduk, namun angka kematian telah menurun bermakna <2%. Morbiditas dan
mortalitas demam berdarah dengue yang dilaporkan berbagai negara bervariasi
disebabkan beberapa faktor antara lain: status umur penduduk, kepadatan vektor,
prevalensi serotipe virus dengue, tingkat penyebaran virus. Tidak terdapat perbedaan
antara jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Umur terbanyak yang terkena
infeksi dengue adalah kelompok umur 4-10 tahun. walaupun makin banyak
kelompok umur lebih tua, spectrum klinis infeksi dengue dapat dibagi menjadi :
1) Gejala klinis paling ringan tanpa gejala (silient dengue infection)
2) Demam dengue (DD)
3) Demam berdarah dengue (DBD)
C. ETIOLOGI
Infeksi virus dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan
oleh virus genus Flavivirus, family Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotype yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara nyamuk Aedes aegypti atau
Aedes albopictus. Keempat serotype dengue terdapat di Indonesia, DEN-3
merupakan serotipe dominan dan banyak berhubungan dengan kasus berat, diikuti
13
serotipe DEN-2. Virus dengue terdiri dari single-stranded RNA genom (ssRNA)
yang mempunyai polaritas positif. Genom ini dikelilingi oleh nukleocapsid
icosahedral dengan diameter 30 nm. Nukleocapsid ini ditutupi oleh suatu lipid
envelope yang tebalnya 10nm. Genom virus mengandung 3 protein struktural dan 7
protein non struktural.
Vektor
Host natural dari virus dengue adalah manusia, primata dan nyamuk. Vektor
arthropoda merupakan anggota dari genus aedes yang hidup baik di daerah perkotaan
maupun daerah pedesaan. Spesies predominan yang berperan dalam transmisi
penyakit adalah aedes aegypti dan aedes albopictus. Nyamuk betina menggigit
sepanjang hari dimana aktivitas puncaknya pada pagi dan siang hari. Di indonesia,
nyamuk aedes aegypti tersebar luas di seluruh pelosok tanah air baik kota maupun
desa kecuali di wilayah yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan
laut. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah manusia untuk
mematangkan telurnya. Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu sampai 3
bulan atau rata-rat 1,5 bulan. Kekmampuan terbangnya berkisar antara 40-100 meter
dari tempat berkembang biaknya. Tempat yang disukai adalah benda-benda
tergantung yang ada di dalam rumah, seperty gorden, kelambu dan pakaian di kamar
yang gelap dan lembab. Di dalam tubuh nyamuk virus dengue akan berkembang biak
dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh bagian tubuh nyamuk. Ketika
nyamuk ini menggigit manusia maka virus dengue dikeluarkan bersama air liur
nyamuk.
D. PATOFISIOLOGI
14
15
keempat sampai hari ketujuh, sedangkan masa inkubasi ekstrinsik (di dalam tubuh
nyamuk) berlangsung sekitar 8-10 hari.
Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus
selama 2-7 hari
Terdapat manifestasi perdarahan, termasuk uji bendung positif, petekie,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena
Pembesaran hati
Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, hipotensi,
kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tanpa gelisah
Kriteria laboratorium:
o Trombositopenia (100.000/l atau kurang)
o Hemokonsentrasi, dilihat dari peningkatan hematokrit 20% menurut
standar umur dan jenis kelamin
o Dua criteria klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi,
serta dikonfrimasi secara uji serologic hemaglutinasi
F. DIAGNOSIS
Anamnesis
o Demam merupakan tanda utama, terjadi mendadak tinggi, selama 2-7 hari
o Disertai lesu, tidak mau makan dan muntah
o Pada anak besar dapat mengeluh nyeri kepala, nyeri otot, dan nyeri perut
16
17
18
Suportif
19
Mengatasi
kehilangan
cairan
plasma
sebagai
akibat
peningkatan
Penatalaksanaan DBD disertai syok (Sindrom Syok Dengue, derajat III dan IV)
-
Pergantian volume plasma segera, cairan IV larutan RL 10-20 ml/kgbb secara bolus
diberikan dalam waktu 30 menit. Apabila syok belum teratasi tetap berikan RL 20
ml/kgbb ditambah koloid 20-30 ml/kgbb/jam, maksimal 1500 ml/hari
Pada umumnya cairan tidak perlu diberikan lagi 48 jam setelah syok teratasi
20
Apabila kadar hematokrit tetap >40% , maka berikan darah dalam volume
kecil
Plasma segar beku dan suspense trombosit berguna untuk koreksi gangguan
koagulopati atau koagulasi intravascular desiminata (KID) pada syok berat
yang menimbulkan perdarahan massif
21
dan jumlah perdarahan. Pada DBD syok, lakukan cross match darah untuk persiapan
transfuse darah apabila diperlukan.
H. PROGNOSIS
Bergantung pada beberapa faktor :
-
I. KOMPLIKASI
Faktor risiko terjadiya komplikasi :
-
Ensefalopati dengue, dapat terjadi pada DBD dengan syok ataupun tanpa syok
Kelainan ginjal, akibat syok berkepanjangan dapat terjadi gagal ginjal akut
Hematokrit stabil
22
K. PENCEGAHAN
Melakukan perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes
aegypti yang dapat dilakukan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam
rumah. Salah satu caranya adalah memasang kasa penolak nyamuk, selain itu bisa
juga melakukan cara lain yaitu : menggunakan mosquito repellent dan insektisida
dalam bentuk semprotan, memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak,
memasang kelambu. Pemberantasan vektor jangka panjang bisa dilakukan dengan
cara 3M, yaitu menguras, menutup dan mengubur potensi sarang nyamuk Aedes
aegypti.
1) Menguras
Menguras penampungan air dan membersihkannya secara berkala
2) Menutup
Menutup bak-bak penampungan air sehingga nyamuk tidak dapat bertelur
dan berkembang biak
3) Mengubur
Mengubur sampah plastik, kaleng, atau wadah kosong yang berisi air
sehingga nyamuk tidak dapat menemukan tempat untuk bertelur
Selain itu dapat digunakan juga usaha pemberantasan vektor dengan
menggunakan bahan kimia seperti menaburkan bubuk abate SG 1% pada tempat
penyimpanan air dengan dosis 1 ppm, 10 gram untuk 100 liter, serta melakukan fogging
dilakukan di sekitar lingkungan rumah secara berkala.