Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KASUS:

PPOK EKSASERBASI

DOKTER PENDAMPING: DR. ELISA AGUSTINA


BRENDA ADYA P.A.
DISUSUN OLEH: DR. MAHIRROKHMAN DIFA
IDENTITAS PASIEN

NAMA : TN. P
JENIS KELAMIN :L
USIA : 81 TAHUN
ALAMAT : GUNUNG SUGIH
BARU
AGAMA : ISLAM
STATUS PERNIKAHAN : MENIKAH
TANGGAL MASUK RS : 22/10/ 2023
TANGGAL PEMERIKSAAN : 22/10/ 2023
ANAMNESIS

Keluhan Utama
• Sesak

Riwayat Penyakit Sekarang


• Pasien datang dengan Sesak napas yang semakin meningkat sejak 3 hari yang lalu, sesak menciut, sesak dirasakan terus-
menerus, sesak semakin meningkat saat beraktivitas, berkurang dengan posisi duduk, sesak tidak dipengaruhi oleh emosi, cuaca
maupun makanan. Riwayat sesak sejak ‡ 2 tahun yang lalu, sesak dirasakan hilang timbul. batuk sejak 1 minggu yang lalu,
disertai dahak warna putih kehijauan dengan riwayat batuk hilang timbul sejak 2 tahun yang lalu. demam sejak seminggu yang
lalu dirasakan naik turun, tidak menggigil, ataupun berkeringat malam. nyeri uluhati sejak 5 hari yg lalu menghilang setelah
makan, mual muntah di sangkal. keluarga pasien mengatakan bahwa pasien punya riwayat meroko sudah dari smp dan
menghabiskan satu bungkus sehari
Riwayat Penyakit Dahulu
• HT (-), DM (-), stroke (-), riwayat operasi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga


• HT (-), DM (-), stroke (-), riwayat operasi (-)

Riwayat Pengobatan
• Obat warung
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum Kesadaran Tanda-Tanda Vital


• Tampak sakit • Composmentis • TD: 100/70 mmHg
sedang (E4V5M6) • HR: 88 x/menit
• RR: 20 x/menit
• Suhu: 37,8 oC
• SpO2: 99% RA
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
Normocephal, rambut tidak Jantung
mudah dicabut, berwarna hitam.
Inspeksi: iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus cordis teraba di ICS V linea
Mata midclavicularis sinistra
CA (-/-), SI -/-, RCL +/+, RCTL
+/+, Perkusi: Batas jantung kanan pada ICS IV linea
Pupil Isokor ±3 mm parasternalis dextra, Batas jantung kiri pada ICS IV
linea parasternalis sinistra, Batas kiri bawah pada
ICS VI linea axillaris anterior sinistra.
Leher Auskultasi: BJ I-II reguler, m (-), g (-)

Pembesaran KGB (-), trakea deviasi (-) Abdomen


Inspeksi: perut tampak datar
Palpasi: Nyeri tekan (+), hepar, lien dan
Paru ginjal tidak teraba.
Perkusi: Timpani pada keempat kuadran
Inspeksi: pergerakan dinding dada simetris, skar (-), abdomen, shifting dullnes (-),
diameter AP:T (1:2) Suprapubis: fullblas (-). OUE darah (-)
Palpasi: Fremitus vokal dan taktil paru kanan = kiri Auskultasi: BU (+) 15x/menit normal
Perkusi: Sonor dikedua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing +/+, Ekspirasi memanjanga Ekstremitas
Ekstremitas Atas dan Bawah: dbn
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Leukosit 10.600 4.400-11.300/uL
Basofil 0 0-1%
Eritrosit 4,2 4,3-5,9x106/uL
Eosinofil 2 1-6%
Hb 12,9 13,5-17,5 gr%
Neutrofil 0 2-6%
Ht 45 40-52 gr%

MCV 86 80-96 fL Limfosit 32 30-40%

MCH 29 28-33 pg/mL Monosit 4 2-10%


MCHC 34 33-36 g/dL GDS 87 mg% 70-180mg%

Trombosit 130.000 150-450 x 103/uL Ureum 35 15-50mg%

Kreatinin 1 0,67-1,17u/L
RONTHGE
N THORAX
EXPERTISI DR. TRI HARJANTO,
SP.RAD
•BRONCOPNEUMONIA DAN BESAR
COR NORMAL
•ELONGATIO AORTHAE
•AORTHOSCLEROSIS
RESUME
• Tn. P 81 thn, Pasien datang dengan Sesak napas yang semakin meningkat sejak 3 hari
yang lalu, sesak menciut, sesak dirasakan terus-menerus, sesak semakin meningkat
saat beraktivitas, berkurang dengan posisi duduk, sesak tidak dipengaruhi oleh emosi,
cuaca maupun makanan. Riwayat sesak sejak ‡ 2 tahun yang lalu, sesak dirasakan
hilang timbul. Disertain demam, batuk, dan nyeri uluhati 1 minggu yg lalu
• Riwayat merokok 1 bungkus / hari dari kelas SMP
• Pemeriksaan Fisik ditemukan Ekspirasi memanjang, dan whezzing +/+
• Pem. Penunjang : trombosit turun 130.000 dan pada pemeriksaan thorax di dapatkan,
gambaran broncopneumonia, elongation aorta, dan aorthosclerosis
DIAGNOSIS KLINIS TATALAKSANA AWAL
1. DYPSNEU EC PPOK EKSERSIBASI - rl 500cc/ 12 jam
+ DYSPEPSIA - nebu respiven + pilmicort / 8 jam
- sucralfat srp 3x1
- Inj. Omeprazole vial 40 mg ekstra
- lanjut lansoprazol 1x1
- paracetamol 3x1
- Sucralfat sirup 3 x 1 cth
- vit c 500 mg 1x1
- Acetylsistein tab 3 x 1

Konsul dr. Nurwan, Sp.PD


Tanggal S O A P

23/10/23 Demam menurun KU sedang, Kes CM Dypsneu ec Ppok -


Sesak + TD 100/80, HR 82, RR 22, eksersibasi +
Batuk + T 37, SpO2 97% dyspepsia

24/10/23 Demam menurun KU sedang, Kes CM Dypsneu ec Ppok - OT


Sesak berkurang TD 120/80, HR 64, RR 23, eksersibasi + - INJ. DEXA 1 AMP / 8 JAM
Batuk + FOLLOW-UP
T 36.4, SpO2 97% dyspepsia - INJ. OMZ 1 AMP / 24 JAM

25/10/2023 Demam – KU sedang, Kes CM Epitaksis ec. -


Sesak – TD 120/80, HR 70, RR 20, Hipertensi urgency
Batuk + T 36.9, SpO2 95%
TINJAUAN PUSTAKA
PPOK

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)


PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif
nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.

Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua
tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya.

Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding
alveoli.

Pada prakteknya cukup banyak penderita bronkitis kronik juga memperlihatkan tanda-tanda emfisema, termasuk penderita asma
persisten berat dengan obstruksi jalan napas yang tidak reversibel penuh, dan memenuhi kriteria ppok.

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
EPIDEMIOLOGI

PPOK terutama terjadi pada perokok dan mereka yang berusia di atas 40 tahun. Prevalensinya meningkat seiring
bertambahnya usia dan saat ini PPOK merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas ketiga terbanyak di seluruh
dunia. Pada tahun 2015, prevalensi PPOK sebesar 174 juta jiwa dan terdapat sekitar 3,2 juta kematian akibat PPOK di
seluruh dunia. Namun, prevalensinya mungkin diremehkan karena PPOK tidak terdiagnosis.

Di Indonesia tidak ada data yang akurat tentang kekerapan PPOK. Pada Survai Kesehatan RumahTangga (SKRT) 1986
asma, bronkitis kronik dan emfisema menduduki peringkat ke - 5 sebagai penyebabkesakitan terbanyak dari 10 penyebab
kesakitan utama. SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan angkakematian karena asma, bronkitis kronik dan emfisema
menduduki peringkat ke - 6 dari 10 penyebabtersering kematian di Indonesia.

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
ETIOLOGI
1. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih pentingdari faktor penyebab
lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan :
a. Riwayat merokok
- Perokok aktif
- Perokok pasif
- Bekas perokok

b. Derajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB), yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok di hisap
sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
- Ringan : 0-200
- Sedang : 200-600
- Berat : >600

2. Riwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja


3. Hipereaktiviti bronkus
4. Riwayat infeksi saluran napas bawah berulang
5. Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di Indonesia

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
PATOFISIOLOGI
Pada bronkitis kronik terdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos
pernapasan serta distorsi akibat fibrosis. Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai
kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:
- Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenaibagian
atas paru sering akibat kebiasaan merokok lama
- Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada parubagian
bawah
- Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas distal, duktus dan sakusalveoler.
Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura

Obstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural padas aluran napas kecil yaitu :
inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
PATOFISIOLOGI

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
DIAGNOSIS
Diagnosis PPOK di tegakkan berdasarkan :
A. Gambaran klinis
- A. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (bblr), infeksisaluran
napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
B. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
- Pursed - lips breathing (Mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (Diameter antero - posterior dan transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai
- Penampil npink puffer atau blue bloater

Aisyah Tabassom ; Julia J.DAHLSTROM Epistaksis .[Updated 2022 Sep 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK435997/
• Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorongke bawah
• Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- Ekspirasi memanjang
- Bunyi jantung terdengar jauh

B. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru 3. Radiologi
- Spirometri Pada emfisema terlihat gambaran :
- Uji bronkodilator - Hiperinflasi
2. Darah rutin - Hiperlusen
Hb, Ht, Leukosit - Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
• Normal
• Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
DIAGNOSIS BANDING

• Asma
• SOPT (Sindroma Obstruksi Pascatuberculososis)
Adalah penyakit obstruksi saluran napas yang ditemukan pada penderita pascatuberculosis denganlesi paru
yang minimal.
• Pneumotoraks
• Gagal jantung kronik
• Penyakit paru dengan obstruksi saluran napas lain misal :
bronkiektasis, destroyed lung.

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
KLASIFIKASI

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
TATALAKSANA

Anuj K. Agarwal ; Avais Raja ; Brandon D.Brown. Penyakit paru obstruktif kronis.[Updated 2022 Aug&]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559281/
ANALISA KASUS
EPIDEMIOLOGI
Teori Kasus
Pasien berjenis kelamin laki-laki
PPOK terutama terjadi pada perokok dan mereka yang berusia
berusia >40 tahun, yaitu 81 tahun
di atas 40 tahun. Prevalensinya meningkat seiring
bertambahnya usia dan saat ini PPOK merupakan penyebab
morbiditas dan mortalitas ketiga terbanyak di seluruh
dunia. Pada tahun 2015, prevalensi PPOK sebesar 174 juta
jiwa dan terdapat sekitar 3,2 juta kematian akibat PPOK di
seluruh dunia. Namun, prevalensinya mungkin diremehkan
karena PPOK tidak terdiagnosis.
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, DAN DIAGNOSIS
Teori Kasus

Anamnesis • Pasien Riwayat merokok +


- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau • Batuk berulang dengan dahak
tanpa gejala pernapasan • Sesak semakin memberat 3 hari
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat terakhir
kerja • Wheezing +/+
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga • Rothgen : bronkopneumonia
- terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis corakan meningkat
berat badan lahir rendah (bblr), infeksi saluran napas
berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Teori Kasus

Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
- Pursed - lips breathing (Mulut setengah terkatup mencucu)
- Barrel chest (Diameter antero - posterior dan transversal
sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema tungkai
- Penampilan pink puffer atau blue bloater
• Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah,
hepar terdorongke bawah
• Auskultasi
- Suara napas vesikuler normal, atau melemah
- Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
- Ekspirasi memanjang
- Bunyi jantung terdengar jauh
Teori Kasus

3. Radiologi
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
- Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop
appearance)
Pada bronkitis kronik :
• Normal
• Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
TATALAKSANA
Teori Kasus

- rl 500cc/ 12 jam
- nebu respiven + pilmicort / 8 jam
- sucralfat srp 3x1
- Inj. Omeprazole vial 40 mg ekstra
- lanjut lansoprazol 1x1
- paracetamol 3x1
- Sucralfat sirup 3 x 1 cth
- vit c 500 mg 1x1
- Acetylsistein tab 3 x 1
- Inj. Dexa 1 amp / 8 jam
- inj. Omz 1 amp / 24 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai