STATUS PASIEN
I.2 ANAMNESIS
Aloanamnesis pada tanggal 15 April 2018
a. Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang:
- Pasien mengeluh sesak sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, Sesak
napas dirasakan terutama saat pasien melakukan banyak aktivitas dan
saat malam hari, menaiki tangga 1 lantai saja langsung merasa sesak,
pasien tidur menggunakan minimal 2 bantal jika tidur terlentang pasien
akan semakin merasa sesak.
- Lemas dirasakan sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, tetapi
lemas memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, lemas sering
muncul mendadak dan rasanya seperti kehilangan tenaga, pasien merasa
lebih cepat lelah dan ngos-ngosan daripada biasanya, sudah berobat ke
puskesmas tetapi terapi hanya dianjurkan memberhentikan propranolol.
- Pasien juga sering merasa nyeri dada dan dada terasa berat sejak 2 bulan
lalu, nyeri dada menjalar sampai ke punggung belakang, nyeri dada
1
muncul jika sedang beraktivitas dan membaik saat istirahat, jika sedang
nyeri dada kadang sesak napas muncul dan keluar keringat.
- Pasien merasa sering berdebar-debar dan gelisah, berdebar-debar
terutama sangat dirasakan terutama saat mau tidur dan biasanya muncul
tiba-tiba dan tanpa sebab, gemetar (+).
- Terdapat peningkatan berat badan 3 kg dalam 15 hari terakhir, kaki, ,
mata dan wajah bengkak dalam beberapa hari terakhir.
- Batuk (-), demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri perut (-)
- BAK dalam batas normal, BAB sulit dan tidak lancar dalam 3 hari
SMRS
- 1 hari SMRS pasien merasa sesak nafas berkurang, lemas masih
dirasakan disertai perasaan berdebar dan gelisah, nyeri dada tidak
dirasakan.
- 6 jam SMRS pasien merasa sesak nafas yang semakin memberat, sangat
lemas seperti kehilangan tenaga, gelisah (+) gemetar (+), berdebar-
debar (+).
2
e. Riwayat Pengobatan
- 2 tahun lalu berobat ke RSU tidar dan didiagnosis hipertiroid,
mengkonsumsi PTU 3x1 hari selama 1 tahun, tetapi 1 tahun lalu sudah
tidak meminumnya lagi dan sudah tidak pernah kontrol ke dokter lagi.
- Rutin meminum propranolol sejak 2 tahun yang lalu, tetapi seminggu
yang lalu diberhentikan oleh dokter di puskesmas.
D. Status Generalisata
Kepala
Normocephal, distribusi rambut merata, rambut tidak mudah dicabut,
wajah tampak sembab.
Mata
Konjungtiva anemia -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3 mm,
refleks pupil +/+, mata sembab +/+
3
Telinga
Simetris, tidak ada kelainan, otore (-/-)
Hidung
Deviasi septum (–), mukosa normal, konka hipertrofi (-)
Tenggorokan
Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
Leher
Terdapat struma tiroid bentuk difus, deviasi trakhea (-), JVP tidak
meningkat
Thoraks
Cor :
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba kuat angkat
Perkusi : Batas jantung
Kiri, redup pada ICS V linea midclavicular sinistra
Kanan, redup pada ICS IV linea parasternalis dextra
Atas, redup pada ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi :Bunyi jantung irregular, murmur(-), gallop (+)
Pulmo :
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan pernafasan kanan-kiri simetris
Palpasi : Vocal fremitus dada kanan = kiri
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+) wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
minimal
Abdomen
Inspeksi : Perut datar simetris
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Supel, nyeri tekan (+) regio epigastrium
4
- Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
5
28. Edema ekstremitas inferior (+/+)
I.5 Hipotesis
Hipertiroidisme
Aritmia
Congestif Heart Failure
Gastritis
6
4. ENDOKRINOLOGI
TSHs <0.02 0.27-4.70 IU/mL
FT4 5.11 0.82-1.51 ng/dL
I.8 TERAPI
Infus RL 10 tpm
O2 3 lpm
PTU 1x1
Propanolol 1x1
Thyarid 1x1
I.9 FOLLOW UP
16 April 2018
S Mual (+), muntah (+) 2x, berdebar sudah berkurang, sesak (-), BAB lancar,
BAK dbn
O - Kesadaran : Composmentis
- TD : 120/80 mmHg
- Pernapasan : 20x/menit
- Nadi : 62x/menit
- Suhu : 35.7 C
- SpO2 : 98%
7
Status Generalisata
Kepala: wajah sembab sudah berkurang
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter
3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (+)
Telinga: dbn
Hidung: dbn
Tenggorokan: dbn
Leher: struma tiroid difus (+)
Thoraks
Cor : irregular (+). Gallop (+)
Pulmo : ronkhi (+/+) minimal
Abdomen: Nyeri tekan (+) regio epigastrium
Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
A Thyroid Heart Disease (Atrial Fibrilasi -> CHF) e.c hipertiroidisme
(grave’s disease)
P - PTU 3x1
- Propanolol 3x1
- Spironolakton 2x25mg
- Cek rontgent
17 April 2018
8
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter
3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (+)
Telinga: dbn
Hidung: dbn
Tenggorokan: dbn
Leher: struma tiroid difus (+)
Thoraks
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
18 April 2018
S Keluhan (-)
O - Kesadaran: Composmentis
- TD: 120/80 mmHg, HR: 80x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36 º C,
SpO2: 98%
Status Generalisata
Kepala: wajah sembab sudah berkurang
9
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter
3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (-)
Telinga: dbn
Hidung: dbn
Tenggorokan: dbn
Leher: struma tiroid difus (+)
Thoraks
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
19 April 2018
S Keluhan (-)
O - Kesadaran: Composmentis
- TD: 110/80 mmHg, HR: 82x/menit, RR: 20x/menit, Suhu: 36,2º C,
SpO2: 98%
10
Status Generalisata
Kepala: wajah sembab (-)
Mata
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter
3 mm, refleks pupil +/+, mata sembab (-)
Telinga: dbn
Hidung: dbn
Tenggorokan: dbn
Leher: struma tiroid difus (+)
Thoraks
Cor : dbn
Pulmo : dbn
Abdomen: Nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Akral hangat, edema tungkai (+/+), capillary refill time < 2 detik
11
BAB II
ANALISA KASUS
1. Sesak nafas saat aktivitas, sesak nafas terutama saat malam hari, naik
tangga 1 lantai memicu sesak, tidur menggunakan minimal 2 bantal, lebih
cepat lelah dan ngos-ngosan.
Sesak nafas atau dyspnea merupakan istilah atau ungkapan sensasi yang
dialami individu dengan keluhan tidak enak atau tidak nyaman saat bernafas
dan gejala ini bersifat subjektif.
Berbagai tipe sesak nafas :
- Takipnea : pernapasan cepat
- Hiperpnea : penapasan dalam
- Ortopnea : sesak nafas saat tidur (terbangun saat tidur karena sesak)
- Platipnea : sesak nafas saat sedang berdiri tegak
- Tropopnea : sesak saat berbaring
Sesak nafas dapat disebabkan karena berbagai faktor yaitu kelainan cardiac dan
non cardiac.
12
Menurut NHFA (2011) gejala yang dapat terjadi pada pasien dengan CHF sebagai
berikut :
1. Sesak nafas saat beraktifitas, awalnya sesak dengan aktifitas berat, tetapi
kemudian berkembang pada tingkat berjalan dan akhirnya saat istirahat.
2. Ortopnea, pasien menopang diri dengan sejumlah bantal untuk tidur.
3. Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
4. Kelelahan dan kelemahan
2. nyeri dada dan dada terasa berat, nyeri dada menjalar hingga punggung
belakang, nyeri dada dipicu oleh aktivitas dan membaik jika istirahat, nyeri
dada disertai sesak nafas dan keringat
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai.
Penyebab nyeri dada akut meliputi: kardiak, gastroesofageal, muskuloskeletal,
dan pulmonal.
13
- nyeri hilang timbul atau nyeri substernal bila menjalar penjalarannya ke leher,
bahu, punggung atau epigastrium
- nyeri dipicu oleh aktivitas fisik
- dengan pemberian nitrat membaik dalam 1-5 menit
Mekanisme timbulnya angina pektoris didasarkan pada ketidakadekuatan
suply oksigen ke sel-sel miokardium yang diakibatkan karena kekauan arteri dan
penyempitan lumen arteri koroner (ateriosklerosis koroner). Ateriosklerosis
merupakan penyakit arteri koroner yang paling sering ditemukan. Sewaktu beban
kerja suatu jaringan meningkat, maka kebutuhan oksigen juga meningkat. Apabila
kebutuhan meningkat pada jantung yang sehat maka arteri koroner berdilatasi dan
megalirkan lebih banyak darah dan oksigen ke otot jantung. Namun apabila arteri
koroner mengalami kekauan atau menyempit akibat ateriosklerosis dan tidak dapat
berdilatasi sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan akan oksigen, maka
terjadi iskemik (kekurangan suplai darah) miokardium.
Adanya endotel yang cedera mengakibatkan hilangnya produksi No (nitrat
Oksida) yang berfungsi untuk menghambat berbagai zat yang reaktif. Dengan tidak
adanya fungsi ini dapat menyababkan otot polos berkontraksi dan timbul spasme
koroner yang memperberat penyempitan lumen karena suplai oksigen ke miokard
berkurang. Penyempitan atau blok ini belum menimbulkan gejala yang begitu
nampak bila belum mencapai 75 %. Bila penyempitan lebih dari 75 % serta dipicu
dengan aktifitas berlebihan maka suplai darah ke koroner akan berkurang. Sel-sel
miokardium menggunakan glikogen anaerob untuk memenuhi kebutuhan energi
mereka. Metabolisme ini menghasilkan asam laktat yang menurunkan pH
miokardium dan menimbulkan nyeri. Apabila kenutuhan energi sel-sel jantung
berkurang, maka suplai oksigen menjadi adekuat dan sel-sel otot kembali fosforilasi
oksidatif untuk membentuk energi. Proses ini tidak menghasilkan asam
laktat. Dengan hilangnya asam laktat nyeri akan reda.
14
pada tiroid yaitu pada keadaan hipertiroidisme. Pada keadaan ini terjadi
peningkatan jumlah hormon tiroid yang dapat memicu terjadinya peningkatan basal
metabolic rate (BMR) selain itu hormon tiroid juga memiliki efek langsung dalam
memicu aktivasi system saraf simpatis yang salah satunya dapat mempengaruhi
irama jantung. Selain itu perasaan berdebar juga dapat disebabkan karena gangguan
kecemasan yang secara langsung dapat mempengaruhi system saraf simpatis.
Salah satu gangguan pada jantung yang dapat menyebabkan perasaan berdebar dan
gelisan adalah pada keadaan aritmia yang merupakan suatu keadaan dimana terjadi
perubahan dari mekanisme penjalaran impuls listrik jantung yang menyebabkan
gangguan irama denyut jantung. Salah satu aritmia yang paling sering terjadi adalah
atrial fibrilasi. Fibrilasi atrium merupakan irama jantung yang tidak teratur (aritmia)
dengan frekuensi rata-rata 350-600 kali/menit, dan tidak ditemukan gelombang P
pada elektrokardiografi (EKG).
15
5. Riwayat Hipertiroidisme
Hipertiroid adalah suatu kondisi terjadinya peningkatan jumlah dan produksi
hormon tiroid dalam tubuh. Peningkatan kadar hormon tiroid di dalam darah dapat
menyebabkan tirotoksikosis yaitu peningkatan jumlah hormon tiroid dalam darah
secara ekstrem yang dapat meningkatkan proses metabolik tubuh.
16
Gejala klinis yang terlihat pada hipertiroid adalah sering gugup, iritabilitas,
peningkatan respirasi, bedebar-debar, tremor, ansietas, susah tidur (insomnia),
berkeringat banyak, rambut rontok, dan kelemahan pada otot, khususnya kerja dari
otot lengan dan kaki, frekuensi buang air besar terganggu, kehilangan berat badan
yang cepat, pada wanita periode menstruasi lebih cepat dan aliran darah lebih
kencang. Kelainan hipertiroid yang paling sering terjadi adalah grave’s disease.
Grave’s disease merupakan kelainan autoimun yang menyebabkan terjadinya
sekresi hormon tiroid secara berlebihan. Hal ini disebabkan karena terbentuk suatu
molekul LATS yang efeknya menyerupai TSH tetapi tidak memiliki efek inhibisi
untuk sekresi hormon tiroid.
17
jantung meningkat serta waktu sirkulasi memendek.
Di dalam miosit, T3 tidak dibentuk, tetapi T3 dari peredaran darah masuk ke
miosit , berkombinasi dengan reseptornya di nukleus dan menimbulkan rangsangan
atau menghambat ekspresi beberapa gen. Gen yang diaktifkan termasuk gen untuk
-miosin heavy chain, Ca2+ ATPase retikulum sarkoplasma, reseptor -
adrenergik, protein-G, Na+-K+ATPase, dan kanal ion K+ tertentu. Gen yang
dihambat termasuk gen untuk -miosin heavy chain, fosfolamban (PLN, suatu
protein integral yang mengatur pompa Ca2+ pada otot jantung dan otot rangka), dua
jenis adenilil siklase, reseptor T3 di nukleus, dan penukar (exchanger) Na+-Ca2+.
Hasil akhirnya yaitu meningkatnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung.
18
untuk mendiagnosis kelainan tiroid dapat dinilai menggunakan index wayne
sebagai berikut :
19
hipoksemia. Pada kasus ini hal ini dapat disebebkan karena adanya sesak nafas
yang mungkin terjadi karena kelainan jantung.
10. IMT 24
IMT pasien ini masuk dalam kriteria overweight, dimana kelebihan berat badan
dapat memicu metabolism lipid sehingga faktor risiko terjadinya aterosklerosis
semakin tinggi, hal ini dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung yang
dipicu oleh berat badan.
20
Adalah pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala
hipertiroid.
Etiologi : Penyebab paling banyak dari struma non toxic adalah kekurangan
iodium
b. .Struma Non Toxic Nodusa
biasanya disebabkan karena defisiensi Iodium, Autoimmun thyroiditis:
Hashimoto atau postpartum thyroiditis, kelebihan iodium (efek Wolff-
Chaikoff) atau ingesti lithium, dengan penurunan pelepasan hormon tiroid.
c. Stuma Toxic Diffusa
Etiologi : Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4, Aktivasi
reseptor TSH
d. Struma Toxic Diffusa
Yang termasuk dalam struma toxic difusa adalah grave’s disease, yang
merupakan penyakit autoimun yang masih belum diketahui penyebab pastinya.
12. Ronkhi minimal +/+
Ronkhi adalah bunyi gaduh yang dalam. Terdengar selama : ekspirasi.
Penyebab : gerakan udara melewati jalan napas yang menyempit akibat obstruksi
napas. Obstruksi : sumbatan akibat sekresi, odema, atau tumor.
Ronkhi kering : suatu bunyi tambahan yang terdengar kontinyu terutama waktu
ekspirasi disertai adanya mucus/secret pada bronkus. Ada yang high
pitch (menciut) misalnya pada asma dan low pitch oleh karena secret yang
meningkat pada bronkus yang besar yang dapat juga terdengar waktu inspirasi.
Ronkhi basah (krepitasi) : bunyi tambahan yang terdengar tidak kontinyu pada
waktu inspirasi seperti bunyi ranting kering yang terbakar, disebabkan oleh
secret di dalam alveoli atau bronkiolus. Ronki basah dapat halus, sedang, dan
kasar. Ronki halus dan sedang dapat disebabkan cairan di alveoli misalnya pada
pneumonia dan edema paru, sedangkan ronki kasar misalnya pada
bronkiekstatis.
Pada pasien ini mungkin terjadi penimbunan cairan pada paru sehingga terjadi
suara tambahan pada paru.
21
13. Bunyi jantung irregular
Hal ini dapat disebebkan karena terjadi adanya gangguan irama jantung
(aritmia). Aritmia yang paling sering terjadi terutama pada pasien dengan
hipertiroid adalah fibrilasi atrium. Fibrilasi atrium (AF) merupakan irama jantung
yang tidak teratur (aritmia) dengan frekuensi rata-rata 350-600 kali/menit, dan tidak
ditemukan gelombang P pada elektrokardiografi (EKG). Gelombang P tidak terlihat
disebabkan karena munculnya gelombang getar AF meningkatkan mortalitas dan
morbiditas ini merupakan kondisi aritmia yang berbahaya karena: (1) Ventricle rate
yang cepat dapat mengganggu cardiac output dan dapat secara signifikan
menurunkan pengisian ventrikel kiri dan stroke volume, (2) Hilangnya kontraksi
atrium menyebabkan stasis darah di atrium dan dapat meningkatkan risiko trombus,
khususnya di atrium kiri yang dapat menyebabkan stroke.
14. Gallop (+)
Gallop adalah suara tambahan pada jantung dimana terdengar bunyi S3 atau S4
jelas pada fase diastolic, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang
lebih lebar dari ukuran normal sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel.
Hal ini biasanya terjadi pada fibrilasi atrium.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Rampengan SH. 2012, ‘Looking for the Etiology of Chest Pain?: Cardiac and
Noncardiac cause’. Manado
2. Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia. 1025,’ Pedoman Tata Laksana Gagal
Jantung’. Ed.1. Jakarta
3. Putra B. 2017,’ Fibrilasi Atrium pada Hipertiroid’, Kalbemed.
4. Leksana E. 2011,’ Pengelolaan Hemodinamik’, Kalbemed. Semarang.
Fuster JJ, dkk. 2016,’ Obesity-Induced Changes in Adipose Tissue
Microenvironment and Their Impact on Cardiovascular Disease’, Circulation
Research.
5. Zhong B, Wang Y, Zhang G, Wang Z: Envi- ronmental iodine content,
female sex and age are associated with new-onset amiodarone- induced
hypothyroidism: a systematic review and meta-analysis of adverse reactions
of amiodarone on the thyroid. Cardiology 2016; 134:366–371.
6. 19 Bogazzi F, Tomisti L, Bartalena L, Aghini- Lombardi F, Martino E:
Amiodarone and the thyroid: a 2012 update. J Endocrinol Invest
2012;35:340–348.
23