OVERLAP SYNDROME
IDENTITAS:
• Nama : Tn. DN
• Jenis kelamin : laki-laki
• Tanggal lahir : 31-12-1958 (60 tahun)
• Agama : Islam
• Alamat : Kassi-Kassi
• Rumah Sakit : tulip 10 Balai Paru
• No.RM : 071833
• Tanggal masuk : 27-01-2018
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Sesak napas
Anamnesis Terpimpin:
Sesak napas dialami 1 minggu yang lalu dan memberat 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak dialami secara
tiba-tiba dan dirasakan terus menerus, tidak membaik
saat istirahat. Sesak bertambah apabila berjalan dan
hanya dapat mengucapkan satu-satu kalimat. Sesak
bertambah apabila baring terlentang. Saat sesak napas,
pasien juga keringat dingin dan menggigil. Batuk
berdahak hijau kekuningan dialami 1 minggu yang lalu.
Demam tidak ada. Riwayat demam ada 1 minggu yang
lalu. Mual dan muntah tidak ada. Buang air kecil lancar,
buang air besar kesan normal.
Pasien saat ini masih bekerja sebagai penjual di pasar
dan sering bermalam disana.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat dirawat di puskesmas selama 4 hari
dengan keluhan yang sama 1 minggu yang lalu
Riwayat dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat alergi ada (debu, cuaca dingin, makanan)
Riwayat merokok ada 47 tahun, 1 hari 1 bungkus
(IB : 752 = berat )
Riwayat konsumsi OAT disangkal, riwayat kontak
dengan penderita TB disangkal
Riwayat hipertensi dan DM disangkal
• Paru
–Inspeksi : Dada simetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
–Palpasi : vocal fremitus simetris kiri dan kanan, nyeri tekan
tidak ada
–Perkusi : hipersonor pada kedua lapangan paru
–Auskultasi: Bronkovesikular. Wheezing pada kedua lapangan
paru, ronkhi pada basal paru kanan dan kiri.
PEMERIKSAAN FISIS
• Jantung • Abdomen
– Inspeksi : Ictus cordis tidak – Inspeksi : Datar, ikut gerak
terlihat nafas,
– Palpasi : Ictus cordis tidak – Auskultasi : Peristaltik (+) kesan
teraba,Thrill (-) normal.
– Perkusi : – Palpasi : Hati dan limpa
tidak teraba, nyeri tekan tidak
o Batas atas jantung ICS II ada
parasternal sinistra – Perkusi : Timpani, shifting
o Batas kanan jantung ICS II dullness (-)
parasternal sinistra • Ekstremitas
o Batas kiri jantung ICS V linea – Hangat
medioclavicularis – Edem pretibial tidak ada
– Auskultasi : Bunyi jantung = S I/II – Sianosis tidak ada, Clubbing
regular, murmur tidak ada finger tidak ada
– Hematom tidak ada
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (27-01-2018)
Keterangan Hasil Nilai Rujukan
Darah Rutin
• WBC 9.45 103/uL + 4,0 – 10,0 x 103/uL
• RBC 4,26 x 106/uL - 4,50 – 6,50 x 106/uL
• HGB 13.1 g/dL - 13 – 17 g/dL
• HCT 37.7 % - 40,0 – 54,0 %
• MCV 88.5 fL - 80 – 100 fL
• MCH 30.8 pg - 27,0 – 32,0 pg
• MCHC 34.7 g/dL - 32,0 -36,0 g/dL
• PLT 331.000 /uL + 150 – 500 x 103/uL
• Neutrofil 84.2% + 33,0 – 66,0 %
• Lymphosit 5.7 % - 19,0 – 45,0 %
• Monosit 9.5 % 1,0 – 8,0 %
• Eosinofil 0.4 % 1,0 – 3,0 %
• Basofil 0.2% 0–1%
Laboratorium
Keterangan
(27/01/2018)
Hasil Nilai Rujukan
KIMIA DARAH
• GDS 76 140 mg/dl
Fungsi ginjal
• Ureum - 10-50 mg/dl
• Kreatinin - <1.3 mg/dl
Fungsi hati
• SGOT 37 < 38 gr/dl
• SGPT 29 < 41 gr/dl
Elektrolit
• Natrium - 136-145 mmol/l
• Kalium - 3,5-5,1 mmol/l
• Klorida - 97-111 mmol/l
Koagulasi
• pT - 10 – 14 detik
• INH - -
• APTT - 22.0 – 30.0 detik
Radiologi
Hasil radiologi 26/1/2018
- Alignment tulang intak
- Tulang dalam batas normal,
sela iga melebar
- Tidak ada deviasi trachea
- Tampak elongasi aorta,
dilatasi aorta tidak ada
- Cor tampak mengecil
- Sinus costophrenicus kanan
lancip, sinus costophrenicus
kiri terpotong
- Diafragma letak rendah
- Tampak corakan
bronkovaskular kasar pada
kedua lapangan paru.
Kesan:
- Emfisematous
- Bronkitis
D. Assesment
• Bunyi pernapasaan :
bronkovesikuler
• Bunyi tambahan : Ronkhi +/+
(basal paru bilateral ) ; Wheezing
-/-
Jantung :
Ictus cordis tidak tampak; Thrill tidak
teraba; Bunyi jantung 1/2 murni
regular Bising tidak ada
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
FOLLOW UP (HARI 2 – 29/01/2018)
Waktu Subjektif Objektif Assesment Planning
29/01/2018 Pasien masih mengeluh KU : sakit sedang/gizi kurang/composmentis - Dyspneu ecausa - Infus Ringer Laktat 18
sesak, batuk ada dahak TD: 110/70 mmhg S : 36,20C ACOS tetes/menit/24 jam
N : 84 x/menit P : 25 x/menit
warna hijau, demam - Gizi kurang - O2 3 liter per menit via
tidak ada. Tidak anemis dan ikterus tidak ada
nasal kanul
JVP R+2 cmH2O. - Combivent nebu/8j jam
nafsu makan baik
Tidak ada limfadenopati - Pulmicort nebu/12 jam
BAK : Lancar kuning - Metilpredinsolon
deviasi trakhea tidak ada
BAB : Biasa kuning 62,5/12jam/iv
Thoraks - N-acethylsistein 200
Inspeksi :simetris kiri sama dengan kanan mg/8 jam/oral
Palpasi: Vokal fremitus kiri sama dengan kanan - Azitromisin
kesan normal , nyeri tekan (-) 500mg/24jam/oral
Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan - Picyn inj 7mg/12jam/iv
Auskultasi
- Ranitidin
• Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
25mg/12jam/iv
• Bunyi tambahan : Ronkhi -/-;
Wheezing +/+
Jantung :
Ictus cordis tidak tampak; Thrill tidak teraba;
Bunyi jantung 1/2 murni regular Bising tidak
ada
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
FOLLOW UP (HARI 3 – 30/01/2018)
Waktu Subjektif Objektif Assesment Planning
30/01/2018 Sesak napas KU : sakit sedang/gizi kurang/composmentis - Dyspneu ecausa ACOS - Infus Ringer Laktat 18
TD: 120/80 mmhg S : 36,60C tetes/menit/24 jam
masih ada, batuk - Gizi kurang
N : 88 x/menit P : 26 x/menit
dahak ada warna - O2 3 liter per menit via
hijau kekuningan Tidak anemis dan ikterus tidak ada
nasal kanul
JVP R+2 cmH2O. - Combivent nebu/8j jam
demam tidak
Tidak ada limfadenopati - Pulmicort nebu/12 jam
ada, nafsu makan - Metilpredinsolon
deviasi trakhea tidak ada
baik 62,5/12jam/iv
BAK : Lancar Paru : - N-acethylsistein 200 mg/8
kuning Inspeksi :simetris kiri sama dengan kanan jam/oral
Palpasi: Vokal fremitus kiri sama dengan kanan - Azitromisin
BAB : Biasa
kesan normal , nyeri tekan (-) 500mg/24jam/oral
kuning Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan - Picyn inj 7mg/12jam/iv
Auskultasi
- Ranitidin 25mg/12jam/iv
• Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
• Bunyi tambahan : Ronkhi +/+;
Wheezing +/+
Jantung :
Ictus cordis tidak tampak; Thrill tidak
teraba; Bunyi jantung 1/2 murni regular
Bising tidak ada
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
FOLLOW UP (HARI 4 – 31/01/2018)
Waktu Subjektif Objektif Assesment Planning
31/01/2018 Pasien masih mengeluh KU : sakit sedang/gizi kurang/composmentis - Dyspneu ecausa - Infus Ringer Laktat 18
sesak, batuk ada dahak TD: 110/70 mmhg S : 36,20C asthma bronchial tetes/menit/24 jam
N : 84 x/menit P : 25 x/menit - O2 3 liter per menit via nasal
warna hijau, demam - Gizi kurang
kanul
tidak ada. Tidak anemis dan ikterus tidak ada - Combivent nebu/8j jam
nafsu makan baik JVP R+2 cmH2O. - Pulmicort nebu/12 jam
Tidak ada limfadenopati - Metilpredinsolon
BAK : Lancar kuning
deviasi trakhea tidak ada 62,5/12jam/iv
BAB : Biasa kuning
- N-acethylsistein 200 mg/8
Thoraks jam/oral
Inspeksi :simetris kiri sama dengan kanan - Azitromisin
Palpasi: Vokal fremitus kiri sama dengan kanan 500mg/24jam/oral
kesan normal , nyeri tekan (-) - Picyn inj 7mg/12jam/iv
Perkusi : sonor kiri sama dengan kanan - Ranitidin 25mg/12jam/iv
Auskultasi
• Bunyi pernapasaan : bronkovesikuler
• Bunyi tambahan : Ronkhi +/+;
Wheezing +/+
Jantung :
Ictus cordis tidak tampak; Thrill tidak teraba;
Bunyi jantung 1/2 murni regular Bising tidak ada
Abdomen:
Peristaltik kesan normal
Hepar dan lien tidak teraba
TIMELINE
29-08-2017 (07.00)
27-01-2018 Pasien masih mengeluh
Pasien masuk dan dirawat sesak, batuk ada dahak
27-01-2018
di IGD Balai Paru dengan warna hijau. Nafsu makan
Dilakukan pemeriksaan
keluhan sesak napas baik
Sputum “P,S”
A:Ronkhi +/+ (basal paru A: Ronkhi -/-; Wheezing +/+
Hasil: BTA Negatif
bilateral ) ; Wheezing -/-
27-01-2018
30-01-2018 (07.00)
Dilakukan pemeriksaan Darah 27-01-2018
Foto Thorax PA Sesak napas masih ada, batuk
Rutin
Lab: RBC 4,25, Neu 84.2%, Kesan: dahak ada warna hijau
Lym 5,7%, Eos 0,4% - Bronchitis kekuningan demam tidak ada,
LED 65mm/jam, - PPOK nafsu makan baik
A: Ronkhi +/+; Wheezing +/+
DISKUSI
ASTHMA
KEY POINT: ASTHMA
Anamnesis
• Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
• Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
• Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
• Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
• Respons terhadap pemberian bronkodilator
• Riwayat keluarga (atopi)
• Riwayat alergi / atopi
• Penyakit lain yang memberatkan
• Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Fisis
Pemeriksaan fisis pada pasien asma terkadang normal, tetapi paling sering ditemukan
wheezing pada auskultasi, terutama pada ekspirasi paksa. Dapat pula ditemukan penggunaan otot
bantu pernapasan.
Dijelaskan pasien
“perlu usaha untuk
bernapas”, berat,
sukar bernapas,
terengah-engah
Dikutip dari:PDPI
COPD Assesment Test (CAT)
27
EKSASERBASI
• Merupakan amplikasi lanjut dari respon inflamasi
dalam saluran napas pasien PPOK
• Dipicu oleh infeksi bakteri atau virus atau polusi
lingkungan
• Triase PPOK eksaserbasi:
– Batuk bertambah
– Dahak purulen
– Sesak nafas memberat
Sumber: Diagnosis of Diseases of Chronic Airflow Limitation: Asthma COPD and Asthma-COPD Overlap Syndrome (ACOS)
2015
ASTHMA COPD ACOS
USIA kebiasaannya pada anak-anak. Tetapi >40 tahun > 39 tahun, tetapi gejala dapat muncul pada
pada orang dewasa juga dapat usia muda
ditemukan
GEJALA Klinis berubah mengikut periode, Kronik dan berterusan terutama saat Gejala respiratorik termasuk dyspneu yang
RESPIRATORI sehingga terjadi limitasi pada aktivitas beraktivitas persisten
K dan ada factor pencetus
FUNGSI PARU Sedang dan/atau riwayat limitasi aliran FEV1 meningkat setelah terapi, tetapi post-BD limitasi pada aliran napas tidak reversible
napas FEV1/FVC<0,7 sepenuhnya
FUNGSI PARU Dapat normal Limitasi aliran napas yang persisten Limitasi aliran napas yang persisten
DIANTARA
GEJALA
RIWAYAT Riwayat alergi dan riwayat asma waktu Riwayat terpajan dengan polusi dan asap Riwayat sering didiagnosa dengan
DIRI DAN kecil, dan/atau riwayat keluarga dengan asma,alergi, riwayat keluarga dengan asma,
KELUARGA asma dan/atau sering terpajan dengan polusi dan
asap
ONSET Sering membaik sendiri atau dengan Progresif perlahan-lahan walau sementara Gejala-gejala terpisah tetapi berkurang
terapi, tetapi memberi kesan limitasi diterapi dengan terapi. Sering progresif dan
pengaliran napas permintaan terapi adalah tinggi
X-RAY Normal Hiperinflasi berat dan tanda-tanda PPOK Sama dengan PPOK
TORAKS
EKSASERBASI Ada, tetapi berkurang tergantung kepada Eksaserbasi dapat ditangani dengan terapi. Eksaserbasi lebih sering dari PPOK dan
terapi Faktor komorbid yang menyebabkan berkurang dengan terapi. Faktor komorbid
imparment dapat menyebabkan impairment
INFLAMASI Eosinophil dan/atau neutrophil Neutrophil dan/atau eosinophil pada sputum, Eosinofil dan/atau neutrophil pada sputum
JALAN NAFAS limfosit pada jalan napas, inflamasi sistemik
STEP 1: DIAGNOSIS PENYAKIT KRONIK SALURAN PERNAPASAN
STEP 3: SPIROMETRI
STEP 5: KONSUL
Sumber: Diagnosis of Diseases of Chronic Airflow Limitation: Asthma COPD and Asthma-COPD Overlap Syndrome (ACOS) 2015
Sumber: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Diseases 2017
Sumber: Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Diseases 2017
TERIMA KASIH
Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017).