Outline
Definisi
Epidemiologi
Patofisiologi
Gambaran Klinis
Tatalaksana
Definisi
Kor pulmonal perubahan struktur dan fungsi ventrikel kanan sebagai respon terhadap
penyakit vaskular paru dan atau parenkim paru (gangguan pada sistem pernapasan).
Penyakit yang menyebabkan perubahan pada ventrikel kanan karena penyakit jantung
bawaan pada jantung bagian kiri tidak dianggap kor pulmonal.
Cor pulmonal akut peregangan atau pembebanan akibat hipertensi pulmonal akut,
sering disebabkan oleh emboli paru massif.
Cor pulmonal kronis hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan akibat hipertensi
pulmonal yang berhubungan dengan penyakit paru obstruktif atau restriktif.
Penyakit Paru Primer
Akut Kronik
Hipertrofi RV
Epidemiologi
Global bervariasi antar negara, tergantung pada prevalensi merokok, polusi
udara, dan faktor risiko lainnya.
Perkiraan kasar prevalensi untuk cor pulmonale di antara pasien COPD 2-6 /
1.000, yang berhubungan dengan kejadian 1-3 / 10.000 individu
Amerika serikat Cor pulmonale mencapai 6-7% dari semua jenis penyakit
jantung. PPOK menjadi faktor penyebab pada >50% kasus.
Cor pulmonale akut akibat emboli paru yang besar.
Tromboemboli akut berat penyebab paling umum dari cor pulmonale akut pada
orang dewasa; 50.000 kematian di Amerika Serikat/tahun dari emboli paru.
etiopatogenesis
Hipertensi Pulmonale
COPD
Emboli
Patofisiolgi
Vasokonstriksi pulmoner yang persistent
Untuk mengoptimasi pertukaran gas, aliran darah harus secara selektif dikurangi ke
area dimana paru sangat buruk terventilasi. Namun ketika sebagian besar paru
mengalami ventilasi buruk, akan terjadi konstriksi global pada pembuluh darah di
paru dan penyebabkan peningkatan resisten vaskuler pulmoner dan hipertensi
Kehilangan area cross-sectional pada pulmonary vascular bed
Obstruksi dari pembuluh besar pulmoner
Penyakit kronis menyebabkan peningkatan aliran darah pulmonal
Remodeling dari vaskuler pulmoner
Gambaran Klinis
Kor pulmonale akut merupakan suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada
pembuluh darah daerah paru yang paling sering disebabkan oleh thrombus yang
terlepas dari vena ekstremitas dan membentuk emboli pada pembuluh darah paru
Pasien yang mengeluhkan sesak napas dan nyeri dada, jika pada hasil pemeriksaan
fisik ditemukan tanda TVD kemungkinan besar mengalami emboli paru yang
mengakibatkan cor pulmonale akut.
Kriteria Diagnosis Emboli Paru
1. Skor Ottawa
2. EKG (Elektrokardiografi) : S1, Q3, T3, RBBB (Right Bundle Branch Block) incomplete (baru), ST depresi, V3R-V6R
3. Lab : -D-dimer (Elisa) >500, troponin (+) bukan konfirmasi diagnostic, tetapi menunjukkan prognosis buruk
dari emboli paru
4. Scanning paru : probabilitas tinggi atau skor klinis >4+ probabilitas sedang atau rendah
5. Ekokardiografi bukan untuk konfirmasi diagnostic tetapi untuk menilai disfungsi ventrikel kanan yang berfungsi
untuk menentukan presentasi klinis
6. Arteriografi pulmonal dilakukan bila indikasi embolektomi perkutan
Tatalaksana
Tujuan dari terapi pada cor pulmonal adalah:
Mengoptimalkan efisiensi pertukaran gas
Menurunkan hipertensi pulmonal
Memperbaiki hipoksia alveolar dan vasokonstriksi paru-paru
Meningkatkan kelangsungan hidup
Pengobatan penyakit dasar dan komplikasinya.
Penanganan cor pulmonale secara umum mencegah progresifitas yang masih bisa
ditangani dan menangani komplikasi yang terjadi seperti hipoksemia, hiperkapnia,
dan asidosis.
Penatalaksanaan diawali dengan istirahat, diet jantung yang rendah garam, kemudian
menghentikan faktor resiko seperti merokok pada pasien PPOK.
Terapi Oksigen
Oksigen dapat meningkatkan kelangsungan hidup, 2 hipotesis mengapa:
(1) terapi oksigen mengurangi vasikontriksi dan menurunkan resistensi vaskular paru
yang kemuadian meningkatkan isi sekuncup ventrikel kanan
(2) terapi oksigen meningkatkan kadar oksigen arteri dan meningkatkan hantaran
oksigen ke jantung, otak dan organ vital lainnya.
Vasodilator
Vasodilator menurunkan tekanan pulmonal pada cor pulmonal.Vasodilator yang
biasa dipakai adalah nifedipine dengan dosis 10-30 mg 3 kali sehari, maksimal 120 -
180 mg per hari.
Digitalis
Hanya digunakan pada pasien cor pulmonal bisa disertai gagal jantung kiri.
Digoksin bisa diberikan dengan dosis 0,125-0,375 mg 1 x 1
Diuretik
Diberikan bila ditemukan gagal jantung kanan
Pemberian secara berlebihan dapat menimbulkan alkalosis metabolik yang dapat
memicu peningkatan hiperkapnia. Pemberian diuretik juga dapat menimbulkan
kekurangan cairan sehingga mengakibatkan preload ventrikel kanan dan curah
jantung menurun.
Dapat diberikan Furosemid dengan dosis 20-80 mg per hari PO / IV, dosis
maksimal 600 mg per hari.
Antikoagulan
Diberikan untuk menurunkan resiko terjadinya tombroemboli akibat disfungsi dan
pembesaran ventrikel kanan adanya faktor imobilisasi pada pasien. Warfarin dapat
diberikan dengan dosis 2-10 mg1 x 1.
Daftar Pustaka
Braunwald E, Heart Failure and cor pulmonale, dalam Harisson’s Principles Internal Medicine, edisi 16.
New York, McGraw-Hill, 2005; 216 : 1367-78
Leong, Derek, 2016. Cor Pulmonale. Medscape. Available:
http://emedicine.medscape.com/article/154062-overview#a1
MDGuidelines, 2017. Cor Pulmonale, Acute and Chronic. MDGuidelines. Available:
https://www.mdguidelines.com/cor-pulmonale-acute-and-chronic
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway
(CP) Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. 2016. Jakarta: Indonesia.
Walsh, Richard., Fang, James., Fuster, Valentin., and O'Rourke, Robert. 2012. Hurst's the Heart Manual of
Cardiology. Thirteenth Edition. US: McGraw-Hill Professional.