Anda di halaman 1dari 8

TUGAS ESSAY

“Penyakit Jantung Paru”

Oleh :

NAMA : Putu Agi Abhimana Manutama


NIM : 020.06.0068
KELAS :B
BLOK : Kardiovaskular II
DOSEN : dr. Bayu Setia, Sp.JP

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2021/2022
PENYAKIT JANTUNG PARU

Jantung dan paru-paru merupakan organ penting yang ada pada tubuh manusia guna
menunjang kehidupan. Posisi jantung berada pada tengah-tegah paru-paru, yaitu paru-paru kiri
dan kanan. Terdapat hubungan antara jantung dan paru-paru. Semisal, jika terjadi
penyakit/masalah pada paru-paru, jantung pun bisa terkena dampak dari masalah tersebut. Hal
ini bisa terjadi dikarenakan mekanisme dari aliran darah yaitu, dari seluruh tubuh akan masuk
ke atrium dextra, menuju ventrikel dextra, lalu ke paru-paru dan terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida dan nanti akan kembali ke jantung sebelah kiri melewati atrium sinistra dan
ventrikel sinistra lalu ke seluruh tubuh. Jadi jika terjadi masalah pada paru-paru, bisa
berdampak juga pada jantung.

Cor Pulmonale (CP) merupakan suatu keadaan terdapatnya hipertrofi dan dilatasi
ventikel kanan sebagai akibat dari hipertensi arteri pulmonal (Pulmonary Hypertension) yang
disebabkan oleh penyakit intrinsic dari parenkkim paru, dinding thoraks maupun vaskuler paru
dan tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri primer atau bawaan. Cor pulmonale ini
dapat bersifat akut (emboli paru massif) ataupun kronis.

Etiologi

Etiologi dari cor pulmonale dapat digolongkan dalam 4 kelompok yaitu :

1. Penyakit pembuluh darah paru


2. Tekanan darah pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum, aneurisma, granuloma
atau fibrosis
3. Penyakit neuro muscular dan dinding dada
4. Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk PPOK
PPOK merupakan penyebab tersering (CP Kronis)

Penyakit paru lain merupakan penyakit interstisial dan gangguan pernapasan saat tidur (Sleep
Apnea).

Spektrum Klinis

- Cor Pulmonale Akut


Merupakan kondisi terjadinya dilatasi ventrikel dextra akibat hipertensi yang secara
tiba-tiba. Hal yang paling sering menyebabkan kondisi akut ini adalah emboli paru yaitu
adanya gumpalan darah pada vaskuler paru yang akan menyebabkan penyumbatan
vaskuler paru. Adanya penyumbatan tersebut akan menyebabkan hipoksia kemudian
terjadilah hipertensi pulmonare. Pada kondisi akut, ventrikel dextra akan berdilatasi
tetapi tidak terjadi hipertropi. Karena tekanan vaskuler paru yang meningkat maka
ventrikel dextra akan kesulitan untuk memompa darah ke arteri pulmonale dan
mengakibatkan gagal jantung kanan akut.
- Cor Pulmonale Kronis
Merupakan kondisi terjadinya dilatasi ventrikel dextra akibat hipertensi pulmonale
yang terjadi tidak secara langsung berat tetapi akan secara progresif terus meningkat.
Hal ini akan membuat beban kerja ventrikel dextra terus meningkat seiring dengan
meningkatnya tekanan pada vaskuler paru dan dalam waktu yang lama akan terjadi
hipertropi ventrikel dextra. Patogensis terjadinya kondisi kronis ini adalah berawal dari
penyakit paru kronis yang akan mengakibatkan hipoksia, penurunan vaskuler bed,
asidosis dan hiperkapnea. Kemudian akan terjadi hipertensi pulmonale dan akan
membuat dilatasi dan hipertropi ventrikel dextra. Kemudia jantung dan paru akan
berusaha untuk mengkonpensasi kondisi ini. Konpensasi jantung paru bisa tercapai dan
bisa juga tidak tercapai (Cor Pulmonale Compensata dan Cor Pulmonale
Decompensata).

Patofisiologi

Kor pulmonal umumnya terjadi kronis, namun ada dua kondisi yangdapat
menyebabkan kor pulmonal akut, yaitu emboli paru masif dan ARDS (Acute Respiratory
Distress Syndromes). Pada kor pulmonal kronis, hipertrofi ventrikel kanan (RVH) umumnya
dominan. Beberapa mekanisme patofisiologi yang berbeda dapat menyebabkan hipertensi
pulmonal, yang kemudian berkembang menjadi korpulmonal. Mekanisme patogenesis
meliputi:

• Vasokonstriksi pulmonal yang disebabkan oleh hipoksia alveolar atau acidemia. Ini
dapat mengakibatkan hipertensi pulmonal dan jika hipertensi cukup parah, dapat
menyebabkan terjadinya cor pulmonal.
• Perubahan anatomis vascular bed paru yang disebabkan oleh gangguan alveolar
(sepertiemfisema, tromboemboli pulmonal, penyakit paru interstisial, ARDS, dan
penyakitrheumatoid). Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada
pulmonal. PPOK merupakn penyebab paling umum pada corpulmonal.
• Peningkatan viskositas darah akibat gangguan darah (misalnya polisitemia vera,
penyakit selsabit, makroglobulinemia).
• Peningkatan aliran darah pada sirkulasi pulmonal.
• Hipertensi pulmonal primer idiopatik.

Akibat dari mekanisme tersebut adalah peningkatan tekanan arteri pulmonal.

Pemeriksaan fisik dan penunjang

Pada pemeriksaan fisik didapatkan :

- JVP meningkat dikaitkan dengan adanya respon gagal jantung kanan dan hipertropi
ventrikel kanan sendiri, ketika terjadi hipertropi ventrikel kanan dan akhirnya gagal
jantung kanan, maka vena jugularis juga ikut menunjang kompensasi sehingga tekanan
atau venous jugularis pulse mengalami peningkatan.
- Hepatomegali dikatkan dengan adanya desakan dari arah ventrikel kanan jantung yang
mendesak ruang diafragma dan hepar sehingga ketika dilakukan pemeriksaan, yaitu
palpasi dan perkusi hepar ditemukan adanya hepatomegali.
- Asites dan edema tungkai dikaitkan dengan salah satu tanda penyakit gagal jantung
kanan sebagai respon komplikasi penyakit kor pulmonal ini, yaitu oedema pada daerah
ekstremitas bawah (tungkai) dan berisi cairan (asites).

Untuk pemeriksaan penunjang :

- Rontgen thorax
- Elektrokardiogram (EKG)
Pada tingkat awal (hipoksemia) EKG hanya menunjukkan gambaran sinus takikardia
saja. Pada tingkat hipertensi pulmonal EKG akan menunjukkan gambaran sebagai
berikut, yaitu :
a) Gelombang P mulai tinggi pada Lead II
b) Depresi segmen S-T di lead II, III, aVf
c) Gelombang T terbalik atau mendatar di lead V1-3
- Ekokardiografi
Diagnosis

Agar dapat mengetahui/mendiagnosis seseorang menderita cor pulmonal, dapat


dilakukan beberapa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Untuk pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan adalah foto thorax, EKG, dan USG (Echokardiografi). Untuk
foto thorax didapatkan kelainan paru, terutama sesuai dengan kelianan/penyakit yang mendasar
seperti, pembesaran cabang utama dari arteri pulmonalis dan pruned tree dari vaskuler paru.
Untuk EKG nya didapatkan deviasi sumbu ke kanan (RAD), abnormalitas ventrikel kanan
(RAA), dan yang paling sering didapatkan adalah hipertrofi ventrikel kanan (RVH).

Gambar 1. Foto thorax penderita Cor Pulmonale

Gambar 2. Gambaran EKG dari penderita Cor Pulmonale


Gambar 3. Hasil USG dari penderita Cor Pulmonale

Pada gambar diatas dapat dilihat pada struktur kanan jantung atau pada ventrikel dextra
mengalami pembesaran dan penebalan akibat adanya hipertrofi sel dan dilatasi karena adanya
hipertensi pulmonal. Normalnya pada USG struktur kanan jantung terlihat lebih tipis daripada
struktur kiri jantung.

Tatalasana
Untuk fokus pengobatan ditunjukan pada kelainan primer pada paru. Tetapi bila sudah
terjadi gagal jantung kanan, terapi ditujukan untuk menurunkan hipertensi pulmonal dan
memperbaiki gagal jantung.

1. Menurunkan HT Pulmonal pada Cor Pulmonale akut


• Atasi emboli paru sebagai penyebab HT pulmonal
• Terapi standar : Heparin 1000 – 5000 unit bolus IV, dilanjutkan 1000 u/jam
sampai aPTT 1 1⁄2 -2x normal selama 7-10 hari, dilanjutkan warfarin 2-3 bulan.
• Terapi alternatif adalah trombolisis dengan streptokinase 250.000 iu dalam
infus selama 30 menit, dilanjutkan 100.000 iu/jam selama 24-72 jam.
• Post trombolisis dilanjutkan dengan heparin seperti diatas
2. Menurunkan HT Pulmonal pada Cor Pulmonale Kronis
• Bronchodilator, bila penyebab utama PPOK
• Terapi oksigen
Terapi oksigen mengurangi vasokontriksi dan menurunkan resistensi vascular
paru yang kemudian meningkatkan isi sekuncup ventrikel kanan, terapi oksigen
juga meningkatkan kadar oksigen arteri dan meningkatkan hantaran oksigen ke
jantung, otak, dan organ vital lainnya
• Kortikosteroid
• Vasodilator
3. Gagal jantung kanan
• Diuretik (loop diuretik, Hemat Kalium)
• Antiremodelling, arteridilator(ACE Inhibitor ataupun ARB)
• Digitalis (Digoxin)
• Vasodilator (Nitrat)

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Cor Pulmonale (CP) merupakan
suatu keadaan terdapatnya hipertrofi dan dilatasi ventikel kanan sebagai akibat dari hipertensi
arteri pulmonal. Terdapat beberapa penyebab seseorang bisa menderita cor pulmonale seperti
Penyakit pembuluh darah paru, penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk
PPOK. Untuk dapat mengetahui seseorang menderita penyakit cor pulmonale dapat dilakukan
pemeriksaan-pemerisksaan seperti pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Untuk
pemeriksaan penunjang itu sendiri terdapat pemeriksaan rontgen thorax, EKG, dan
Ekokardiografi. Pengobatan difokuskan untuk kelainan primer pada paru, teteapi jika sudah
terjadi gagal jantung kanan, terapi ditujukan untuk menurunkan hipertensi pulmonal dan
memperbaiki gagal jantung.
DAFTAR PUSTAKA

dr. Bayu Setia, Sp.JP. 2022. Penyakit Jantung Paru. Fakultas Kedokteran Universitas
Islam Al-Azhar Mataram.

Setiati, Siti. 2017. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi VI. Jilid II. Interna
Publishing. Jakarta Pusat.

Anda mungkin juga menyukai