Anda di halaman 1dari 18

COR PULMONALE

OLEH :
EVY TRI SUSANTI, S.Kep, Ns, M.Kes
Pengertian
• Cor pulmonal perubahan struktur dan fungsi
ventrikel kanan jantung akibat penyakit primer
di sistem pernapasan.
• Penyakit ventrikel kanan jantung akibat
penyakit jantung kiri atau penyakit jantung
bawaan tidak termasuk dalam kategori cor
pulmonal.
• Penyebab cor pulmonal yang paling banyak
adalah hipertensi paru.
• Hipertensi paru atau hipertensi
pulmonal adalah kondisi peningkatan tekanan
 di dalam pembuluh darah arteri yang berasal
dari jantung menuju paru-paru yang
menyebabkan jantung sebelah kanan bekerja
lebih keras.
• Gejala yang timbul adalah gejala khas yang akan
ditemukan pada seseorang dengan gagal fungsi
jantung kanan yaitu sesak napas, napas pendek
atau terputus-putus, nyeri dada, mudah lelah
saat beraktivitas, batuk, pusing hingga pingsan.
• Cor pulmonal terjadi akibat peningkatan
volume ventrikel kanan oleh sebab apapun.
• Dalam jangka waktu panjang, ventrikel kanan
akan mengalami pembesaran (hipertrofi).
• Gambaran klinis cor pulmonal adalah mudah
lelah dengan aktivitas, napas cepat dan
pendek, sesak napas dan batuk. Batuk darah
sesekali timbul karena ruptur arteriol paru.
• Walaupun cor pulmonale sering terjadi secara
kronis dan progresif lambat, proses akut dan
komplikasi yang mengancam nyawa dapat pula
terjadi. Salah satu proses akut dan komplikasi akut
yang mengancam nyawa adalah adanya 
emboli paru. 
• Diagnosis cor pulmonale dapat ditegakkan jika
terdapat tanda dan gejala gagal jantung kanan,
disertai adanya penyakit primer pada sistem
pernapasan. Kateterisasi jantung kanan adalah
modalitas diagnosis yang paling akurat, tetapi
paling invasif.
• Tata laksana cor pulmonale adalah dengan
menangani penyakit yang mendasari
terjadinya cor pulmonale, disertai terapi
suportif untuk meningkatkan kualitas hidup.
• Patofisiologi cor pulmonale dapat disebabkan
oleh peningkatan tekanan pengisian jantung
(cardiac filling pressure) kanan karena
hipertensi pulmonal akibat penyakit pada
sistem pernapasan.
COR PULMONALE KRONIS
• Cor pulmonale kronis dapat disebabkan oleh perubahan
struktural yang terjadi akibat hipertensi pulmonal
(hipertrofi atau dilatasi) atau gangguan fungsi ventrikel
kanan yang berhubungan dengan penyakit paru kronis
atau hipoksemia (misal hipertensi pulmonal grup.
• Hipertensi pulmonal akan meningkatkan tekanan arteri
dan resistensi pulmonal. Hal ini meningkatkan usaha
jantung saat memompa darah. Jika terus berlangsung,
akan terjadi hipertrofi, dilatasi, dan berujung pada gagal
ventrikel kanan
• Patofisiologi yang mirip juga terjadi pada cor
pulmonal yang disebabkan 
penyakit paru kronis. Pada penyakit paru
kronis, akan terjadi hipoksia, yang kemudian
menyebabkan polisitemia dan hiperviskositas
darah, penurunan aliran darah kapiler paru,
serta asidosis dan hiperkapnia. Selanjutnya,
akan terjadi hipertensi pulmonal, yang
berujung pada hipertrofi, dilatasi, dan gagal
ventrikel kanan.
COR PULMONALE AKUT

• Cor pulmonale akut sering disebabkan oleh 


emboli paru dan 
acute respiratory distress syndrome (ARDS).
• Pada emboli paru yang masif, peningkatan
resistensi arteri pulmonal secara tiba-tiba
dapat menyebabkan cor pulmonale.
ETIOLOGI COR PULMONALE
• Etiologi cor pulmonale dapat dibedakan berdasarkan cor
pulmonale akut dan kronik.
• Cor pulmonale akut biasanya disebabkan oleh emboli paru.
• Cor pulmonale kronik mempunyai banyak etiologi, antara
lain penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif,
penyakit pembuluh darah paru, dan penyakit insufisiensi
paru sentral seperti sindrom sleep apnea.
• Di antara berbagai etiologi cor pulmonale kronik, penyakit
paru obstruktif, seperti penyakit paru obstruktif kronik
 merupakan penyebab tersering cor pulmonale kronik.
ETIOLOGI COR PULMONALE
• Penyakit paru menahun dengan hipoksia : PPOK,
fibrosis paru, penyakit fibrokistik, cyptogenik
fibrosing aveolitis, penyakit paru lain yang
berhubungan dengan hipoksia.
• Kelainan dinding dada : kifoskoliosis, torakoplasti,
fibrosis pleura, penyakit neuromuskuler.
• Gangguan mekanisme kontrol pernafasan :
obesitas, hipoventilasi ideopatik, penyakit
serebrovaskuler.
• Obstruksi saluran nafas atas pada anak :
hipertofi tonsil dan adenoid.
• Kelinan primer pembuluh darah : hipertensi
pulmonal primer, emboli paru berulang,
vaskulitis pembuluh darah paru.
FAKTOR RESIKO COR PULMONALE
• Faktor risiko cor pulmonale ditentukan oleh
penyakit mendasarinya. Cor pulmonale akut
paling sering disebabkan oleh emboli paru.
• Faktor risiko emboli paru antara lain imobilitas
dalam jangka waktu lama, gagal jantung,
penyakit lokal pada ekstremitas seperti varises
 dan phlebitis, kontrasepsi oral, keganasan,
fraktur tulang dan perlukaan pada jaringan
lunak, post operasi, dan kehamilan.
• Cor pulmonale kronis paling sering disebabkan
oleh penyakit paru obstruktif, seperti penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK). Faktor risiko
terjadinya PPOK adalah merokok, inhalasi
debu dan bahan kimia saat bekerja (seperti
iritan atau fumes), dan infeksi saluran napas
berulang saat masa kanak-kanak.
MANIFESTASI KLINIS
• Batuk kronis yang produktif
• Sesak nafas waktu beraktifitas
• Nafas berbunyi
• Mudah fatigue
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan sianosis, jari
tabuh, peningkatan tekanan vena jugularis,
heaving ventrikel kanan, pulsasi menonjol,
pembesaran hepar dan nyeri tekan, asites,
edema.
DIAGNOSIS
• Rontgen toraks : pembesaran ventrikel kanan,
dilatasi arteri pulmonal dan atrium kanan yang
menonjol.
• Ekokardiografi : menunjukkan hipertensi
pulmonal.
• Kateterisasi jantung : peningkatan tekanan
jantung kanan dan tahanan pembuluh paru.
PENATALAKSANAAN
• Penanganan ditujukan untuk memperbaiki
hipoksia alveolar dan vasokontriksi paru-paru
dengan memberikan oksigen konsentrasi rendah.
• Pemakaian oksigen yang terus menerus dapat
menurunkan hipertensi pulmonal, polisitemia
dan takipneu.
• Memperbaiki keadaan umum dan bronkodilator,
antibiotik membantu meredakan obstruksi aliran
udara.
• Pembatasan cairan yang masuk dan diuretik
mengurangi tanda-tanda yang timbul akibat
gagal ventrikel kanan.
• Terapi antikoagulansia jangka panjang
diperlukan jika terdapat emboli paru berulang.
• Preventif yaitu berhenti merokok, olahraga
bertahap dan teratur serta senam pernafasan
sangat bermanfaat walaupun jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai