(CPC)
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
2311040044
Cor Pulmonale Chronic adalah suatu keadaan dimana timbul hipertrofi dan dilatasi
ventrikel kanan atau dengan gagal jantung kanan, timbul akibat penyakit yang
menyerang struktur atau fungsi paru-paru atau pembuluh darahnya. WHO (1963), Cor
Pulmonal Chronic adalah keadaan patologis dengan ditemukannya hipertropi ventrikel
kanan yang disebabkan oleh kelainan fungsional dan struktur paru. BRAUNWAHL
(1980), Cor Pulmonal Chronic adalah suatu keadaan patologis akibat hipertropi atau
dilatasi ventrikel kanan yang disebabkan oleh hipertensi pulmonal.
Cor Pulmonal disebut juga dengan penyakit jantung pulmonal, terdiri atas perbesaran
ventrikel kanan (hipertrofi, dilatasi mauapun keduannya). Cor pulmonal adalah
keadaan hipertrofi ventrikel kanan akibat suatu penyakit yang mengenai fungsi atau
struktur jaringan paru, tidak termasuk didalamnya kelainan jantung akibat kegagalan dari
fungsi ventrikel kiri atau akibat penyakit jantung bawaan. Cor pulmonal adalah kondisi
terjadinnya pembesaran jantung kanan (dengan atau tanpa gagal jantung kiri) sebagai
akibat dari penyakit yang mempengaruhi sturktur, fungsi, atau vaskularisasi paru-paru.
Tipe cor pulmonale disebut akut jika dilatasi belahan jantung kanan setelah embolisasi
akut paru, tipe kronis ditentukan lamanya gangguan pulmoner yang membawa ke
pembesaran jantung. Berapa lama dan sampai tahap apa jantung tetap membesar akan
bergantung pada fluktuasi-fluktuasi pada ketinggian tekanan arterial pulmoner
B. ETIOLOGI
Gejala klinis yang muncul pada psien dengan cor pilmonal adalah:
1. Akan berbeda sesuai dengan penyakit yang melatar belakanginya, misalnya COPD
akan menimbulkan gejala napaspendek dan batuk
2. Gagal vetrikel kanan: edema, distensi vena leher, organ hati teraba, efusi pleura,
ascites, dan murmur jantung
3. Sakit kepala, bingung, dan somnolen terjadi akibat dari peningkatan PCO2
Gejala yang sering muncul yang terkompensasi berkaitan dengan penyakit parunya
seperti batun produktif kronik, dyspnea karena olahraga, wheezing respirasi, kelelahan
dan kelemahan. Tanda-tanda yang menunjukkan seseorang menderita cor pulmonal
antara lain: sainosis, clubbing, vena leher distensi, ventrikel kanan menonjol atau gallop
(atau keduannya), pulsasi sternum bawah atau epigastrum prominen, hati membesar dan
nyeri tekan dan edema dependen.
D. KLASIFIKASI
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Batang pulmonal dan hilus membesar, perluasan hilus dapat dihitung dari
perbandingan jarak antara permulaan percabangan pertama arteri pulmonalis utama
kana dan kiri dengan diameter transversal thorkas. Perbandingan > 0,36
menunjukkan hipertensi pulmonal
2. Ekokardiografi
Ekokardiografi memungkinkan digunakan untuk pemeriksaan ketebalan dinding
ventrikel kananmeskipun perubahan volume tidak dapat diukur, teknik ini dapat
memperlihatkan pembesaran kavitas ventrikel kanan dalam hubungannya dengan
pembesaran ventrikel kiri. Hasil pemeriksaan ekokardigrafi pasien dengan cor
pulmonal:
a. Tampak gambaran pembesaran ventrikel kanan
b. Tampak gambaran regurgitasi saat sistole
3. Elektrokardigram
a. Pada tingkat awal (hipoksemia) EKG hanya menunjukkan gambaran sinus
takikardia saja.
b. Pada tingkat hipertensi pulmonal EKG akan menunjukkan gambaran sebagai
berikut, yaitu:
1) Depresi segmen S-T di lead II, III, Avf
2) Gelombang P mulai tinggi pada lead II
3) Gelombang T terbalik atau mendatar di lead V1-3
4) Kadang-kadang teadapat RBBB incomplete atau complete
c. Pada tingkat pulmonary heart disease dengan hipertrofi ventrikel kanan, EKG
menunjukkan:
1) Aksis bergeser ke kanan (RAD) lebih dari +90
2) Gelombang P yang tinggi (P pulmonal) di lead II, III, Avf
3) Rotasi kea rah jarum jam (clockwise rotation)
4) Rasio R/ S di V1 lebih dari 1
5) Rasio R/ S di V6 lebih dari 1
6) Gelombang S ang dalam di V5 dan V6 (S persissten di prekordial kiri)
7) RBBB incomplete atau incomplete
Padmavati dalam penelitiannya menyatakan criteria yang lain untuk kor-pulmonal
dalam kombinasi EKG sebagai berikut :
1) RS di V5 dan V6
2) Aksis bergeser ke kanan
3) QR di AVR
4) P pulmonal
4. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya polisitemia (Ht > 50%), tekanan
oksigen (PaO2) darah arteri < 60 mmHg,tekanan karbondioksida (PaO2) >50 mmHg.
5. Radiografi
a. Pembesaran jantung dimana ikhtus akan tampak bergeser ke kiri atas.
b. Arteri pulmonale kanan dikatakan melebar apabila lebih dari 16mm dan kiri
lebih 18 mm
c. Tampak gambaran penyakit dasarnya
6. Kateterisasi Jantung
a. Peningkatan tekanan jantung kanan dan tahanan pembuluh paru
b. Tekanan atrium kiri dan tekanan kapiler paru normal menandakan hipertensi
pulmonal berasal dari prakapiler dan bukan berasal dari jantung kiri
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis ini bertujuan untuk meningkatkan ventilasi pasien dan
mengobati penyakit melatarbelakangi beserta manifestasi dari gagal jantungnya.
Penatalaksanaan medis secara umum:
1. Pada pasien dengan COPD: pemberian O2 sangat dianjurkan untuk memperbaiki
pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri pulmonal serta tahanan vaskuler
pulmonal
2. Higienis bronchial: diberikan obat golongan bronkodilator
3. Jika terdapat gejala gagal jantung: perbaiki kondisi hipoksemia dan hiperkapnia
4. Bedrest, diet rendah sodium, pemberian diuretic
5. Digitalis: bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut
jantung selain itu mempunyai efek digitalis ringan
H. Pengkajian
1. Anamnesa, meliputi
a. Identitas Pasien
1) Cor pulmonal dapat menyerang dewasa maupun anak-anak. Untuk orang
dewasa biasanya terjadi karena kebiasaan merokok dan terpapar polusi,
sedangkan untuk kasus anak-anak umumnya terjadi karena akibat obstruksi
saluran pernapasan atas seperti hipertrofi tonsil dan adenoid.
2) Jenis pekerjaan juga dapat menjadi faktor resiko terjadinya cor pulmonal
seperti para pekerja yang sering terpapar oleh udara dan kebiasaan merokok
yang tinggi.
3) Lingkungan tempat tinggal di daerah perindustrian dan kondisi rumah yang
kurang memenuhi persyaratan rumah yang sehat juga dapat menjadi
penyebab timbulnya cor pulmonal
b. Keluhan utama
Pasien dengan cor pulmonal sering mengeluh sesak dan nyeri dada
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dengan cor pulmonal biasanya mudah letih, sesak, nyeri dada, batuk yang
tidak prduktif
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien dengan cor pulmonal biasanya memiliki riwayat penyakit PPOK, fibrosis
paru, fibrosis pleura dan hipertensi pulmonal
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien dengan cor pulmonal biasanya tidak memiliki riwayat
kesehatan menderita cor pulmonal juga
f. Pengkajian 11 Pola Fungsional Kesehatan dari Marjory Gordon
1) Pola Persepsi Kesehatan
Bagaimana pasien memahami penyakit yang dideritannya seperti sesak
nafas yang akan muncul saat beraktivitas berat dan akan berkurang saat
istirahat
2) Pola Nutrisi/ Metabolisme
Bagaimana diet yang dilakukan pasien dan apa saja yang dikonsumsi pasien
setiap harinya
3) Pola Eliminasi
Bagaimana pengeluaran urine (berapa cc perhari, warna urine) dan feces
(mengalami defekasi atau tidak, konsistensi pasien) pasien setiap harinya
4) Pola Aktivitas
Bagaimana pasien menjalankan pekerjaannya, sebelum mengalami sesak
kegiatan apa saja yang dilakukan oleh pasien
5) Pola Istirahat Tidur
Bagaimana kualitas dan kuantitas tidur pasien, apakah sesak nafas yang
diderita pasien dapat mengganggu pola tidurnya
6) Pola Kognitif-Persepsi
Apakah pasien mengalami gangguan pada fungsi indra
7) Pola Peran Hubungan
Bagaimana hubungan pasien dengan keluarga serta masyarakat sekitar,
apakah sesak nafas yang dideritannya mengganggu hubungan tersebut
8) Pola Seksualitas dan Reproduksi
Bagaimana respon seksualita pasien
9) Pola Koping Toleransi Stress
Bagaimana keadaan sehari-hari pasein, apakah pasien mengkonsusmsi
obat-obatan untuk menghilangkan stress
10) Pola Keyakinan Nilai
Apa keyakinan yang dianut oleh pasien, apakah dengan sakit yang diderita
pasien ibadah pasien terganggu
11) Pola Konsep Diri
Bagaimana pasien menilai dirinya sendiri
g. Pemeriksaan Fisik
Review Of System (ROS)
1) B1 (BREATH)
a) Pola napas : irama tidak teratur
b) Jenis: Dispnoe
c) Suara napas: wheezing
d) Sesak napas (+)
2) B2 (BLOOD)
a) Irama jantung : ireguler s1/s2 tunggal (-)
b) Nyeri dada (+)
c) Bunyi jantung: murmur
d) CRT : tidak terkaji
e) Akral : dingin basah
3) B3 (BRAIN)
a) Penglihatan(mata)
Pupil : tidak terkaji
Selera/konjungtiva : tidak terkaji
b) Gangguan pendengaran/telinga: tidak terkaji
c) Penciuman (hidung) : tidak terkaji
d) Pusing
e) Gangguan kesadaran
4) B4 (BLADDER)
a) Urin:
Jumlah : kurang dari 1-2 cc/kg BB/jam
Warna : kuning pekat
Bau : khas
b) Oliguria
5) B5 (BOWEL)
a) Nafsu makan : menurun
b) Mulut dan tenggorokan : tidak terkaji
c) Abdomen : asites
d) Peristaltic : tidak terkaji
6) B6 (BONE)
a) Kemampuan pergerakan sendi: terbatas
b) Kekuatan otot : lemah
c) Turgor : jelek
d) Oedema