Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH ROKOK PADA KESEHATAN RONGGA MULUT LANSIA


MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN

Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Jebul Suroso, M.Kep

Disusun Oleh :
1) Alifia Lyianitha 1911020101
2) Zulfa Nur Faiqoh 1911020114

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................2
1.5 Ruang Lingkup......................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................4
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.....................................................................................................4
2.2 Tinjauan Teori.......................................................................................................................8
2.3 Kerangka Teori....................................................................................................................11
2.4 Kerangka Konsep.................................................................................................................11
2.5 Hipotesis..............................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN....................................................................................................................12
3.1 Desain Penelitian.................................................................................................................12
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................................................12
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...............................................................................12
3.4 Variable penelitian...............................................................................................................12
3.5 Definisi Operasional............................................................................................................13
3.6 Instrumen Penelitian............................................................................................................13
3.7 Uji Validitas dan Rehabilitas...............................................................................................16
3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data......................................................................17
3.9 Alur Penelitian.....................................................................................................................18
3.10 Etika Penelitian....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan akibat merokok saat ini sudah menjadi topik yang terus menerus
dibicarakan. Telah banyak artikel dalam media cetak dan pertemuan ilmiah, ceramah,
wawancara radio atau televisi serta penyuluhan mengenai bahaya rokok dan kerugian
yang timbul karena merokok. Salah satunya adalah aspek sosial yang mempengaruhi
keluarga, teman, dan rekan kerja. Seseorang yang bukan perokok bila terus-menerus
terkena asap rokok dapat menderita dampak risiko penyakit jantung dan kanker paru-
paru. Menurut Fawzani dan Triratnawati (2005), masalah rokok juga menjadi persoalan
sosial ekonomi. Terdapat 60% dari perokok aktif atau sebesar 84,84 juta orang dari
141,44 juta orang adalah mereka yang berasal dari penduduk miskin atau ekonomi lemah
yang sehari-harinya kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya. Selain itu, dengan
berkurangnya hari bekerja yang disebabkan sakit, maka perokok menurunkan
produktivitas pekerja. Dengan demikian, jumlah pendapatan yang diterima berkurang dan
pengeluaran untuk biaya berobat.
Menurut WHO (2002), Indonesia menempati urutan kelima dalam konsumsi rokok di
dunia. Merokok merupakan bagian hidup masyarakat Indonesia yang lazim ditemui
dalam kehidupan sehari-hari. Di mana-mana, mudah menemui orang yang sedang
merokok, dari usia anak kecil hingga orang yang sudah tua renta. Setiap tahunnya
penduduk Indonesia mengkonsumsi 215 miliar batang rokok. Hal ini menjadi masalah
yang telah berdampak pada berbagai aspek permasalahan dalam kehidupan sehingga
harus diupayakan penanggulangannya. Namun masalah-masalah tersebut tidak mudah
untuk diturunkan atau bahkan dihilangkan. Mengingat begitu besar dampak akibat rokok,
badan kesehatan dunia (WHO) secara global selalu berupaya untuk memerangi masalah
rokok dalam rangka mencegah kematian yang sia-sia akibat kebiasaan merokok.
Kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pada kehidupan lansia. Menua
merupakan suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki atau mengganti
diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Tujuan hidup manusia adalah menjadi
tua tetapi tetap sehat. Dengan makin meningkatnya usia harapan hidup di antara lansia yang
disebabkan peningkatan kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan, maka penting pula
diperhatikan peningkatan kualitas hidup lansia. Dengan bertambahnya usia tidak dapat dihindari
penurunan kondisi fisik, baik berupa berkurangnya kekuatan fisik yang menyebabkan individu
menjadi cepat lelah maupun menurunnya kecepatan reaksi yang menyebabkan gerak-geriknya
menjadi lamban. Selain itu timbulnya penyakit yang biasanya juga tidak hanya satu macam tetapi
multipel, menyebabkan usia lanjut memerlukan bantuan, perawatan dan obat-obatan untuk proses
penyembuhan atau sekedar mempertahankan agar penyakitnya tidak bertambah parah. Namun
demikian, kualitas hidup harus diupayakan tetap terjaga sehingga dapat tetap sehat, aktif, dan
mandiri (Depkes RI, 2006).

iii
Kesehatan gigi dan mulut pada lansia merupakan suatu peranan yang sangat penting
karena sangat erat kaitannya dengan kesehatan umum pada lansia. Salah satu kondisi
yang sering terjadi pada rongga mulut lansia yaitu kehilangan gigi. Kehilangan gigi
paling banyak dapat disebabkan akibat buruknya status kesehatan gigi dan mulut terutama
karies gigi (Senjaya, 2016). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesehatan rongga
mulut lansia adalah pola hidup yang tidak sehat. Diantaranya mengkonsumsi rokok.
Rokok berpengaruh negatif terhadap kesehatan rongga mulut karena rokok dapat
meningkatkan jumlah plak gigi di mulut, sehingga gigi perokok mudah mengalami
kerusakan. Seseorang yang terbiasa mengkonsumsi rokok, sama saja dengan
menginvestasikan penyakit. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
meluas di masyarakat. Semakin sering seseorang merokok, maka akan semakin parah
pula dampak yang akan dirasakan ketika menginjak lansia (Harian analisa, 2011).
Melihat besarnya angka prevalensi perokok di Indonesia dan efek negatif rokok
terhadap kesehatan rongga mulut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
faktor apa saja yang berpengaruh pada kesehatan rongga mulut lansia yang merokok di
Desa Sigaluh, Banjarnegara

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitan
ini yaitu faktor apa saja yang berpengaruh pada kesehatan rongga mulut lansia yang
merokok di Desa Sigaluh, Banjarnegara?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan rongga
mulut pada lansia yang merokok di Desa Sigaluh, Banjarnegara
1.3.2 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui hubungan antara faktor jumlah rokok dengan kesehatan
rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
 Untuk mengetahui hubungan antara faktor frekuensi merokok dengan dengan
kesehatan rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
 Untuk mengetahui hubungan antara faktor lama merokok dengan kesehatan
rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
 Untuk mengetahui hubungan antara persepsi alasan merokok dengan
kesehatan rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan
penelitian selanjutnya.
1.4.2 Manfaat Bagi Pasien

iv
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi lansia agar mengetahui pengaruh
rokok terhadap kesehatan rongga mulut.
1.4.3 Manfaat Bagi Keluarga
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi keluarga akan pengaruh rokok
terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia.
1.4.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi untuk ilmu
keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga tentang pengetahuan terhadap
pengaruh merokok pada kesehatan rongga mulut lansia.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenai faktor yang
berpengaruh pada kesehatan rongga mulut lansia yang merokok di Desa Sigaluh,
Banjarnegara. Faktor yang diteliti meliputi jumlah rokok, frekuensi merokok, lama
merokok dan persepsi alasan mengapa merokok.

v
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Judul Desain &
No Penelitian & Metode Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan
Penulis penelitian
1 Profil lesi Metode Hasil penelitian Penelitian ini Penelitian
mulut pada penelitian didapatkan hasil membahas ini dan
kelompok yang terbanyak tentang penelitian
lanjut usia di digunakan untuk kondisi gigi kesehatan yang akan
Panti Sosial adalah dan jaringan lunak pada rongga kita
Tresna metode mulut mulut lansia lakukan
Wreda cross- yaitu 18 orang karena sama-sama
Senjawari sectional (90%) mengalami perubahan membahas
Bandung kehilangan fisiologi, tentang
beberapa gigi, dan sedangkan kesehatan
Nanan Nur 11 orang (55%) penelitian rongga
Aeny, mengalami coated yang akan mulut pada
Kartika tongue. Gambaran kita lakukan lansia.
Indah Sari coated adalah
tongue terlihat pada membahas
dorsum lidah tentang
sebagai kesehatan
lapisan putih rongga mulut
kekuningan yang pada lansia
mudah dikerok yang
tanpa merokok.
meninggalkan
jaringan eritem.
Kondisi lain yang
ditemukan pada
lidah adalah
geographic tongue
berupa daerah
atrofi
berwarna merah
dikelilingi tepi
putih dan lidah
berfisur. Lesi mulut

vi
berupa
fisur dan erosif
akibat trauma dari
gesekan
dengan bagian gigi
yang tajam juga
ditemukan
pada lidah bagian
lateral. Lesi trauma
selain ditemukan
pada lidah,
pada subjek lain,
lesi trauma juga
ditemukan
pada mukosa bukal
akibat iritasi bagian
gigi
yang tajam.
Ulserasi juga
dialami
oleh dua orang
subjek penelitian,
salah satunya
terjadi pada
mukosa labial,
ulser berukuran
kecil (d= 2 mm)
dan pada subjek
lain ditemukan
pada mukosa bukal
dengan ukuran
kecil (d=3
mm). Kondisi
variasi normal dari
mukosa mulut
seperti fordyce
granule atau lesi
berupa papul-papul
kekuningan juga
ditemukan
pada mukosa bukal
subjek penelitian
ini.
2 Laju aliran Penelitian ini Hasil uji Mann- 1. Populasi Penelitian

vii
saliva dan merupakan Whitney pada ini dan
insidensi analitik menunjukkan tidak penelitian penelitian
kandidiasis observasiona ada ini adalah yang akan
oral pada l pada pasien perbedaan pasien kita
pasien lansia lansia RSGM signifikan antara yang lakukan
perokok dan UNEJ di sekresi saliva berkunju sama-sama
bukan Bagian unstimulated pasien ng ke membahas
perokok Penyakit lansia perokok dan RSGM tentang
Mulut bukan perokok. UNEJ, kesehatan
Dyah meliputi Terdapat sedangka rongga
Indartin status perbedaan kejadian n mulut pada
Setyowati, merokok, kandidiasis oral penelitian lansia.
Leni pengukuran antara pasien lansia yang
Rokhma laju aliran yang merokok akan kita
Dewi, saliva dengan yang tidak lakukan
Sri unstimulated, merokok (nilai berfokus
Hernawati,, dan insidensi p=0,065; derajat pada
Iin Eliana kandidiasis kepercayaan=90%). lansia
Triwahyuni, oral yang
Safira Zahra berdasarkan merokok
Marari hasil saja.
pemeriksaan
mikrobiologi 2. Penelitian
oral swab. ini hanya
membaha
s tentang
laju
aliran
saliva,
sedangka
n
penelitian
yang
akan kita
lakukan
membaha
s tentang
kesehatan
rongga
mulut
lansia
yang
merokok
secara

viii
menyelur
uh.
3 Status Cross- Prevalensi mereka Populasi Pada
merokok dan sectional. yang tidak pernah pada penelitian
kualitas berdasarkan merokok, perokok penelitian ini ini dan
hidup terkaitSurvei masa lalu dan adalah semua penelitian
kesehatan Kesehatan perokok saat ini orang dewasa yang akan
mulut Gigi Orang adalah 45,6%, yang kita
di antara Dewasa 35,3% dan merokok, lakukan
orang (ADHS) 19,2% masing- sedangkan sama-sama
dewasa di 2009. ADHS masing. Perokok penelitian membahas
Inggris Raya 2009 saat ini memiliki yang akan tentang
melibatkan rata-rata skor kita lakukan kesehatn
N. N. Bakri, pengumpulan OHIP-14 dan OIDP berfokus rongga
G. Tsakos data dari yang jauh lebih pada lansia mulut
and M. 11.380 tinggi daripada yang perokok.
Masood wawancara bukan perokok. ada merokok.
tatap muka hubungan yang
dan 6.469 signifikan secara
pemeriksaan statistik antara
gigi dari merokok dan
Inggris, OHRQoL (baik
Wales dan OHIP-14 dan
Irlandia OIDP) bahkan
Utara. dalam model yang
sepenuhnya
disesuaikan.
Perokok saat ini
lebih mungkin
untuk melaporkan
OHRQoL yang
lebih buruk
dibandingkan
dengan mereka
yang tidak pernah
merokok di OHIP-
14 dan
skor IODP. Tidak
ada perbedaan yang
signifikan secara
statistik antara
perokok masa lalu
dengan mereka
yang tidak pernah

ix
merokok
pelaporan OHIP-14
dan OIDP. Di
antara mereka yang
melaporkan
OHRQoL, ada
risiko gradien
bertahap untuk
melaporkan tidak
ada dampak oral,
di mana
probabilitas lebih
tinggi di antara
mereka yang tidak
pernah merokok,
diikuti oleh
perokok masa lalu
dan perokok saat
ini baik di
OHIP-14 dan
OIDP.

2.2 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Rokok
Rokok adalah salah satu produk tembakau yang dimaksudkan untuk
dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih cerutu
atau bentuk lainya yang dihasilkan dari tananam nicotina tobacum, nicotiana
rustica dan spesies lainnya atau sintesis yang (Pemerintah Prov.Bali 2011).
Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya,
baik dengan menggunakan rokok maupun pipa. Ketika merokok, asap yang
dihisap akan menuju ke rongga mulut, dengan hitungan detik asap rokok yang
dihisap dengan banyak kandungan zatzat kimia berbahaya didalamnya sudah
berada di rongga mulut, dan secara otomatis akan mempengaruhi jaringan
organ yang ada di dalam rongga mulut, termasuk gigi.
2.1.2 Komponen Rokok
Ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan
racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon
monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping
daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan bahan ini
dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok
berhenti. Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen

x
gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon
dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa
hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren,
fenol, dan kadmium.
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat
asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke
dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat
dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per
batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg (anonim).
Nikotin, salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.Nikotin mengganggu
sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen
miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,
kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Nikotin juga mengganggu kerja saraf, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah (Budoyono, 2009).
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang
masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang
perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak
zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh (anonim).
2.1.3 Efeknya terhadap gigi
Nilai rata-rata DMF T index yang lebih tinggi pada perokok dibandingkan
non perokok. Hal ini terkait dengan keadaan saliva. Saliva merupakan cairan
biologis pertama dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari rokok,
maka asap rokok yang berjuta-juta mengandung zat kimia berada dan
mengumpul di dalam rongga mulut kemudian dengan waktu yang lama maka
akan menimbulkan perubahan-perubahan buruk. Asap panas yang dihasilkan
dari hisapan rokok dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi.
Perubahan aliran darah mengakibatkan penurunan air ludah (saliva) yang
berada di dalam rongga mulut, ketika air ludah mengalami penurunan otomatis
mulut cenderung kering dan ketika mulut cenderung kering maka rentan untuk
munculnya carries (Sungkar, 2011).
2.1.4 Efek merokok terhadap rongga mulut
Para perokok memiliki skor plak dan kalkulus lebih besar dibandingkan
dengan bukan perokok, artinya perokok memiliki oral hygiene yang lebih
buruk dari pada bukan perokok. Oral hygiene yang buruk lama kelamaan akan
menyebabkan penyakit periodontal. Produk tembakau dapat merusak jaringan
gusi dengan cara mempengaruhi perlekatan dari tulang dan jaringan lunak ke
gigi. Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada

xi
papilafiliformis, menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut,
timbulnya bau mulut (halitosis). Bau mulut ini tidak dapat diatasi dengan
menyikat gigi atau meng-gunakan obat kumur. Selain itu merokok juga dapat
menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, penebalan
menyeluruh bagian epitel mulut, mukosa mulut dan langit-langit yang berupa
stomatitis nikotina dan infeksi jamur. Kanker di dalam rongga mulut biasanya
dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan
diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit (Alamsyah , 2009).
2.1.5 Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia
Akibat bertambahnya usia secara berangsur-angsur gigi ber- kurang
karena tanggal. Ketidaklengkapan gigi tentunya akan dapat mengurangi
kenyamanan makan dan membatasi jenis-jenis makanan yang dikonsumsi.
Produksi air liur dengan berbagai enzim yang dikandungnya juga mengalami
penurunan, sebagai akibatnya dapat menimbulkan mulut kering, kemampuan
mengecap ma- kanan berkurang, dan kemungkinan mempercepat terjadinya
penimbunan karang gigi. Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi
kesehatan gigi pada lansia di antaranya adalah kurangnya produksi saliva serta
kebiasaan membersihkan gigi dan mulut. Karies gigi dan penyakit periodontal
merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada lansia.
Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dapat menimbulkan dampak
emosional, sistemik, mau- pun fungsional. Dampak emosional di antaranya:
hilangnya kepercayaan diri, perasaan sedih, depresi, merasa kehilangan bagian
tubuh, dan merasa tua. Dampak sistemik yaitu berupa penyakit kardiovaskular,
osteo- porosis, dan penyakit gastrointestinal, seperti kanker eusofagus, kanker
lambung, dan kanker pankreas. Dampak fungsional kehilangan gigi yaitu
gangguan bicara dan gangguan pengunyahan.
Kurang menjaga kebersihan gigi bisa berimplikasi masuknya bakteri yang
berujung pada banyak masalah kesehatan yang umum seperti penyakit jantung
dan penyakit lain- nya. Penyakit di rongga mulut pada lansia dapat berakibat
negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia secara keseluruhan.
Beberapa kondisi yang sering terjadi pada rongga mulut lansia: a) kehilangan
gigi; b) penyakit gusi; c) mulut kering/ xerostomia; d) periodontitis. Melalui
perawatan yang baik gigi dapat bertahan selama mungkin di rongga mulut.
Status kesehatan gigi lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berinteraksi: 1) Faktor dari diri lansia sendiri, berupa: jenis kelamin, usia,
perilaku hidup, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perumahan, dan
status sosial ekonomi; 2) Faktor keluarga, seperti: jumlah generasi, pola
tinggal, dan peri-laku keluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi; 3) Faktor
lingkungan, seperti keadaan sosial budaya; Faktor pelayanan kesehatan gigi,
berupa: keberadaan program kesehatan gigi lansia, sikap dan perilaku petugas
kesehatan saat memberikan pelayanan Kesehatan.

xii
2.3 Kerangka Teori
Rokok adalah lintingan atau
gulungan tembakau yang
dibungkus dengan kertas,
Pengertian Rokok daun, atau kulit jagung,
sebesar kelingking dengan
panjang 8-10 cm

Karbon Monoksida,
Nikotin, Tar, Hidrogen
Kandungan Rokok Sianida, Benzena,
Formaldehida, Arsenik,
Kadmium, Amonia

Faktor yang Jumlah rokok, Kesehatan


mempengaruhi frekuensi merokok,
kesehatan Rongga lama merokok,
rongga mulut
mulut persepsi merokok lansia

2.4 Kerangka Konsep

Kesehatan rongga mulut


ROKOK lansia

2.5 Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh rokok terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia di Desa
Sigaluh, Banjarnegara.
Ha : Ada pengaruh rokok terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia di Desa
Sigaluh, Banjarnegara.

2.6

xiii
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian etnografi pekerjaan utamanya mendeskripsikan suatu kebudayaan.
Etnografi adalah upaya memperhatikan penelitian budaya untuk memahami cara
masyarakat/orang berinteraksi dan bekerja sama melalui fenomena yang teramati
dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti selain mengamati kehidupan sehari-hari
juga melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Inti dari
etnografi adalah upaya memperhatikan makna tindakan dari kejadian yang
menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna ini terekspresikan
secara langsung dalam bahasa
(Spradlay,2007:7)

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat
Desa Sigaluh Kabupaten Banjarnegara
3.1.2 Waktu Penelitian
Tanggal 1 – 2 Februari 2021 hari Selasa dan Rabu mulai pukul 13.00 –
17.00

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling


3.1.3 Populasi
Lansia perokok di Desa Sigaluh Kabupaten Banjarnegara.
3.1.4 Sempel
Lansia perokok di Desa Sigaluh Sebanyak 15 orang yang terdiri dari 12
laki-laki dan 3 perempuan
3.1.5 Teknik Sampling
Pada penelitian ini Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive
sampling yaitu teknik non-probabilitas yang sering digunakan karena
kemudahannya. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan
kriteria sampel yang sesuai dengan penelitian.

3.4 Variable penelitian


3.1.6 Variabel Bebas
Konsumsi Rokok
3.1.7 Variabel Terikat
Kondisi Rongga Mulut
3.1.8 Variabel Kontrol

xiv
Lansia

3.5 Definisi Operasional


3.1.9 Definisi Konseptual
Merokok adalah suatu kebiasaan menghisap rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa
dihindari bagi orang yang mengalami kecenderungan terhadap rokok.
Rokok merupakan salah satu bahan adiktif artinya dapat menimbulkan
ketergantungan bagi pemakainya. Sifat adiktif rokok berasal dari nikotin
yang dikandungnya. Setelah seseorang menghirup asap rokok, dalam 7
detik nikotin akan mencapai otak (Soetjiningsih, 2010).
3.1.10 Definisi Operasional
1. Bahaya Merokok
2. Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Rongga Mulut
3. Perubahan kondisi gigi
4. Bau napas
5. Kepadatan tulang pada rahang
6. Peradangan gusi atau periodontitis
7. kelenjar ludah
8. Leukoplakia

3.6 Instrumen Penelitian


Alat
Variabel Devinisi Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Ukur
Merokok Merokok adalah Wawancar Kuision Jawaban Nomin
suatu kebiasaan a er rata-rata al
menghisap para lansia
rokok yang setelah
dilakukan dilakukan
dalam wawancara
kehidupan yaitu : iya
sehari-hari, mereka
merupakan perokok
suatu kebutuhan aktif dengan
yang tidak bisa jangka
dihindari bagi waktu lama.
orang yang
mengalami
kecenderungan
terhadap rokok.

xv
Rokok
merupakan
salah satu bahan
adiktif artinya
dapat
menimbulkan
ketergantungan
bagi
pemakainya.
Sifat adiktif
rokok berasal
dari nikotin
yang
dikandungnya.
Setelah
seseorang
menghirup asap
rokok, dalam 7
detik nikotin
akan mencapai
otak
(Soetjiningsih,
2010).
Kesehatan Kesehatan gigi Observasi Survey 1. Iya Ordina
Rongga dan mulut 2. Tidak l
Mulut adalah suatu
keadaan yang
terjadi di
rongga mulut,
baik
menyangkut
kebersihan,
kesehatan
maupun adanya
gangguan dan
kelainan yang
terjadi di
rongga mulut.
Mulut terdiri
dari : bibir atas
dan bawah,
gusi, lidah, pipi
bagian dalam,
langit-langit.

xvi
Lapisan gusi,
pipi dan langit-
langit, selalu
basah berlendir,
oleh karena itu
selaput-selaput
tersebut
permukaan-
permukaannya
disebut selaput
lendir, jadi ada
selaput lendir
gusi, langit-
langit dan pipi.
Karakterist 1. Usia Wawancar Kuision 1. > 60 Nomin
ik 2. Jenis a er tahun al
Responden kelamin 2. Perempua
3. Pendidikan n/Laki-
4. Pekerjaan laki
5. Kondisi 3. Pendidika
rongga n
mulut  Tidak
6. Perokok sekolah
aktif atau  SD
pasif  SMP
 SMA
 Sarjana
4. Pekerjaan
 Tidak
bekerja
 Swasta
 Petani
 Wiraswa
sta
 PNS
5. Kondisi
rongga
mulut
 Perubah
an
kondisi
gigi
 Bau

xvii
napas
 Kepadat
an tulang
pada
rahang
 Peradan
gan gusi
atau
periodon
titis
 Leukopl
akia
6. Perokok
aktif atau
pasif
 Aktif
 Pasif

3.7 Uji Validitas dan Rehabilitas


1. Berapa jumlah rokok dalam sehari?
2. Berapa frekuensi merokok?
3. Sudah berapa lama merokok?
4. Persepsi alasan mengapa merokok?

Resp Perubahan Bau napas Kepadatan Peradangan Leukopla


onde kondisi gigi tulang pada gusi atau kia
n rahang periodontitis
1. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
2. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
3. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
4. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
5. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
6. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
7. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
8. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
9. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
10. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
11. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
12. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
13. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak

xviii
14. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
15. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak

3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


3.1.11 Teknik Wawancara
Wawancara menurut Moleong di dalam buku Metodologi Penelitian
Kualitatif adalah percakapan dengan maksud tertentu yang melibatkan 2
pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
itu. (Ibrahim, 2015:88).
Sebelum memulai wawancara, peneliti harus menyiapkan pedoman
wawancara sebagai panduan dalam mewawancarai. Teknik wawancara
ini merupakan salah satu teknik penulis terapkan dalam mengetahui
proses strategi penyiaran program berita Kalawarta.
Wawancara dilakukan baik secara tertulis daftar pertanyaan dengan cara
memberi beberapa pertanyaan tertulis kepada informan untuk
dijawabnya. Jawaban-jawaban informan kemudian dicatat atau direkam
dengat alat perekam. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan
data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam.
Melalui teknik wawancara, diharapkan penelitian mengenai pengaruh
rokok terhadap Kesehatan rongga mulut lansia ini dapat memperoleh data
dari beberapa sumber yang terlibat. Untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dalam penelitian seperti : Berapa jumlah rokok dalam sehari,
berapa frekuensi merokok, berapa lama sudah merokok, persepsi alasan
mengapa merokok, Kondisi rongga mulut, Perubahan kondisi gigi, Bau
napas, Kepadatan tulang pada rahang, Peradangan gusi atau periodontitis,
Leukoplakia.
3.1.12 Teknik Observasi
Dalam penelitian kualitatif, observasi dipahami sebagai pengamatan
langsung terhadap objek, untuk megetahui kebenaranya, situasi, kondisi,
konteks, ruang, serta maknanya dalam upaya pengumpulan data suatu
penelitian. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna
dari perilaku tersebut sebagaimana dikatakan oleh Marshal, “through
observation, the researcher learn about behavior and the meaning
attachead to those behavior” (Ibrahim, 2015:67).
Melalui teknik observasi ini, peneliti terjun langsung ke lokasi dimana
objek penelitian ini berada. Peneliti mencoba berpartisipasi dengan cara
berbaur dan mengikuti lingkungan di Sigaluh Kabupaten Banjarnegara.
Observasi dalam penelitian ini akan difokuskan pada observasi Kesehatan
rongga mulut lansia perokok aktif.
3.1.13 Teknik Analis Data

xix
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu model
Interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
periode tertentu. Setelah melakukan wawancara penulis menganalisis
jawaban narasumber yang telah diwawancarai. Bila jawaban narasumber
yang telah diwawancarai belum memuaskan maka penulis akan kembali
mewawancarai narasumber hingga mendapatkan data yang kredibel.
Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan/verivikasi. (Umrati&Wijaya, 2020:87).

3.9 Alur Penelitian

Pengumpulan Data Sajian Data

Verifikasi/Penarikan
Reduksi Data
Kesimpulan

3.10 Etika Penelitian


1. Kejujuran
2. Objektifitas
3. Integritas
4. Ketelitian
5. Keterbukaan
6. Penghargaan terhadap Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
7. Penghargaan terhadap kerahasiaan (Responden)
8. Publikasi yang terpercaya
9. Pembinaan yang terkonstruktif
10. Penghargaan terhadap kolega/rekan
11. Tanggung jawan sosial
12. Tidak melakukan diskriminasi
13. Kompetensi
14. Legalitas
15. Mengutamakan keselamatan manusia.

xx
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, R.M. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok dan


Hubungannya dengan Status Penyakit Periodontal Remaja di Kota Medan. Tesis. Universitas
Sumatera Utara.
Budoyono, R. (2009), Makalah Rokok. http://rahmanbudyono.wordpress.com
Fawzani N dan Triratnawati A. (2005). Terapi Berhenti Merokok (Studi Kasus Perokok
Berat). Makara, Kesehatan. Vol.9.No.1. Juni 2005 15-24.
Harian Analisa. (2011). Banda Aceh Berlakukan Kawasan Bebas Rokok.
http://www.analisadaily.com/news/read/2011/12/28/27901/banda_aceh_berlakukan_kawasan_bebas_r
okok/

Ibrahim. (2015). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


Pemerintah Provinsi Bali. (2011). Peraturan Daerah Propinsi Bali. Nomor 10 Tahun 2011
tentang Kawasan Tanpa Rokok, Denpasar.
Senjaya. (2016). Gigi Lansia. Jurnal Skala Husada, 13(1), 72-80.
Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Erlangga.
Spradley, James P. (1997). Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Sungkar, A. (2011). Resiko Asap Rokok Terhadap Kesehatan Rongga.
http://www.kedokterangigi.net/52/resiko-asap-rokok-terhadap-kesehatan-gigi-dan-mulut
Survei Kesehatan Nasional – Survei Kesehatan Rumah Tangga. (2004). vol.2: Status Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes R1., Juli 2006.

Umrati, H. Wijaya. (2020). Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian
Pendidikan. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.

World Health Organization (WHO). 2002. Smoking Statistic.


http://www.wpro.who.int/media_centre/fact_sheets/fs_20020528.html

xxi

Anda mungkin juga menyukai