Dosen Pembimbing :
Dr. Ns. Jebul Suroso, M.Kep
Disusun Oleh :
1) Alifia Lyianitha 1911020101
2) Zulfa Nur Faiqoh 1911020114
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................................................2
1.5 Ruang Lingkup......................................................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................................4
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu.....................................................................................................4
2.2 Tinjauan Teori.......................................................................................................................8
2.3 Kerangka Teori....................................................................................................................11
2.4 Kerangka Konsep.................................................................................................................11
2.5 Hipotesis..............................................................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN....................................................................................................................12
3.1 Desain Penelitian.................................................................................................................12
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................................................12
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...............................................................................12
3.4 Variable penelitian...............................................................................................................12
3.5 Definisi Operasional............................................................................................................13
3.6 Instrumen Penelitian............................................................................................................13
3.7 Uji Validitas dan Rehabilitas...............................................................................................16
3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data......................................................................17
3.9 Alur Penelitian.....................................................................................................................18
3.10 Etika Penelitian....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
Kesehatan gigi dan mulut pada lansia merupakan suatu peranan yang sangat penting
karena sangat erat kaitannya dengan kesehatan umum pada lansia. Salah satu kondisi
yang sering terjadi pada rongga mulut lansia yaitu kehilangan gigi. Kehilangan gigi
paling banyak dapat disebabkan akibat buruknya status kesehatan gigi dan mulut terutama
karies gigi (Senjaya, 2016). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesehatan rongga
mulut lansia adalah pola hidup yang tidak sehat. Diantaranya mengkonsumsi rokok.
Rokok berpengaruh negatif terhadap kesehatan rongga mulut karena rokok dapat
meningkatkan jumlah plak gigi di mulut, sehingga gigi perokok mudah mengalami
kerusakan. Seseorang yang terbiasa mengkonsumsi rokok, sama saja dengan
menginvestasikan penyakit. Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
meluas di masyarakat. Semakin sering seseorang merokok, maka akan semakin parah
pula dampak yang akan dirasakan ketika menginjak lansia (Harian analisa, 2011).
Melihat besarnya angka prevalensi perokok di Indonesia dan efek negatif rokok
terhadap kesehatan rongga mulut, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
faktor apa saja yang berpengaruh pada kesehatan rongga mulut lansia yang merokok di
Desa Sigaluh, Banjarnegara
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan rongga
mulut pada lansia yang merokok di Desa Sigaluh, Banjarnegara
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui hubungan antara faktor jumlah rokok dengan kesehatan
rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
Untuk mengetahui hubungan antara faktor frekuensi merokok dengan dengan
kesehatan rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
Untuk mengetahui hubungan antara faktor lama merokok dengan kesehatan
rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
Untuk mengetahui hubungan antara persepsi alasan merokok dengan
kesehatan rongga mulut ada lansia di Desa Sigaluh, Banjarnegara.
iv
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi lansia agar mengetahui pengaruh
rokok terhadap kesehatan rongga mulut.
1.4.3 Manfaat Bagi Keluarga
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi keluarga akan pengaruh rokok
terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia.
1.4.4 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi untuk ilmu
keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga tentang pengetahuan terhadap
pengaruh merokok pada kesehatan rongga mulut lansia.
v
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
vi
berupa
fisur dan erosif
akibat trauma dari
gesekan
dengan bagian gigi
yang tajam juga
ditemukan
pada lidah bagian
lateral. Lesi trauma
selain ditemukan
pada lidah,
pada subjek lain,
lesi trauma juga
ditemukan
pada mukosa bukal
akibat iritasi bagian
gigi
yang tajam.
Ulserasi juga
dialami
oleh dua orang
subjek penelitian,
salah satunya
terjadi pada
mukosa labial,
ulser berukuran
kecil (d= 2 mm)
dan pada subjek
lain ditemukan
pada mukosa bukal
dengan ukuran
kecil (d=3
mm). Kondisi
variasi normal dari
mukosa mulut
seperti fordyce
granule atau lesi
berupa papul-papul
kekuningan juga
ditemukan
pada mukosa bukal
subjek penelitian
ini.
2 Laju aliran Penelitian ini Hasil uji Mann- 1. Populasi Penelitian
vii
saliva dan merupakan Whitney pada ini dan
insidensi analitik menunjukkan tidak penelitian penelitian
kandidiasis observasiona ada ini adalah yang akan
oral pada l pada pasien perbedaan pasien kita
pasien lansia lansia RSGM signifikan antara yang lakukan
perokok dan UNEJ di sekresi saliva berkunju sama-sama
bukan Bagian unstimulated pasien ng ke membahas
perokok Penyakit lansia perokok dan RSGM tentang
Mulut bukan perokok. UNEJ, kesehatan
Dyah meliputi Terdapat sedangka rongga
Indartin status perbedaan kejadian n mulut pada
Setyowati, merokok, kandidiasis oral penelitian lansia.
Leni pengukuran antara pasien lansia yang
Rokhma laju aliran yang merokok akan kita
Dewi, saliva dengan yang tidak lakukan
Sri unstimulated, merokok (nilai berfokus
Hernawati,, dan insidensi p=0,065; derajat pada
Iin Eliana kandidiasis kepercayaan=90%). lansia
Triwahyuni, oral yang
Safira Zahra berdasarkan merokok
Marari hasil saja.
pemeriksaan
mikrobiologi 2. Penelitian
oral swab. ini hanya
membaha
s tentang
laju
aliran
saliva,
sedangka
n
penelitian
yang
akan kita
lakukan
membaha
s tentang
kesehatan
rongga
mulut
lansia
yang
merokok
secara
viii
menyelur
uh.
3 Status Cross- Prevalensi mereka Populasi Pada
merokok dan sectional. yang tidak pernah pada penelitian
kualitas berdasarkan merokok, perokok penelitian ini ini dan
hidup terkaitSurvei masa lalu dan adalah semua penelitian
kesehatan Kesehatan perokok saat ini orang dewasa yang akan
mulut Gigi Orang adalah 45,6%, yang kita
di antara Dewasa 35,3% dan merokok, lakukan
orang (ADHS) 19,2% masing- sedangkan sama-sama
dewasa di 2009. ADHS masing. Perokok penelitian membahas
Inggris Raya 2009 saat ini memiliki yang akan tentang
melibatkan rata-rata skor kita lakukan kesehatn
N. N. Bakri, pengumpulan OHIP-14 dan OIDP berfokus rongga
G. Tsakos data dari yang jauh lebih pada lansia mulut
and M. 11.380 tinggi daripada yang perokok.
Masood wawancara bukan perokok. ada merokok.
tatap muka hubungan yang
dan 6.469 signifikan secara
pemeriksaan statistik antara
gigi dari merokok dan
Inggris, OHRQoL (baik
Wales dan OHIP-14 dan
Irlandia OIDP) bahkan
Utara. dalam model yang
sepenuhnya
disesuaikan.
Perokok saat ini
lebih mungkin
untuk melaporkan
OHRQoL yang
lebih buruk
dibandingkan
dengan mereka
yang tidak pernah
merokok di OHIP-
14 dan
skor IODP. Tidak
ada perbedaan yang
signifikan secara
statistik antara
perokok masa lalu
dengan mereka
yang tidak pernah
ix
merokok
pelaporan OHIP-14
dan OIDP. Di
antara mereka yang
melaporkan
OHRQoL, ada
risiko gradien
bertahap untuk
melaporkan tidak
ada dampak oral,
di mana
probabilitas lebih
tinggi di antara
mereka yang tidak
pernah merokok,
diikuti oleh
perokok masa lalu
dan perokok saat
ini baik di
OHIP-14 dan
OIDP.
x
gas dan partikel. Komponen gas terdiri dari karbon monoksida, karbon
dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida dari nitrogen dan senyawa
hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar, nikotin, benzopiren,
fenol, dan kadmium.
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat
asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke
dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat
dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran
pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per
batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg (anonim).
Nikotin, salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan
sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.Nikotin mengganggu
sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen
miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang
pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah,
kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.
Nikotin juga mengganggu kerja saraf, dan banyak bagian tubuh lainnya.
Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit
(penggumpalan) ke dinding pembuluh darah (Budoyono, 2009).
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang
masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang
perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak
zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh (anonim).
2.1.3 Efeknya terhadap gigi
Nilai rata-rata DMF T index yang lebih tinggi pada perokok dibandingkan
non perokok. Hal ini terkait dengan keadaan saliva. Saliva merupakan cairan
biologis pertama dari tubuh kita yang terpapar oleh tembakau dari rokok,
maka asap rokok yang berjuta-juta mengandung zat kimia berada dan
mengumpul di dalam rongga mulut kemudian dengan waktu yang lama maka
akan menimbulkan perubahan-perubahan buruk. Asap panas yang dihasilkan
dari hisapan rokok dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi.
Perubahan aliran darah mengakibatkan penurunan air ludah (saliva) yang
berada di dalam rongga mulut, ketika air ludah mengalami penurunan otomatis
mulut cenderung kering dan ketika mulut cenderung kering maka rentan untuk
munculnya carries (Sungkar, 2011).
2.1.4 Efek merokok terhadap rongga mulut
Para perokok memiliki skor plak dan kalkulus lebih besar dibandingkan
dengan bukan perokok, artinya perokok memiliki oral hygiene yang lebih
buruk dari pada bukan perokok. Oral hygiene yang buruk lama kelamaan akan
menyebabkan penyakit periodontal. Produk tembakau dapat merusak jaringan
gusi dengan cara mempengaruhi perlekatan dari tulang dan jaringan lunak ke
gigi. Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada
xi
papilafiliformis, menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut,
timbulnya bau mulut (halitosis). Bau mulut ini tidak dapat diatasi dengan
menyikat gigi atau meng-gunakan obat kumur. Selain itu merokok juga dapat
menimbulkan kelainan-kelainan rongga mulut misalnya pada lidah, penebalan
menyeluruh bagian epitel mulut, mukosa mulut dan langit-langit yang berupa
stomatitis nikotina dan infeksi jamur. Kanker di dalam rongga mulut biasanya
dimulai dengan adanya iritasi dari produk-produk rokok yang dibakar dan
diisap. Iritasi ini menimbulkan lesi putih yang tidak sakit (Alamsyah , 2009).
2.1.5 Kesehatan Gigi dan Mulut Lansia
Akibat bertambahnya usia secara berangsur-angsur gigi ber- kurang
karena tanggal. Ketidaklengkapan gigi tentunya akan dapat mengurangi
kenyamanan makan dan membatasi jenis-jenis makanan yang dikonsumsi.
Produksi air liur dengan berbagai enzim yang dikandungnya juga mengalami
penurunan, sebagai akibatnya dapat menimbulkan mulut kering, kemampuan
mengecap ma- kanan berkurang, dan kemungkinan mempercepat terjadinya
penimbunan karang gigi. Faktor-faktor penting yang dapat mempengaruhi
kesehatan gigi pada lansia di antaranya adalah kurangnya produksi saliva serta
kebiasaan membersihkan gigi dan mulut. Karies gigi dan penyakit periodontal
merupakan penyebab utama kehilangan gigi pada lansia.
Kehilangan sebagian maupun seluruh gigi dapat menimbulkan dampak
emosional, sistemik, mau- pun fungsional. Dampak emosional di antaranya:
hilangnya kepercayaan diri, perasaan sedih, depresi, merasa kehilangan bagian
tubuh, dan merasa tua. Dampak sistemik yaitu berupa penyakit kardiovaskular,
osteo- porosis, dan penyakit gastrointestinal, seperti kanker eusofagus, kanker
lambung, dan kanker pankreas. Dampak fungsional kehilangan gigi yaitu
gangguan bicara dan gangguan pengunyahan.
Kurang menjaga kebersihan gigi bisa berimplikasi masuknya bakteri yang
berujung pada banyak masalah kesehatan yang umum seperti penyakit jantung
dan penyakit lain- nya. Penyakit di rongga mulut pada lansia dapat berakibat
negatif terhadap kesehatan dan kualitas hidup lansia secara keseluruhan.
Beberapa kondisi yang sering terjadi pada rongga mulut lansia: a) kehilangan
gigi; b) penyakit gusi; c) mulut kering/ xerostomia; d) periodontitis. Melalui
perawatan yang baik gigi dapat bertahan selama mungkin di rongga mulut.
Status kesehatan gigi lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling
berinteraksi: 1) Faktor dari diri lansia sendiri, berupa: jenis kelamin, usia,
perilaku hidup, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perumahan, dan
status sosial ekonomi; 2) Faktor keluarga, seperti: jumlah generasi, pola
tinggal, dan peri-laku keluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi; 3) Faktor
lingkungan, seperti keadaan sosial budaya; Faktor pelayanan kesehatan gigi,
berupa: keberadaan program kesehatan gigi lansia, sikap dan perilaku petugas
kesehatan saat memberikan pelayanan Kesehatan.
xii
2.3 Kerangka Teori
Rokok adalah lintingan atau
gulungan tembakau yang
dibungkus dengan kertas,
Pengertian Rokok daun, atau kulit jagung,
sebesar kelingking dengan
panjang 8-10 cm
Karbon Monoksida,
Nikotin, Tar, Hidrogen
Kandungan Rokok Sianida, Benzena,
Formaldehida, Arsenik,
Kadmium, Amonia
2.5 Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh rokok terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia di Desa
Sigaluh, Banjarnegara.
Ha : Ada pengaruh rokok terhadap kesehatan rongga mulut pada lansia di Desa
Sigaluh, Banjarnegara.
2.6
xiii
BAB III
METODE PENELITIAN
xiv
Lansia
xv
Rokok
merupakan
salah satu bahan
adiktif artinya
dapat
menimbulkan
ketergantungan
bagi
pemakainya.
Sifat adiktif
rokok berasal
dari nikotin
yang
dikandungnya.
Setelah
seseorang
menghirup asap
rokok, dalam 7
detik nikotin
akan mencapai
otak
(Soetjiningsih,
2010).
Kesehatan Kesehatan gigi Observasi Survey 1. Iya Ordina
Rongga dan mulut 2. Tidak l
Mulut adalah suatu
keadaan yang
terjadi di
rongga mulut,
baik
menyangkut
kebersihan,
kesehatan
maupun adanya
gangguan dan
kelainan yang
terjadi di
rongga mulut.
Mulut terdiri
dari : bibir atas
dan bawah,
gusi, lidah, pipi
bagian dalam,
langit-langit.
xvi
Lapisan gusi,
pipi dan langit-
langit, selalu
basah berlendir,
oleh karena itu
selaput-selaput
tersebut
permukaan-
permukaannya
disebut selaput
lendir, jadi ada
selaput lendir
gusi, langit-
langit dan pipi.
Karakterist 1. Usia Wawancar Kuision 1. > 60 Nomin
ik 2. Jenis a er tahun al
Responden kelamin 2. Perempua
3. Pendidikan n/Laki-
4. Pekerjaan laki
5. Kondisi 3. Pendidika
rongga n
mulut Tidak
6. Perokok sekolah
aktif atau SD
pasif SMP
SMA
Sarjana
4. Pekerjaan
Tidak
bekerja
Swasta
Petani
Wiraswa
sta
PNS
5. Kondisi
rongga
mulut
Perubah
an
kondisi
gigi
Bau
xvii
napas
Kepadat
an tulang
pada
rahang
Peradan
gan gusi
atau
periodon
titis
Leukopl
akia
6. Perokok
aktif atau
pasif
Aktif
Pasif
xviii
14. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
15. Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak Ya / tidak
xix
Model analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu model
Interaktif dari Miles dan Huberman. Analisis dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
periode tertentu. Setelah melakukan wawancara penulis menganalisis
jawaban narasumber yang telah diwawancarai. Bila jawaban narasumber
yang telah diwawancarai belum memuaskan maka penulis akan kembali
mewawancarai narasumber hingga mendapatkan data yang kredibel.
Aktivitas dalam analisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan
kesimpulan/verivikasi. (Umrati&Wijaya, 2020:87).
Verifikasi/Penarikan
Reduksi Data
Kesimpulan
xx
DAFTAR PUSTAKA
Umrati, H. Wijaya. (2020). Analisis Data Kualitatif Teori Konsep dalam Penelitian
Pendidikan. Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.
xxi