Anda di halaman 1dari 32

AQ PENELITIAN

TUGAS SOSIOLOGI

DISUSUN OLEH :

FADILA

TRI SULASTRI

FIQRAM

FAUZAN ALIF JAMAL

ARYA KUSUMA WARADANA

SMAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan YME. karena atas berkat dan
rahmatnya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bahaya rokok di
kalangan remaja”. Tidak lupa pula saya ucapkan banyak terimakasih kepada ibu
pembimbing mata pelajaran sosiolagi karna telah mencurahkan waktu dan
arahannya dalam pembuatan makalah ini.

Saya juga ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada kedua orang tua saya
yang selalu memberikan dukungan secara moral dan moril dalam pembuatan
makalah ini. Kemudian teman-teman dan berbagai pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, saya haturkan banyak terimakasih.

Sulawesi Selatan, Kab. Barru, 20 mei 2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang……………………………………………………….
 Rumusan Masalah………………………………………………….
 Tujuan…………………………………………………………………..
 Manfaat…………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

 Apa perbedaan perokok aktif dan perokok pasif?………………


 Apa saja dampak rokok bagi Kesehatan tubuh?…………………………...
 Bagaimana peran orang tua agar merokok di kalangan remaja tidak
dilakukan?
 Bahan apa saja yang berbahaya yang terkandung pada rokok?
 Apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi perokok di kalangan
remaja?

BAB III PENUTUP

 Kesimpulan ………………………
 Saran ………………………………

 hipotesis…………………………..
 metode penelitian………………
 populasi dan sampel………………..
 pengolahan data………………………

DAFTAR PUSTAKA…………

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu permasalahan kesehatan yang cukup meresahkan di Indonesia ialah


meningkatnya jumlah perokok. Seperti yang kita ketahui bahwa merokok
memberikan dampak negatif bagi kesehatan. Tidak hanya memberikan dampak
negatif bagi kesehatan tetapi dari aspek ekonomi pun berpengaruh.

Menurut data riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi masyarakat Indonesia


terpapar asap rokok sebesar 93 juta. Selain itu, peningkatan prevalensi merokok
untuk usia 18 tahun di tahun 2018 yaitu dari 7,2% meningkat menjadi 9,1%. Hal ini
tentunya menjadi isu kesehatan yang perlu diperhatikan.
Rumusan Masalah

1. Apakah perbedaan antara per*kok pasif dan per*kok aktif?


2. Apa sajakah dampak atau bahaya dari mer*kok?
3. Bagaimana peran orang tua agar merokok dikalangan remaja tidak dilakukan?
4. Bahan apa saja yang terkandung pada rokok?

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan antara per*kok pasif dan per*kok aktif


2. Untuk mengetahui dampak atau bahaya dari mer*kok
3. Untuk mengetahui bagaimana peran orang tua agar merokok di kalangan
remaja tidak dilakukan
4. Untuk mengetahui bahan berbahaya yang terkandung pada rokok?

Manfaat penelitian

Pembaca dapat membedakan antara per*kok pasif dan per*kok aktif, mengetahui
dampak atau bahaya dari mer*kok, mengetahui bagaimana peran orang tua agar
merokok di kalangan remaja tidak dilakukan, dan remaja bisa saja
mempertimbangkan jika ingin merokok karrena dapat mengetahui kandungan
berbahaya yang terkandung pada rokok, serta rokok tidak lagi bisa tersebar luas
karena pemerintah mengusahakan bagaimana untuk mengatasi rokok di kalangan
remaja yang bagaimana itu bisa merusak fisik anak remaja itu sendiri

BAB II

PEMBAHASAN

Perbedaan Per*kok Pasif dan Per*kok Aktif

Per*kok pasif sering juga dikenal dengan istilah involuntary smoking. Per*kok jenis
ini bukanlah seseorang yang menghisap asap r*kok langsung dari batang r*koknya.
Namun, bisa dikatakan sebagai orang yang terpapar dengan asap r*kok karena orang
yang mer*kok di sekelilingnya.

Adapun per*kok aktif ialah orang yang secara langsung dan sengaja menghisap asap
r*kok dengan menggunakan media batang r*kok. Jadi, timbulnya per*kok pasif ini
dikarenakan adanya per*kok aktif ini.

Dampak Mer*kok Bagi Kesehatan

Mer*kok memiliki sumbangsi besar terhadap bahaya kesehatan. Hal ini dikarenakan
zat-zat yang terkandung dalam r*kok tidak baik atau dapat menjadi toksik untuk
tubuh. Adapaun bahaya mer*kok seperti: kanker paru-paru, serangan jantung,
hipertensi, dapat membahayakan janin bagi ibu hamil dan berbagai masalah
kesehatan lainnya.

12 Bahaya Merokok Terhadap Kesehatan Tubuh

Bahaya merokok bagi kesehatan sudah sering disebutkan dalam berbagai


pembahasan. Ya, merokok dapat berbahaya bagi kesehatan Anda dan menyebabkan
penyakit seperti jantung koroner, kanker paru, penyakit paru obstruktif, hingga
stroke. Jika Anda sedang mencari motivasi untuk berhenti merokok maupun ingin
tahu bahaya di balik kebiasaan yang satu ini, simak ulasan lengkap tentang bahaya
merokok berikut, ya!
Apa saja bahaya merokok bagi kesehatan?
Kandungan rokok terdiri dari ribuan zat yang bisa membahayakan tubuh.
Efek atau bahaya merokok mungkin tidak langsung muncul. Akan tetapi, seiring
berjalannya waktu berbagai zat di dalam rokok bisa membawa bahaya untuk tubuh.

Berikut berbagai dampak atau akibat merokok yang sebaiknya Anda waspadai:

1. Risiko kanker

Dilansir dari laman Centers for Disease Control and Prevention, rokok menjadi 90%
penyebab kematian akibat kanker paru-paru.
Bukan hanya kanker paru, merokok juga bisa menyebabkan kanker di bagian tubuh
lainnya seperti:

 mulut,

 laring (kotak suara),

 faring (tenggorokan),

 kerongkongan,

 ginjal,
 serviks,

 hati,

 kandung kemih,

 pankreas,

 perut, dan

 kolon (usus 12 jari).

Ketika sel-sel tubuh terpapar asap rokok, saat itu pula sel dalam bahaya. Jenis rokok
apa pun yang Anda isap, risiko kanker tak bisa dihindarkan.

Oleh sebab itu, dampak merokok sangat berbahaya untuk organ-organ tubuh karena
bisa rusak secara perlahan.

2. Risiko diabetes

Diabetes adalah salah satu bahaya kesehatan yang bisa muncul akibat merokok.

Bahkan, perokok aktif berisiko 30-40% lebih tinggi terkena diabetes dibandingkan
dengan orang yang tidak merokok.

Ini karena nikotin di dalam rokok membuat kadar gula darah menjadi terlalu naik
atau terlalu turun.

Selain itu, nikotin mengubah proses kimia dalam sel sehingga tidak bisa merespons
insulin. Kondisi disebut dengan resistensi insulin.
Saat resistensi insulin terjadi, kadar gula darah di dalam tubuh bisa terlalu tinggi.
Hal ini dikarenakan hormon insulin bertugas membantu tubuh untuk menyerap
glukosa.
Terganggunya insulin akibat rokok, membuat kadar gula darah juga jadi tidak
terkendali.

Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan komplikasi diabetes seperti masalah
jantung, kerusakan ginjal, saraf, dan mata.

3. Sistem imun melemah

Asap rokok mengandung tar dan zat kimia lain yang bisa melemahkan sistem
kekebalan tubuh.

Ketika sistem kekebalan tubuh melemah, bagian ini tidak bisa bekerja maksimal
untuk melawan infeksi yang masuk.

Hal ini membuat Anda lebih rentan terkena berbagai penyakit, bahkan yang ringan
sekali pun.

Melemahnya sistem kekebalan tubuh juga membuat Anda menjadi lebih rentan
terkena penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau rematik.
Penyakit ini menyerang sendi di tulang tangan dan kaki. Jika tidak segera diobati,
penyakit ini bisa menyebabkan keropos tulang dan kelainan bentuk sendi.

4. Penyakit mata dan gangguan penglihatan


Menurut National Eye Institute, merokok bisa meningkatkan risiko degenerasi
makula hingga dua kali lipat pada orang berusia di atas 65 tahun.
Degenerasi makula adalah kondisi saat makula atau titik kecil di dekat pusat retina
mengalami kerusakan. Padahal, area ini bertugas membuat Anda bisa melihat benda
yang ada lurus di depan.

Meski tak menyebabkan kebutaan total, degenerasi makula membuat kemampuan


penglihatan utama Anda menjadi terganggu.

Akibatnya, Anda akan sulit untuk melihat wajah seseorang, mengemudi, membaca,
menulis, atau melakukan pekerjaan rumah.

Rokok juga bahaya untuk mata karena saat Anda punya diabetes, penyakit katarak
dan glaukoma jadi komplikasi yang rentan menyerang penglihatan Anda.

Selain itu, penderita diabetes yang merokok berisiko lebih cepat terkena retinopati
diabetik yang bisa menyebabkan kebutaan.
5. Luka jadi susah kering
Nutrisi, mineral, dan oksigen semuanya disuplai ke jaringan melalui aliran darah.

Sayangnya, nikotin menyebabkan pembuluh darah mengencang sehingga bisa


menurunkan nutrisi yang disuplai ke luka.

Akibatnya, luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Penyembuhan yang lebih lambat ini meningkatkan risiko infeksi setelah cedera atau
operasi. Hal ini tentu berbahaya karena bakteri atau virus bisa masuk dan
menginfeksi tubuh.

6. Penyakit gigi dan mulut

Orang yang merokok berisiko dua kali lipat terkena penyakit gusi. Jika anda
mengisap terlalu banyak rokok dalam sehari, risiko penyakit ini pun dapat
meningkat tajam.

Penyakit gusi atau yang disebut dengan periodontitis adalah infeksi gusi yang bisa
menghancurkan tulang penopang gigi.
Periodontitis jadi salah satu penyebab utama tanggalnya gigi pada orang dewasa.

Berbagai gejala yang biasanya muncul saat seseorang terkena penyakit gusi yaitu:

 gusi yang bengkak dan lunak,

 gusi berdarah saat sikat gigi,

 gigi tanggal atau copot, dan

 gigi sensitif.
Di sisi lain, merokok bisa menodai gigi. Biasanya, perokok berat memiliki noda
kuning atau cokelat di gigi bagian depan terutama di tengah.

Ini karena area gigi tersebut merupakan bagian di mana rokok biasanya menempel
saat diisap.

7. Gangguan indra pengecap dan penciuman

Racun rokok membuat sentivitas lidah sebagai indera pengecap dan hidung sebagai
pencium menurun.

Akibatnya, para perokok aktif biasanya tidak bisa mencium bau atau rasa makanan
secara maksimal sehingga nafsu makannya kerap berkurang.

Namun, hal ini tidak akan berlangsung selamanya atau permanen. Ketika Anda
berhenti merokok, kemampuan ini akan kembali dengan sendirinya.
8. Penyakit kardiovaskular
Merokok sangat berbahaya karena bisa merusak seluruh sistem kardiovaskular
Anda. Nikotin bisa membuat pembuluh darah mengencang yang kemudian
membatasi aliran darah.
Seiring berjalannya waktu, penyempitan akan terjadi bersamaan dengan kerusakan
pada pembuluh darah. Kondisi ini bisa menyebabkan penyakit arteri perifer.

Bahaya merokok lainnya untuk kardiovaskular yaitu meningkatkan tekanan darah,


melemahkan dinding pembuluh darah, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.

Hal ini membuat risiko stroke dan jantung koroner meningkat jauh lebih tinggi pada
perokok dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.

Bahkan, orang yang merokok kurang dari lima batang sehari juga bisa memiliki
tanda-tanda awal penyakit kardiovaskular.

9. Masalah sistem pernapasan

Asap rokok adalah zat yang bisa merusak paru-paru dan sistem pernapasan secara
perlahan.

Seiring berjalannya waktu, kerusakan ini bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK) yang tidak dapat disembuhkan.
Semakin lama dan banyak puntung rokok yang diisap, risiko PPOK juga semakin
meningkat. Ini karena merokok memang menjadi penyebab PPOK yang paling
umum.
Munculnya suara-suara di dada seperti mengi, berderak, atau bersiul merupakan
tanda awal PPOK. Sesak napas dan batuk lendir juga jadi gejala yang tidak bisa
disepelekan.

Pada kondisi yang parah, PPOK membuat penderitanya terengah-engah seolah


mereka sedang tenggelam di dalam air.

4 Masalah Paru-paru yang Paling Rentan Mengintai Perokok Aktif


Beberapa penyakit akibat merokok yang berkaitan dengan sistem pernapasan yaitu:

Emfisema

Emfisema adalah kondisi ketika kantung udara di paru-paru perlahan hancur


sehingga membuat napas menjadi pendek.

Ketika kantung udara rusak, hal ini otomatis akan menurunkan jumlah oksigen yang
mencapai darah.

Seiring berjalannya waktu, kantung yang sudah pecah ini membuat penderita
emfisema harus bekerja sangat keras untuk mendapatkan udara yang cukup.
Bahkan, dalam keadaan tidak beraktivitas pun, dada perokok akan terasa sangat
sesak.

Bronkitis kronis

Bronkitis kronis adalah kondisi saat saluran udara memproduksi lendir terlalu
banyak.

Hal ini membuat penderitanya terangsang untuk batuk. Biasanya, kondisi ini
termasuk salah satu yang paling sering terjadi pada perokok.

Seiring berjalannya waktu, saluran udara akan tersumbat oleh jaringan parut dan
lendir. Lama-lama, kondisi ini bisa menyebabkan infeksi paru-paru (pneumonia).

Sampai saat ini belum ada obat untuk bronkitis kronis. Akan tetapi, berhenti
merokok bisa membantu mengendalikan gejalanya.
Berhenti merokok juga membantu mengendalikan kerusakan agar kondisinya tak
bertambah buruk.

Merokok juga dapat memperburuk atau memperpanjang masalah pernapasan


seperti asma atau infeksi saluran pernapasan seperti flu biasa.

10. Masalah pada kulit, rambut, dan kuku

Perubahan kulit jadi salah satu gejala yang kerap muncul pada perokok. Zat dalam
asap tembakau ini bisa mengubah struktur kulit bagian dalam.

Hal ini membuat risiko kanker karsinoma sel skuamosa meningkat tajam terutama
pada bibir. Selain itu, perokok biasanya mengalami penuaan dini seperti kulit yang
lebih cepat keriput.

Orang yang merokok juga lebih rentan terkena infeksi kuku jamur. Infeksi jamur
membuat kuku menjadi rapuh dan tak sekuat biasanya.

Perokok berat juga biasanya memiliki kuku yang berwarna kekuningan akibat terlalu
sering memegang rokok.

Kondisi ini tentu membuat tampilan kuku menjadi terganggu. Perokok juga
cenderung berisiko tinggi mengalami kerontokan rambut, kebotakan, dan muncul
uban lebih dini.

11. Gangguan kesuburan dan reproduksi


Merokok bisa merusak sistem reproduksi perempuan dan membuatnya sulit hamil.

Kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh tembakau dan zat lain dalam rokok yang
memengaruhi kadar hormon di dalam tubuh.

Wanita perokok juga cenderung mengalami menopause lebih awal daripada mereka
yang tidak merokok.

Sementara pada pria, merokok membawa bahaya tersendiri pada penis. Ini karena
rokok merusak arteri dan aliran darah, dua faktor penting dalam proses ereksi.

Perokok cenderung berisiko tinggi terkena impotensi atau disfungsi ereksi. Semakin
banyak rokok yang diisap dan semakin lama kebiasaan ini dilakukan, risiko
impotensi pun akan semakin tinggi.

Merokok juga bisa berpengaruh pada sperma yang bisa mengurangi kesuburan pria.
Jika kualitas sperma buruk, janin berisiko tinggi untuk mengalami keguguran dan
cacat lahir.

12. Komplikasi kehamilan


Merokok merupakan kegiatan berisiko tinggi pada ibu hamil. Jika seorang wanita
hamil merokok, ada banyak sekali masalah kesehatan yang mengintai ibu dan janin,
seperti:
 Mengalami kehamilan ektopik (hamil anggur) di mana embrio tumbuh di luar
rahim.

 Cenderung mengalami pecah ketuban dini dan plasenta yang terpisah dari
rahim sebelum waktunya.

 Perdarahan serius, kelahiran prematur, dan operasi caesar darurat.

 Mengalami keguguran, bayi lahir mati, bayi dengan bibir atau langit-langit
mulut sumbing, dan berat bayi lahir rendah.

 Bayi berisiko mengalami cacat lahir yang tinggi dan sindrom kematian bayi
mendadak.
 Paru-paru, otak, dan sistem saraf janin rentan mengalami kerusakan.

Jangan hanya karena hasrat merokok yang sulit ditahan, bayi Anda jadi terkena
efeknya.

Sayangi tubuh Anda dan bayi yang berada dalam kandungan dengan berhenti
merokok.

Bahaya kesehatan pada perokok pasif


Bahaya merokok tidak hanya berdampak pada perokok itu sendiri. Namun, asap
rokok yang dihirup orang lain juga dapat membahayakan kesehatannya.

Orang yang ikut menghirup asap rokok tetapi tidak merokok disebut perokok pasif.
Perokok pasif juga berisiko tinggi terpapar masalah kesehatan atau bahaya yang
sama dari mereka yang merokok secara aktif.
Bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap efek asap rokok dari orang lain.
Pasalnya, tak seperti orang dewasa, bayi dan anak-anak tidak bisa menghindar saat
asap rokok ini ada di dekatnya.

Dilansir dari laman American Cancer Society, penelitian menunjukkan bahwa anak
yang orang tuanya merokok cenderung mengalami kondisi seperti:

 lebih sering sakit,

 memiliki lebih banyak infeksi paru seperti bronkitis atau pneumonia,

 lebih sering batuk, mengi, dan sesak napas, dan

 lebih sering mengalami infeksi telinga.

Selain itu, asap rokok yang terhirup bisa memicu serangan asma dan memperburuk
gejalanya.

Bahkan, anak yang jadi perokok pasif bisa terkena asma padahal sebelumnya tidak
pernah ada gejala asma yang muncul.

Sementara pada bayi, masalah yang muncul bisa lebih fatal yaitu sindrom kematian
bayi mendadak.
Secara medis, berapa batas aman merokok setiap harinya?

Para peneliti dari Universitas California, San Francisco melakukan evaluasi terhadap
penelitian mengenai kebiasaan merokok dan mencari tahu berapa batas aman
merokok setiap harinya.

Dari berbagai kumpulan penelitian yang sudah ada, para peneliti mendapatkan
kesimpulan yang cukup mencengangkan. Hasil penelitian ini kemudian
dipublikasikan dalam situs Harvard University.

Bagi Anda yang merokok 1-4 batang rokok per hari, berikut adalah efek rokok bagi
kesehatan yang mungkin terjadi.

 Risiko kanker paru meningkat 2,8 kali lebih besar.

 Kanker esofagus meningkat 4,3 kali lebih besar.


 Kanker lambung meningkat 2,4 kali lebih besar.
Bahkan, bagi mereka yang hanya sesekali merokok (tidak setiap hari), diketahui
bahwa angka death rate atau tingkat kematiannya lebih tinggi 1,6 kali dibandingkan
mereka yang tidak merokok sama sekali.
Berhenti merokok atau tidak merokok sama sekali adalah pilihan paling bijak untuk
menjaga kesehatan Anda secara keseluruhan.

Ingatlah selalu bahwa bahaya yang ditimbulkan dari merokok seluruhnya adalah
dampak buruk, entah itu dari segi perekonomian ataupun kesehatan Anda.

Ya, jika ditotal, ada banyak biaya yang sudah keluarkan untuk merokok selama ini
Jadi, supaya dapat menghindari bahaya merokok bagi kesehatan, mulailah berhenti
merokok sekarang juga.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa perbedaan per*kok pasif dan aktif bisa
dilihat dari aspek aktivitasnya. Dimana per*kok pasif terpapar karena asap di
sekitarnya tetapi per*kok aktif terpapar karena mer*kok secara langsung dari batang
r*kok. Bahaya dari mer*kok seperti serangan jantung, kanker paru-paru dan lain-
lain.

Saran

Penulis menyarankan agar pembaca membandingkan referensi lain yang berkaitan


dengan topik yang dibahas.

Peran orang tua dalam mengatasi rokok di kalangan remaja

Kampanye tentang bahaya merokok sudah ada di mana-mana. Sayang, hal tersebut
seakan tidak dianggap serius oleh orang-orang. Hal ini terbukti dari maraknya
perilaku merokok yang sudah dilakukan sejak remaja. Sehingga mencoba cara
berhenti merokok pun jadi hal yang dianggap sulit.

Tidak dimungkiri, remaja dan rokok seakan menjadi dua hal yang tidak bisa
dipisahkan di era sekarang ini. Banyak faktor yang mendasari kejadian tersebut,
salah satunya anggapan bahwa merokok bisa membuat seseorang terlihat lebih
keren.
Anda tentu tidak setuju dengan anggapan tersebut, bukan? Karena pada dasarnya,
tidak ada keuntungan yang bisa didapat dari mengisap rokok. Di dunia medis pun,
rokok dianggap sebagai penyebab utama angka kematian tertinggi di dunia.

Rokok dan asapnya mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia berbahaya yang
dapat merusak tubuh. Bahan kimia tersebut bisa menimbulkan kelainan pembuluh
darah, yang selanjutnya akan meningkatkan risiko serangan jantung, stroke,
hipertensi, dan berbagai penyakit lainnya hingga 2-4 kali lipat.

Tidak hanya itu, merokok juga berhubungan erat dengan risiko penyakit saluran
pernapasan, salah satunya bronkitis.

Parahnya lagi, produk olahan tembakau itu juga bisa mengganggu fungsi sistem
kekebalan tubuh, memicu penyakit diabetes, gangguan reproduksi, dan yang paling
parah: menyebabkan kanker.

Mengetahui ragam bahaya merokok bagi kesehatan, setiap orang tua sebaiknya
melakukan upaya sedini mungkin untuk mencegah atau menghentikan kebiasaan
merokok pada anak remaja.

Tips Agar Anak Remaja Terbebas dari Rokok

Ilustrasi Remaja Merokok

Beberapa cara efektif berhenti merokok di kalangan remaja, antara lain:

1. Persiapkan Diri
Menjalin komunikasi dengan anak remaja bukanlah suatu hal yang mudah. Terlebih,
anak pada usia ini cenderung tertutup mengenai kebiasaannya, terutama soal
pergaulan.

Sebagai orang tua, Anda mesti mempersiapkan diri untuk ‘turun level’ guna
menyamakan gaya komunikasi dengan anak. Singkirkan dulu segala penilaian dan
tahan diri untuk tidak menghakimi anak saat ia mulai terbuka.

2. Beri Contoh

Kebiasaan mengisap rokok pada remaja tidak melulu terjadi akibat pergaulan.
Perilaku tersebut juga bisa ‘menurun’ dari orang tua yang merokok.

Oleh karena itu, bagi orang tua yang masih merokok, segera hentikan kebiasaan ini
agar anak tidak ikut-ikutan. Semakin dini Anda berhenti dari kebiasaan merokok,
semakin kecil pula peluang anak untuk menjadi seorang perokok.

3. Perhatikan Pergaulannya

Selain mencontoh orang tua, lingkungan pertemanan atau peer group juga bisa
memengaruhi kebiasaan pada anak remaja — termasuk hubungannya dengan rokok.

Sebagai orang tua, ada baiknya Anda mengenali dengan siapa dan di lingkungan
seperti apa anak banyak menghabiskan waktu. Dekatkan diri pada anak dengan
bertanya seputar teman-temannya.

Dengan berusaha menempatkan diri pada level anak dan bersikap sewajarnya, Anda
bisa mendapatkan kepercayaan darinya sehingga ia tak ragu untuk berbagi cerita
seputar hubungannya dengan teman atau lingkungannya.

4. Beri Batasan yang Konkret

Jika telah berhasil mendekatkan diri pada level personal dengan anak, tetap ingat
peran Anda sebagai orang tua. Berikan pula anak nasihat serta batasan yang jelas.

Tanyakan pula kepada anak Anda bagaimana pendapatnya mengenai kebiasaan


merokok di kalangan remaja. Dengarkan dengan saksama, agar Anda dapat
memberikan nasihat dan konsekuensi jangka panjang yang akan ia terima sebagai
akibat dari merokok.
Dalam hal ini Anda dapat melakukan pendekatan bukan sebagai posisi orang tua
yang hierarki. Tapi, gunakan pendekatan komunikasi seolah memosisikan diri Anda
sebagai teman dekat atau sahabat yang bisa diandalkan.

Buat sebuah pernyataan tegas secara prinsipal bahwa lingkungan keluarga yang
Anda bina merupakan lingkungan antirokok. Waktu dan nasihat konsisten yang
diberikan akan membuat anak semakin terbuka pada Anda, seiring dengan proses
kedewasaan pada dirinya sendiri.

5. Edukasi Bahaya Rokok

Ilustrasi Seseorang Menolak Rokok

Ciptakan kesadaran pada anak tentang bahaya merokok, baik bagi dirinya sendiri
maupun orang-orang di sekitarnya. Beritahukan pada anak remaja Anda mengenai
hal-hal buruk yang mungkin terjadi sebagai dampak dari rokok.

Tekankan pula bahwa rokok dapat merusak penampilannya, menyebabkan bau


mulut, wajah berkerut, bau badan tidak tidak sedap, hingga gigi kuning.

Anda dapat memberikan edukasi dengan mengaitkan kebiasaan merokok dengan


hal-hal yang dekat dengan kesehariannya. Misalnya, memberitahukan anak bahwa
lawan jenis pada umumnya tidak menyukai pasangan yang merokok sekalipun hanya
menghirup baunya dari pakaian ataupun mulut.

6. Kaitkan dengan Finansial

Bantu anak Anda untuk menghitung uang yang akan dihabiskan setiap minggu,
bulan atau tahun jika ia mengisap satu bungkus rokok per hari. Bandingkan dengan
peralatan elektronik ataupun barang lain yang bisa anak beli jika uang tersebut tidak
dibelikan rokok.

Lebih lanjut, Anda juga bisa memberikan simulasi yang nyata pada anak mengenai
jumlah biaya perawatan yang dibutuhkan apabila dirinya mengalami dampak buruk
rokok.

7. Cari Tahu Alasan Anak Merokok

Jika anak remaja Anda terlanjur merokok, cari tahu alasan yang mendasarinya untuk
melakukan tindakan tersebut. Setelah diberitahu, pastikan untuk tidak langsung
memarahi, karena anak akan menjauhkan diri dan semakin tertutup akibat takut
akan penilaian dari orang tuanya.

Akan lebih baik jika Anda memberikan nasihat secara perlahan agar ia benar-benar
bisa meresapi dan mematuhinya.

8. Bimbing Anak dengan Lembut

Jangan lelah meminta anak untuk berhenti merokok. Agar efektif, bantu pula anak
Anda menemukan cara menjauhi rokok yang sesuai dan mampu ia lakukan.
Fasilitasi anak remaja Anda akan kebutuhannya demi dapat menjauhi kebiasaan
buruk tersebut.

Hal yang bisa dilakukan orang tua untuk memfasilitasi anak agar terhindar dari
rokok, misalnya dengan mengikutsertakannya dalam seminar atau kampanye bebas
rokok, memberikannya wadah untuk menyalurkan energi dan mengisi waktu luang,
atau bahkan mengajaknya berkonsultasi ke klinik stop merokok.

9. Ketahui Tren

Sebagai orang tua dari seorang remaja, penting bagi Anda untuk mengetahui tren
yang ada dalam pergaulan anak seusianya. Salah satunya adalah tren rokok
elektronik, di samping konvensional.

Ketahui bahaya rokok elektronik ini dan pastikan anak Anda tidak menjadikan
produk tersebut sebagai alternatif saat Anda memintanya untuk berhenti mengisap
rokok konvensional.
10. Berikan Panutan Untuk Anak

Selain orang tua dan teman, publik figur juga bisa dijadikan sebagai contoh untuk
anak remaja Anda. Supaya hanya dapat yang baiknya saja, pastikan publik figur yang
Anda rekomendasikan pada anak benar-benar menerapkan gaya hidup sehat dan
jauh dari rokok.

Bahan bahan bahaya yang terkandung pada rokok

Sebatang rokok yang kecil mengandung lebih dari 500 jenis bahan kimia. Ketika
dibakar, zat yang terkandung dalam rokok dapat ‘beranak-pinak’ menjadi lebih
dari 6000 jenis.

Sebagian di antara zat tersebut diketahui dapat menyebabkan penyakit kanker. Tak
hanya itu, zat dalam rokok juga terbukti bisa memicu penyakit jantung, stroke,
masalah pernapasan, gangguan penglihatan, dan kondisi fatal lainnya.

Mau tahu jenis racun dalam rokok yang bisa merusak tubuh apabila diisap? Berikut
beberapa di antaranya:

1. Nikotin
Nikotin

Nikotin merupakan bahan yang membuat rokok bersifat adiktif. Pasalnya, senyawa
ini bisa sampai ke otak hanya dalam waktu beberapa detik sejak diisap.

Nikotin dalam dalam jumlah besar dapat pula memperlambat pengiriman sinyal
antara sel otak dan menyebabkan depresi. Senyawa berbahaya ini juga bisa meracuni
pembuluh darah, jantung, dan merusak hormon tubuh.

Tahukah Anda, nikotin juga digunakan sebagai komponen pembuat racun serangga?

2. Aseton

Aseton adalah zat kimia yang terkandung dalam cairan pembersih kuteks. Bahan
yang mudah terbakar ini juga digunakan sebagai komponen lem super.

Aseton sebenarnya dihasilkan oleh tubuh saat memecah lemak, dan dapat
dikeluarkan melalui urine ataupun napas. Tapi, jika kadar aseton dalam tubuh
berlebihan, maka akan berdampak negatif.

Gejala awal kadar aseton berlebih pada tubuh adalah sakit kepala, badan lemas,
pusing, mual, muntah, serta iritasi hidung, mata, tenggorokan, dan kulit.

3. Amonia
Ilustrasi Amonia pada Rokok

Amonia merupakan zat beracun yang merupakan komponen dari bahan pembersih,
pemutih, dan deodoran. Dalam rokok, amonia berfungsi untuk meningkatkan kerja
nikotin sehingga memiliki efek kecanduan lebih besar.

Racun dalam rokok yang satu ini dapat menimbulkan iritasi pada saluran
pernapasan, sehingga timbul gejala batuk dan nyeri tenggorokan. Senyawa ini juga
dapat meningkatkan risiko pneumonia dan kanker paru.

4. Arsenik

Arsenik ialah bahan kimia yang terdapat di logam, tanah, dan biasa dimanfaatkan
sebagai racun tikus. Senyawa berbahaya ini juga diketahui berkontribusi terhadap
peningkatan risiko kanker paru, kulit, kandung kemih, hati, dan ginjal.

Arsenik dalam rokok bersumber dari pestisida yang digunakan oleh petani
tembakau. Meskipun tembakau telah melalui proses pengolahan, senyawa ini tidak
hilang sepenuhnya alias masih terdapat dalam asap rokok.

5. Kadmium
Ilustrasi Kadmium pada Rokok

Kadmium adalah bahan yang terkandung dalam batu baterai. Senyawa ini juga
digunakan dalam pembuatan plastik, kain, dan logam.

Paparan kadmium secara terus-menerus akibat aktivitas merokok dapat membuat


senyawa ini menumpuk dan merusak jaringan paru-paru. Seiring waktu, kadmium
juga bisa merusak ginjal, hati, tulang, dan darah.

6. Formaldehida

Formaldehida adalah zat yang umumnya digunakan untuk mencegah pembusukan


pada jenazah. Senyawa ini juga digunakan dalam produksi lem dan bahan
disinfektan.

Menghirup senyawa racun dalam rokok yang satu ini dapat menyebabkan iritasi
pada sel dan saluran pernapasan. Selain itu, formaldehida juga berisiko
menyebabkan kanker hidung, trakea, dan darah.

7. Tar

Tar merupakan senyawa berbahaya yang dimanfaatkan sebagai bahan dasar aspal
jalanan. Semakin lama rokok terbakar, semakin tinggi pula kandungan tar di
dalamnya.

Tar adalah senyawa yang menyebabkan gigi perokok berwarna cokelat. Senyawa ini
juga bisa menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan kanker paru.
8. Karbon Monoksida

Karbon monoksida adalah zat yang ada di udara dengan jumlah bervariasi. Senyawa
ini bisa berasal dari rokok, kendaraan, kompor, atau tungku.

Ketika karbon monoksida masuk ke saluran pernapasan, senyawa beracun ini akan
mengikat hemoglobin dan menghasilkan karboksihemoglobin. Hal ini membuat
kadar oksigen yang beredar ke seluruh tubuh berkurang.

Jika kadar karbon monoksida dalam darah mencapai lebih dari 1 persen, maka akan
menimbulkan gejala berupa sakit kepala, cepat lelah, gangguan penglihatan, dan
denyut jantung

9. Benzena

Zat berbahaya dalam rokok yang selanjutnya adalah benzena. Senyawa ini adalah
produk sampingan yang dihasilkan saat pembakaran. Dengan kata lain, senyawa
tersebut terkandung dalam asap rokok yang bisa dihirup oleh semua orang.

Paparan benzena dalam jangka panjang dapat merusak sumsum tulang dan
menyebabkan gangguan pada darah. Saat ini, benzena pun dikaitkan dengan
peningkatan risiko leukemia alias kanker darah.

10. Hidrogen Sianida

Hidrogen sianida adalah gas beracun yang biasa digunakan untuk menghukum mati
narapidana. Senyawa ini mempengaruhi sistem pernapasan dengan cara melekat
pada silia, yaitu sel kecil berbentuk menyerupai rambut yang berfungsi menjaga
saluran udara agar tetap bersih.

Selain mengganggu pernapasan, hidrogen sianida juga dapat menyebabkan


kerusakan saraf dan mengganggu pertumbuhan janin pada ibu hamil.

11. Asam Asetat

Kandungan zat berbahaya lain yang terdapat di dalam rokok adalah asam asetat
atau acetic acid. Zat ini juga dapat ditemukan di dalam cat rambut.
Asam asetat yang ada di dalam rokok dapat mengganggu fungsi saluran pencernaan.
Zat ini pun bisa menyebabkan perubahan keasaman darah yang bisa berdampak
fatal.

12. Metanol

Metanol merupakan salah satu zat berbahaya yang dapat ditemukan di dalam rokok.
Senyawa ini digunakan sebagai bahan bakar utama roket.

Paparan metanol secara berulang dapat meningkatkan risiko kebutaan. Paparan


senyawa ini pun dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian dini.

13. Toluene

Ilustrasi Toluene pada Rokok

Toluene dapat ditemukan di dalam sebatang rokok. Senyawa ini merupakan bahan
dasar cat.

Paparan toluene dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker. Senyawa
ini pun disebut-sebut dapat memicu sakit kepala, halusinasi, mengganggu koordinasi
tubuh, dan kejang.

14. Butane

Rokok mengandung butane, yang juga digunakan sebagai pemantik untuk cairan
korek api.
Paparan butane secara berulang pada tubuh dapat meningkatkan risiko iritasi telinga
dan mata. Zat ini pun disebut-sebut dapat bersifat karsinogenik sehingga bisa
meningkatkan risiko kanker.

15. Furan

Furan juga termasuk salah satu zat racun yang terdapat dalam rokok. Senyawa ini
dapat meningkatkan risiko penyakit hati (liver) dan tumor kantong empedu,
khususnya jika terjadi paparan secara berulang atau dalam jangka waktu lama.

Hipotesis

 Adanya dampak negative dan kecenderungan anak remaja


mengomsumsi rokok yang berdampak sangat buruk bagi
kesehatannya

Dan mereka tidak pernah menyadari hal tersebut. Kesadaran


mereka dengan bahaya rokok tidak pernah membuat mereka
berhasil memilah antara yang baik dengan yang buruk.

Metode penelitian

 Studi Pustaka (study research). Studi ini dilakukan dengan


cara melihat dan mencari literatur yang sudah ada untuk
memperoleh data yang berhubungan dengan analisis pada
penulisan tugas akhir.
 Penyusunan tugas akhir setelah dilakukan pengujian data dan
analisis yang di peroleh, lalu disusun dalam sebuah laporan
tertulis.

Populasi dan sampel

 Populasi di dalam penelitian ini berupa anak remaja yang ada


di lingkungan rumah berjumlah sebanyak 5 orang
 Sampel pada penelitian ini akan mengambil 2 orang saja.
Yang di mana pada bagian ini akan di uji satu persatu sebnyak
2 orang tadi secara bergantian.

Teknik pengumpulan data

 Peneliti akan mengumpulakan data dari para responden


dengan memakai instrument pengujian satu persatu.dan
disusun berbagai pertanyaanl terkait variable yang di teliti,
yakni bahayanya rokok di kalangan remaja.

Pengolahan data

 Data diolah agar mejadi suatu kalimat yang runtut agar


mudah di pahami oleh responden, dan dijadikan suatu
dokumen yang tertulis

DAFTAR PUSTAKA

Aiman, Husaini. 2006. Tobat Mer*kok. Depok: Pustaka Aiiman

Anda mungkin juga menyukai