Anda di halaman 1dari 14

TUGAS SOSIOLOGI

SKRIPSI
(BAHAYA MEROKOK DI KALANGAN PELAJAR)

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
MARWA C. TUNE

SMA NEGERI 1 AIRMADIDI


2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Abstrak
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan
dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi,tubuh,mint pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-
masalahRemaja cenderung memiliki rasa ingin tahu untuk merokok yang
besar. Kebiasaan merokok bagi para remaja bermula karena kurangnya
informasi dan kesalahpahaman informasi, termakan iklan atau terbujuk
rayuan teman. Banyak yang beranggapan bahwa merokok dapat
menghilangkan stress. Namun hal ini sangat tidak dibenarkan. Hal tersebut
merupakan hanya efek dari nikotin yang sifatnya memberikan rasa tenang
sesaat. Jika sudah merokok laungkan waktu untuk berhenti secepatnya dari
kebiasaan buruk itu. Mulai dari hidup sehat dan teratur mengigat bahaya
merokok bagi kesehatan yang sangat mengerikan. Carilah suasana pergaulan
yang baru yang menjauhi dari kegiatan merokok.

1.2 Latar Belakang


Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari
berolahraga, membaca, menulis, mengarang, dan sebagainya. Di antara
sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang
sangat merugikan bagi kesehatan mereka. Anehnya, kebiasaan yang tidak
baik ini sering dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok.
Kebiasaan  merokok  di Indonesia  sangat  memprihatinkan. Setiap
saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar.
Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan
bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Penyakit-penyakit mulai dari
menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif
maupun pasif.
Bagi Negara ini para remaja yang merupakan seorang pelajar adalah
penerus generasi bangsa. Namun, para remaja sekarang seringkali
menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya memikir apa yang
akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para pelajar lebih banyak
menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang akan di
timbulkan dari kelakuannya tersebut.
Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah,
masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak
buruk pada kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di
lakukan oleh para pelajar karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil
memebuat mereka melakukan segalah hal untuk melampiaskan esmosinya.
Saya pribadi menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi
kesehatan sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya
para pelajar. Hal ini yang mendorong saya untuk menyusun makalah ini
tentang Bahaya Merokok Dikalangan Pelajar. Saya berharap, dengan
mengetahui informasi ini para pelajar dapat mengurungkan niatnya untuk
mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti merokok.
1.3 Rumusan Masalah
 Apa Pengertian Rokok dan Zat apa yang Terkandung Di Dalam
Rokok ?
 Apa pengaruh bahayanya merokok?
 Apa penyebab merokok terhadap lingkungan remaja?
 Bagaimana hubungan rokok dengan kanker paru-paru?
 Apa saja yang dapat menimbulkan minat rokok?
 Bagaimana cara mengurangi penggunaan rokok?
1.4 Tujuan
 Agar para pelajar tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
 Untuk mengetahui faktor penyebab perilaku merokok pada kalangan
pelajar
 Mendeskripsikan dampak dari merokok.
 Menjelaskan upaya mengatasi merokok pada kalangan pelajar.
1.5 Metode untuk mencegah
 Hindari berkumpul dengan teman - teman yang sedang merokok.
 Yakinlah,bahwa rokok bukan satu - satunya sarana pergaulan.
 Jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok.
 Perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Rokok dan Merokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak asing lagi bagi kita.
Merokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap kesehatan
tubuh telah diteliti dan dibuktikan banyak orang. Efek-efek yang
merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas.
Banyak penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan
gangguan pembuluh darah,kanker paru - paru, kanker rongga
mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah
tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat pada
janin. Pada kenyataannya kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan
dan jarang diakui orang sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi
orang yang merokok untuk mengalihkan diri dari stress dan
tekanan emosi, lebih sulit melepaskan diri dari kebiasaan ini
dibandingkan perokok yang tidak memiliki latar belakang depresi.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
seconhandsmoke yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang
bukan perokok karena berada di sekitar perokok atau bisa disebut
juga dengan perokok pasif. Rokok tidak dapat dipisahkan dari
bahan baku pembuatannya yakni tembakau. Di Indonesia
tembakau ditambah cengkeh dan bahan – bahan lain dicampur
untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek tembakau juga dapat
digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa
dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari ke hari jumlah perokok kian bertambah. Hal
inilah yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi
kesehatan tubuh kita.
Rokok mengandung berbagai macam bahan kimia, antara lain :
o Nikotin, kandungan yang menyebabkan perokok merasa
rileks.
o Tar, yang terdiri dari lebih dari 4000 bahan kimia yang
mana 60 bahan kimia di antaranya bersifat karsinogenik.
o Sianida, senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
o Benzene, juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia
organik yang mudah terbakar dan tidak berwarna.
o Cadmium, sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
o · Metanol (alcohol kayu), alcohol yang paling sederhana
yang juga dikenal sebagai metil alkohol.
o Asetilena, merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga
merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
o Amonia, dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat
beracun dalam kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
o Formaldehida, cairan yang sangat beracun yang digunakan
untuk mengawetkan mayat.
o Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan
untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat
pembuat plastik dan pestisida.
o ·Arsenik, bahan yang terdapat dalam racun tikus.
o Karbon monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan
dalam asap buangan mobil.
2.2 Pengaruh Bahayanya Merokok
Dari aspek psikologis, merokok dapat menimbulkan relaksasi,
mengurangi ketegangan, dan melupakan sejenak masalah yang
sedang dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok bahwa ada
kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok.
Pada kondisi inilah timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi
perilaku tersebut.
Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu
adalah pelajar. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak ataupun
remaja adalah masa dimana individu memulai dan mencapai
pertumbuhan yang hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika
anak-anak bahkan anak di usia dini sudah melakukan rutinitas negatif
tersebut, yaitu merokok. Padahal pertumbuhan dan perkembangan
pada masa anak-anak dan remaja adalah masa yang paling penting
dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan perkembanggan
pada kedaua masa ini akan sangat berpengaruh dan pasti berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa
selanjutnya.
Berikut adalah beberapa bahaya merokok bagi pelajar:
1. Masalah dan penyakit pernapasan; kapasitas paru-parunya akan
berkurang 25 persen serta memiliki risiko terkena bronkitis dan
pneumonia dua kali lebih tinggi.
2. Mengganggu perkembangan kecerdasan; suatu penelitian di Italia,
menunjukkan, anak-anak yang merokok kemampuan untuk belajar
membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak yang ibunya tidak
merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak
berumur 11 tahun yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6
bulan.
3. Hiperaktif dan cepat lelah; pelajar yang merokok akan cenderung
lebih aktif dibandingkan anak-anak lain, disebabkan pengaruh rokok
yang memberikan rasa percaya diri yang berlebihan namun keaktifan
tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas paru-paru dari
anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga
mengakibatkan dirinya menjadi cepat lelah.
4. Kanker otak 22%
5. Leukemia
6. Jangkitan telinga
7. Sindrom kematian mendadak
Dari contoh-contah bahaya diatas sudah jelas bahwa merokok
sangat memberikan efek negatif bagi anak-anak baik dari aspek
fisiologis maupun aspek psikologis.
Selain mencontoh perilaku orang di sekitarnya, anak juga akan
terdorong untuk merokok atas pengaruh iklan. Menurut kak Seto,
iklan rokok yang bebas tampil di Indonesia ini sangat efektif
mengajak anak menjadi perokok pemula.
2.3 Penyebab merokok terhadap lingkungan remaja
Ada banyak alasan yang melatar- belakngi perilaku merokok pada
remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok
merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok
selain disebabkan faktor-faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor
lingkungan. Faktor dari dalam remaja dapat dilihat dari kajian perkembangan
remaja. Remaja mulai merokok dikatakan oleh Erikson (Gatchel, 1989)
berkaitan dengan adanya krisis aspek psikososial yang dialami pada masa
perkembangannya yaitu masa ketika mereka sedang mencari jati dirinya.
Dalam masa remaja ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan topan
karena ketidak- sesuaian antara perkembangan fisik yang sudah matang dan
belum diimbangi oleh perkembangan psikis dan sosial. Upaya- upaya untuk
menemukan jati diri tersebut, tidak semua dapat berjalan sesuai dengan
harapan masyarakat. Beberapa remaja melakukan perilaku merokok sabagai
cara kompensatoris. Seperti yang dikatakan oleh Brigham (1991) bahwa
perilaku merokok bagi remaja merupakan perilaku simbolisasi. Simbol dari
kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan daya tarik terhadap lawan jenis.
Di sisi lain, saat pertama kali mengkonsumsi rokok, gejala-gejala yang
mungkin terjadi adalah batuk-batuk, lidah terasa getir, dan perut mual.
Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan perasaan
tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi
ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang
memberikan kepuasan psikologis. Gejala ini dapat dijelaskan dari konsep
tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok
merupakan perilaku yang menyenangkan dan bergeser menjadi aktivitas
yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin adalah adiktif, jika
dihentikan secara tiba-tiba akan menimbulkan stres. Secara manusiawi,
orang cenderung untuk menghindari ketidakseimbangan dan lebih senang
mempertahankan apa yang selama ini dirasakan sebagai kenikmatan
sehingga dapat difahami jika para perokok sulit untuk berhenti merokok.
Dikatakan Klinke & Meeker (dalam Aritonang, 1997) bahwa motif para
perokok adalah relaksasi.
Dengan merokok dapat mengurangi ketegangan, memudahkan
berkonsentrasi, pengalaman yang menyenangkan, dan relaksasi.
2.4 Hubungan Rokok dengan Kanker Paru
Merokok sudah dikenal sebagai kebiasaan tidak sehat yang bisa
memicu berkembangnya berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker
paru-paru. Bukan hanya perokok aktif yang berisiko tinggi mengalaminya,
orang yang sering terkena asap rokok alias perokok pasif juga berisiko
mengalami kanker paru-paru.
Merokok adalah faktor risiko nomor satu untuk kanker paru-paru.
Melansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), orang yang
merokok memiliki risiko 15–30 kali lebih tinggi terkena kanker paru-paru
atau meninggal akibat kanker tersebut, dibandingkan orang yang tidak
merokok. Di Amerika Serikat, merokok dikaitkan dengan sekitar 80–90
persen kematian akibat kanker paru-paru. Namun, menghirup asap dari
rokok, pipa atau cerutu orang lain juga bisa menyebabkan kanker paru-paru.
Ketika kamu menghirup asap rokok dari orang lain, kamu sama saja seperti
sedang merokok. Dampak yang diberikan rokok pada perokok aktif hampir
sama dengan yang bisa terjadi pada perokok pasif. Ketika kamu menghirup
asap rokok yang penuh dengan zat penyebab kanker (karsinogen), perubahan
pada jaringan paru-paru segera dimulai. 
Asap rokok mengandung campuran beracun lebih dari 7000 bahan
kimia, sekitar 70 di antaranya diklasifikasikan sebagai karsinogenik atau
penyebab kanker. Hal itu termasuk arsenik, benzene, cadmium, kromium,
formaldehida, N-nitrosamin, nikel, dan vinil klorida. Ketika terpapar bahan
kimia ini dan bahan kimia lainnya dalam asap rokok, sel-sel paru bisa mulai
bermutasi dan membentuk tumor kanker.
Ada beberapa cara menghirup asap rokok bisa menyebabkan kanker
paru-paru:
 Kerusakan DNA Langsung
Saat terpapar karsinogen, untaian DNA bisa mulai pecah. Hal ini
menyebabkan sel berkembang biak secara berlebihan dan mencegah
apoptosis, yaitu kematian sel yang terprogram yang menyediakan
ruang untuk penggantian dengan sel baru yang sehat. Perubahan itu
menyebabkan sel kanker bisa berkembang biak secara tidak
terkendali dan hampir tidak bisa mati.
 Perbaikan Sel yang Terganggu
DNA yang rusak biasanya bisa diperbaiki dan sel yang bermutasi bisa
dihancurkan oleh mekanisme yang membantu tubuh melawan kanker.
Gen penekan tumor memberi kode untuk enzim yang memicu
kematian sel yang rusak dan memerintahkan tubuh untuk membuat
sel yang baru dan sehat.
Namun, kromium dari asap rokok bisa mengikat DNA dan secara
efektif membungkam gen penekan tumor. Arsenik dan nikel juga bisa
melakukan hal yang sama dengan mendorong mutasi pada gen
penekan tumor.
 Peradangan
Saat menghirup asap rokok, tubuh akan merespons dengan
melepaskan senyawa proinflamasi sebagai upaya untuk
meminimalkan kerusakan sel. Seiring berjalannya waktu, peradangan
yang terjadi bisa merusak DNA seluler dan mengubah cara sel
menempel satu sama lain. Hal ini memungkinkan sel kanker untuk
bermigrasi dengan bebas dan menjadi invasif.
 Kerusakan pada Silia
Silia adalah struktur kecil seperti rambut yang melapisi saluran udara
yang mengeluarkan kotoran dari paru-paru. Racun tertentu dalam
asap tembakau, seperti formaldehida, bisa melumpuhkan silia dan
seiring waktu, merusaknya hingga tidak bisa diperbaiki. Hal ini
menyebabkan partikel berbahaya dalam asap rokok tetap berada di
paru-paru lebih lama.
 Gangguan Fungsi Kekebalan
Meskipun karsinogen dalam asap tembakau terlibat dalam
pembentukan tumor kanker, tetapi bahan kimia lain bisa
berkontribusi terhadap berkembangnya kanker paru-paru dengan
menekan sistem kekebalan tubuh secara keseluruhan. Baik nikotin
dan tar merusak respons imun bawaan tubuh dan menghalangi
beberapa mekanisme yang bisa mencegah kanker, seperti apoptosis.
2.5 Menimbulkan Minat Rokok
1. Pengaruh rekan sebaya, selalu berlaku di sekolah menengah. Lagi
ramai kawan yang merokok, lagi mudah terpengaruh.
2. Pengaruh keluarga, anak yang hisap rokok, atau terdedah dengan asap
rokok disekeliling mereka.
3. Pengaruh cool life style, sebagian orang, mereka merokok untuk
menunjukkan bahwa mereka adalah “cool”.
4. Sifat pantang dicabar, sebagian manusia ada sikap pantang dicabar
atau sikap hidup mesti berani.
5. Keyakinan diri dalam kelompok masyarakat, orang yang kurang
kawan, kurang aktivitis sosial, kurang terlibat dengan dunia luar,
akun coba merokok untuk tunjuk yang mereka berani atau mereka
juga boleh buat apa yang orang lain buat.
6. Untuk kurus atau kurang berat badan, ada yang percaya bahwa
merokok dapat kurangkan berat badan, mereka akan coba berdiet
dengan merokok, kurangkan makan nasi, lebihkan merokok. Ternyata
cara ini salah, lebib baik kurangkan berat badan dengan bersenam.
7. Melepaskan tekanan, hidup ini bosan atau tekanan hidup terlalu hebat
menyebabkan manusia cenderung untuk merokok. Bagi mereka,
merokok dapat menghilangkan bosan atau meredakan tekanan yang
dihadapi buat seketika. Semakin bosan, atau semakin tertekan, lebih
banyak rokok yang dihisap.
8. Pengaruh keadaan sekeliling, mengikut kajian dan pemerhatian
remaja yang hidup di dalam keluarga miskin atau ibu bapak yang taat
pendidikan rendah anak-anak mereka lebih mudah terpengaruh untuk
merokok. Walaupun tidak terpengaruh secara langsung, tetapi
kesannya agak mendalam.
9. Mudah, rokok ini mudah dilihat dimana-mana malah ahli keluarga
terdekat pun merokok, tapi coba pikir balik, kita sendiri yang ajak
anak-anak pergi beli rokok ligter, dan kadang-kadang ada yang
biarkan anak-anak nyalakan. Secara tak langsung, anak itu tahu dan
terlatih sejak kecil. Hanya rokok itu di mulut orang lain bukan mulut
mereka.
2.6 Cara mengurangi penggunaan rokok
Merokok di sekolah yang dilakukan siswa kini semakin banyak, itu
dikarenakan siswa yang satu mengajak siswa yang lainnya atau dikarenakan
oleh faktor pergaulan. Oleh karena itu para guru lebih ketat lagi dalam
melakukan pengawasan dengan mengelilingi tempat-tempat yang sering
dijadikan tempat merokok. Selain itu juga melakukan peringatan yang lebih
tegas lagi agar para pelanggar khususnya perokok jera dan tidak melakukan
hal tersebut lagi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Peringatan dari
keluarga juga menjadi salah satu cara mengatasi kecanduan rokok. Berbicara
atau berkomunikasi dengan orang lain, menyibukkan diri, rajin berolahraga,
dan memberikan pengertian-pengertian tentang rokok pada remaja juga dapat
mengatasi kebiasaan merokok tersebut.
Selain itu, banyaklah lakukan kegiatan positif dan juga cobalah untuk
mengatakan tidak kepada teman yang mengajak merokok, dan beritahukan
juga alasannya mengapa, siapa tau teman mu juga tergerak untuk berheni
untuk merokok. Dan juga, cobalah menabung uang yang kamu biasanya
gunakan untuk membeli rokok untuk membeli hal- hal yang lebih di
perlukan misalnya buku, sepatu bola, ataupun lainnya.

Anda mungkin juga menyukai