Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah
(Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan
sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun
peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap
sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum
usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau
sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Remaja dan rokok
2. Penyebab remaja merekok antara lain
3. Zat berbahaya dalam asap rokok
4. Bahaya merokok pasif

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Remaja dan Rokok
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagi si perokok sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai
kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi
tubuh penghisapnya. Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang
merokok adalah untuk mendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk
menghilangkan kekecewaan ( reliefing beliefs), dan menganggap
perbuatannya tersebut tidak melanggar norma ( permissive beliefs/ fasilitative)
(Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan
oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan
di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
B. Penyebab Remaja Merokok antara lain:
1. Pengaruh orangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak
muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang
tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman
fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak
muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer &
Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah
perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua
kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-
temannya atau bahkan temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri
remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara

2
remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau
lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al
Bachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang
yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih
mudah menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki
skor yang rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour,
membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang
ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun
diri orang lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin
yang dapat merusak organ tubuh manusia, daintaranya yaitu Kanker,
serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
C. Zat berbahaya dalam asap rokok
1. TAR
Mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-
paru dan meyebabkan kanker.
2. KARBON MONOKSIDA (CO)
Gas beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah
membawa oksigen.
3. NIKOTIN
Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi
darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan.

3
Selama beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah membuktikan bahwa
zat-zat kimia yang dikandung asap rokok dapat mempengaruhi orang-
orang tidak merokok di sekitarnya.
D. Bahaya perokok pasip
Perokok pasif dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru dan
jantung koroner. Lebih dari itu menghisap asap rokok orang lain dapat
memperburuk kondisi pengidap penyakit:
1. Angina, Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung.
2. Asma, Mengalami kesulitan bernafas.
3. Alergi, Iritasi akibat asap rokok. Gejala-gejala gangguan kesehatan :
iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan
sesak nafas.
Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif,
meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang
dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan
denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida
menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima janin. Anak-anak
yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar
untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan.
Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah
sakit pada tahun pertama kehidupan mereka.
Banyak orang tahu bahaya merokok, tapi tidak banyak yang
peduli. Melihat bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan rokok, kiranya
diantara kita perlu bahu-membahu berbuat tiga hal utama :
Komunikasi dan informasi tentang bahaya merokok, baik bagi
si perokok langsung maupun perokok pasif. Menyediakan tempat-
tempat khusus bagi orang yang merokok agar yang bukan perokok
tidak terkena dampak negatifnya. Jangan merasa segan untuk menegur
perokok, jika anda merasa terganggu

4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan. Jangan
sekali kali mencoba untuk merokok karena hamper dari semua yang
terjerumus berawal dari coba coba. Pikirkan bentuk pergaulan. Pencegahan
lebih baik dari pada pengobatan
B. Saran
Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang
lebih sungguh sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan
pihak pihak lain.

5
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh
Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.

Anda mungkin juga menyukai