Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH GAWAI

TERHADAP PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Ai Siti Nurjamilah, M. Pd.

Oleh:

Yuke Nurul Fajriani 197006020


Nisa Sufiana 197006071

JURUSAN INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SILIWANGI

KOTA TASIKMALAYA

2019
LEMBAR PENGESAHAN/ PENERIMAAN

Makalah ini diterima pada hari…….. tanggal …… November 2019

Oleh

Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Ai Siti Nurjamilah, M. Pd.


NIDN 0031019001

ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. Selawat dan
salam, semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw., keluarga,
sahabat, dan umat Muhammad hingga akhir zaman. Atas berkat Allah swt.,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Gawai Terhadap
Perkembangan Karakter Anak”.

Pendidikan dalam keluarga yang menjadi dasar pondasi karakter dalam


berprilaku dan bersikap. Akan tetapi, perkembangan media dan teknologi
menjadi tantangan dalam sebuah pendidikan karakter. Banyak orang tua yang
memberikan keluasan terhadap anaknya dengan membelikan gawai sejak usia
dini. Tapi mereka belum memikirkan bagamaiana pengaruh media terhadap
perkembangan yang muncul dari kebiasaan memainkan gawai. Banyak dampak
negatif yang akan muncul. Sehingga sangat penting peran orang tua untuk
mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak. Maka dari itu,
kasus inilah yang menjadi titik berat makalah yang penulis susun.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Penulis sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, Ibu Ai Siti Nurjamilah, M. pd., dan
semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan


kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran agar semakin baiknya makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penulis.

Tasikmalaya, 3 Oktober 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN/ PENERIMAAN ................................................. ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A Latar Belakang ......................................................................................... 1
B Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C Tujuan Makalah ........................................................................................ 3
D Manfaat ..................................................................................................... 3
E Prosedur Makalah ..................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 4
A. Pengertian Gawai ..................................................................................... 4
B. Daya Kembang Pada Otak Anak .............................................................. 5
C. Pengaruh Gawai Terhadap Perkembangan Karakter Anak ...................... 7
D. Sikap Orang Tua Terhadap Anak Mengenai Penggunaan Gawai .......... 11
BAB III SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 14
A. Simpulan ................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Teknologi berkembang dengan cepat. Dengan adanya teknologi, urusan
manusia menjadi lebih mudah. Telah terdapat berbagai jenis teknologi yang
ada di zaman modern ini. Salah satu teknologi yang banyak digunakan oleh
hampir semua kalangan masyarakat adalah Gawai. Baik itu dikalangan
dewasa maupun anak-anak. Banyak perusahaan yang memproduksi produk
elektronik dan gawai, menjadikan anak-anak sebagai target pasar mereka.
Gawai sering melakukan pembaruan. Inilah yang membedakan gawai dengan
teknologi yang lain. Seringnya pembaruan ini, membuat gawai banyak
digunakan dan memberikan manfaat bagi penggunanya. Perkembangan
teknologi masa kini, salahsatu-nya berkaitan dengan gawai. Berbagai macam
fasilitas serta fitur apikasi dan game yang ada pada gawai, membuat anak-
anak tertarik untuk menggunakannya. Bahkan dengan seringnya bermain
game membuat anak kecanduan bermain sampai sering melupakan kegiatan
yang lebih berguna.
Penggunaan gawai pada anak-anak, bagi sebagian besar orang tua
menganggap hal ini wajar, bahkan orang tua banyak yang membiarkan atau
dengan sengaja memberikan gawai kepada anaknya. Karena orang tua lebih
menginginkan anaknya untuk diam dari pada mengganggu orang tua karena
anak ingin bermain pada gawai.
Pengguna gawai beberapa tahun yang lalu adalah para pebisnis dan
kalangan menengah atas saja. Mereka menjadi pengguna gawai untuk
keperluan bisnis. Sehingga dengan menggunakan gawai, terasa sekali
perbedaannya menjadi lebih efisien. Namun, sekarang gawai tidak hanya
dipakai oleh para pebisnis saja. Tetapi telah banyak digunakan oleh para
remaja dan anak-anak.

1
2

Dilihat dari sisi psikologis, masa anak-anak merupakan masa keemasan.


Dimana apapun yang mereka lihat, mereka dengar, akan mudah sekali diikuti.
Disini, peran orang tua sangat penting.
Banyak dampak positif dari penggunaan gawai. Diantaranya yaitu
membantu anak untuk melatih strategi. Karena banyak game yang menuntut
para pemainnya untuk membuat strategi dan melatih otak. Tetapi, banyak
dampak buruknya juga dari gawai yang membuat anak akan nyaman dengan
zonanya sendiri. Selain itu, berbagai radiasi yang ditimbulkan dari gawai
dapat merusak jaringan syaraf dan otak mereka. Dampak lainnya yaitu
menimbulkan sikap individualis pada anak dan kurangnya sikap peduli
terhadap sesama baik terhadap teman, maupun orang lain.
Melihat banyaknya dampak buruk yang ditimbulkan dari penggunaan
gawai, maka orang tua perlu mengawasi anaknya. Selain itu orang tua juga
harus memahami mengenai pengaruh gawai terhadap perkembangan karakter
anak. Agar orang tua memberikan pemahaman kepada anak mengenai
dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan gawai. Sehingga daya
kembang dan pola pikir anak berkembang dengan baik. Serta anak akan
mendapat banyak waktu luang untuk bermain dengan teman sebayanya.
Ataupun melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat daripada hanya bermain
game pada gawai.
Alasan pemilihan judul makalah “Pengaruh Gawai Terhadap
Perkembangan Karakter Anak”, yaitu karena kurangnya pemahaman orang
tua mengenai akibat penggunaan gawai yang berakibat pada daya kembang
anak itu sendiri.

B Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gawai?
2. Bagaimana daya kembang otak pada usia anak-anak?
3. Bagaimana gawai mempengaruhi karakter anak?
3

4. Bagaimana seharusnya sikap orang tua terhadap anak mengenai


penggunaan gawai?

C Tujuan Makalah
1. Menjelaskan pengertian gawai.
2. Menjelaskan daya kembang otak pada usia anak-anak.
3. Menjelaskan pengaruh gawai terhadap karakter anak.
4. Menjelaskan seharusnya sikap orang tua terhadap anak mengenai
penggunaan gawai.

D Manfaat
1. Dapat membuka pikiran untuk memahami masalah yang ada.
2. Dapat memahami masalah dan berpikir untuk mencari solusi.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang dipelajari untuk diimpletasikan di
kehidupan sehari-hari.
4. Memahami tata cara dan format penulisan makalah yang baik dan benar.

E Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan
menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data
dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan metode survey, artinya
penulis memperoleh data melalui analisa hasil browsing di internet dengan
melihat dan meneliti berbagai situs yang menyediakan penjelasan tentang
masalah yang kami teliti.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Gawai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa Edisi
Keempat (2008:422), kata gawai memiliki dua makna. Makna pertama, kata
gawai n kerja; pekerjaan, artinya gawai berkelas kata nomina dan bermakna
'kerja' atau 'pekerjaan'. Makna kedua, kata gawai kl n alat; perkakas, artinya
gawai termasuk kata kl(klasik) dan berkelas kata nomina yang bermakna 'alat'
atau 'perkakas'. Dalam petunjuk kamus, disebutkan singkatan kl berarti klasik,
untuk kata-kata yang berlabel kl digunakan dalam kesusastraan Melayu
Klasik.
Berdasarkan makna kamus tersebut, terdapat dua homonim kata gawai,
yakni (1) kerja; pekerjaan dan (2) alat; perkakas. Makna (1) digunakan
sebagai pembentuk kata pegawai (pekerja di kantor atau karyawan) yang
masih sering dipakai, sedangkan makna (2) sudah hampir tidak pernah
dipakai dalam kosakata saat ini, yakni ditandai dengan singkatan kl di dalam
kamus. Makna kedua kata gawai berarti 'alat' atau 'perkakas' penunjang
pekerjaan. Makna kedua inilah yang kemudian digunakan menjadi padanan
kata berbahasa Inggris, gadget. Kata gadget dimaknai sebagai alat atau
perkakas yang dapat menunjang pekerjaan dan komunikasi.
Sedangkan Menurut Wikipedia, Gawai (bahasa Inggris: gadget) adalah
suatu piranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang
secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang
diciptakan sebelumnya.
Hal-hal yang dapat dilakukan dengan gawai, diantaranya:
1. Install aplikasi bermanfaat pada gawai.
2. Gunakan kamera untuk membuat karya.
3. Laptop bisa digunakan untuk belajar hal-hal baru.
4. Jadikan game sebagai sarana belajar bahasa Inggris.

4
5

B. Daya Kembang Pada Otak Anak


Sistem saraf otak manusia sudah tumbuh sejak masih dalam kandungan
hingga bayi dilahirkan. Saat lahir, seorang bayi membawa lebih dari satu
milyar saraf dalam otak yang masih terputus-putus. Sel-sel saraf yang sudah
memiliki cabang (dendrit dan akson) membentuk jalinan saraf yang
berhubungan antara satu dengan yang lain. Cabang-cabang ini akan
berkembang saling menyambung. Kuantitas dan kualitas sambungan
menentukan kecerdasan anak. Proses menyambung antara dendrit, akson, dan
proses mielinisasi membuat jaringan otak berkembang secara kompleks. Pada
tahap mielinisasi ini, orang tua dapat memengaruhi otak anak.
Satu sel otak mampu membuat 15.000 hubungan dengan sel otak yang
lain. Hubungan yang sangat rumit ini membentuk jaringan sel otak.
Pengalaman yang diterima bayi akan menentukan jaringan dalam otak.
Ketika bayi berumur 3 tahun serabut-serabut saraf atau sinapsis yang terdapat
dalam kedua belahan otak mulai terbentuk. Otak anak di masa balita akan
berjumlah kira-kira 1000 Triliun hubungan saraf. Jika dipresentasikan proses
penyambungan saraf ini mencapai 50% pada 2 tahun pertama. Selanjutnya,
hanya 30% hingga tahun ke-5 dan sisanya 20% dipenuhi hingga usia anak
mencapai 12 tahun.
Fakta dari The Super Science of Our Bodies menjelaskan lebih dramatis
lagi, bahwa pada anak-anak dibawah 6 tahun otaknya tumbuh hingga 20.000
sel per menit. Artinya dari usia 0 sampai 6 tahun otak anak tumbuh hingga
20.000 sel per menit untuk kemudian terus melambat hingga penuh.
Jaringan-jaringan sinapsis yang berjumlah triliunan itu akan melahirkan
kemampuan tertentu yang berbeda-beda antara satu anak dengan yang lain.
Ada yang melahirkan kemampuan eksakta, seni, bahasa, teknik dan lainnya.
Jaringan-jaringan ini pulalah yang menjadi bekal anak selama masa hidupnya.
Sebagian besar kemampuan dan keahlian lahir dari jaringan-jaringan yang
terbentuk saat usia anak-anak.
Dari sejak dalam kandungan, lahir, dan mencapai usia 2 tahun pertama
ini, pertumbuhan dan perkembangan otak terjadi secara keseluruhan pada
6

otak besar, otak kecil, batang otak, dan jaringan-jaringan yang


menghubungkannya. Hal inilah yang dapat membedakan kemampuan-
kemampuan anak. Beberapa anak cenderung berpikir menggunakan bagian
otak kanan sementara yang lain menggunakan otak kiri.
Uraian ringkas diatas menunjukkan pentingnya peran masa prenatal dan
pascanatal dalam perkembangan otak. Oleh karena itu, jika kita menghendaki
agar anak mempunyai otak yang berkualitas tinggi maka diperlukan perhatian
yang sungguh-sungguh terhadap perkembangan otak dan harus dimulai saat
mempersiapkan kehamilan, selama masa hamil, dan setelah bayi lahir sampai
proses perkembangan otak selesai.
Fakta baru tentang tahapan besar peran orang tua dalam pertumbuhan
otak anak ialah sebuah pemaparan yang termuat di dalam jurnal “The
Proceedings of the National Academy of Science is Early Edition”
menyatakan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang
dari ibunya akan lebih cerdas dan memiliki otak yang berkembang dengan
optimal masa anak yang dibesarkan dengan kasih sayang perhatian dan
kelembutan cenderung lebih besar sebaiknya banyak otak anak yang tidak
tumbuh dan kehilangan bagian-bagian tertentu dari otak ketika ibunya
menelantarkan anak atau membesarkannya tanpa kasih sayang yang cukup.
Profesor Allan Shore dari University of California, Los Angeles,
Amerika Serikat yang memiliki masalah ini menyatakan bahwa pertumbuhan
sel otak dipengaruhi oleh interaksi antara bayi dan pengasuh utamanya, yakni
Ibu. Perkembangan sirkuit cerebral pada otak bayi membutuhkan interaksi
positif antara bayi dan ibu. Shore juga menekankan jika seorang bayi tidak
diperlakukan dengan baik pada 2 tahun pertama kehidupannya, gen-gen yang
bertanggung jawab untuk beragam aspek fungsi otak seperti kecerdasan tidak
akan berfungsi dan bahkan tidak eksis. Semakin parah anak tersebut
ditelantarkan orang tua maka semakin nyata pula dampak kerusakan yang
akan muncul.
Selain diberikan kepada anak gizi itu sendiri juga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak Pertumbuhan otak tidak akan
7

optimal apabila ibunya merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol


selama hamil dan menyusui alkohol dan rokok disinyalir dapat menurunkan
status-status asam lemak esensial (EFA) pada ibu hamil dan menyusui.

C. Pengaruh Gawai Terhadap Perkembangan Karakter Anak


Kita sering menyaksikan, banyak orang tua memberikan gawai yang
canggih dengan model yang anak inginkan. Orang tua yang memiliki
banyak aktivitas di luar rumah, memfasilitasi gawai kepada anaknya.
Dengan alasan agar bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan anakya.
Sedangkan, bagi orang tua yang diam di rumah atau menghabiskan banyak
waktu di dalam rumah. Memberikan gawai kepada anak untuk mengalihkan
perhatian anak agar tidak mengganggu aktivitas orang tua. Pada mulanya,
tujuan mereka memang berhasil. Tetapi lama-kelamaan, anak akan merasa
bosan dan mencoba berbagai macam fitur aplikasi termasuk game yang
menyebabkan kecanduan. Mulai dari inilah, banyak anak yang akhirnya
lebih menyukai kehidupan dengan gawai ketimbang kehidupan
sesungguhnya. Kehidupan berinteraksi dengan orang lain. Anak akan
memiliki sifat yang individualis dan tidak peka terhadap lingkungan
sekitarnya. Selain itu, penggunaan gawai yang berlebih akan berdampak
pada emosional anak. Anak akan menjadi lebih emosional karena pada saat
kita akan berinteraksi dengan anak tersebut anak tersebut sedang serius
bermain game. Dan dia tidak merasa senang, dia akan merasa terganggu
dengan orang sekitar yang mengajaknya berbicara. Bahkan, banyak anak
yang karena keasyikannya bermain game sampai melupakan makan.
Makanpun harus disuapi. Hal tersebut membuat anak menjadi seorang
pemalas.
Berdasarkan seminar pada tanggal 25 september 2016 oleh Suwarsi.
Ada beberapa perilaku yang harus diwaspadai oleh orang tua maupun guru,
terkait anak dengan gawainya, yaitu:
8

1. Anak akan kehilangan minat untuk melakukan hal lain ketika sudah
merasa asyik dengan gawainya.
2. Anak tidak bergaul dengan teman sebayanya.
3. Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya
untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games.
4. Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu untuk bermain gawai.
Perilaku-perilaku tersebut merupakan tanda bahwa mereka sedang
membutuhkan bantuan dalam menghentikan aktifitasnya dengan kecanduan
bermain gawai. Meskipun sebenarnya bermain gawai memiliki beberapa
manfaat untuk membentuk sikap cekatan, melatih fokus, serta meningkatkan
kecakapan dalam berbahasa inggris. Tetapi, ada beberapa dampak negatif
karena berlebihan dalam penggunaan gawai pada perkembangan anak yang
membuat anak menjadi ketagihan atau kecanduan. Diantaranya adalah :
1. Waktu terbuang sia-sia. Anak-anak akan sering lupa waktu
ketikasedang asyik bermain gadget. Mereka membuang waktu untuk
aktifitas yang tidak terlalu penting, padahal waktu tersebut dapat
dimanfaatkan untuk aktifitas yang mendukung kematangan berbagai
aspek perkembangan pada dirinya.
2. Perkembangan otak. Terlalu lama dalam penggunaan gadget dalam
seluruh aktifitas sehari-hari akan menganggu perkembangan otak.
Sehingga menimbulkan hambatan dalam kemampuan berbicara (tidak
lancar komunikasi), serta menghambat kemampuan dalam
mengeskpresikan pikirannya.
3. Banyaknya fitur atau aplikasi yang tidak sesuai dengan usia anak,
miskin akan nilainorma, edukasi dan agama.
4. Menganggu kesehatan. Semakin sering menggunakan gadget akan
menganggu kesehatan terutama pada mata. Selain itu akan mengurangi
minat baca anak karena terbiasa pada objek bergambar dan bergerak.
5. Menghilangkan ketertarikan pada aktifitas bermain atau melakukan
kegiatan lain. Ini yang akan membuat mereka lebih bersifat individualis
atau menyendiri. Banyak dari mereka diakhir pekan digunakan untuk
9

bermain gadget ketimbang bermain dengan teman bermain untuk


sekedar bermain bola dilapangan.
Penggunaan gawai yang berlebihan pada anak akan berdampak negatif
karena dapat menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan
ketergantungan anak untuk dapat mengerjakan berbagai hal yang semestinya
dapat mereka lakukan sendiri. Dampak lainnya adalah semakin terbukanya
akses internet dalam gawai yang menampilkan segala hal yang semestinya
belum waktunya dilihat oleh anak-anak. Banyak anak yang mulai kecanduan
gawai dan lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya yang
berdampak psikologis terutama krisis percaya diri juga pada perkembangan
fisik anak.
Radiasi gelombang elektromagnetik dari gawai memang tidak terlihat.
efeknya pun tidak terasa secara langsung. Untuk itu orangtua harus secara
bijak mengawasi dan melakukan seleksi terhadap instrument permainan
yang digunakan anak-anak saat bermain. Kebiasaan anak-anak dalam
bermain gawai saat ini memang tidak bisa dipungkiri. Namun ada baiknya
tidak selalu bermain atau paling tidak membatasi waktu bermain gawai.
Karena alasan radiasi diatas. Sebenarnya kegiatan bermain merupakan
kegiatan utama anak yang nampak mulai sejak bayi. Kegiatan ini penting
bagi perkembangan kognitif, sosial, dan kepribadian anak pada umumnya.
Anak juga bisa mulai memahami hubungan antara dirinya dan lingkungan
sosialnya melalui kegiatan bermain, belajar bergaul, dan memahami aturan
ataupun tata cara pergaulan. Namun sekarang anak lebih banyak
menghabiskan waktu dengan bermain gawai daripada bermain dengan
teman sebaya yang bisa menimbulkan sifat individualis dan egosentris serta
tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
Berikut ini beberapa dampak negatif gawai tehadap perkembangan anak :
1. Sulit Berinteraksi dengan Dunia Nyata.
Rasa kecanduan pada gawai akan membuat anak mudah bosan,
gelisah, dan marah ketika dia dipisahkan dengan gawai kesukaannya.
Ketika anak merasa nyaman bermain dengan gawai kesukaannya dia
10

akan lebih asik dan senang menyendiri memainkan gawai tersebut.


Akibatnya anak akan mengalami kesulitan beriteraksi dengan dunia
nyata berteman dan bermain dengan teman sebaya.
2. Terganggunya Fungsi PFC
Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak. PFC atau Pre Frontal Cortex adalah bagian
didalam otak yang mengotrol emosi, kontrol diri, tanggung jawab,
pengambilan keputusan,dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang
kecanduan teknologi seperti games online otaknya akan memproduksi
hormon dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC
terganggu.
3. Introvert
Ketergantungan terhadap gawai pada anak-anak membuat mereka
menganggap bahwa gawai itu adalah segala-galanya bagi mereka.
Mereka akan galau dan gelisah jika dipisahkan dengan gawai tersebut.
Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain dengan gawai.
Akibatnya tidak hanya kurangnya kedekatan antara orang tua dan anak-
anak juga cenderung menjadi introvert.
Bahaya radiasi gawai terhadap daya kembang anak adalah radiasi dari
penggunan gawai yang tergolong gelombang RF. Bukan merupakan
gelombang yang sangat mematikan dan berbahaya. Tapi bukan berarti
kemungkinan adanya efek samping tidak ada. Radiasi RF pada level tinggi
serta dengan intensitas yang intensif dapat merusak jaringan tubuh. Radiasi
RF memiliki kemampuan untuk memanaskan jaringan tubuh seperti oven
microwave memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut dapat merusak
jaringan tubuh karena tubuh kita tidak dilengkapi sistem ketahanan untuk
mengantisipasi sejumlah panas berlebih akibat radiasi RF. Penelitian lain
menunjukkan radiasi non- ionisasi (termasuk gelombang RF) menimbulkan
efek jangka panjang. Penyakit yang berpotensi timbul karena radiasi gawai
adalah kanker, tumor otak, alzheimer, parkinson, sakit kepala. Dibanding
orang dewasa, anak-anak zaman sekarang sudah mengenal teknologi
11

nirkabel sejak kecil sehingga waktu ‘bersentuhan’ dengan radiasi lebih


panjang. Hal ini disebabkan karena di usia 12-15 tahun. anak mengalami
proses bangkitnya akal. nalar dan kesadaran diri. Dalam masa ini terdapat
energi dan kekuatan fisik serta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-
coba. Data memperlihatkan bahwa ketika radiasi dari gawai memasuki
kepala. orang dewasa menyerapnya sebanyak 25% anak usia 12 tahun
sebanyak 50% dan tertinggi pada anak usia 5 tahun yaitu 75%. Oleh
karenanya, risiko radiasi ini akan lebih besar pada anak yang sudah ‘akrab’
dengan gadget di usia kurang dari 16 tahun.
Seharusnya penggunaan gadget dikembalikan pada fungsi awal, yaitu
untuk komunikasi sekaligus sebagai sarana belajar untuk menambah ilmu
pengetahuan. Anak dituntun untuk lebih kreatif. Dengan adanya media
visual dan audio maka anak-anak bisa berimajinasi dan biasanya lebih
tertarik. Misalnya anak browsing buku bacaan yang diinginkan dan nantinya
anak-anak ingin mengetahui banyak tentang buku bacaan yang ada. Dan ini
bisa menarik minat baca anak-anak. Namun praktiknya tidak demikian.
Kebanyakan anak- anak tidak ingin lebih tahu tetapi malah menjadi malas
untuk membaca.

D. Sikap Orang Tua Terhadap Anak Mengenai Penggunaan Gawai


Peran orang tua terhadap anak-anaknya harus selalu dilakukan. Jangan
sampai orang tua mengandalkan gawai untuk menemani anak dan orangtua
membiarkan anak lebih mementingkan gawai supaya tidak menganggu.
Mengontrol setiap konten yang ada pada gawai anak merupakan salah satu
cara yang efektif. Lebih sering mengajak anak untuk berdiskusi, tanya jawab
dalam waktu luang. Bermain bersama atau hanya sekedar bercanda disel-
sela aktifitas yang padat. Selama waktu itu anak bisa meniru tingkah laku
orang dewasa. mengembangkan daya imajinasi dan kreatifitasnya.
Penggunaan gawai memberikan dampak kepada penggunanya.
Kemudahan dalam bidang teknologi membuat pengguna mempunyai
12

pendapat yang berbeda dalam konteks akibat setelah menerima teknologi


tersebut. Ada dampak positif (meningkatkan semangat belajar anak) tetapi
juga ada dampak negatifnya (berdampak pada kemalasan. karena anak-anak
lebih mementingkan gaawai-nya daripada pembelajarannya). Itulah
beberapa dampak yang disebabkan penggunaan gawai pada anak-anak.
Pengawasan orang tua dalam penggunaan gawai sangat penting melihat
untung ruginya mengenalkan gawai pada anak pada akhirnya memang
sangat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan
mengawasi anak saat bermain gawai. Karena itu. kepada semua orang tua
perlu diingatkan peran penting mereka dalam pemanfaatan gawai pada anak.
Orang tua perlu menerapkan sejumlah aturan kepada anak-anaknya dalam
menggunakan gawai. Untuk bisa memanfaatkan gawai dengan efektif
harusnya sebagai orang tua bisa mamahami dan menjelaskan mengenai
konten yang ada pada gawai. Tanpa adanya pendampingan dari orang tua
penggunaan gawai tidak akan berfokus pada apa yang diajarkan orang tua.
Biasanya justru akan melenceng dari apa yang orangtua ajarkan.
Pertama,berikan kesempatan pada anak untuk belajar mengggunakan
gawai untuk belajar dan berinteraksi sejak dini. Karena penggunaan gawai
pada saat ini adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari pada saat ini dan
pada masa yang akan datang. Kemudian sudah jelas bahwa gawai
mempunyai efek-efek tertentu terhadap penggunanya. Termasuk efek fisik
pada seseorang. Kemudian sudah jelas manfaat dan tujuan dalam
penggunaan gawai yaitu memberikan arahan kepada anak bagaimana
menggunakan gawai dengan benar. Entah posisi duduk dan dengan cara
memperhatikan letak cahaya dan jarak pandang mata dengan gawai. Karena
jarak pandang yang terlalu dekat akan mengganggu penglihatan anak.
Kedua, pilihlah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan anak- anak.
Sesuaikan dengan usia dan kemampuan anak. Semua permainan, sosial
media, video itu semua harus melewati pengawasan orangtua. Sebab unsur
kekerasan dan pornografi rentan terjadi atau mudah didapatkan. Kemudian
berikan penjelasan secara bijak setiap fungsi dari konten yang ada pada
13

gawai. Anak-anak akan bisa menerima penjelasan sebelum mereka asik


dengan gawainya. Anak-anak mampu memahami bahwa dengan gawai kita
bisa berinteraksi seperlunya baik dengan sesama anggota keluarga ataupun
dengan warga sekitar lingkungan. Semua komunikasi tersebut bisa
menggunakan sosial media yang selama ini digunakan. Orang tua harus
memberikan secara jelas dan rinci tentang penggunaan setiap software.
Orang tua harus lebih tau tentang semua konten yang ada pada gawai anak-
anaknya.
Ketiga, tempatkan gawai di ruang umum. Kadang orang tua merasa
bangga dengan dapat meletakkan gawai dalam kamar anak mereka. Hal ini
sebenarnya membahayakan karena orang tua susah memantau kegiatan
anaknya dalam menggunakan gawai. Pilihkan kursi atau meja yang nyaman
untuk bermain gawai. karena kebiasaan bermain gawai dengan posisi tidur
tidak baik untuk kesehatan mata.
Keempat, mengatur durasi penggunaan gawai. Jangan biarkan anak-
anak asik dengan gawai. Semua sarana ini memang mengasikkan hingga
anak-anak lupa waktu. Untuk itu orang tua harus bisa menegaskan batas
waktu penggunaan gawai pada anak-anaknya. Kemudian orang tua selalu
membangun interaksi yang baik dengan anaknya. Kemudian orang tua
memberikan contoh penggunaan gawai secara positif. Karena setiap anak
yang hingga kini mahir menggunakan gawai pada awalnya mencontoh pada
orang tua. Untuk itu, Orang tua bisa memberikan contoh yang baik dalam
menggunakan gawai sejak awal.
Kelima, bantu agar anak-anak dapat membuat keputusan sendiri.
Kadang anak ingin menciptakan suasana yang baru tetapi tidak berani
berkomunikasi dengan orang tua. Di sini orang tua harus selalu mengajak
diskusi bahkan mengajak bercerita supaya anak bisa menampilkan atau
berkreasi dengan ide-ide yang ada di pikirannya. Tanamkan pula rasa takut
terhadap Tuhan sehingga jika tidak ada orang tua dia tahu bahwa Tuhan
memperhatikan dan melihat apa yang dilakukan. Dan hal ini bisa membuat
anak membuat keputusan sendiri tanpa berfikir yang tidak baik.
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan
Gawai adalah suatu alat elektronik yang memiliki berbagai fitur dan
aplikasi yang menyajikan teknologi terbaru yang membantu hidup manusia
menjadi lebih praktis. Gawai memiliki bahaya radiasi yang cukup berbahaya
dan dapat mempengaruhi kemampuan kerja otak dan syaraf anak. Gawai
mempengaruhi karakter anak yang menyebabkan anak sulit berkonsentrasi
pada dunia nyata. Karena rasa kecanduan pada gawai akan membuat anak
mudah bosan, gelisah, dan marah ketika dia dipisahkan dengan gawai
kesukaannya, terganggunya fungsi PFC, dan menjadi introvert. Maka, untuk
menjauhkan akibat buruk dari penggunaan gawai pada anak peran orang tua
sangat penting. Orang tua baiknya memberikan kesempatan pada anak untuk
belajar mengggunakan gawai, memilihkan aplikasi yang sesuai dengan
kebutuhan anak- anak, dan mengatur durasi penggunaan gawai.

B. Saran
Mengingat begitu pentingnya peran orang tua. Perlunya pemahaman
terhadap orang tua mengenai pengertian gawai, mengenai dampak positif dan
dampak negatif penggunaan gawai terhadap anak, dan bahaya radiasi yang
ditimbulkan, serta sikap yang sebaiknya orang tua lakukan dalam mengatasi
penggunaan gawai pada anak usia dini saat ini.

14
DAFTAR PUSTAKA
Diyanto, Koko. (2018). Apa itu Gawai? [online]. Tersedia:
https://www.kompasiana.com/kokodwiyanto/5a653ebacf01b47b47718a12/
apa-itu-gawai. (6 Oktober 2019).

Wikipedia. (2019). Gawai. [online]. Tersedia:


https://id.wikipedia.org/wiki/Gawai. (7 Oktober 2019).
Sovia, Emma. 2015. Buat Anak Anda Jago Eksakta. Yogyakarta: DIVA Press.
Chusna, Puji Asmaul. 2017. Pengaruh Media Gadget Pada Perkembangan
Karakter Anak. [online]. Tersedia: http://ejournal.iain-
tulungagung.ac.id/index.php/dinamika/article/viewFile/842/586

15

Anda mungkin juga menyukai