Menuju Indonesia emas tahun 2045, remaja adalah “tonggak” atau bisa dikatakan
sebagai panah emas dalam perkembangan negara Indonesia. Hal itu disambut oleh bonus
demografi yang cenderung meningkat. Menurut sumber data yang diperoleh, jumlah remaja
pada saat ini sudah mencapai 30 persen dari total kependudukan republik Indonesia dan
cenderung akan terus meningkat. Tak heran kalau remaja menjadi sorotan publik pada saat ini.
Sayangnya, kabar dari remaja “gen z” tersebut hampir dipenuhi oleh berita negatif. Kasus
remaja yang mengarah pada kriminalitas terus muncul ke permukaan, sehingga menyebabkan
Seperti yang kita ketahui, remaja merupakan proses untuk berkembang dan mencari jati
diri. Usia remaja merupakan usia transisi dimana usia tersebut dikatakan sudah melewati
ambang batas untuk usia anak-anak tetapi belum matang untuk disebut sebagai manusia
dewasa. Hal itu menyebabkan terjadinya ulah kenakalan para remaja yang mendominasi
kriminalitas, sehingga sangat mengusik ketenangan pada orang disekitarnya. Mulai dari
kenakalan ringan seperti menghabiskan waktu pada malam hari untuk huru-hara lalu
menkonsumsi minuman keras, hingga mengkonsumsi obat-obatan. Kenakalan lain yang kita
sering temui adalah berkelahi, berjudi, pergaulan bebas, yang saat ini telah membabi buta.
Langkah awal untuk mengurangi kriminalitas bisa dimulai dari menghentikan faktor
terjadinya kenakalan remaja itu sendiri. Apa contohnya? Kita sama-sama mengetahui kalau
buah tak jatuh jauh dari pohonnya yang bisa dikatakan memiliki arti yakni keberadaan keluarga
merupakan faktor utama dari sebuah kenakalan remaja. Jika seorang remaja tengah mengalami
krisis identitas, seperti terjadinya perubahan fisiologis maupun non fisiologis pada masa
pubertas, lalu sedang mengalami kontrol diri yang lemah, disitulah peran keluarga dibutuhkan.
Keberadaan keluarga merupakan unit paling penting sebagai rumah pertama bagi anak atau
bisa dikatakan sebagai pondasi yang utuh dalam tumbuh kembang anak. Baik buruknya sifat
dari anak itu sendiri, didasarkan oleh parenting dan gizi cukup yang diberikan oleh orang tua
pada anaknya. Kenakalan remaja sangat rentan disebabkan oleh keluarga yang broken home,
faktor ekonomi yang rendah pada keluarga itu sendiri, dan lain lain sebagai bentuk awal
munculnya delinkuensi remaja. Keberadaan remaja yang sering diabaikan akan menciptakan
sebuah sifat dimana mereka lebih baik mencari kesenangan diluar bersama teman-temannya
karena mereka tidak mendapatkan cinta kasih dari rumah yang sudah seharusnya menjadi
tempat mereka berkeluh kesah. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang
tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam
membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari
orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dalam kehidupan
berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan
remaja. Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-
nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan
tempat.
Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan
sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana
yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga
Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua melalui teladan yang baik berupa
hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif, karena apa yang diperoleh dalam rumah
tangga remaja akan dibawa ke lingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan
agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan
dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab
kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri.
Pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua
orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar
nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan
sesuatu di setiap harinya. Kondisi masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu
pengetahuan mengakibatkan kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh
orang-orang dahulu menjadi tertinggal di belakang. Dalam masyarakat yang telah terlalu jauh
dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral,
tingkah laku dan perbuatan – perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau
tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja.
Pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya sering mempengaruhi
para remaja untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Lingkungan adalah
faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang
di lingkungan yang buruk, moralnya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di
lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.Di dalam kehidupan bermasyarakat,
terpengaruh dengan budaya barat atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Sebagaimana diketahui bahwa para remaja umumnya sangat
senang dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya, karena anggapan
Lalu beralih ke Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di
sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media
adanya kekerasan antar pelajar yang terjadi di sekolahnya sendiri. Ini adalah bukti bahwa
sekolah juga bertanggung jawab atas kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
Akibat dari kenakalan yang dilakukan oleh remaja akan berdampak bagi dirinya sendiri
dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu
kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Dampak bagi fisik yaitu
seringnya terserang berbagai penyakit karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan
dampak bagi mental yaitu kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada mental-mental
yang lembek, berfikir tidak stabil dan kepribadiannya akan terus menyimpang dari segi moral
yang pada akhirnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung
selama remaja tersebut tidak memiliki orang yang membimbing dan mengarahkan.
Dari paparan diataslah kita seharusnya paham bahwa kerusakan moral pada remaja lah
yang membuat kriminalitas di Indonesia membabi buta, untuk itu mari kita secara satu dan
kokoh dalam menghadang permasalahan ini. Seperti kata pepatah “Jangan tanyakan apa yang
Negara berikan kepadamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan pada negaramu“. Kalimat ini
memiliki arti yang sangat hebat, yakni kita sebagai remaja harus berusaha memberikan yang
terbaik kepada negeri kita tercinta, Indonesia. Dengan cara turut membantu angka kriminalitas
yang terjadi di negara ini. Sesuatu hambatan dalam sebuah perjuangan adalah hal yang biasa,
tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kita bukan manusia sempurna yang tak ada
kekurangan, tetapi kita harus percaya bahwa inspirasi untuk terus bergerak, selalu berusaha
melakukan yang terbaik, selalu berfikir dalam melakukan sesuatu, dan melakukan nilai nilai
positif tidak hanya berguna untuk diri sendiri, melainkan untuk nusa dan bangsa. Bonus
demografi dengan tingkat kriminalitas yang rendah pada Indonesia Emas 2045 bukanlah hal
yang mustahil untuk diraih jika seluruh generasi muda berpedoman kepada nilai- nilai
pancasila dan selalu focus mengembangkan potensi diri. Yakinlah aku, kamu, dan kita pasti
bisa melakukannya!