Anda di halaman 1dari 6

KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja (Juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,
aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau masa peralihan
dari masa anak-anak menuju ke dewasa. Kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial
pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, di mana akibatnya, mereka
mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku
yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

PERMASALAHAN KENAKALAN REMAJA

Pada masa remaja menuju kedewasaan, remaja akan mengalami masa kritis dimana mereka
mencoba dan berusaha untuk menemukan jati diri. Seorang manusia dapat dikatakan remaja, jika
ia sudah menginjak usia ± 17 tahun. Dan dalam usia ini, seorang manusia mengalami masa yang
dinamakan masa pubertas. Saat pubertas, biasanya manusia ingin mencoba segala suatu yang
baru dalam hidupnya, muncul berbagai macam gejolak emosi, dan banyak timbul masalah baik
dalam keluarga maupun lingkungan sosialnya. Banyak perilaku yang didasarkan untuk coba-
coba. misalnya mencoba merokok, mencoba berkelahi dan lain sebagainya, hal tersebut
mendorong untuk terjadinyanya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak usia remaja
yang sering disebut kenakalan remaja (juvenille delinquency).

TINGKAT KENYATAAN KENAKALAN REMAJA

Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai masalah sosial karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Kenakalan
mereka kini telah bergeser pada tindak kriminalitas yang awalnya hanya kenakalan remaja biasa.

Penyebab kenakalan remaja menjadi tindakan kriminal dapat disebabkan oleh faktor internal
yaitu krisis indentitas. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima, akan terseret pada perilaku nakal, teman sebaya
yang kurang baik. Tindak kriminal para remaja ini seperti terpola, dapat terjadi secara berturut-
turut lalu menurun kemudian meningkat lagi. Data kenakalan remaja di Indonesia dari tahun
ketahun selalu mengalami peningkatan.

Menurut data BKKBN (2011), jumlah penduduk berusia remaja di Indonesia berjumlah 63,4 juta
jiwa. Sedangkan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota (BPS) (2013), didapatkan data
kelompok remaja yang berusia 10-14 tahun sebanyak 73.549 jiwa, kelompok usia 15-19 tahun
sebanyak 93.128 jiwa dan kelompok usia 20-24 tahun sebanyak 115.597 jiwa. Keadaan remaja di
Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, hal ini dapat diihat dari kondisi remaja yang
cenderung lebih bebas dan jarang memperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap
perbuatan. Menurut data dari BPS, tren kenakalan dan kriminalitas remaja mulai dari kekerasan
fisik, kekerasan seksual dan kekerasan psikis menunjukkan angka peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2007, tercatat 3145 remaja usia ≤ 18 tahun menjadi pelaku tindak kriminal,
tahun 2008 dan 2009 meningkat menjadi 3280 hingga 4123 remaja (BPS, 2014). Pada
pertengahan tahun 2013, telah terjadi 147 tawuran antar pelajar (Lukmansyah & Andini,2013).
Dan tahun 2014 terjadi sebanyak 255 kasus tawuran pelajar (Komnas Perlindungan Anak, 2014).
Selain itu kasus pelajar pengguna narkoba dari tahun 2008 sampai 2012 yaitu sebanyak 654
tahun 2008, 635 kasus tahun 2009, 531 kasus tahun 2010, 605 kasus tahun 2011, dan 695 kasus
tahun 2012 (Kemenkes, 2013). Menurut data World Health Organization (WHO) pada 2020,
setiap tahunnya terjadi 200 ribu pembunuhan di kalangan anak-anak muda usia 12-29 tahun.
Sebanyak 84 persen kasus melibatkan laki-laki usia muda.

FUNGSI SOSIALISASI KENAKALAN REMAHA

Budaya

Perubahan sosial dan budaya yang semakin kompleks dan dinamis merupakan ciri
perkembangan masyarakat akhir-akhir ini. Akibat perubahan tersebut yang relatif cepat ialah
adanya perubahan konsep tingkah laku dan perbuatan. Penibahan konsep tingkah laku dan
perbuatan ini pula dampaknya terjadi pada remaja, sehingga mereka kelihatan radikal dan
agresif.
Sosialisasi dalam lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga anak lebih banyak
menghabiskan waktu dibandingkan di tempat lain, orang tua mencurahkan perhatian untuk
mendidik anak agar anak tersebut memperoleh dasar - dasar pola pergaulan hidup yang benar
dan baik bagi si anak. Oleh karena itu, orang tua sangat berperan untuk memberikan pengawasan
dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa tertekan jiwanya.

Norma Sosial

Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku
menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat
penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social
yang berlaku.

Sosialisasi di lingkungan sekolah, selain dalam ruang lingkup keluarga proses sosialisasi juga di
dapatkan di lingkungan sekolah seseorang mempelajari hal hal baru yang belum pernah mereka
temukan, baik di lingkungan keluarga Apabila seorang anak memasuki lingkungan sekolah,
maka secara res kelompok formal yang terikat aturanmi ia menjadi anggota aturan resmi dan
dihadapkan pada normanorma yang diikuti secara teratur dengan sanksi tertentu. Norma norma
sekolah harus dijalankan penuh disiplin, misalkan ketepatan waktu masuk sekolah, waktu be
lajar, waktu pulang, dan ketertiban berpakaian. Selain mengenal peraturan sekolah, anak juga
dibimbing untuk mengenal aturan aturan dalam kehidupan masyarakat. Fungsinya adalah untuk
menjaga keteraturan hidup dalam masyarakat atas keragaman pola tingkah laku berdasarkan nilai
dan norma yang diajarkan.

Nilai Moral

Sosialisasi lingkungan sekitar, pengaruh lingkungan sekitar rumah juga akan mempengaruhi
perilaku anak. Ketika seorang anak bergaul dengan teman yang memiliki nilai moral yang baik
maka kemungkinan besar anak tersebut juga akan berperilaku positif akan tetapi ketika anak
bergaul dengan teman yang selalu berperilaku menyimpang maka kemungkinan besar juga anak
tersebut akan akan berperilaku sama dengan temannya. Fungsinya adalah membentuk pola
perilaku dan kepribadian berdasarkan kaidah nilai dan norma suatu masyarakat.

DAMPAK PERMASALAHAN KENAKALAN REMAJA

Dampak – dampak yang dihasilkan dari perilaku pelanggaran norma yang dilakukan oleh para
remaja yaitu :

1. Kenakalan remaja tentunya berdampak pada remaja itu sendiri. Jika tidak segera
ditangani, ia akan tumbuh menjadi sosok yang bekepribadian buruk.
2. Remaja yang melakukan kenalakan tertentu akan mendapatkan sanksi sosial berupa
dijauhi atau bahkan dikucilkan oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan
dipandang sebagai pengganggu dan orang yang tidak berguna.
3. Remaja yang mendapatkan sanksi sosial dapat mengalami gangguan jiwa akibat
dikucilkan dari lingkungannya. Yang dimaksud sakit jiwa bukan berarti gila, tetapi bisa
membuat ia merasa terasing dalam bersosialisasi, menjadi sangat sedih, bahkan
membenci orang-orang di sekitar Anda.
4. Dampak kenakalan remaja yang terjadi seringkali membuat malu banyak keluarga. Hal
ini tentu sangat merugikan dan remaja yang terlibat dalam kenakalan remaja biasanya
tidak menyadari adanya ketegangan dalam keluarga mereka.
5. Masa depan yang suram dan tidak pasti menanti para remaja yang melakukan kenakalan.
Bayangkan bila terdapat seorang remaja yang terkena pergaulan bebas, hampir bisa
dipastikan bahwa dia tidak akan memiliki masa depan yang cerah. Hidupnya perlahan
hancur dan dia tidak punya waktu untuk memperbaikinya.
6. Kriminalitas dapat menjadi salah satu akibat dari kenakalan. Remaja yang disibukkan
dengan hal-hal negatif bukan tidak mungkin tidak berani melakukan kejahatan. Mereka
bisa saja mencuri atau merampok uang untuk mendapatkan barang berharga.

SOLUSI
Setelah memahami permasalahan dan dampak kenakalan remaja, perilaku ini tentunya tidak
boleh dibiarkan. Berikut adalah 3 solusi atau cara mengatasi kenakalan remaja yang bisa
dilakukan.

1. Menerapkan aturan dan konsekuensi


Cara mengatasi kenakalan remaja masa kini dapat dilakukan dengan mengajak mereka
berdiskusi mengenai aturan yang Kamu terapkan dan konsekuensinya. Berikan mereka
pengertian bahwa aturan tersebut dapat melindunginya dari perbuatan yang akan
merugikan dirinya sendiri.

2. Luangkan waktu untuk anak


Terkadang, sebagian orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak remajanya.
Padahal mereka membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Jadi, luangkan waktu untuk
mendengarkan mereka bercerita dan memberi solusi atau masalah yang dihadapinya.

3. Hindari bersikap kasar dan mencela anak


Bersikap kasar dan mencela anak remaja hanya akan membuatnya menjauhi Anda,
apalagi mereka memiliki perasaan yang lebih mudah tersinggung. Jadi, hindari
melakukan hal ini dan bicarakan dengan baik-baik apabila terjadi juvenile delinquency.

KESIMPULAN

Kenakalan remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu
bentuk pengabaian sosial, di mana akibatnya, mereka mengembangkan bentuk perilaku yang
menyimpang. Tindak kriminal para remaja ini seperti terpola, dapat terjadi secara berturut-turut
lalu menurun kemudian meningkat lagi. Sosialisasi budaya bisa melalui lingkungan keluarga
karena orang tua sangat berperan untuk memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar
sehingga anak tidak merasa tertekan jiwanya. Lalu fungsi sosialisasi norma soisal bisa melalui
lingkungan sekolah karena selain mengenal peraturan sekolah, anak juga dibimbing untuk
mengenal aturan aturan dalam kehidupan masyarakat. Sosialisasi lingkungan sekitar, pengaruh
lingkungan sekitar rumah juga akan mempengaruhi perilaku anak. Dampak dari kenakalan
remaja ada banyak salah satunya adalah masa depan yang suram dan tidak pasti menanti para
remaja yang melakukan kenakalan. Solusi yang dapat diberikan yaitu, menerapkan aturan dan
konsekuensi, Luangkan waktu untuk anak, dan Hindari bersikap kasar dan mencela anak.

Anda mungkin juga menyukai