Anda di halaman 1dari 13

Kenakalan remaja

Jelaskan apa yg di maksud dengan kenakalan remaja dan berikan contohnya:


Kenakalan remaja adalah segala perbuatan melanggar aturan dalam
masyarakat yang dilakukan remaja. Contoh kenakalan remaja adalah berkelahi,
bolos sekolah, hingga penyalahgunaan narkoba.
Contoh apa saja yg termasuk kedalam kategori kenakalan remaja:
Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik, seperti perkelahian,
perampokan, dan pembunuhan. Kenakalan remaja yang menimbukan korban
materi, seperti perusakan, pencurian, pencopetan, dan pemerasan. Kenakalan
remaja yang tidak menimbulkan korban di pihak lain, seperti penyalahgunaan
narkoba.
Faktor-faktor apa saja penyebab terjadinya kenakalan remaja?
Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kenakalan
remaja diantaranya kurangnya perhatian orang tua, lingkungan sosial yang
kurang baik, teman bergaul dan faktor ekonomi.
Apa sajakah dampak negatif dari kenakalan remaja berikan contohnya?
Dampak negatif kenakalan remaja adalah diantaranya seperti meningkatnya
kriminalitas, stigma sosial, penyalahgunaan narkoba, mengganggu
ketentraman masyarakat hingga masa depan suram.
Apa saja dampak dari kenakalan remaja:
Bagi diri sendiri:
 Dilabeli sebagai remaja kurang berguna.
 Memendam rasa malu yang sulit dihilangkan.
 Kurang dipercaya dalam keluarga dan pergaulan.
 Menjatuhkan diri sendiri.
 Dianggap imannya masih lemah.
 Mempermalukan orang tua dan sekolahnya.
 Kurang mulia di mata Allah Swt.
Berbagai Contoh Kenakalan Remaja yang Perlu Diwaspadai Orangtua
Kenakalan remaja adalah segala perbuatan melanggar aturan dalam
masyarakat yang dilakukan remaja. Contoh kenakalan remaja adalah
berkelahi, bolos sekolah, hingga penyalahgunaan narkoba.
Kenakalan remaja adalah masalah yang masih kerap terjadi. Sebab di usia
pubertas ini, rasa keingintahuan yang besar dan pencarian jati diri yang
tidak terarah dapat membuat anak remaja terlibat dalam kenakalan.
Pengertian kenakalan remaja adalah segala perbuatan melanggar aturan dalam
masyarakat yang dilakukan remaja. Fenomena sosial ini kerap ditemukan di
kalangan pelajar, terutama pada rentang usia 15-19 tahun.
Istilah lain dari kenakalan remaja adalah juvenile delinquency. Secara
etimologis, juvenile berarti anak, sedangkan delinquency artinya kejahatan.
Berikut adalah jenis-jenis kenakalan remaja menurut para ahli:
 Kenakaln yang menimbulkan korban fisik pada org lain
 Kenakalan yang menimbulkan korban materi
 Kenakalan sosial yg tdak menimbulkan korban di pihak lain
 Kenakalan yang melawan status
Di Indonesia, angka kenakalan remaja pada tahun 2015 mencapai 7762 kasus.
Masalah ini tentunya perlu diperhatikan para orangtua yang memiliki anak
remaja.
Contoh kenakalan remaja
Ada berbagai contoh kenakalan remaja yg biasa trjadi,mulai dr sifatnya yg tdk
mmbhyakan hingga tndakan kriminal,berikut contoh:
 Berkelahi
 Keluyuran
 Bolos sekolah
 Pergi dr rumah tanpa pamit
 Berkendara tanpa sim
 Mengambil barang orang tua atau org lain tanpa izin
 Menonton porno
 Mabuk-mabukan
 Tawuran
 Balap liar atau ugal-ugalan
 Perjudian dan bentuk permainan lain dengan taruhan
 Penyalah gunaan obat-obatan terlarang
 Hubungan seks bebas
 Pencurian
 Pemoksaan
 pembunuhan

Juvenile delinquency dapat menimbulkan dampak negatif, baik bagi dirinya sendiri, keluarga,
atau bahkan masyarakat.

Dampak yang dirasakan dapat berupa fisik maupun mental, misalnya kecanduan narkoba hingga
kepribadian yang menyimpang. 

Di sisi lain, dampak kenakalan remaja pada keluarga dapat menyebabkan ketidakharmonisan dan
terputusnya komunikasi antara anak dan orangtua.

Sementara itu, pelanggaran hukum di sekolah bisa menyebabkan anak terkena sanksi hingga
dikeluarkan. Misalnya, dampak tawuran pelajar membuat anak dihukum skors selama 2 minggu.

Maka dari itu, kenakalan anak sekolah zaman sekarang harus menjadi perhatian khusus.

Jika kenakalan remaja berdampak pada kehidupan masyarakat, tentunya pandangan orang-orang
terhadap remaja dan keluarganya menjadi buruk.

Penyebab kenakalan remaja

Perilaku kenakalan remaja bisa disebabkan faktor dari dalam diri (faktor internal) maupun faktor
dari luar (faktor eksternal).

1. Faktor internal

Faktor internal kenakalan remaja dapat disebabkan oleh:

 Krisis identitas
Kenakalan remaja adalah perbuatan yang dapat dipicu krisis identitas. Remaja kerap
mempertanyakan dan mencari jati dirinya sendiri. 

Namun, kegagalan pencarian jati diri ini menyebabkan mereka melakukan berbagai kenakalan.

 Kontrol diri yang lemah

Juvenile delinquency juga dapat terjadi akibat kontrol diri yang lemah, di mana mereka tidak
mampu mengendalikan dirinya untuk menghindari perilaku nakal, meskipun sudah mengetahui
bahwa hal tersebut sebaiknya tidak dilakukan.

2. Faktor eksternal

Dari sisi faktor eksternal, penyebab kenakalan remaja adalah:

 Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua

Ketika remaja kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtua, mereka akan
merasa tidak diinginkan. 

Hal ini bisa memicu remaja mencari perhatian atau pelampiasan dengan melakukan kenakalan di
sekolah ataupun tempat lainnya. 

Misalnya, kenakalan pelajar SMA berupa minum-minuman beralkohol, bolos sekolah, atau
tawuran.

 Minimnya pemahaman tentang agama

Selanjutnya, penyebab kenakalan remaja adalah minimnya pemahaman tentang agama.


Mendapat pemahaman agama yang baik umumnya dapat membantu remaja mengontrol diri dari
kenakalan. 

Sebaliknya, jika mereka kurang atau tidak memiliki pemahaman tentang agama sama sekali, hal
ini bisa mendorongnya melakukan perbuatan yang melanggar norma.

 Pengaruh dari lingkungan sekitar

Masalah remaja juga dapat didorong oleh lingkungan sekitar. Misalnya, tinggal di kampung
prostitusi atau memiliki pergaulan dengan para pengguna narkoba dapat membuat mereka ikut
terjerumus ke dalamnya. 

Selain itu, pergaulan anak zaman sekarang yang membawa pengaruh buruk juga bisa memicu
masalah tersebut.

Cara mengatasi kenakalan remaja


Setelah memahami penyebab dan contoh kenakalan remaja, perilaku ini tentunya tidak boleh
dibiarkan. Berikut adalah cara mengatasi kenakalan remaja yang bisa dilakukan.

 Menerapkan aturan dan konsekuensi

Cara mengatasi kenakalan remaja masa kini dapat dilakukan dengan mengajak mereka
berdiskusi mengenai aturan yang Anda terapkan dan konsekuensinya. 

Berikan mereka pengertian bahwa aturan tersebut dapat melindunginya dari perbuatan yang akan
merugikan dirinya sendiri.

 Mengendalikan diri

Orangtua bisa kehilangan kendali ketika menghadapi perilaku nakal remaja. Jika ingin
mengendalikan mereka, Anda juga harus bisa mengendalikan diri sendiri.

Ketahui waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak. Apabila Anda masih dalam
keadaan sangat marah, disarankan untuk menunggu hingga emosi mereda agar komunikasi
berjalan efektif.

 Tanyakan apa yang terjadi padanya

Selanjutnya, cara mengatasi kenakalan remaja adalah dengan menanyakan apa yang
terjadi kepadanya. Ketika anak melakukan kenakalan, tidak sedikit orangtua yang
cenderung menghakimi mereka.

Namun, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu apa yang sebenaranya terjadi. Hal ini akan
membantu Anda memahami remaja dan membuatnya merasa diperhatikan.

 Luangkan waktu untuk anak

Terkadang, sebagian orangtua tidak memiliki waktu yang cukup untuk anak remajanya. Padahal
mereka membutuhkan perhatian dan kasih sayang. 

Jadi, luangkan waktu untuk mendengarkan mereka bercerita dan memberi solusi atau masalah
yang dihadapinya.

 Hindari bersikap kasar dan mencela anak

Bersikap kasar dan mencela anak remaja hanya akan membuatnya menjauhi Anda, apalagi
mereka memiliki perasaan yang lebih mudah tersinggung. 

Jadi, hindari melakukan hal ini dan bicarakan dengan baik-baik apabila terjadi juvenile
delinquenc
 Berkonsultasi pada psikolog

Jika perbuatan nakal remaja kemungkinan dipicu masalah psikologis, ajak mereka untuk
berkonsultasi dengan psikolog. 

Dengan begitu, Anda dapat memahami apa yang terjadi dalam diri remaja. Jangan sampai
perbuatannya semakin merugikan diri sendiri maupun orang-orang di sekitarnya

Selain orangtua, guru maupun masyarakat di sekitar juga harus peka terhadap berbagai contoh
kenakalan remaja.

Nasihati mereka untuk menjauhi perbuatan yang melanggar norma dalam masyarakat sehingga
masalah ini bisa diminimalisir.

A. Pengertian Penyimpangan Sosial


Penyimpangan Sosial atau perilaku menyimpang merupakan suatu tindakan atau perilaku yang
dilakukan seseorang maupun suatu kelompok yang tidak sesuai dengan norma sosial yang
berlaku di suatu lingkungan masyarakat maupun kelompok yang telah menyepakati aturan atau
norma sosial tersebut.

Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan penyimpangan sosial sebagai
suatu tingkah laku, perbuatan, maupun tanggapan individu kepada kelompok atau lingkungan
masyarakat yang bertentangan dengan norma dan juga hukum yang berlaku di lingkungan
tersebut.

Menurut Profesor Robert M.Z.Lawang yang merupakan profesor ahli sosiologis, perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial dapat didefinisikan sebagai segala tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang ada dan berlaku pada suatu sistem sosial, hal tersebut dapat
menimbulkan usaha para pihak yang memiliki wewenang untuk mengatasi dan memperbaiki hal
tersebut.

Bruce J. Cohen juga menyatakan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial merupakan
setiap perilaku seseorang atau individu sebagai bentuk atau hasil ketidak berhasilan dalam
menyesuaikan diri dengan norma atau peraturan yang berlaku dalam masyarakat maupun
kelompok di lingkungan tersebut.

Menurut Marshall B. Clinard dan Robert F. Meier yang menjelaskan bahwa perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial memiliki empat sudut pandang bagaimana cara kita
memahami hal tersebut. Hal ini dibahas dalam buku mereka yaitu, Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan yang dirilis pada tahun 2004. Berikut empat sudut pandang yang mereka maksud.

1. Yang pertama, sudut pandang secara statistikal yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang bertolak
belakang dari perilaku atau tindakan yang umum dilakukan.
2. Yang kedua, sudut pandang secara absolut yang mendefinisikan arti perilaku
menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai segala perilaku yang dianggap
sebagai suatu tindakan menyimpang norma maupun aturan yang ada dari suatu
kelompok atau lingkungan masyarakat.
3. Yang ketiga, sudut pandang menurut para kaum reaktivis yang mendefinisikan arti
perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai suatu gejala sosial yang
terjadi karena adanya tindakan seseorang ataupun individu yang mengakibatkan
reaksi dari lingkungan masyarakat tempat dia berada.
4. Dan yang terakhir, sudut pandang secara normatif yang mendefinisikan
arti perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial sebagai sesuatu
tindakan menyimpang yang dilakukan oleh seseorang akibat melanggar
norma atau aturan yang ada pada lingkungan masyarakat

B. Bentuk dan Contoh Penyimpangan Sosial


Perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi dua berdasarkan sifat dan
juga perilaku. Penjelasan mengenai bentuk penyimpangan sosial sebagai berikut.

1. Penyimpangan berdasarkan sifat

Terbagi menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif.

a. Penyimpangan positif

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif
terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat
juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat.

Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan
seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya
akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman.

Salah satu contoh dari penyimpangan positif adalah emansipasi wanita, dimana dengan
berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu
mengandalkan orang lainWanita juga zaman dulu digambarkan sebagai seseorang yang bekerja
di dapur atau mendampingi suami, namun dengan berkembangnya zaman stigma seperti itu
sudah tidak ada lagi.

Selain itu, kemunculan berbagai aplikasi pencarian jodoh dimana yang sebelumnya merupakan
sesuatu hal yang kurang baik, sekarang menjadi sesuatu yang normal dilakukan oleh setiap
orang.
b. Penyimpangan Negatif

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif
terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu
menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan.

Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik,
namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia
yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban.

Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan
primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Berikut
penjelasannya.

 Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang


yang sifatnya hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Penyimpangan ini juga memiliki
sifat yang tidak terlalu signifikan dan tidak terlalu merugikan orang lain. Seperti pada contohnya
adalah seorang siswa yang telat datang ke sekolah karena ban sepeda yang tidak disengaja bocor
sehingga menghambat perjalanan. Contoh lainnya adalah seorang yang mengendarai motor
melanggar aturan lalu lintas tanpa di sengaja.

.  Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh


seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk
merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Penyimpangan ini merupakan suatu hal yang tidak
dapat ditoleransi karena sudah melanggar norma atau peraturan yang ada, seperti hukum yang
berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945. Seperti pada contohnya adalah seseorang yang sering
minum-minuman beralkohol dan pulang dengan kendaraan pribadi yang dapat menyebabkan
kecelakaan lalu lintas dan dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain yang terkena
dampaknya.

2. Penyimpangan berdasarkan perilaku

Dibagi menjadi tiga macam, yaitu penyimpangan individual, penyimpangan kelompok, dan
penyimpangan campuran.

a. Penyimpangan Individual atau individual deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya


dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai
maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan.  Contoh dari
penyimpangan individual adalah ketika seorang siswa di sekolah
menyontek ketika mengerjakan ujian, baik kepada teman maupun
membuat contekan pribadi.
b. Penyimpangan Kelompok atau group deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang
tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya
didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif.  Contoh dari penyimpangan kelompok
adalah para siswa SMA atau Sekolah Menengah Akhir secara bergerombolan mengadakan
balapan motor liar yang mengganggu lalu lintas jalan raya.

c. Penyimpangan Campuran atau combined deviation

Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu
yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma
yang berlaku pada suatu lingkungan.  Contoh dari penyimpangan campuran adalah ketika
seseorang yang memutuskan untuk bergabung ke organisasi atau kelompok ekstrimis agama,
sehingga pandangan individu sudah tertutup dengan nilai-nilai yang ditanam oleh organisasi
tersebut, sehingga dapat merugikan orang lain ataupun kelompok agama yang berbeda
dengannya.

B. Penyebab Penyimpangan Sosial


Dalam terjadinya penyimpangan sosial terdapat faktor-faktor yang mendorong hal tersebut,
yaitu:

1. Perubahan nilai dan norma sosial


Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat
mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi
berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang.

Contohnya adalah, dengan semakin banyaknya orang-orang yang menyuarakan pendapat mereka
mengenai emansipasi wanita, tetap ada beberapa kelompok yang tidak setuju dengan opini-opini
tersebut.

Sehingga yang tadinya kelompok tersebut merupakan mayoritas, dengan perubahan zaman yang
ada mereka menjadi minoritas dan dianggap sebagai penyimpangan sosial.

2. Proses sosialisasi Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena
kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar.

yang tidak sempurna

Seperti pada contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh
orang tuanya, hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari. Seperti pada
contohnya adalah, ketika seorang anak yang kurang diberikan pengetahuan oleh orang tuanya,
hal mana yang baik dan hal mana yang seharusnya dihindari.
Keluarga sebagai agen sosialisasi utama yang dapat sangat menentukkan penilaian dari anak
tersebut, jadi ketika anak tersebut tidak memiliki nilai atau norma yang dia pahami dengan baik,
nilai-nilai menyimpang dapat dengan mudah ditanamkan ke diri anak tersebut karena kurang
informasi mengenai hal itu.

3. Teori Labelling

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang
ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang
ataupun kelompok disekitarnya.

Seperti pada contohnya, dalam suatu lingkungan masyarakat, terdapat stigma dimana
orang yang memiliki tato merupakan orang jahat atau orang yang kurang baik, padahal hal
tersebut belum tentu benar.

Namun, karena sudah ada stigma tersebut, membuat segala hal yang dilakukan individu tersebut
menjadi negatif dan mendorongnya untuk tidak peduli akan nilai dan norma yang ada karena
apapun perbuatannya akan selalu dianggap sebagai suatu hal yang negatif.

Di Indonesia sendiri dengan adanya keberagaman suku bangsa, ras, agama, kelompok serta
golongan membuat timbulnya berbagai stigma tertentu yang dapat menimbulkan konflik seperti
halnya yang dibahas dalam buku Sistem Sosial Indonesia karya Nasikun.

5. Teori Anomie

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika


seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang
dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga
memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan
sosial.

Seperti pada contohnya, ketika seseorang yang baru pindah ke suatu daerah yang tidak memiliki
batasan-batasan, ketika di tempatnya dahulu orang tersebut harus pulang sebelum jam sepuluh
malam, sekarang setelah berpindah tempat tidak ada peraturan yang mengatur mengenai jam
pulang, sehingga dia tidak mengetahui batasan yang membuatnya melakukan penyimpangan
sosial.

5. Teori Differential Association

Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang atau
individu dapat dipengaruhi untuk melakukan perilaku menyimpang jika terus menerus
berinteraksi dengan individu lain yang memiliki sifat menyimpang.
Seperti pada contohnya, ketika seorang yang selalu masuk sekolah tepat waktu bergaul dengan
siswa lain yang sering tidak masuk sekolah dengan berbagai alasan. Hal tersebut dapat merubah
perspektif siswa yang tadinya rajin dan menganggap bolos merupakan suatu hal yang buruk,
menjadi memiliki pemikiran kalau bolos atau tidak masuk sekolah merupakan hal yang tidak
terlalu buruk sesuai dengan pemikirannya.

 Terdapat tiga faktor yang menyebabkan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial
menurut Casare Lombroso yang merupakan kriminolog Italia serta pendiri dari Mazhab
Kriminologi Positivis Italia, yaitu faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosiologis.
Penjelasan untuk ketiga faktor p
 Faktor Biologis, yang dijelaskannya mengenai “si penjahat sejak lahir”. Casare
Lombroso menyatakan bahwa terdapat ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi
seseorang akan menjadi seorang penjahat atau tidak berdasarkan ciri fisik mereka. Ciri
fisik yang dimaksud berupa bentuk muda seseorang, bagaimana kedua buah alis
menyambung menjadi satu dan masih banyak lagi.

penyebab perilaku menyimpang sebagai berikut:

 Faktor Psikologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan


sosial biasanya berkaitan erat dengan kepribadiannya. Dimana hal tersebut bisa
dipengaruhi berbagai hal seperti kepribadiannya yang retak atau memang memiliki
kepribadian yang berkemungkinan besar melakukan perilaku menyimpang, dan juga
faktor lainnya seperti trauma yang dialami seseorang dapat membuat orang tersebut
melakukan perilaku menyimpang.

Faktor Sosiologis, yang dijelaskannya bahwa seseorang yang melakukan penyimpangan sosial
berkaitan erat dengan bagaimana orang tersebut bersosialisasi dengan orang yang kurang tepat.
Dimana seorang individu yang sudah melakukan penyimpangan sosial akan sulit untuk berubah
karena tidak memiliki norma-norma yang berlaku di tengah masyarakat dan harus mempelajari
kembali bagaimana untuk tidak melakukan penyimpangan sosial.

D. Dampak dari perilaku penyimpangan sosial


Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah
sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan
adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat
tersebut.

Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi
pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Seperti halnya yang dibahas dalam buku Perilaku
Menyimpang: Tinjauan Sosiologis dibawah ini. Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan
adanya perilaku penyimpangan sosial:

 Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak
terulang dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain.
 Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada,
karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang
tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak
mendekatinya.
 Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena
adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di
Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang
suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang
membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan satu sama lain.

 Munculnya kelompok baru yang beranggotakan para penyimpang sosial karena dikucilkan,
sehingga menimbulkan rasa solidaritas dan kepedulian akan satu sama lain yang dapat membuat
masalah di lingkungan masyarakat sekitar.

 Dengan adanya penyimpangan sosial memiliki potensi menyebabkan gangguan di


lingkungan masyarakat tersebut jika terjadi terus menerus. Tapi ada juga yang malah
menjadi menyesuaikan dengan situasi yang terjadi.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat melihat bahwa penyimpangan sosial terbagi menjadi
berbagai bentuk yang beragam, dari yang dapat memberikan dampak positif hingga dampak
negatif ke masyarakat sekitar. Dengan mempelajari tentang penyimpangan sosial kita jadi
mengerti bahwa hal tersebut bukan hanya merugikan diri sendiri tapi juga merugikan orang lain.

Namun, walaupun seseorang telah melakukan penyimpangan sosial atau sikap menyimpang
bukan berarti individu tersebut tidak dapat berubah, jika orang tersebut memiliki keinginan dan
mengakui kesalahan yang telah dilakukannya maka kita sebagai orang-orang yang ada di
sekitarnya harus dapat membantunya menjadi pribadi yang lebih baik.

Nah, seperti itulah penjelasan mengenai penyimpangan sosial yang ada, beserta pengertian,
bentuk, penyebab, dan contohnya yang diharapkan dapat membantu Grameds mendapatkan
informasi.

BY:puput dewi anggraini

Anda mungkin juga menyukai