Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan Dosen Pengampu : Aida Arini, M.Pd.I
BENTUK KENAKALAN PADA REMAJA
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Pada masa inilah anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologisnya. Remaja, berdasarkan beberapa pengertian remaja merupakan seseorang yang berada pada masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO usia remaja adalah pada rentang 10-19 tahun. Pada masa remaja juga rentan terjadinya kenakalan remaja pada anak. Kenakalan remaja merupakan sebuah fenomena sosial yang seringkali ditemui pada kalangan pelajar. Biasanya bentuk kenakalan remaja ini berkaitan dengan sikap yang menyimpang yang dilakukan baik di sekolah, rumah, atau di lingkungan masyarakat. Kenakalan remaja bukan hanya sekedar kejahilan semata, namun menjadi masalah serius yang dihadapi di tengah masyarakat. Tindakan ini termasuk salah satu hal yang paling meresahkan di kalangan masyarakat. Hal ini karena masalah ini juga sangat bertentangan dengan hukum. Beberapa tindakan dari kenakalan remaja ini biasanya merupakan tanda dari remaja yang ingin diperhatikan. Faktor penyebab kenakalan remaja pun juga bermacam-macam. Mulai dari faktor internal seperti masalah keluarga, dan mental hingga dari faktor lingkungan. Kadang ini menjadi pemicu terjadinya kekerasan pada anak dalam sebuah keluarga. Dalam buku Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja karya Drs. EB Surbakti, M.A., mengibaratkan seorang remaja ibarat sebuah bom, jika tidak ditangani secara hati-hati dan baik, ia akan meledak dan menghancurkan dunia, dan sebaliknya jika mmapu mengolanya dengan baik, maka seorang remaja akan membawa perubahan dan perbaikan. Remaja selalu berkaitan dengan kebebasan dan identitas diri. Fase remaja merupakan fase penuh gairah, semangat, energi dan ambisi. Fase remaja juga tidak hanya membawa perubahan bentuk secara fisik tetapi juga psikis. Maka dari itu pada fase ini, seorang remaja merasa bingung dengan diri mereka sendiri. Beberapa remaja yang merasa kebingungan akan lari dan mencari siapa jati dirinya. Hal ini akan berdampak bagus apabila dalam proses ini mendapatkan pendampingan, dan sebaliknya jika tidak mendapatkan pengawasan dengan baik maka akan berdampak buruk pada diri seorang remaja. Dari sini muncul istilah “kenakalan remaja” yang mana perilaku seorang remaja yang tidak sesuai dan melenceng dari norma, dan bahkan sampai mengusik orang lain disekitarnya. Beberapa diantara mereka merasa bahwa dengan berperilaku seperti itu akan menikmati masa muda yang hanya datang sekali seumur hidup, namun pada kenyataannya mereka dapat merusak masa muda bahkan masa muda mereka sendiri. Banyak sekali kenakalan remaja yang menyimpang dari norma. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sosial baik dari keluarga atau lingkungan disekitarnya. Diantanya beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, yang pertama adalah ada pada dalam diri seorang remaja itu sendiri, yang tidak dapat membedakan mana yang baik dan buruk bagi dirinya dan mereka tidak dapat mengontrol diri dengan baik sehingga berperilaku seenaknya tanpa memikirkan dampak dari perilaku tersebut, yang kedua adalah faktor keluarga (orang tua), keluarga merupakan unit pertama bagaimanan seorang anak tumbuh, menjadi remaja lalu dewasa, jika lingkungan keluarga tidak terpenuhi dalam diri seorang remaja, maka remaja akan mencari kebutuhan (kenyamanan/kasih sayang) itu sendiri diluar agar kebutuhan tersebut terpenuhi. Dan yang ketiga adalah faktor lingkungan disekitarnya, dapat berupa lingkungan tempatnya tinggal, sekolah atau pertemanan yang kurang baik. Lingkungan memeliki pengaruh yang sangat besar pada watak atau perilaku seseorang. Sedikit banyaknya seorang remaja selalu memiliki rasa ingin mecoba sesuatu, dan mereka pada akhirnya “ikut-ikutan”, yang terkadanag ikut-ikutan tersebut membawa dampak negatif. Salah satu bentuk kenakalan remaja yang berdampak besar pada masa depan, yaitu pergaulan bebas. Di era globalisasi yang terus berkembang, salah satunya ditandai dengan gaya kebarat-baratan yang semakin merambah di kehidupan. Mulai dari cara berpakaian, cara bergaul dan model gaya hidup. Contoh yang sering ditemukan, bergaul dengan lawan jenis yang tidak tahu batasan dan terkesan berlebihan (berpacaran), beberapa dari mereka beralasan bahwa dengan memiliki pasangan akan membuat semangat hidup dan mempunyai teman untuk berbagi cerita. Hal tersebut akan normal jika tahu batasannya, namun jika berlebihan akan sangat buruk efeknya. Faktor dari perilaku seperti ini dapat berasal dari lingkungan, mereka melihat teman sebayanya disekitarnya memiliki pasangan dan iku-ikutanlah mereka. Bisa jadi juga mereka merasa bahwa dikeluarga atau lingkungannya kurang mengerti dan memahami dirinya, yang membuatnya mencari kenyamanan kepada lawan jenis. Minum-minuman keras, seringkali perbuatan ini berasal dari faktor lingkungan. Beberapa dari mereka yang berada dibawah umur, merasa ingin tahu (kepo) bagaimana rasanya minuman keras tersebut, dan dengan meminumnya mereka akan merasa bahwa dirinya hebat dan mendapat validasi. Selain itu menurut mereka dengan meminum minuman keras merupakan salah satu bentuk pelampiasan emosi sesaat. Padahal dengan meminum minuman keras, tidak hanya merusak moral tetapi juga dapat merusak kesehatan tubuh. Apalagi pada masa ini, banyak sekali tempat hiburan yang mendukung terjadinya perbuatan yang melanggar norma, seperti dikotik atau club. Menonton pornografi atau penyalahgunaan internet pada nedia sosial. Sering kita temukan banyak remaja yang suka melihat video pornografi, dikarenakan sisi ingin tahunya lebih mendominasi. Sampai dengan penyalahgunaan sosial media yang digunakan tidak dengan sepatutnya. Contohnya ditwitter banyak sekali forum-forum yang berisi hal-hal vulgar dan beberapa dari mereka masih berada dibawah umur. Dari yang mulanya menonton video pernografi, akan merambah dengan mempraktekkannya, dan muncul kenakalan remaja lainnya yaitu seks bebas. Karena semakin banyak remaja yang merasa tersuguhi dengan eksploitasi mengarah pada seks, maka mereka akan semakin berani mencoba seks. Dan masih banyak sekali fenomena kenakalan remaja yang terkadang agak meresahkan. Hal ini selalu menimbulkan pro dan kontra antara remaja itu sendiri dan orang disekitarnya. Selain itu perbuatan seperti ini akan menciptakan sebuah penormalisasian yang tidak normal. Para remaja yang berbuat sedemikian merasa puas, bangga dan hebat dengan dirinya. Nyatanya perbuatan tersebut sebuah awal dari merusak diri sendiri. Kurangnya kontrol diri, kurangnya sebuah tempat nyaman dari pihak keluarga dan moralitas yang terkikis merupakan salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Banyak sekali akibat yang akan mereka tanggung jika menormalisasikan hal tersebut, seperti adanya pernikahan dini anak dibawah umur karena hamil diluar nkah sampai pada kondisi kesehatan seperti adanya penyakit HIV/AIDS dan penyakit lainnya. Faktor lainnya adalah karena pengaruh lingkungan dan kesehatan psikis yang kurang baik, faktor ini yang sering ditemukan dari beberapa kenakalan remaja yang terjadi. Memiliki lingukungan yang mendukung berbuat demikian karena hal tersebut sudah wajar disekitarnya. Kesehatan psikis yang mendorongnya melakukan kenaklaan remaja sebagai bentuk untuk pelampiasan emosi. Kenakaln remja seperti ini dapat ditanggulangi dengan memberikan dukungan moral seperti melakukan sosialisasi, atau dengan mengajak para remaja bercerita mengeluarkan keluh kesahnya dan memberikan solusi yang baik. Selain itu peran keluarga juga harus mampu memberikankasih sayanng yang cukup, tetapi tidak dengan kesan yang buruk atau keras. Selain itu dalam diri setiap remaja juga harus mempunyai batasannya sendiri (self boundaries) dan memiliki sikap kontrol diri yang bagus.