Anda di halaman 1dari 5

Nama : Putria Wahyu Ningsih

Kelas/NIM : 3C PAI/ 2193044098


Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Aida Arini, M.Pd.I

BENTUK KENAKALAN PADA REMAJA


Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
dewasa. Pada masa inilah anak-anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara fisik maupun psikologisnya. Remaja, berdasarkan
beberapa pengertian remaja merupakan seseorang yang berada pada masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Menurut WHO usia remaja adalah
pada rentang 10-19 tahun.
Pada masa remaja juga rentan terjadinya kenakalan remaja pada anak.
Kenakalan remaja merupakan sebuah fenomena sosial yang seringkali ditemui
pada kalangan pelajar. Biasanya bentuk kenakalan remaja ini berkaitan dengan
sikap yang menyimpang yang dilakukan baik di sekolah, rumah, atau di
lingkungan masyarakat.
Kenakalan remaja bukan hanya sekedar kejahilan semata, namun
menjadi masalah serius yang dihadapi di tengah masyarakat. Tindakan ini
termasuk salah satu hal yang paling meresahkan di kalangan masyarakat. Hal
ini karena masalah ini juga sangat bertentangan dengan hukum. Beberapa
tindakan dari kenakalan remaja ini biasanya merupakan tanda dari remaja
yang ingin diperhatikan. 
Faktor penyebab kenakalan remaja pun juga bermacam-macam. Mulai
dari faktor internal seperti masalah keluarga, dan mental hingga dari faktor
lingkungan. Kadang ini menjadi pemicu terjadinya kekerasan pada anak dalam
sebuah keluarga.
Dalam buku Kenakalan Orang Tua Penyebab Kenakalan Remaja karya
Drs. EB Surbakti, M.A., mengibaratkan seorang remaja ibarat sebuah bom, jika
tidak ditangani secara hati-hati dan baik, ia akan meledak dan menghancurkan
dunia, dan sebaliknya jika mmapu mengolanya dengan baik, maka seorang
remaja akan membawa perubahan dan perbaikan.
Remaja selalu berkaitan dengan kebebasan dan identitas diri. Fase
remaja merupakan fase penuh gairah, semangat, energi dan ambisi. Fase
remaja juga tidak hanya membawa perubahan bentuk secara fisik tetapi juga
psikis. Maka dari itu pada fase ini, seorang remaja merasa bingung dengan diri
mereka sendiri.
Beberapa remaja yang merasa kebingungan akan lari dan mencari siapa
jati dirinya. Hal ini akan berdampak bagus apabila dalam proses ini
mendapatkan pendampingan, dan sebaliknya jika tidak mendapatkan
pengawasan dengan baik maka akan berdampak buruk pada diri seorang
remaja.
Dari sini muncul istilah “kenakalan remaja” yang mana perilaku seorang
remaja yang tidak sesuai dan melenceng dari norma, dan bahkan sampai
mengusik orang lain disekitarnya. Beberapa diantara mereka merasa bahwa
dengan berperilaku seperti itu akan menikmati masa muda yang hanya datang
sekali seumur hidup, namun pada kenyataannya mereka dapat merusak masa
muda bahkan masa muda mereka sendiri. Banyak sekali kenakalan remaja
yang menyimpang dari norma. Hal ini perlu mendapatkan perhatian sosial
baik dari keluarga atau lingkungan disekitarnya.
Diantanya beberapa faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja,
yang pertama adalah ada pada dalam diri seorang remaja itu sendiri, yang
tidak dapat membedakan mana yang baik dan buruk bagi dirinya dan mereka
tidak dapat mengontrol diri dengan baik sehingga berperilaku seenaknya
tanpa memikirkan dampak dari perilaku tersebut, yang kedua adalah faktor
keluarga (orang tua), keluarga merupakan unit pertama bagaimanan seorang
anak tumbuh, menjadi remaja lalu dewasa, jika lingkungan keluarga tidak
terpenuhi dalam diri seorang remaja, maka remaja akan mencari kebutuhan
(kenyamanan/kasih sayang) itu sendiri diluar agar kebutuhan tersebut
terpenuhi. Dan yang ketiga adalah faktor lingkungan disekitarnya, dapat
berupa lingkungan tempatnya tinggal, sekolah atau pertemanan yang kurang
baik. Lingkungan memeliki pengaruh yang sangat besar pada watak atau
perilaku seseorang. Sedikit banyaknya seorang remaja selalu memiliki rasa
ingin mecoba sesuatu, dan mereka pada akhirnya “ikut-ikutan”, yang
terkadanag ikut-ikutan tersebut membawa dampak negatif.
Salah satu bentuk kenakalan remaja yang berdampak besar pada masa
depan, yaitu pergaulan bebas. Di era globalisasi yang terus berkembang, salah
satunya ditandai dengan gaya kebarat-baratan yang semakin merambah di
kehidupan. Mulai dari cara berpakaian, cara bergaul dan model gaya hidup.
Contoh yang sering ditemukan, bergaul dengan lawan jenis yang tidak
tahu batasan dan terkesan berlebihan (berpacaran), beberapa dari mereka
beralasan bahwa dengan memiliki pasangan akan membuat semangat hidup
dan mempunyai teman untuk berbagi cerita. Hal tersebut akan normal jika
tahu batasannya, namun jika berlebihan akan sangat buruk efeknya. Faktor
dari perilaku seperti ini dapat berasal dari lingkungan, mereka melihat teman
sebayanya disekitarnya memiliki pasangan dan iku-ikutanlah mereka. Bisa jadi
juga mereka merasa bahwa dikeluarga atau lingkungannya kurang mengerti
dan memahami dirinya, yang membuatnya mencari kenyamanan kepada
lawan jenis.
Minum-minuman keras, seringkali perbuatan ini berasal dari faktor
lingkungan. Beberapa dari mereka yang berada dibawah umur, merasa ingin
tahu (kepo) bagaimana rasanya minuman keras tersebut, dan dengan
meminumnya mereka akan merasa bahwa dirinya hebat dan mendapat
validasi. Selain itu menurut mereka dengan meminum minuman keras
merupakan salah satu bentuk pelampiasan emosi sesaat. Padahal dengan
meminum minuman keras, tidak hanya merusak moral tetapi juga dapat
merusak kesehatan tubuh. Apalagi pada masa ini, banyak sekali tempat
hiburan yang mendukung terjadinya perbuatan yang melanggar norma,
seperti dikotik atau club.
Menonton pornografi atau penyalahgunaan internet pada nedia sosial.
Sering kita temukan banyak remaja yang suka melihat video pornografi,
dikarenakan sisi ingin tahunya lebih mendominasi. Sampai dengan
penyalahgunaan sosial media yang digunakan tidak dengan sepatutnya.
Contohnya ditwitter banyak sekali forum-forum yang berisi hal-hal vulgar dan
beberapa dari mereka masih berada dibawah umur. Dari yang mulanya
menonton video pernografi, akan merambah dengan mempraktekkannya, dan
muncul kenakalan remaja lainnya yaitu seks bebas. Karena semakin banyak
remaja yang merasa tersuguhi dengan eksploitasi mengarah pada seks, maka
mereka akan semakin berani mencoba seks.
Dan masih banyak sekali fenomena kenakalan remaja yang terkadang
agak meresahkan. Hal ini selalu menimbulkan pro dan kontra antara remaja
itu sendiri dan orang disekitarnya. Selain itu perbuatan seperti ini akan
menciptakan sebuah penormalisasian yang tidak normal.
Para remaja yang berbuat sedemikian merasa puas, bangga dan hebat
dengan dirinya. Nyatanya perbuatan tersebut sebuah awal dari merusak diri
sendiri. Kurangnya kontrol diri, kurangnya sebuah tempat nyaman dari pihak
keluarga dan moralitas yang terkikis merupakan salah satu faktor terjadinya
kenakalan remaja.
Banyak sekali akibat yang akan mereka tanggung jika menormalisasikan
hal tersebut, seperti adanya pernikahan dini anak dibawah umur karena hamil
diluar nkah sampai pada kondisi kesehatan seperti adanya penyakit HIV/AIDS
dan penyakit lainnya.
Faktor lainnya adalah karena pengaruh lingkungan dan kesehatan psikis
yang kurang baik, faktor ini yang sering ditemukan dari beberapa kenakalan
remaja yang terjadi. Memiliki lingukungan yang mendukung berbuat demikian
karena hal tersebut sudah wajar disekitarnya. Kesehatan psikis yang
mendorongnya melakukan kenaklaan remaja sebagai bentuk untuk
pelampiasan emosi.
Kenakaln remja seperti ini dapat ditanggulangi dengan memberikan
dukungan moral seperti melakukan sosialisasi, atau dengan mengajak para
remaja bercerita mengeluarkan keluh kesahnya dan memberikan solusi yang
baik. Selain itu peran keluarga juga harus mampu memberikankasih sayanng
yang cukup, tetapi tidak dengan kesan yang buruk atau keras. Selain itu dalam
diri setiap remaja juga harus mempunyai batasannya sendiri (self boundaries)
dan memiliki sikap kontrol diri yang bagus.

Anda mungkin juga menyukai