Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kenakalan remaja dapat dikategorikan sebagai bentuk perilaku menyimpang karena tidak
sesuai dengan norma yang ada di masyarakat dan perbuatan tersebut juga dapat merugikan
orang lain serta melanggar hukum yang berlaku. Perilaku menyimpang yang kerap terjadi
dan kerap dilakukan terkait dengan kenakalan remaja adalah penganiayaan, bentrok, tawuran,
pencurian, pencopetan, penggunaan napza, pornografi, seks bebas, dan lain sebagainya.

Kenakalan remaja muncul sebagai permasalahan yang harus ditangani dengan benar karena
remaja sebagai generasi penerus harus memiliki karakter dan etika yang baik. Orangtua
sebagai pendidik pertama dan yang utama hendaknya memiliki wawasan dan pengetahuan
yang luas dalam memberikan bimbingan pada anak remaja. Menurut Sarwono (2013 : 62)
orangtua juga harus mengetahui tentang masa remaja, yaitu masa remaja merupakan masa
peralihan dari anak-anak ke dewasa meliputi kondisi psikologis dan kondisi fisik individu.
Orangtua yang tidak memiliki pengetahuan tentang masa remaja anaknya dikhawatirkan tidak
bisa mendidik dan memberikan pendampingan dengan tepat sehingga remaja akan terjerumus
dalam perbuatan yang menyimpang. Perilaku yang menyimpang atau kenakalan remaja
adalah suatu perilaku yang global, mulai dari perilaku yang tidak dapat ditoleransi secara
sosial seperti kenakalan yang terjadi berkaitan dengan napza, pelanggaran sosial, hingga
tindakan kriminal yang merugikan orang lain. Peran keluarga sebagai lingkungan sosial
terdekat sangat diperlukan agar anak dapat menjadi pribadi yang peka akan keadaan di
lingkungan sekitarnya.

Kenakalan remaja dapat terjadi karena banyak faktor seperti pergaulannya dengan teman
sebaya dan pengaruh dari lingkungan tempatnya berinteraksi setiap harinya serta pengaruh
dari dalam dirinya sendiri. Pada masa ini remaja mengalami perubahan pada pertumbuhan
dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dimaksud adalah fisik, sosial,
emosi, dan psikologisnya. Remaja yang sedang mengalami masa pertumbuhan ini sangat
rentan juga melakukan perilaku menyimpang yang ditandai dengan melakukan perbuatan-
perbuatan yang melanggar norma di masyarakat dan hal tersebut dapat menimbulkan
keresahan bahkan kerugian bagi orang-orang disekitarnya.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diketahui beberapa rumusan masalah yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan kenakalan remaja?


2. Apa penyebab terjadinya kenakalan remaja?
3. Bagaimana peran orangtua dalam mmengatasi kenakalan remaja?
4. Apa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kenakalan remaja?
5. Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut, terdapat beberapa tujuan antara lain :

1. Memahami apa itu kenakalan remaja;


2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja;
3. Memahami seperti apa peran orang tua dalam mendidik anak;
4. Mengetahui faktor-faktor penyebab kenakalan remaja;
5. Serta memahami cara mengatasi kenakalan remaja.

D. Manfaat

Dapat memahami lebih dalam mengenai apa itu kenakalan remaja, memberikan wawasan
dan pengetahuan baru mengenai masalah-masalah yang terjadi karena kenakalan remaja,
serta menjadi pemahaman pribadi agar terhindar dari hal-hal menyimpang atau kenakalan
remaja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang


melanggar norma, aturan, atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada
usia remaja atau transisi masa anak-anak ke dewasa. Kenakalan Remaja merupakan
gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial
yang pada akhirnya menyebabkan perilaku menyimpang. Fenomena kenakalan-kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat,
pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti
halnya kabur dari rumah, membolos sekolah, merokok, minum minuman keras, balap liar,
dan lain sebagainya. Pelanggaran status ini biasanya tidak tercatat secara kuantitas karena
bukan termasuk pelanggaran hukum. Sedangkan yang disebut perilaku menyimpang terhadap
norma antara lain seks pranikah di kalangan remaja, aborsi, dan lain sebagainya. Hubungan
antara tingkat kontrol diri dengan kecenderungan perilaku kenakalan remaja.

Menurut penelitian yang dilakukan Balitbang Departemen Sosial (2002), Hamzah (2002,
Prahesti (2002), mengindikasikan bahwa kematangan emosi pada remaja yang masih labil
merupakan salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Tidak matangnya emosi seseorang
ditandai dengan meledaknya emosi di hadapan orang lain, tidak dapat melihat situasi dengan
kritis, dan memiliki reaksi emosi yang tidak stabil. Sebaliknya matangnya emosi seseorang
ditandai dengan tidak meledaknya emosi di hadapan orang lain, dapat penilaian situasi kritis
dan memiliki reaksi emosi stabil dan kepercayaan diri seperti percaya pada kemampuan diri
sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, memiliki konsep diri yang positif
dan berani mengungkapkan pendapat.

Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan dalam pemenuhan tugas
perkembangan. Beberapa remaja gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang sudah
dimiliki remaja lain seusianya selama masa perkembangan. Keberhasilan dalam pemenuhan
tugas perkembangan menjadikan remaja sadar dan peka terhadap norma, sehingga remaja
mampu menahan dorongan pemuasan dalam diri agar tidak melanggar norma dan aturan yang
berlaku. Sebaliknya, kegagalan dalam tugas perkembangan ini, akan menyebabkan individu
remaja menjadi kurang peka terhadap norma dan aturan yang berlaku. Ini menyebabkan
individu remaja menjadi rentan berperilaku melanggar aturan bahkan melakukan tindakan
kriminal.

B. Penyebab Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri
(internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

1. Faktor Internal
 Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya
perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas
peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi
kedua.
 Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang
telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa
mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan
pengetahuannya..
2. Faktor Eksternal
 Keluarga dan Perceraian orang tua, tidak adanya komunikasi antar anggota
keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku
negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu
memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan
terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Kita boleh dipengaruhi oleh keluarga dari segi personaliti, tingkah laku,
kepercayaan dan nilai hidup.
 Teman sebaya yang kurang baik.
C. Peran Orangtua Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

Peranan orang tua dalam mencegah dan mengatasi kenakalan remaja dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Orang tua berperan sebagai teman


Disini orang tua harus bisa berperan sebagai teman, orang harus selalu ada disisi
mereka, entah selalu bertanya tentang keseharian remaja tersebut dan dapat senantiasa
memberi solusi dalam kesulitan dan menghibur dikala sedih. Dengan hadirnya orang
tua sebagai teman maka membuat remaja merasa tenang dan merasa bahagia
walaupun ada-ada saja masalah yang timbul sehingga dengan hadirnya orang tua
sebagai teman dapat mencegah timbulnya kenakalan remaja yang dipicu oleh konflik-
konflik atau masalah-masalah sosial yang timbul baik dari dirinya sendiri ataupun dari
lingkungan sosial di sekitar mereka.
2. Orang tua berperan sebagai pendidik.
Tidak hanya diberikan pendidikan melalui lembaga-lembaga formal seperti sekolah.
Dalam menghadapi masalah kenakalan remaja orang tua juga harus memberikan
pendidikan melalui dalam rumah tangga seperti memberikan masukan berupa
siraman-siraman rohani.
3. Orang tua sebagai pemantau
Orang tua sebagai pemantau dari sikap remaja dapat mengatasi kenakalan remaja.
Contoh: Si A selalu minum-minuman keras cap tikus, setelah dapat pantauan orang
tuanya maka si A takut dalam meminum ±minuman keras lagi.
4. Orang tua sebagai pengawas
Memang sudah menjadi kewajiban orang tua agar dapat mencegah kenakalan remaja.
Contoh: sebelum di awasi si A selalu meminum-minuman keras cap tikus. Tetapi
setelah orang tuanya tau dan mengawasinya, maka si A tidak lagi melakukan hal
tersebut.
5. Orang tua berperan sebagai pendorong.
Setelah melakukan kenakalan, remaja tersebut masih bisa direhabilitasi dengan cara
orang tua memberikan dorongan terus menerus kepada remaja agar kembali ke jalan
yang benar, namun tidak boleh dengan kekerasan atau paksaan melainkan dengan cara
lembah-lembut. Namun apabila belum melakukan kenakalan, orang tua juga harus
tetap memberikan dorongan dan motivasi agar remaja tersebut tetap berada dalam
keadaan hyang baik dan tidak melakukan kenakalan.

D. Faktor-Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Berikut adalah faktor-faktor penyebab kenakalan remaja:

1. Keluarga

Keluarga adalah institusi dasar yang mengajarkan nilai dan norma yang akan dibawanya ke
masyarakat atau kelompok yang lebih besar.

Akan tetapi, keluarga bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja jika melakukan
pola asuh yang salah (misalnya sering membedakan atau membanding-bandingkan anak),
kurangnya kontrol orangtua, kurangnya kasih sayang orangtua terhadap anak, terlalu
memanjakan, atau mendidik anak terlalu keras.

Anak memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami kenakalan remaja ketika
orangtuanya memperlihatkan gestur tidak menginginkan kehadirannya. Selain itu, anak yang
broken home juga lebih rentan berada pada situasi ini.

2. Lingkungan

Penyebab kenakalan remaja yang tak kalah krusial adalah faktor lingkungan, tak terkecuali
menyangkut tempat tinggal anak.

Beberapa faktor lingkungan yang berkontribusi menciptakan kenakalan remaja adalah tinggal
di lingkungan kriminal (misalnya pengedar narkoba), prostitusi, atau penuh kekerasan.

3. Pergaulan

Selain keluarga dan lingkungan, pergaulan yang salah juga bisa menjadi faktor penyebab
kenakalan remaja.

Jika memiliki kontrol diri yang lemah dan tidak dibimbing dengan baik oleh orangtua, maka
anak remaja bisa mengikuti apa yang dilakukan oleh temannya, seperti mabuk-mabukan atau
seks bebas.

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk senantiasa memperhatikan pergaulan anak.
4. Sekolah

Sekolah adalah tempat anak belajar mengembangkan diri dan mematuhi peraturan yang
berlaku.

Faktor kenakalan remaja dalam hal ini adalah kegagalan sekolah dalam mengembangkan
karakter anak karena ketidakcocokan kurikulum maupun ketersediaan ekstrakurikuler yang
berlaku di lembaga pendidikan tersebut.

5. Krisis identitas

Menurut penelitian, perubahan biologis dan sosiologis pada remaja memungkinkan terjadinya
dua bentuk, yaitu terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya dan
tercapainya identitas peran.

Kenakalan remaja umumnya terjadi karena ia gagal mencapai masa integrasi kedua. Hal
inilah yang membuatnya mengalami krisis identitas.

6. Kontrol diri lemah

Kontrol diri yang lemah juga membuat remaja tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak bisa diterima.

Begitupun bagi remaja yang telah mengetahui perbedaan kedua tingkah laku tersebut, tetapi
tidak dapat mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan norma.
Akibatnya, ia menjadi remaja nakal.

7. Sering bolos sekolah

Penyebab terjadinya kenakalan remaja yang tak boleh dihiraukan adalah sering bolos sekolah.
Pasalnya, sekolah adalah tempat bagi anak untuk belajar tentang moral yang baik. Jika anak
sering bolos sekolah, bagaimana ia bisa belajar untuk bisa berperilaku baik?

Terlebih lagi, anak yang sering bolos sekolah tidak merasakan rutinitas seperti bangun pagi,
membersihkan kamarnya, mandi, hingga mengerjakan PR. Hal ini juga dinilai bisa menjadi
faktor kenakalan remaja.

8. Kurang pemahaman agama

Di Indonesia, kurangnya pemahaman agama juga disebut sebagai salah faktor kenakalan
remaja. Dengan mengenal agama, anak diharapkan memiliki pegangan moral yang lebih kuat
sehingga bisa membedakan mana yang baik dan buruk.
Penyebab kenakalan remaja dan solusinya ini adalah dengan membekali anak pendidikan
agama agar tidak semakin salah melangkah.

9. Kondisi ekonomi

Kondisi ekonomi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja.
Kondisi ekonomi yang kekurangan bisa membuat remaja melakukan tindakan kriminal,
seperti pencurian atau perampokan. Perbuatan nekat tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginannya.

10. Penyalahgunaan teknologi informasi

Faktor penyebab kenakalan remaja selanjutnya adalah penyalahgunaan teknologi informasi.


Alih-alih menggunakannya untuk belajar, remaja bisa jadi mengakses konten-konten dewasa
atau kekerasan yang membuatnya ingin meniru perbuatan tersebut.

Kontrol orangtua sangat diperlukan untuk mencegah anak mengakses konten yang tidak
sesuai usianya.

Penyebab kenakalan remaja bisa datang dari mana saja di luar faktor yang telah disebutkan di
atas. Di samping itu, ada pula sejumlah faktor lainnya, misalnya ketidakpuasan atas
penegakan hukum, pengaruh media massa, hingga faktor politis.

E. Mengatasi Kenakalan Remaja

Bagaimana cara mengatasi kenakalan remaja?

1.Menanamkan Nilai dan Norma

Ibaratkan remaja adalah bibit pohon, kalian harus menyirami dan memupuk mereka dengan
zat-zat yang baik dan porsi yang tepat.

Maka remaja akan menjadi pohon yang baik dan kokoh walau diterjang oleh badai kenakalan
yang ada di lingkungan dia berpijak.

2. Memberitahu Dampak Dari Tindakan Yang Harus Mereka Hindari


Remaja rentan melakukan segalanya hanya karena ingin tahu. Dengan memberi tahu dampak
buruk dari sesuatu maka mereka tidak akan tertarik lagi dengan hal tersebut dan mereka akan
cenderung menghindari perbuatan tersebut.

Kalau perlu jika ada tokoh masyarakat yang mengalami dampak dari kenakalan remaja, ajak
remaja untuk mendengarkan apa saja yang didapat dari kenakalan tersebut. Namun kalian
harus mendampingi selalu para remaja jika mereka bertemu dengan tokoh masyarakat
tersebut. Karena tidak semua tokoh masyarakat bijak dalam menyampaikan pengalaman
hidup mereka. Jika mereka tidak bijak, bukan terhindar dari tindak kriminal malah remaja
akan merasa tertarik dan tertantang untuk melakukan hal yang sama.

3. Menjaga Kedekatan

Dengan adanya kedekatan, para remaja akan menjadi terbuka. Mereka akan menceritakan
segalanya kepada yang lebih dewasa, terutama orang tua. Dengan begitu mereka akan
terhindar dari kenakalan yang akan mereka lakukan.

4. Menyediakan Wadah Kreatifitas

Sediakan wadah atau sarana untuk mereka menyalurkan bakat mereka. Jika remaja menyukai
musik maka berikan dia alat musik atau biarkan dia mengikuti organisasi musik. Jika dia
menyukai perkelahian maka ikuti dia ke olahraga yang berbasis bela diri. Dengan catatan
menanamkan keyakinan bahwa dia hanya boleh bertarung atau berkelahi jika berada di dalam
ring. Hal ini akan bekerja karena menurut faktanya para atlet bela diri tidak pernah terlibat
dengan pertarungan di luar ring. Para atlet atau orang yang mempelajari bela diri
menanamkan keyakinan pada diri mereka bahwa mereka tidak boleh mempergunakan apa
yang mereka kuasai untuk mencelakakan orang lain terutama yang tidak tau bela diri.

5. Melakukan Tindakan Langsung

Dengan menerapkan tindakan langsung pada remaja akan menimbulkan efek yang sangat
besar. Para remaja harus dihukum sesuai dengan tindakan yang mereka buat. Sehingga
mereka tidak akan melakukannya lagi. Tindakan ini akan berdampak pada remaja lainnya
yang memiliki potensi yang sama. Dengan mereka mengetahui dampaknya mereka enggan
untuk melakukannya.
BAB III

KESIMPULAN

Pendorong terjadinya kenakalan remaja adalah karena faktor ekonomi yang membuat
meraka melakukan haltersebut dan juga dikarnakan adanya pengaruh yang tidak baik dari
lingkungan dan temaan sejawat hingga terjadinya perbuatan yang menyimpang dilakukan
oleh remaja sehingga membuat orang tua jadi resah terhadap perlakuan anak-anaknya.

Usaha yang dilakukan oleh orangtua dalam mencegah penyimpangan prilaku remaja,
orangtua telah melakukan berbagai upaya, dari menanamkan ilmu agama pada anak,
mengontrol pergaulan anak, serta memukul anak jika ketahuan melakukan prilaku yang
salah atau prilaku menyimpang, itu semua tidak akan terwujud tampa contoh dari kedua
orangtua dan kerabat yang terdekat.

Bimbingan Akhlak dan Agama yang harus dimulai dari keluarga atau yang disebut
dengan pendidikan agama dalam keluarga. Ini merupakan basis utama untuk membekali
anak dari hal-hal yang dapat menjerumuskannya kejurang kehancuran, oleh karena itu
maka orang tua harus berupaya secara maksimal dengan segala daya dan upaya untuk
dapat menciptakan keluarga yang harmonis yang didasari oleh nilai-nilai kasih sayang
berdasarkan tuntunan agama, sehingga anak-anak memperoleh ketentraman dan
kedamaian dalam keluarga.

Anda mungkin juga menyukai