Anda di halaman 1dari 2

Kabupaten Mimika adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Tengah, Indonesia.

Ibu kota
kabupaten ini terletak di Kota Timika. Di kabupaten ini, terdapat tambang emas dan salah satu
tambang emas terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia yang letaknya di wilayah Distrik
Tembagapura. Terdapat sebuah bandar udara nasional di kabupaten ini, yaitu Bandara Moses
Kilangin yang terletak di Distrik Mimika baru. Serta pelabuhan Nasional di kabupaten ini,
yaitu Pelabuhan Poumako yang terletak di Distrik Mimika Timur. Berdasarkan data Kementerian
Dalam Negeri tahun 2022, jumlah penduduk kabupaten Mimika sebanyak 312.387 jiwa dengan
kepadatan penduduk 14 jiwa/km².[2]
Mimika memiliki topografi yang beragam. Terdapat dataran rendah dengan geografi rawa-rawa
dan sungai dengan suku aslinya adalah Suku Kamoro yang terkenal dengan ukirannya, serta
wilayah dataran tinggi dengan suku aslinya adalah Suku Amungme.

Sejarah
Konfederasi Tarya We
Informasi lebih lanjut: Konfederasi Tarya We
Kampung-kampung di pesisir barat Mimika, dahulu tidak memiliki akses yang baik
dengan sagu karena hutan yang menyusut. Kampung-kampung tersebut
adalah Poraoka, Kipia, Maparpe, Wumuka dan juga Umar (dibawah mayor) dan Aindua.
Sehingga kampung-kampung tersebut bekerja sama untuk mendapatkan akses sagu dari
kampung disebelah timur mereka ke bawah sampai Impiri dan Yaraya. Terkadang dengan
menukar kapal Kano maupun dengan intimidasi dan unjuk kekuatan. Walaupun Tarya We
kekurangan akses akan sagu dan populasi yang relatif kecil, posisi strategisnya di Teluk
Etna memudahkan akses akan perdagangan untuk peralatan besi, kain, dan ornamen tubuh.
Kekurangan akan jumlah pasukan bisa dibantu dengan senjata api. Sebuah pantai di Yaraya,
dikenal dengan nama Minaki Tiri (pantai senapan) karena diserang oleh rombongan serangan
Naowa, pemimpin konfederasi yang disebut juga Raja Kipia.[6]

Pembentukan Kabupaten Mimika


Kabupaten Mimika merupakan sebuah Kabupaten di Provinsi Papua Tengah yang terletak di
wilayah pantai selatan dimana Mimika dulunya merupakan salah satu kecamatan
dari Kabupaten Fakfak dan wilayahnya disebut Kecamatan Mimika Timur.[7]
Melihat kondisi pemerintahan saat itu dengan jumlah pegawai perwakilan kecamatan yang
sangat sedikit serta luasnya wilayah pelayanan pemerintahan, maka Pemerintah Daerah Tingkat
II Fakfak memandang perlu untuk melakukan pemekaran wilayah pemerintahan dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan kepada masyarakat di wilayah Mimika yang
tentunya membutuhkan perhatian dan pelayanan dari Pemerintah. Hal ini di wujudkan dengan
pembentukan Kantor Pembantu Bupati di Timika yang di tetapkan sebagai Pembantu Bupati
Kepala Daerah Tingkat II Fak-fak wilayah Mimika oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Fakfak.
Memperhatikan perkembangan jumlah penduduk, luas wilayah, potensi dan meningkatnya tugas
dan tanggung jawab di bidang pemerintahan, maka di pandang perlunya pembentukan
Pemerintahan Kabupaten Administratif sehingga Pemerintahan Pembantu Bupati Fak-fak
wilayah Mimika di tetapkan sebagai Kabupaten Administratif pada tanggal 8 Oktober 1996 oleh
Menteri Dalam Negeri di Jayapura dengan Bupati pertama, yakni Drs. Titus Oktovianus
Poterayauw. Setelah terbentuk menjadi Kabupaten Administratif maka ditetapkan wilayah
Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Mimika Timur, Mimika Barat, Agimuga dan wilayah
pemekaran Kecamatan Mimika Baru yang berkedudukan di Timika.[8]
Setelah kurang lebih 4 (empat) tahun pelaksanaan pemerintahan Kabupaten Administratif, maka
pada tanggal 18 Maret tahun 2000 di resmikan perubahan status dari Kabupaten Administratif
menjadi Kabupaten Definitif oleh Gubernur Provinsi Papua Drs. J.P. Salossa, M.Si berdasarkan
Undang-undang No.45 Tahun 1999, selanjutnya Mimika dipimpin oleh Klemen Tinal.[9]

Anda mungkin juga menyukai