Anda di halaman 1dari 6

BUDAYA MELAYU RIAU

MENDIRIKAN PROVINSI RIAU

INDIKATOR:

1. RIAU DI AWAL KEMERDEKAAN


2. WACANA PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU
3. PERJUANGAN PEMBENTUKAN PROVINSI RIAU
4. RIAU SEBAGAI PROVINSI

OLEH:
RAFIF NUGROHO
XII IPA 5
SMA NEGERI 8 PEKANBARU
THAUN AJARAN 2021/2022
MENDIRIKAN PROVINSI RIAU
A. Riau pada awal kemerdekaan Indonesia
Berdasarkan keputusan Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia (PPKI) pada tanggal 19 Agustus 1945, Sumatera
ditetapkan sebagai suatu provinsi yang bersifat administratif.
Selang waktu berjalan, melalui Peraturan Pemerintah No. 8 tahun
1987 pulau ini berstatus menjadi provinsi penuh yang berpusat di
Medan. Namun, rentang jarak antardaerah masih amat jauh. Oleh
sebab itu, provinsi ini dipecah kembali menjadi beberapa
provinsi. Satu tahun setelah berdirinya Provinsi Sumatera pada
tahun 1948, terbentuk tiga provinsi lagi, yakni Provinsi Sumatera
Bagian Utara, Provinsi Sumatera Bagian Selatan, dan Sumatera
Tengah.

Khusus Sumatera Tengah berpusat di Kota Bukittinggi.


Daerahnya meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Keresidenan
Jambi, dan Keresidenan Riau. Selanjutnya, Keresidenan Riau
terdiri atas empat kabupaten, yakni Kampar, Bengkalis,
Inderagiri, dan Kepulauan Riau.

B. Wacana Pembentukan Provinsi Riau


Usulan pembentukan Provinsi Riau dilatarbelakangi oleh
beberapa hal, seperti adanya keterhambatan perkembangan Riau
dalam urusan kedinasan dan perekonomian serta kesejahteraan
menurun jauh dibandingkan dengan ketika diperintah kerajaan.
Oleh sebab itu, pemisahan Riau bertujuan untuk memudahkan
urusan, memakmurkan rakyat, serta menjadikan Riau sebagai
pusat perekonomian dan kebudayaan yang agamis di Asia
Tenggara.

Di samping itu pula, terdapat cukup banyak perbedaan antara


Riau dengan Keresidenan Sumatera Barat dan Jambi. Riau
memiliki alat tukar khusus, yaitu dollar Kepulauan Riau dan juga
berbeda dari segi sumber daya alam (SDA). Riau kaya akan
kebun kelapa dan karet, sedangkan Sumatera Barat dan Jambi
tidak, begitu pula sebaliknya. Selain itu, juga terdapat
ketimpangan dalam bidang pendidikan. Pada tahun 1950-an, di
Provinsi Sumatera Tengah terdapat 27 SMPN dan hanya 4 di
antaranya yang berada di Riau.

C. Perjuangan Pembentukan Provinsi Riau


Pada bulan Maret 1953 terdapat dua peristiwa yang menjadi
awal penyebutan Provinsi Riau, yakni terbentuknya Panitia
Kongres Rakyat Kepulauan Riau (16 Maret 1953) dan nama
pemerintahan Provinsi Riau disebut dalam konferensi Partai
Nasional Indonesia (PNI) Riau. Namun, niat melaksanakan
kongres rakyat Kepulauan Riau dihadang dengan kenyataan
inginnya kabupaten lain dilibatkan dalam kongres tersebut karena
bagaimanaoun kegiatan itu sangat berkaitan erat dengan
keberadaan Riau yang berada di bawah naungan Provinsi
Sumatera Tengah. Pada akhirnya, agenda kongres ini menemukan
jalan buntu dan tenggelam begitu saja.

Keinginan mendirikan provinsi tersendiri tersebut semakin


lantang terdengar melalui Kongres Pemuda Riau pada 17 Oktober
1954. Kongres tersebut mendesak pemerintah pusat untuk
membentuk Provinsi Riau dan badan kongres pemuda Riau
(BKPR).

Kongres rakyat Riau yang diprakarsai Panitia Persiapan Riau


(P3R) diikuti berbagai kalangan dari seluruh Kabupaten
Keresidenan Riau. Didapatkanlah satu-satunya keputusan, yakni
menuntut berdirinya Provinsi Riau.
Usaha Riau untuk menjadi suatu provinsi tersendiri dihadang
oleh pemerintah Sumatera Tengah yang tidak menginginkan
daerah kaya tersebut berpisah dengan mereka. Berbagai tekanan
psikis maupun fisik diterima oleh P3R. Tekanan tersebut semakin
kuat saat bersamaan prajurit dari Devisi Banteng menunjukkan
aksi mereka pada 21—24 November 1956 di Padang.
Menanggapi kekacauan ini, pemereintah mengeluarkan Undang-
Undang darurat no.19 tahun 1957 tanggal 9 Agustus tahun 1957
yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno di Bali. Adapun
isinya ialah menjadikan Keresidenan Riau sebagai sebuah
provinsi dan berpisah dari Provinsi Sumatera Tengah dan
ditetapkanlah Tanjung Pinang sebagai ibu kota Provinsi Riau

D. Riau sebagai Provinsi


Meskipun Provinsi Riau berdiri pemerintah pusat belum
menunjuk gubernur. Kerancuan kembali terjadi ketika PRRI
mengangkat Syamsi Nurdin sebagai Gubernur MIliter Riau
dengan ousat pemerinthan di BUkittinggi, bukan Jakarta.
Pemerintah pusat baru menunjuk Mr.S.M. Amin sebagai
Gubernur Riau yang dilantik pada 5 Maret 1958 di Tanjung
Pinang. Provinsi Riau meliputi empat kabupaten ; Kepulauan
Riau, Kampar, Indragiri, dan Bengkalis.

Riau terus berkembang dan kini menjadi 12 kabupaten/kota.


Bahkan, Kabupaten Kepulauan Riau telah menjadi Provinsi
Kepulauan Riau. Dalam perkembangannya, Riau melaju pesat
menjadi suatu provinsi yang lebih baik. Adapun jumlah SMPN di
Riau tahun 1950-an yang berjumlah empat unit, menjadi 934 unit
pada tahun 2013. Begitu pula dengan SDA-nya, kebun sawit di
Riau mencapai 2,3juta hektar dan merupakan kebun sawit terluas
di Indonesia.
Wali murid, Penulis,
Guru. Pembimbing,

Anda mungkin juga menyukai