No : 14
Disusun oleh,
Disetujui,
Pembimbing,
HALAMAN MOTTO
i
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga"
"Manusia seringkali salah memilih jalan, tapi Tuhan tidak pernah salah
menitipkan ujian. Kalau mau langkahnya lebih tentram, bangun fondasinya dulu"
[Fardi Yandi]
[Ayu Estiningtyas]
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Segala puji syukur kepada Allah SWT dan dukungan dan do’a dari orang-orang
terdekat, akhirnya Ujian Praktek Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Oleh karena itu, Karya Ilmiah ini saya persembahkan kepada :
Kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Geografi Karya Ilmiah
“Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan Lingkungan”
Ayah dan Ibu tersayang yang selalu memberikan semangat serta do’a dalam
menyelesaikan Karya Ilmiah ini
Teman-teman yang telah memberikan dukungan, saran dan masukan
dalam menyusun Karya Ilmiah ini
Bapak Heri Akirianto S.Pd selaku guru pembimbing, yang telah
memberikan masukan, arahan serta kritikan yang membangun dalam
menyusun Karya Ilmiah “Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan
Lingkungan”
iii
KATA PENGANTAR
Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri
Akirianto S.Pd selaku guru Mata Pelajaran Geografi yang telah memberikan arahan
dan bimbingan sehingga penulis dapat menyusun dan memenuhi Ujian Praktek
Geografi Karya Ilmiah “Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan
Lingkungan”
Penulis menyadari Karya Ilmiah ini jauh dari sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
senantiasa diharapkan demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................i
HALAMAN MOTTO............................................................................................ii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Kesimpulan .................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19
LAMPIRAN...........................................................................................................20
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
ekonomi wilayah. Potensi wilayah mencakup Sumber Daya Alam serta Sumber
Daya Manusia di wilayah tersebut. Berhasil tidaknya suatu pembangunan
bergantung pada kualitas penduduk dalam mengelola potensi sumber daya alam
yang ada diwilayah tersebut. Sumber daya alam yang melimpah merupakan modal
besar dalam pembangunan apabila diiringi oleh manusia yang berkualitas. UU No
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 3 menyatakan bahwa
penyelenggaraan penataan ruang memiliki tujuan menciptakan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Namun upaya untuk menciptakan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dianggap
masih cukup mendapatkan tantangan yang berat. Hal ini dapat dilihat dari masih
banyaknya permasalahan yang harus tetap diupayakan pemecahannya. Sebagai
konsekuensi dari pengembangan wilayah, yaitu tidak dapat dihindarinya dari
penyimpangan pemanfaatan ruang akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan
serta juga penegakan hukum yang kurang tegas. Pada akhir-akhir ini,
pengembangan wilayah seringkali mengabaikan pentingnya faktor lingkungan.
Contohnya banyak pembangunan infrastruktur yang dipaksakan. Pembangunan
yang tidak mempertimbangkan resiko terhadap penurunan kualitas lingkungan
serta kesehatan lingkungan pasti akan berakibat pada kerusakan ekosistem yang
berdampak pada masyarakat dan keanekaragaman hayati yang ada. Permasalahan
Kesehatan lingkungan terutama di kota-kota besar pada zaman pembangunan ini
menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara
terorganisir. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan, yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan Sumber Daya
Manusia sebagai modal pelaksanaan pembangunan nasional. Perilaku manusia
dalam pembangunan yang melakukan eksploitasi sumber daya alam yang tidak
memperhatikan aspek kualitas serta kesehatan lingkungan menyebabkan
ruang/wilayah terfragmentasi atau terbagi-bagi dan tidak saling mendukung satu
sama lain. Di sisi lain, dengan bertambahnya jumlah penduduk akan semakin
meningkatkan tekanan terhadap sumber daya alam yang menjadi wadah untuk
melakukan berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, salah
satunya dengan melakukan konversi lahan, yang umumnya dilakukan berdasarkan
pertimbangan aspek fisik lahan dan sosial ekonomi. Dalam melakukan konversi
lahan kedua pertimbangan aspek fisik lahan dan sosial ekonomi harus
diselaraskan guna memberikan manfaat berkesinambungan atau perencanaan
rangkaian peristiwa secara berkelanjutan.
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat Penulisan
3
Untuk memberikan wawasan dan atau pengetahuan mengenai jaringan
transportasi sebagai penopang pengembangan potensi wilayah atau daerah
Untuk memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai sumber daya
alam dan sumber daya manusia sebagai pengembangan potensi wilayah
atau daerah
Untuk memberikan informasi mengenai potensi wilayah tata guna lahan
dan kesehatan lingkungan, serta hubungan SIG dengan kesehatan
lingkungan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Sistem Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi merupakan serangkaian jaringan prasarana
transportasi (jembatan, jalan raya, jalur pelayaran, jalur penerbangan dan
lainnya) yang berhubungan dengan simpul sarana transportasi (terminal,
bandara dan pelabuhan) sehingga membentuk satu kesatuan sistem
jaringan transportasi untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan di suatu wilayah. Fungsi transportasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu untuk melancarkan perpindahan barang dan manusia
serta menunjang pembangunan wilayah. Sistem transportasi dapat
berkembang dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal berikut.
a. Ruang untuk bergerak (jalan, sungai dan udara).
b. Tempat lahir dan awal pergerakan (terminal,stasiun,pelabuhan dan
bandara).
c. Kendaraan sebagai alat atau sarana pengelolaan transportasi.
Semua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan dan saling mempengaruhi. Jenis transportasi terbagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut.
a. Transportasi darat, contohnya; kereta api, bus, mobil, dan lainnya.
b. Transportasi air, contohnya;kapal perahu dan rakit.
c. Transportasi udara, contohnya; pesawat terbang.
6
b. Letak stasiun, terminal, pelabuhan dan bandara sesuai dengan jenis
dan kelas pelayanan.
c. Jenis dan kualitas jalur lalu lintas
d. Sarana dan prasarana pendukung
e. Klasifikasi jalan dan sebagainya.
7
Dengan demikian tersedianya data spasial jaringan transportasi
pengembangan potensi wilayah dapat dilakukan secara maksimal.
8
a. Mengetahui Sebaran dan Pola Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dijadikan pengambilan kebijakan pengelolaan
sumber daya alam selanjutnya. Misalnya, pemetaan sebaran minyak bumi
Indonesia, tambang emas memerlukan di tambang galian dan pola sebaran
hutan.
b. Mengetahui Jumlah Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan cadangan devisa suatu negara. Suatu negara
yang mengetahui jumlah kekayaan alamnya maupun cadangan tertentu
dapat memanfaatkan secara optimal untuk pembangunan. Hasil kerja sig
merupakan peta, melalui peta informasi geografis menyangkut tentang
jumlah sumber daya alam.
c. Pemantauan Kawasan Potensial dan Kritis
Kawasan potensial merupakan kawasan yang memiliki potensi tertentu
yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kawasan kritis merupakan suatu kawasan yang telah mengalami
kerusakan lingkungan para karena faktor alam maupun manusia.
Pemanfaatan pemantulan kawasan potensial dan kritis dapat membuat
pemodelan luas lahan yang dapat dikembangkan ke permukaan lahan kritis
upaya penanggulangan dan sebagainya.
d. Pemantauan Rehabilitas dan Konservasi Sumber Daya Alam
Upaya dalam perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan
atau mengembalikan fungsi lingkungan sebagaimana mestinya. Lahan
yang dimanfaatkan mengalami penurunan kualitas lingkungan global baik
dari segi fisik, kimia, atau biologisnya. Bangunan lahan dapat
membedakan antara sumber daya alam yang satu dengan yang lain.
Misalnya, lahan pertanian ditunjukkan dengan warna biru langit, vegetasi
ditunjukkan dengan warna hijau muda dan permukiman ditunjukkan warna
coklat. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi sumber
daya alam adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan SDM
Sumber daya manusia menentukan keberhasilan dan tingkat
inventarisasi. SDM yang berkualitas mampu menyediakan data dengan
akurat yang tepat.
b. Ketersediaan data
Daerah dengan data yang tersediakan memudahkan dalam
pengelolaannya. Berbeda hal dengan tidak. Bola harus mengumpulkan
9
data terlebih dahulu hasilnya akan menyita biaya kumatan tenaga dan
waktu.
c. Kondisi lapang
Kondisi lapang yang sering dicangkok dapat memanfaatkan
penginderaan jauh sebagai sumber data tunggal. Apabila daerah
tersebut memungkinkan dijangkau, maka perlu data tambahan seperti
data terestrial.
3. Peta untuk Sumber Daya Alam dalam Pengembangan Potensi
Wilayah
Peta masih dapat digunakan, tetapi informasi yang ada sudah mengalami
perubahan, sehingga diperlukan informasi data terbaru dan akurat. Solusi
yang dapat diterapkan dalam SDA dalam melalui pemetaan. Pemetaan
sumber daya alam membantu memperoleh informasi keruangan secara
cepat akurat, efektif dan efisien. Pemetaan SDA berfungsi untuk
pengelolaan kawasan konservasi. Pengolahan kawasan konservasi secara
umum tidak hanya mencakup memanfaatkan potensi yang ada tetapi
bagaimana cara menjaga dan melindungi, mengelola dan memanfaatkan
suatu potensi yang ada.
10
merekam fenomena kependudukan yang didasarkan pada beberapa aspek seperti
kepadatan permukiman, pola permukiman sebaran dan lainnya. Pembatas sebaran,
kualitas, komposisi gambar jumlah, dan permasalahan kependudukan, data
penginderaan jauh juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dampak
keberadaan kependudukan terhadap lingkungan hidup di sekelilingnya. Ada
banyak Citra yang digunakan dalam kajian kependudukan, diantaranya adalah
pankromatik berwarna, pankromatik hitam putih, ikonos, quickbird, dan landsat.
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dapat mengenalkan rumus berikut.
11
3. Peta untuk Analisis Kependudukan
12
D. Analisis Potensi Wilayah Tata Guna Lahan
a. Lahan pertanian
b. Lahan hutan
13
adalah melalui penginderaan jauh menggunakan Citra LANDSAT. Keunggulan
citra LANDSAT adalah warna penyusunan objek pada citra terdiri dari red, green,
blue (RGB), sehingga semakin banyak dan penyusunan semakin jelas objek
terekam, mampu mendeteksi objek di permukaan bumi dengan resolusi spasial
100 meter. Penggunaan Citra LANDSAT untuk monitoring kerusakan hutan
visualisasi Citra hutan yang belum terganggu dan sudah terganggu akan terlihat
jelas. Data yang diperoleh dari monitoring tersebut dapat membantu dalam
menentukan laju kerusakan hutan kawah pula kerusakan cadangan karbon,
produksi oksigen, dan cara penanggulangannya.
c. Lahan permukiman
d. Pertambangan
Penggunaan lahan dan penutup lahan suatu wilayah berperan besar dalam
pengelolaan lahan. Penutup lahan berkaitan dengan kemampuan yang ada di
permukaan bumi, seperti lahan kosong, lahan terbangun rumah vegetasi dan
lainnya. Sementara penggunaan lahan berkaitan dengan hasil pengelolaan suatu
14
lahan yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu seperti permukiman, industri
dan jalan. Bangunan peta untuk kajian tata guna lahan akan lebih efisien dan
efektif, karena peta menampilkan informasi geografi lahan. Manfaat peta
penggunaan secara umum adalah sebagai berikut.
15
maupun dalam hal yang diperoleh berdasarkan informasi geografis. Pemanfaatan
penginderaan jauh akan menghemat biaya ke rumah tenaga dan waktu dalam
kajian kesehatan lingkungan. Kajian kesehatan ini dapat menggunakan Citra
ALOS AVNIR-2 dia memiliki resolusi spasial 10 meter. ALOS AVNIR-2
diciptakan dengan tujuan untuk pemetaan tutupan lahan dan pemantauan bencana
alam di dalam lingkup regional dengan lebar liputan 70 km -1500 km. Selain
menggunakan Citra ALOS kajian kesehatan lingkungan juga dapat menggunakan
Citra ikonos.
Masalah kesehatan berkaitan dengan ruang dan waktu, dapat diolah dan
dimanipulasi melalui sistem informasi geografis dengan cepat. Di suatu pula
dengan identifikasi dan memonitoran, sebaran kesehatan serta polanya.
a. Data fisik > Sumber daya fisik berkaitan dengan bentang alam
lingkungan, misalnya sebagai berikut.
1. Iklim.
2. Tanah.
3. Topografi.
16
4. Hidrologi, dan sebagainya.
b. Data sosial > Sumber data sosial berkaitan dengan kondisi masyarakat,
misalnya sebagai berikut;
1. Jumlah penduduk.
2. Sebaran penduduk.
3. Kondisi permukiman.
4. Kondisi sanitasi.
5. Fasilitas umum.
a. Peta dapat digunakan sebagai alat monitoring masalah kesehatan yang ada
di masyarakat. Pemetaan dilakukan pada kelompok masyarakat dan
cakupan wilayah berdasarkan status kesehatan kebutuhan masyarakat,
jumlah penderita, dan lainnya.
b. Peta digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan risiko kesehatan di
masyarakat Melalui pemetaan, pengambilan kebijakan dan masyarakat
dapat menentukan arah penanganan dan peningkatan kualitas kesehatan.
c. Memberikan informasi, mendidik dan memberdayakan masyarakat
mengenai isu-isu kesehatan lingkungan. Peta menyajikan informasi
tentang kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang
berdasarkan daerah tertentu. Pada masyarakat yang berpengetahuan
kurang dapat dilakukan sosialisasi kesehatan lingkungan.
d. Pemetaan kesehatan lingkungan juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah berdasarkan luasan tertentu.
Kelompok masyarakat dipetakan dengan kriteria tertentu
e. Peta kesehatan lingkungan dapat menggambarkan jangan pelayanan
kesehatan terhadap penduduk kebutuhan minimum di suatu wilayah,
jumlah penduduk yang dapat dilayani dan sebagainya.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B . SARAN
18
DAFTAR PUSTAKA
https://paralegal.id/pengertian/pengembangan-wilayah/
http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?
p=show_detail&id=7870#:~:text=Tujuan%20utama%20pengembangnan
%20wilayah%20adalah,fisik%20maupun%20sosial%20ekonomi%20wilayah
file:///C:/Users/acer/Downloads/
1982_Konsepsi_Dasar_Pengembangan_Wilayah_di_Indonesia%20(4).pdf
https://tanimart.wordpress.com/infrastructures/permasalahan-dan-tantangan/
http://kimkotamalang.or.id/kim-berbasis-potensi-wilayah/
https://penilaian-sma.kemdikbud.go.id:4363/emodulsma/read.php?id=MjU1
file:///C:/Users/acer/Downloads/2018-1-1-60201-912414020-bab1-
10072018064529.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/BAB_I.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/Analisi%20Potensi%20Wilayah%20Full.pdf
https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-sig-dalam-bidang-kesehatan-
lingkungan
19
LAMPIRAN
20
Mengetahui Jumlah Sumber Daya Alam
21
Lahan Pertanian
Lahan Hutan
Lahan pemukiman
22
Pertambangan
23
Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Kajian Kesehatan Lingkungan
24