Anda di halaman 1dari 30

KARYA TULIS ILMIAH GEOGRAFI

“PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH DAN KESEHATAN


LINGKUNGAN”

Nama : Indri Ambar Rizqi

No : 14

Kelas :XII IPS 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JEPON

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN

Disusun oleh,

INDRI AMBAR RIZQI


NIS: 4861

Disetujui,

Pembimbing,

HERI AKIRIANTO, S.Pd


NIP 198311142022211005

HALAMAN MOTTO

i
Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga"

[Hadits Riwayat Imam Muslim]

"Manusia seringkali salah memilih jalan, tapi Tuhan tidak pernah salah
menitipkan ujian. Kalau mau langkahnya lebih tentram, bangun fondasinya dulu"
[Fardi Yandi]

"Perbanyak bersyukur, kurangi mengeluh. Buka mata , jembarkan telinga , perluas


hati . Sadari kamu ada pada sekarang , bukan kemarin atau besok , nikmati setiap
momen dalam hidup , berpetualanglah . "

[Ayu Estiningtyas]

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala puji syukur kepada Allah SWT dan dukungan dan do’a dari orang-orang
terdekat, akhirnya Ujian Praktek Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik
dan tepat waktu. Oleh karena itu, Karya Ilmiah ini saya persembahkan kepada :

 Kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan
kemudahan dalam menyelesaikan Tugas Geografi Karya Ilmiah
“Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan Lingkungan”
 Ayah dan Ibu tersayang yang selalu memberikan semangat serta do’a dalam
menyelesaikan Karya Ilmiah ini
 Teman-teman yang telah memberikan dukungan, saran dan masukan
dalam menyusun Karya Ilmiah ini
 Bapak Heri Akirianto S.Pd selaku guru pembimbing, yang telah
memberikan masukan, arahan serta kritikan yang membangun dalam
menyusun Karya Ilmiah “Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan
Lingkungan”

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan rahmat-Nya


berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan Ujian
Praktek berupa Karya Ilmiah Geografi yang berjudul “Pengembangan Potensi
Wilayah dan Kesehatan Lingkungan” dengan baik dan maksimal

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri
Akirianto S.Pd selaku guru Mata Pelajaran Geografi yang telah memberikan arahan
dan bimbingan sehingga penulis dapat menyusun dan memenuhi Ujian Praktek
Geografi Karya Ilmiah “Pengembangan Potensi Wilayah dan Kesehatan
Lingkungan”

Penulis menyadari Karya Ilmiah ini jauh dari sempurna dan masih terdapat
banyak kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
senantiasa diharapkan demi kesempurnaan Karya Ilmiah ini.

Blora, 13 Januari 2023

Penulis

Indri Ambar Rizqi

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................i

HALAMAN MOTTO............................................................................................ii

HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................iii

KATA PENGANTAR............................................................................................iv

DAFTAR ISI..........................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar belakang masalah..................................................................................1


B. Rumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................3
D. Manfaat Penulisan .........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. Analisis mengenai Jaringan Teknologi Transportasi sebagai Pendukung


Pengembangan Potensi Wilayah....................................................................5
B. Kajian Sumber Daya Alam sebagai Pengembangan Potensi Wilayah...........8
C. Analisis Sumber Daya Manusia sebagai Pengembangan Potensi Wilayah. . .10
D. Analisis Potensi Wilayah Tata Guna Lahan...................................................13
E. Analisis Kesehatan Lingkungan.....................................................................15

BAB III PENUTUP................................................................................................18

A. Kesimpulan .................................................................................................18
B. Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................19

LAMPIRAN...........................................................................................................20

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pengembangan Wilayah merupakan rangkaian usaha untuk mewujudkan


keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya, merekatkan dan
menyeimbangkan pembangunan nasional dan kesatuan wilayah nasional,
meningkatkan keserasian antar kawasan, keterpaduan antarsektor pembangunan
melalui proses penataan ruang. Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai
tujuan agar suatu wilayah berkembang menuju tingkat perkembangan yang
diinginkan. Selain itu, memiliki tujuan utama untuk pemerataan pengembangan
antar wilayah baik secara fisik maupun sosial ekonomi wilayah serta upaya
mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wadah NKRI.
Pengembangan wilayah sangat diperlukan karena setiap wilayah memiliki
karakteristik yang berbeda. Dalam perencanaan pengembangan wilayah perlu
didukung ilmu yang berkaitan dengan pengembangan fisik dan ekonomi wilayah.
Dalam konteks pengembangan wilayah, dimensi ruang memiliki arti penting
karena ruang membawa kemajuan dan juga menciptakan konflik bagi masyarakat.
Ruang menjadi rebutan karena ketersediaannya semakin langka dan terbatas.
Ruang ini mencakup lahan dan berbagai macam sumber daya. Bertentangan
dengan terbatas kebutuhan terhadap lahan justru berbanding terbalik yakni dengan
meningkatnya jumlah penduduk serta pembangunan. Pencapaian pelaksanaan
pembangunan yang diharapkan tidak dapat terpisah dari perubahan sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. UU No. 32 Tahun 2004,
menyebutkan bahwa pembangunan harus memperhatikan potensi dan
keanekaragaman wilayah, karena setiap wilayah memiliki karakter baik itu sosial,
budaya bahkan geografis yang berbeda sehingga perlu kebijakan yang berbeda
pula. Maka, kebijakan pembangunan ekonomi yang diambil oleh pemerintah
diharapkan mampu memaksimalkan potensi yang ada diwilayah tersebut dan agar
mampu mencapai hasil pembangunan yang optimal. Keberhasilan pembangunan
ekonomi dilihat melui pertumbuhan ekonominya, dimana pertumbuhan ekonomi
dapat diukur salah satunya menggunakkan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana pemerintah
daerah dan masyarakatnya mengelola sumber daya yang ada dan membentuk
suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk
menciptakan lapangan kerja serta merangsang perkembangan pertumbuhan

1
ekonomi wilayah. Potensi wilayah mencakup Sumber Daya Alam serta Sumber
Daya Manusia di wilayah tersebut. Berhasil tidaknya suatu pembangunan
bergantung pada kualitas penduduk dalam mengelola potensi sumber daya alam
yang ada diwilayah tersebut. Sumber daya alam yang melimpah merupakan modal
besar dalam pembangunan apabila diiringi oleh manusia yang berkualitas. UU No
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 3 menyatakan bahwa
penyelenggaraan penataan ruang memiliki tujuan menciptakan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berdasarkan Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional. Namun upaya untuk menciptakan ruang
wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan dianggap
masih cukup mendapatkan tantangan yang berat. Hal ini dapat dilihat dari masih
banyaknya permasalahan yang harus tetap diupayakan pemecahannya. Sebagai
konsekuensi dari pengembangan wilayah, yaitu tidak dapat dihindarinya dari
penyimpangan pemanfaatan ruang akibat kurangnya kesadaran dan pengetahuan
serta juga penegakan hukum yang kurang tegas. Pada akhir-akhir ini,
pengembangan wilayah seringkali mengabaikan pentingnya faktor lingkungan.
Contohnya banyak pembangunan infrastruktur yang dipaksakan. Pembangunan
yang tidak mempertimbangkan resiko terhadap penurunan kualitas lingkungan
serta kesehatan lingkungan pasti akan berakibat pada kerusakan ekosistem yang
berdampak pada masyarakat dan keanekaragaman hayati yang ada. Permasalahan
Kesehatan lingkungan terutama di kota-kota besar pada zaman pembangunan ini
menjadi masalah yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara
terorganisir. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan, yang besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan Sumber Daya
Manusia sebagai modal pelaksanaan pembangunan nasional. Perilaku manusia
dalam pembangunan yang melakukan eksploitasi sumber daya alam yang tidak
memperhatikan aspek kualitas serta kesehatan lingkungan menyebabkan
ruang/wilayah terfragmentasi atau terbagi-bagi dan tidak saling mendukung satu
sama lain. Di sisi lain, dengan bertambahnya jumlah penduduk akan semakin
meningkatkan tekanan terhadap sumber daya alam yang menjadi wadah untuk
melakukan berbagai aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, salah
satunya dengan melakukan konversi lahan, yang umumnya dilakukan berdasarkan
pertimbangan aspek fisik lahan dan sosial ekonomi. Dalam melakukan konversi
lahan kedua pertimbangan aspek fisik lahan dan sosial ekonomi harus
diselaraskan guna memberikan manfaat berkesinambungan atau perencanaan
rangkaian peristiwa secara berkelanjutan.

2
B. Rumusan Masalah

Permasalahan merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian.


Permasalahan harus diketahui terlebih dahulu sebelum peneliti melakukan sebuah
penelitian. Permasalahan yang sangat luas akan mempersulit peneliti.
Permasalahan terkait dengan judul penelitian sangat luas sehingga perlu dibatasi
agar peneliti lebih fokus pada permasalahan. Dengan demikian, permasalahan
yang diteliti akan menjadi lebih jelas dan tidak terjadi kesalahpahaman.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan


permasalhan sebagai berikut:
1) Bagaimanakah Analisis mengenai Jaringan Teknologi Transportasi
sebagai Pendukung Pengembangan Potensi Wilayah ?
2) Bagaimana Analisis mengenai Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia sebagai Penunjang Pengembangan Potensi Wilayah atau
Daerah?
3) Bagaimana Analisis mengenai Penyokong Potensi Wilayah Tata Guna
Lahan serta Kesehatan Lingkungan ,serta mengapa SIG berkaitan dengan
Kesehatan Lingkungan ?

C. Tujuan

Tujuan penelitian mempunyai fungsi sebagai landasan/ panduan/ acuan


pokok terhadap masalah yang akan diteliti. Suatu maslah yang akan diteliti
dapat dirumuskan secara jelas dan terarah apabila adanya tujuan penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

 Mendeskripsikan analisis mengenai Jaringan Transportasi sebagai


Penopang Pengembangan Potensi Wilayah atau Daerah
 Mendeskripsikan analisis mengenai Sumber Daya Alam dan Sumber Daya
Manusia sebagai Pengembangan Potensi Wilayah atau Daerah
 Menggambarkan analisis mengenai Potensi Wilayah Tata Guna Lahan
serta Kesehatan Lingkungan, serta keterkaitan antara SIG dengan
kesehatan lingkungan

D. Manfaat Penulisan

3
 Untuk memberikan wawasan dan atau pengetahuan mengenai jaringan
transportasi sebagai penopang pengembangan potensi wilayah atau daerah
 Untuk memberikan wawasan atau pengetahuan mengenai sumber daya
alam dan sumber daya manusia sebagai pengembangan potensi wilayah
atau daerah
 Untuk memberikan informasi mengenai potensi wilayah tata guna lahan
dan kesehatan lingkungan, serta hubungan SIG dengan kesehatan
lingkungan

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis mengenai Jaringan Teknologi Transportasi sebagai


Pendukung Pengembangan Potensi Wilayah

Pengembangan wilayah berdasarkan potensi adalah salah satu usaha untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk karena dapat
meningkatkan pendapatan penduduk, pemerataan pembangunan, meningkatnya
lapangan pekerjaan dan meningkatnya produktivitas. Situasi ini membutuhkan
analisis yang mendalam supaya pengembangan wilayah dapat sesuai dengan
ekonomi unggulan karakteristik wilayah, sehingga pembangunan dapat
berkelanjutan. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam mengembangkan
wilayah adalah keterbatasan komoditas, minimnya investasi, rendahnya kualitas
sumber daya manusia, tidak tersedianya aksesbilitas dan penujang lainnya. Tetapi
hal ini berbanding terbalik pada beberapa daerah yang ada di Indonesia. Fasilitas
penunjang pengembangan wilayah tersedia dengan baik seperti jaringan listrik, air
bersih,telepon, dan jalan. Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan
memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, sistem informasi geografis dan
teknologi.

Sebagai contoh, memanfaatkan teknologi tersebut untuk pembangunan


jaringan transportasi yang mendukung pengembangan potensi wilayah. Adanya
jaringan transportasi yang memadai, membuat potensi suatu wilayah dapat
dimanfaatkan, dikelola, dan didistribusikan dengan efisien dan efektif. Untuk
dapat mengembangkan wilayah berdasarkan potensinya tidak dapat dipisahkan
dari jaringan transportasi. Dengan jaringan transportasi yang memadai
pengelolaan potensi wilayah menjadi lebih baik. Sementara, jaringan transportasi
yang tidak memadai dan sesuai standar menyebabkan pengembangan wilayah
tidak optimal, bahkan dapat menghambat pembangunan. Pengembangan wilayah
juga ada kaitannya dengan penginderaan jauh, SIG, dan peta untuk analisis
transportasi. Peta sangat bermanfaat dalam menunjukkan arah, jarak, lokasi,
ketinggian, luas, dan bentuk suatu objek di permukaan bumi dalam bentuk simbol.
Begitu pula dengan penginderaan jauh, objek dipermukaan bumi digambarkan
seperti keadaan aslinya, sehingga memudahkan kita dalam mengkaji jaringan
trransportasi. SIG bermanfaat dalam mengolah, mengedit, mengurangi, dan
menambah data jaringan jalan.

5
1. Sistem Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi merupakan serangkaian jaringan prasarana
transportasi (jembatan, jalan raya, jalur pelayaran, jalur penerbangan dan
lainnya) yang berhubungan dengan simpul sarana transportasi (terminal,
bandara dan pelabuhan) sehingga membentuk satu kesatuan sistem
jaringan transportasi untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan
angkutan di suatu wilayah. Fungsi transportasi dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu untuk melancarkan perpindahan barang dan manusia
serta menunjang pembangunan wilayah. Sistem transportasi dapat
berkembang dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal berikut.
a. Ruang untuk bergerak (jalan, sungai dan udara).
b. Tempat lahir dan awal pergerakan (terminal,stasiun,pelabuhan dan
bandara).
c. Kendaraan sebagai alat atau sarana pengelolaan transportasi.
Semua komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan dan saling mempengaruhi. Jenis transportasi terbagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut.
a. Transportasi darat, contohnya; kereta api, bus, mobil, dan lainnya.
b. Transportasi air, contohnya;kapal perahu dan rakit.
c. Transportasi udara, contohnya; pesawat terbang.

2. Analisis Jaringan Transportasi melalui Peta, Penginderaan Jauh, dan


SIG
Transportasi memegang peranan penting dalam berbagai kegiatan,
terutama mendukung roda perekonomian suatu wilayah. Transportasi yang
memadat dapat membuat proses produksi, distribusi, dan konsumsi
berjalan lancar. Adapun permasalahan yang terjadi ialah bagaimana
wilayah tersebut dapat mengembangkan jaringan transportasi dan berbagai
potensi dan kendala yang yang beragam. Upaya untuk mengkaji dan
mengembangkan jaringan transportasi iaalah dengan menggunakan peta,
penginderaan jauh dan Sistem Informasi geografis.
a. Pemanfaatan Peta untuk Analisis Transportasi
Peta tematik merupakan peta yang menggambarkan tema
tertentu. Secara umum dalam data jaringan transportasi
memberikan informasi tentang :
a. Pola jalur lalu lintas

6
b. Letak stasiun, terminal, pelabuhan dan bandara sesuai dengan jenis
dan kelas pelayanan.
c. Jenis dan kualitas jalur lalu lintas
d. Sarana dan prasarana pendukung
e. Klasifikasi jalan dan sebagainya.

Peta jaringan transportasi ini juga dapat digunakan dalam mendukung


pengembangan dan pembangunan yang dilakukan pemerintah, misalnya dalam
bidang penentuan RT/RW.

b. Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Analisis Transportasi


Transportasi pada teknik penginderaan jauh diarahkan untuk
mengetahui kemampuan lahan terhadap jaringan jalan, mengetahui
jalur alternatif baik di darat, laut maupun udara, pemantauan kondisi
jalan, mengetahui perkembangan jalan, pengawasan lalu lintas,
manajemen transportasi, pemantauan volume lalu lintas kendaraan,
membantu dalam proses perencanaan seperti peta jaringan pelayanan
transportasi (travel, jalur dan alur), master plan, inventarisasi dan
identifikasi sarana penghubung, perencanaan konstruksi transportasi,
perbaikan proses desain dan monitoring pembangunan. Karakteristik
citra penginderaan jauh memberikan kontribusi dalam kajian
transportasi semakin banyak Citra semakin detail informasi yang
diberikan. Selain itu, yang diperlukan diperhatian dalam
pengembangan jaringan transportasi adalah bagaimana kondisi
makhluk hidup yang ada di sekitarnya.
c. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian
Transportasi
SIG merupakan suatu sistem memasukkan, memperbaiki,
memperbarui kemampuan mengelola memanipulasi mengintegrasi,
menganalisis dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis
geografi. Sistem informasi geografi digunakan sebagai salam
pendukung yang dapat memaksimalkan sistem kinerja sehingga dapat
mengefektifkan waktu, dana dan tenaga. Lebih dari 80% informasi
dari SIG juga digunakan untuk menolak jaringan transportasi, fasilitas
pelabuhan rumah bandara dan sebagainya. SIG dapat dimanfaatkan
untuk menentukan suatu lokasi yang ideal. Hal tersebut menjadi
perhatian penting untuk memutuskan suatu dasar pembangunan. Suatu
pembangunan membutuhkan keputusan yang akurat dan cepat.

7
Dengan demikian tersedianya data spasial jaringan transportasi
pengembangan potensi wilayah dapat dilakukan secara maksimal.

B. Kajian Sumber Daya Alam sebagai Pengembangan Potensi Wilayah


Potensi sumber daya alam dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat
maka dalam pengelolaannya membuktikan informasi data keruangan yang
tepat.
1. Penginderaan Jauh untuk Analisis Sumber Daya Alam dalam
Pengembangan Potensi Wilayah
Penginderaan jauh merupakan salah satu teknologi terintegrasi yang
dapat memodelkan permasalahan SDA kaitannya dengan menjaga
eksistensinya dan dapat dimanfaatkan dengan tepat. Sebagai upaya
memelihara ekosistem keberadaan sumber daya alam di Indonesia maka
diperlukan suatu monitoring yang dapat mengamati kepentingan analisa
dan menyajikan kemacetan membuat permodalan keputusan kamu
sebagai eksistensi sumber daya alam tetap terjaga. Manfaat
penginderaan jauh dalam bidang sumber daya alam :
a. Pemetaan sebaran sumber daya alam.
b. Sebagai sumber data kerusakan lingkungan yang disebabkan
oleh banyak hal.
c. Sumber data pemetaan potensi sumber daya alam.
d. Pemantulan sebaran sumber daya alam.
e. Perencanaan pembangunan wilayah.
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh dapat dijumpai ketika kamu
mengunjungi situs kementerian, pertanian, kementerian, kelautan dan
perikanan pemakaian kehutanan dan berbagai lembaga lainnya kamu
akan menemukan link penginderaan jauh.
2. Sistem Informasi Geografis untuk Sumber Daya Alam dalam
Pengembangan Potensi Wilayah
Tujuan inventarisasi sumber daya alam adalah untuk mengetahui
sebaran jumlah, pola masalah yang ada, d gradasi lahan, dan sebagainya
sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam pengelolaannya.
Apabila kita melakukan inventarisasi suatu persatu maka membutuhkan
waktu kemasan agar, dan biaya yang banyak salah satu upaya
mengatasi hal tersebut menggunakan sistem informasi geografis.
Manfaat SIG dalam inventarisasi sumber daya alam diantaranya adalah
sebagai berikut.

8
a. Mengetahui Sebaran dan Pola Sumber Daya Alam
Sumber daya alam dapat dijadikan pengambilan kebijakan pengelolaan
sumber daya alam selanjutnya. Misalnya, pemetaan sebaran minyak bumi
Indonesia, tambang emas memerlukan di tambang galian dan pola sebaran
hutan.
b. Mengetahui Jumlah Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan cadangan devisa suatu negara. Suatu negara
yang mengetahui jumlah kekayaan alamnya maupun cadangan tertentu
dapat memanfaatkan secara optimal untuk pembangunan. Hasil kerja sig
merupakan peta, melalui peta informasi geografis menyangkut tentang
jumlah sumber daya alam.
c. Pemantauan Kawasan Potensial dan Kritis
Kawasan potensial merupakan kawasan yang memiliki potensi tertentu
yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kawasan kritis merupakan suatu kawasan yang telah mengalami
kerusakan lingkungan para karena faktor alam maupun manusia.
Pemanfaatan pemantulan kawasan potensial dan kritis dapat membuat
pemodelan luas lahan yang dapat dikembangkan ke permukaan lahan kritis
upaya penanggulangan dan sebagainya.
d. Pemantauan Rehabilitas dan Konservasi Sumber Daya Alam
Upaya dalam perbaikan lingkungan dan peningkatan kualitas lingkungan
atau mengembalikan fungsi lingkungan sebagaimana mestinya. Lahan
yang dimanfaatkan mengalami penurunan kualitas lingkungan global baik
dari segi fisik, kimia, atau biologisnya. Bangunan lahan dapat
membedakan antara sumber daya alam yang satu dengan yang lain.
Misalnya, lahan pertanian ditunjukkan dengan warna biru langit, vegetasi
ditunjukkan dengan warna hijau muda dan permukiman ditunjukkan warna
coklat. Hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi sumber
daya alam adalah sebagai berikut.
a. Kemampuan SDM
Sumber daya manusia menentukan keberhasilan dan tingkat
inventarisasi. SDM yang berkualitas mampu menyediakan data dengan
akurat yang tepat.
b. Ketersediaan data
Daerah dengan data yang tersediakan memudahkan dalam
pengelolaannya. Berbeda hal dengan tidak. Bola harus mengumpulkan

9
data terlebih dahulu hasilnya akan menyita biaya kumatan tenaga dan
waktu.
c. Kondisi lapang
Kondisi lapang yang sering dicangkok dapat memanfaatkan
penginderaan jauh sebagai sumber data tunggal. Apabila daerah
tersebut memungkinkan dijangkau, maka perlu data tambahan seperti
data terestrial.
3. Peta untuk Sumber Daya Alam dalam Pengembangan Potensi
Wilayah
Peta masih dapat digunakan, tetapi informasi yang ada sudah mengalami
perubahan, sehingga diperlukan informasi data terbaru dan akurat. Solusi
yang dapat diterapkan dalam SDA dalam melalui pemetaan. Pemetaan
sumber daya alam membantu memperoleh informasi keruangan secara
cepat akurat, efektif dan efisien. Pemetaan SDA berfungsi untuk
pengelolaan kawasan konservasi. Pengolahan kawasan konservasi secara
umum tidak hanya mencakup memanfaatkan potensi yang ada tetapi
bagaimana cara menjaga dan melindungi, mengelola dan memanfaatkan
suatu potensi yang ada.

C. Analisis Sumber Daya Manusia sebagai Pengembangan Potensi Wilayah

Sumber daya manusia merupakan subjek dan objek dalam pembangunan


wilayah. Berhasil atau tidaknya pembangunan bergantung pada kualitas penduduk
dalam mengelola potensi sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah
merupakan modal kerja dalam pembangunan apabila diiringi oleh manusia yang
berkualitas. Apabila sumber daya alam melimpah, tetapi kualitas sumber daya
alamnya rendah merupakan hambatan dalam pembangunan bahkan dapat
menimbulkan permasalahan baru seperti kerusakan alam, bencana alam
kelangkaan bahan pangan dan lainnya. Sebagai upaya memanfaatkan potensi
sumber daya manusia dalam pengembangan potensi wilayah dapat menggunakan
penginderaan jauh, SIG dan peta. Penggunaan teknologi memberi pengaruh yang
besar terhadap pembangunan suatu wilayah apabila dapat dimanfaatkan secara
optimal.

1. Penginderaan Jauh untuk Analisis Kependudukan

Penginderaan jauh adalah bidang kependudukan yaitu untuk memetakan


distribusi penduduk, jumlah, komposisi, kualitas, dan permasalahan
kependudukan. Penginderaan jauh dalam hal ini merupakan media atau alat untuk

10
merekam fenomena kependudukan yang didasarkan pada beberapa aspek seperti
kepadatan permukiman, pola permukiman sebaran dan lainnya. Pembatas sebaran,
kualitas, komposisi gambar jumlah, dan permasalahan kependudukan, data
penginderaan jauh juga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi dampak
keberadaan kependudukan terhadap lingkungan hidup di sekelilingnya. Ada
banyak Citra yang digunakan dalam kajian kependudukan, diantaranya adalah
pankromatik berwarna, pankromatik hitam putih, ikonos, quickbird, dan landsat.
Untuk memenuhi kebutuhan penduduk dapat mengenalkan rumus berikut.

Kepadatan Penduduk = ( Jumlah orang per keluarga) × Jumlah unit rumah

Bangunan penginderaan jauh untuk kajian kependudukan membutuhkan


kecermatan dan ketelitian dalam menghitung dan mengidentifikasi unit rumah.
Pemanfaatan penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan
kependudukan berdasarkan parameter tertentu. Suatu wilayah yang memiliki data
kependudukan dan penginderaan jauh yang lengkap akan memudahkan membuat
perencanaan kemeja pelaksanaan kema pengawasan dan evaluasi pembangunan.

2. Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Kependudukan

Sistem informasi menurut Setiadi merupakan rangkaian kegiatan yang


terdiri atas pengumpulan, pengelolaan, analisis dan penyajian data spasial,
sehingga diperoleh informasi spasial guna menjawab atau menyelesaikan suatu
masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Kaitannya dengan kajian
kependudukan sistem informasi geografis dapat dikembangkan untuk memberikan
informasi masalah penduduk. Informasi yang dihasilkan dalam SIG berupa data
spasial yang memberikan informasi kepadatan penduduk, jumlah, sebaran, mata
pencaharian kamu penyusunan data pokok sensus untuk pemilu dan sebagainya.
Secara umum data kependudukan tersebut berkaitan dengan dua jenis data untuk
mempresentasikan fenomena geografis yang ada di permukaan bumi. Pertama
adalah jenis data yang menyangkut tentang keruangan, yaitu data posisi, ruang
atau spasial, dan koordinat. Kedua adalah data yang mempresentasikan aspek
deskriptif dari fenomena yang disajikan, seperti jumlah penduduk perwilayahan
administrasi, sebaran batas administrasi, waktu tertentu dan sebagainya. SIG
digunakan untuk membuat model sebaran kepadatan penduduk berdasarkan
wilayah administrasi provinsi.

11
3. Peta untuk Analisis Kependudukan

Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh empat aspek, yaitu


ekonomi, sosial budaya, fisik dan lingkungan. Berkaitan dengan sosial budaya
permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan saat ini adalah sebaran dan
kepadatan penduduk di setiap wilayah Indonesia yang tidak merata dan
proporsional. Hal ini tentu saja tidak sebanding dengan pengelolaan dan
pemanfaatan potensi alam yang ada di masing-masing wilayah. Penyebaran
penduduk yang tidak merata juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan hanya terkonsentrasi pada wilayah perkotaan saja, sehingga
Wilayah lain akan tertinggal. Pengembangan wilayah pada dasarnya tidak dapat
dipisahkan dari penduduk. Analisis kependudukan dalam pengembangan wilayah
memiliki tujuan diantaranya sebagai berikut.

1) Mengetahui kuantitas dan kualitas penduduk berdasarkan kondisi sosial


ekonomi.
2) Mengetahui pertumbuhan penduduk pada masa lampau dan sekarang serta
penyebarannya dalam suatu waktu dan wilayah tertentu.
3) Mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan berbagai aspek.
4) Memproyeksikan pertumbuhan penduduk dan konsekuensi serta
pengaruhnya terhadap pengembangan wilayah.

Bermasalah apabila permasalahan dibiarkan terus-menerus akan


menimbulkan permasalahan baru. Salah satu upaya mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan memetakan permasalahan kependudukan di Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia.
Kepadatan dan sebaran penduduk di setiap wilayah provinsi atau kabupaten
berbeda-beda yang ditentukan berdasarkan jumlah dan luas wilayah. Berdasarkan
peta tersebut diperoleh informasi bahwa potensi sumber daya manusia
diklasifikasikan menjadi tiga. Pengklasifikasian potensi sumber daya manusia
berdasarkan rasio ketergantungan penduduk. Peta tersebut juga dapat dijadikan
dasar menentukan kebijakan yang tepat dalam upaya meningkatkan sumber daya
manusia. Kebijakan yang diambil tentunya harus berdasarkan potensi yang ada di
setiap wilayah provinsi maupun kabupaten baik potensi sumber daya alam
maupun manusia.

12
D. Analisis Potensi Wilayah Tata Guna Lahan

Pemanfaatan lahan membutuhkan kajian yang mendalam Sebagai bahan


pertimbangan pembangunan wilayah. Tujuannya adalah untuk menentukan lahan
yang sesuai dengan peruntukannya. Sebaran tata guna lahan setiap wilayah
berbeda-beda bergantung pada faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan,
daya beli masyarakat pemaksesbilitas, fasilitas umum semua sumber air dan
lainnya. Pemetaan dan inventaris penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk
beragam kepentingan seperti penelitian pola pengembangan wilayah guna
perencanaan pembangunan, kajian permukiman, kajian hutan permukiman dan
industri. Inventaris penggunaan lahan sangat penting dilakukan untuk mengetahui
perkembangan penggunaan lahan. Misalnya pembangunan industri pada lahan
pertanian yang berakibat pada menurunnya produktivitas pertanian dalam
memenuhi kebutuhan pangan. Hal ini akan berpotensi pada bencana longsor.
Penggunaan lahan yang sesuai dengan daya dukung lahannya akan mendapatkan
hasil yang baik.

1. Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Analisis Tata Guna Lahan

Pada dasarnya penginderaan jauh dapat digunakan untuk berbagai bidang


kajian termasuk tata guna lahan, misalnya;

a. Lahan pertanian

Untuk memelihara konsistensi penggunaan lahan untuk pertanian


diperlukan suatu sistem yang mampu mengamati atau mengidentifikasi,
mendeskripsikan bahwa menyajikan data dan membuat modal tentang keputusan
pembangunan sehingga kegiatan ekonomi pada lahan pertanian tetap
berkelanjutan. Dengan teknologi penginderaan jauh, yang merupakan teknologi
terintegrasi dengan banyak bidang mampu membuat modal mengenai masalah
pertanian, cara mengatasi, dan berbagai pertimbangan. Pemanfaatan penginderaan
jauh tersebut dapat diterapkan pada permukaan lahan pertanian baru, perencanaan
pembangunan irigasi ungkapan pemetaan sebaran hama wereng pemetaan
distribusi pupuk dan lainnya.

b. Lahan hutan

Hutan merupakan sumber daya alam yang berperan dalam menjaga


keseimbangan dan ekosistem alamiah termasuk di Indonesia. Akan tetapi tidak
memungkinkan pengelolaan seperti pengawasan dilakukan secara manual atau
pengawasan di hutan secara langsung. Salah satu cara mengatasi hal tersebut

13
adalah melalui penginderaan jauh menggunakan Citra LANDSAT. Keunggulan
citra LANDSAT adalah warna penyusunan objek pada citra terdiri dari red, green,
blue (RGB), sehingga semakin banyak dan penyusunan semakin jelas objek
terekam, mampu mendeteksi objek di permukaan bumi dengan resolusi spasial
100 meter. Penggunaan Citra LANDSAT untuk monitoring kerusakan hutan
visualisasi Citra hutan yang belum terganggu dan sudah terganggu akan terlihat
jelas. Data yang diperoleh dari monitoring tersebut dapat membantu dalam
menentukan laju kerusakan hutan kawah pula kerusakan cadangan karbon,
produksi oksigen, dan cara penanggulangannya.

c. Lahan permukiman

Kajian permukiman merupakan kenampakan objek di permukaan bumi


yang rumit dengan berbagai karakteristik tersendiri. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan perkembangan dan kebutuhan akan permukiman yang cenderung
terus meningkat tanpa terkendali. Kajian permukiman memerlukan penginderaan
jauh dengan resolusi spasial dan spektral tinggi sehingga diperoleh data secara
detail. Dengan citra/foto udara dapat didapatkan informasi pemukiman untuk
acuan perkembangan.

d. Pertambangan

Kawasan pertambangan pada citra tampak perubahan kondisi lingkungan


fisik seperti perubahan topografi, tutupan lahan, bentuk muka bumi dan perubahan
fungsi lahan lainnya. Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang pertambangan
diantaranya adalah untuk inventarisasi potensi tambang, pemetaan tutupan lahan,
perencanaan site plan lokasi tambang, monitoring perubahan lahan, monitoring
reklamasi lahan dan sebagainya.

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Tata Guna


Lahan

Tata guna lahan merupakan kajian geografis yang membutuhkan


pertimbangan dari berbagai bidang. Misalnya lahan di kota dimanfaatkan untuk
non pertanian.

3. Pemanfaatan Peta untuk Analisis Tata Guna Lahan

Penggunaan lahan dan penutup lahan suatu wilayah berperan besar dalam
pengelolaan lahan. Penutup lahan berkaitan dengan kemampuan yang ada di
permukaan bumi, seperti lahan kosong, lahan terbangun rumah vegetasi dan
lainnya. Sementara penggunaan lahan berkaitan dengan hasil pengelolaan suatu

14
lahan yang dilakukan manusia untuk tujuan tertentu seperti permukiman, industri
dan jalan. Bangunan peta untuk kajian tata guna lahan akan lebih efisien dan
efektif, karena peta menampilkan informasi geografi lahan. Manfaat peta
penggunaan secara umum adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui jenis pemanfaatan lahan pada wilayah tertentu.

b. Dapat digunakan sebagai kajian hubungan antara kenampakan fisik


lahan dengan kondisi sosial.

c. Mengetahui kecenderungan perkembangan lahan.

d. Sebagai saran dan masukan dalam pemodelan perencanaan pemanfaatan


lahan atau evaluasi.

e. Dapat digunakan sebagai acuan pembangunan fisik lahan dan


pengembangan sosial.

E. Analisis Kesehatan Lingkungan

Selain perkembangan permukiman, masih banyak lagi permasalahan yang


bersangkutan dengan kesehatan lingkungan masyarakat. Berbagai permasalahan
lingkungan ternyata juga berperan dalam menentukan kualitas lingkungan.
Tentunya kualitas lingkungan berperan dalam menentukan kesehatan masyarakat.
Gangguan kesehatan dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor manusia dan
faktor alam. Dua contoh di atas merupakan kegiatan lingkungan yang dipengaruhi
oleh faktor manusia. Kesehatan lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor alam
misalnya bencana alam. Kajian itu tentunya membuat perlakuan khusus yang
berbeda dengan faktor manusia. Misalnya, gempa bumi, banjir, tanah longsor,
tsunami, dan sebagainya.

1. Pemanfaatan penginderaan jauh untuk Analisis Kesehatan


Lingkungan

Perbedaan karakteristik pada kawasan permukiman dan daerah yang


terkena dampak bencana memberi pengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan
lingkungan. Di sisi lain, faktor ekonomi politik sosial, dan budaya juga
berpengaruh. Sementara untuk analisis keruangan bencana alam tidak
membutuhkan penginderaan jauh yang bersifat temporal, karena kejadian terjadi
pada saat itu. Akan tetapi, data spesial temporer dapat bermanfaat dalam
pengambilan kebijakan dan menentukan langkah selanjutnya. Penginderaan jauh
dalam bidang kesehatan didorong oleh efektivitas dan efisien baik dalam proses

15
maupun dalam hal yang diperoleh berdasarkan informasi geografis. Pemanfaatan
penginderaan jauh akan menghemat biaya ke rumah tenaga dan waktu dalam
kajian kesehatan lingkungan. Kajian kesehatan ini dapat menggunakan Citra
ALOS AVNIR-2 dia memiliki resolusi spasial 10 meter. ALOS AVNIR-2
diciptakan dengan tujuan untuk pemetaan tutupan lahan dan pemantauan bencana
alam di dalam lingkup regional dengan lebar liputan 70 km -1500 km. Selain
menggunakan Citra ALOS kajian kesehatan lingkungan juga dapat menggunakan
Citra ikonos.

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Analisis Kesehatan

Manfaat sistem informasi geografis untuk kajian kesehatan diantaranya


sebagai berikut.

a. Memberikan gambaran daerah kejadian kesehatan.

b. Penanggulangan sebaran penyakit.

c. Pemetaan pola sebaran penyakit.

d. Analisis kondisi kesehatan di suatu daerah.

e. Analisis dan pemantulan kesehatan masyarakat.

f. Pemetaan tenaga medis dan kebutuhannya.

g. Evaluasi dan pengamatan sumber daya kesehatan.

h. Analisis kebutuhan obat-obat dan sebagainya.

Masalah kesehatan berkaitan dengan ruang dan waktu, dapat diolah dan
dimanipulasi melalui sistem informasi geografis dengan cepat. Di suatu pula
dengan identifikasi dan memonitoran, sebaran kesehatan serta polanya.

3. Sumber daya SIG dalam Analisis Kesehatan Lingkungan

Sumber data dalam kajian kesehatan dapat dikelompokkan menjadi


beberapa kelompok, diantaranya sebagai berikut.

a. Data fisik > Sumber daya fisik berkaitan dengan bentang alam
lingkungan, misalnya sebagai berikut.

1. Iklim.

2. Tanah.

3. Topografi.

16
4. Hidrologi, dan sebagainya.

b. Data sosial > Sumber data sosial berkaitan dengan kondisi masyarakat,
misalnya sebagai berikut;

1. Jumlah penduduk.

2. Sebaran penduduk.

3. Kondisi permukiman.

4. Kondisi sanitasi.

5. Fasilitas umum.

4. Pemanfaatan Peta untuk Analisis Kesehatan Lingkungan

Bagi pemerintah peta bermanfaat dalam mengambil kebijakan dalam


mengatasi permukiman kumuh, seperti penentuan lokasi toilet umum tempat-
tempat pembuangan akhir sampah, tempat pembuangan sementara, ataupun
pembangunan fasilitas umum lainnya.

Berikut beberapa manfaat peta bagi kesehatan lingkungan.

a. Peta dapat digunakan sebagai alat monitoring masalah kesehatan yang ada
di masyarakat. Pemetaan dilakukan pada kelompok masyarakat dan
cakupan wilayah berdasarkan status kesehatan kebutuhan masyarakat,
jumlah penderita, dan lainnya.
b. Peta digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan risiko kesehatan di
masyarakat Melalui pemetaan, pengambilan kebijakan dan masyarakat
dapat menentukan arah penanganan dan peningkatan kualitas kesehatan.
c. Memberikan informasi, mendidik dan memberdayakan masyarakat
mengenai isu-isu kesehatan lingkungan. Peta menyajikan informasi
tentang kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang
berdasarkan daerah tertentu. Pada masyarakat yang berpengetahuan
kurang dapat dilakukan sosialisasi kesehatan lingkungan.
d. Pemetaan kesehatan lingkungan juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi dan memecahkan masalah berdasarkan luasan tertentu.
Kelompok masyarakat dipetakan dengan kriteria tertentu
e. Peta kesehatan lingkungan dapat menggambarkan jangan pelayanan
kesehatan terhadap penduduk kebutuhan minimum di suatu wilayah,
jumlah penduduk yang dapat dilayani dan sebagainya.

17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Potensi wilayah mencakup Sumber Daya Manusia serta Sumber Daya


Alam, yang berpengaruh terhadap pengembangan potensi wilayah. Keberadaan
Sumber Daya Alam di Indonesia tersebar dan melimpah atau dapat dikatakan
jumlahnya banyak. Kondisi dan potensi sumber daya alam di setiap wilayah di
Indonesia berbeda-beda tergantung faktor yang mempengaruhinnya. Sumber Daya
Manusia juga berpengaruh dalam perkembangan wilayah, manusia itu sendiri
merupakan objek dan subjek dalam pembangunan wilayah. Berhasil atau tidaknya
pembangunan bergantung pada kualitas sumber daya manusia di wilayah tersebut
dalam mengelola potensi sumber daya alam didaerah tersebut. Ada beberapa
upaya memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam dalam
mengembangkan potensi wilayah, dapat menggunakkan penginderaan jauh, SIG,
dan peta.

Kesehatan Lingkungan berkaitan dengan SIG atau Sistem Informasi


Geografis karena SIG dapat digunakan untuk memberikan data mengenai
penyebaran limbah perusahaan yang berdampak pada kesehatan masyakat. Selain
itu, SIG juga dapat digunakan untuk menyajikan data polusi udara, data
penguraian cahaya dan penyebarannya. Kesehatan Lingkungan dipengaruhi oleh
faktor alam dan faktor manusia yang tentu nya memerlukan perlakuan khusus.

B . SARAN

Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai “Pengembangan Potensi


Wilayah dan Kesehatan Lingkungan” yang menjadi pokok bahasan karya ilmiah
ini, karena keterbatasan pengetahuan dan referensi penulis menyadari karya
ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar karya ilmiah ini dapat disusun lebih baik lagi
dikesempatan yang mendatang. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna bagi
penulis serta pada khususnya juga para pembaca.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://paralegal.id/pengertian/pengembangan-wilayah/

http://library.fis.uny.ac.id/opac/index.php?
p=show_detail&id=7870#:~:text=Tujuan%20utama%20pengembangnan
%20wilayah%20adalah,fisik%20maupun%20sosial%20ekonomi%20wilayah

file:///C:/Users/acer/Downloads/
1982_Konsepsi_Dasar_Pengembangan_Wilayah_di_Indonesia%20(4).pdf

https://tanimart.wordpress.com/infrastructures/permasalahan-dan-tantangan/

http://kimkotamalang.or.id/kim-berbasis-potensi-wilayah/

https://penilaian-sma.kemdikbud.go.id:4363/emodulsma/read.php?id=MjU1

file:///C:/Users/acer/Downloads/2018-1-1-60201-912414020-bab1-
10072018064529.pdf

file:///C:/Users/acer/Downloads/BAB_I.pdf

file:///C:/Users/acer/Downloads/Analisi%20Potensi%20Wilayah%20Full.pdf

https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-sig-dalam-bidang-kesehatan-
lingkungan

19
LAMPIRAN

 Analisis mengenai Jaringan Teknologi Transportasi sebagai Pendukung


Pengembangan Potensi Wilayah

 Sistem Jaringan Transportasi

 Mengetahui Sebaran dan Pola Sumber Daya Alam

 Pemanfaatan Peta untuk Analisis Transportasi

20
 Mengetahui Jumlah Sumber Daya Alam

 Pemantauan Kawasan Potensial dan Kritis

 Pemantauan Rehabilitas dan Konservasi Sumber Daya Alam

21
 Lahan Pertanian

 Lahan Hutan

 Lahan pemukiman

22
 Pertambangan

 Citra NOAA untuk Kondisi Iklim

 Pemukiman Kumuh di Kawasan Pesisir, Kajian Kesehatan Lingkungan

23
 Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Kajian Kesehatan Lingkungan

 Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Kependudukan

24

Anda mungkin juga menyukai