Anda di halaman 1dari 38

KARYA TULIS ILMIAH GEOGRAFI

“PENGEMBANGAN POTENSI WILAYAH DAN KESEHATAN

LINGKUNGAN”

Nama : Heptyna Oktavia

No : 12

Kelas : XII IPS 3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 JEPON

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN

Disusun oleh,

HEPTYNA OKTAVIA
NIS: 4852

Disetujui,

Pembimbing,

HERI AKIRIANTO, S.Pd


NIP 198311142022211005

i
HALAMAN MOTTO

"Jangan pergi mengikuti kemana jalan akan berujung. Buat jalanmu sendiri dan
tinggalkanlah jejak." - Ralph Waldo Emerson

“Kamu tidak harus menjadi hebat untuk memulai, tetapi kamu harus mulai untuk
menjadi hebat.” – Zig Ziglar

"Percayalah pada dirimu sendiri dan ketahuilah bahwa ada sesuatu di dalam
dirimu yang lebih besar daripada rintangan apapun."
(Christian D. Larson)

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Karya tulis ini penulis mempersebahkan kepada :


2. Kedua orang tua yang telah mendukung dan mendoakan
3. Bapak dan Ibu guru yang telah memberikan bimbingan
4. Sahabat dan teman dekat yang telah memberikan saran dan masukan.
5. Bapak Heri Akirianto S.Pd selaku guru pembimbing.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengembangan
Potensi Wilayah dan Kesehatan Lingkungan" dengan baik dan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Geografi. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pengembangan potensi wilayah dan kesehatan lingkungan bagi para pembaca .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Heri selaku guru Mata
Pelajaran Geografi .

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran
dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Blora, 23 Januari 2023


Penulis

Heptyna Oktavia

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

D. Manfaat Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian jeringan transportasi sebagai penopang pengembangan potensi

wilayah

B. Kajian sumber daya alam sebagai pengembangan potensi wilayah

C. Kajian sumber daya manusia sebagai pengembangan potensi wilayah

D. Kajian potensi wilayah tata guna lahan

E. Kajian kesehatan lingkungan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pengembangan wilayah merupakan upaya menyatukan secara
harmonis sumberdaya alam, manusia dan teknologi dengan
memperhitungkan daya tampung dan lingkungan itu sendiri . Konsep
pengembangan wilayah dimaksud untuk memperkecil kesenjangan dan
ketimpangan kesejahteraan anatar wilayah. Peran kebijakan
pengembangan wilayah adalah untuk menghubungkan kegiatan yang
terpisah-pisah sehingga diharapkan akan tercapai tujuan pembangunan
nasional secara keseluruhan. Pembangunan wilayah sangat diperlukan
untuk kelanjutan hidup manusia. Sehingga perlu keterkaitan antara
Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia sebagai subjek dan objek
dalam pembangunan wilayah. Dan berhasil tidaknya pembangunan
bergantung pada kualitas penduduk dalam mengelola potensi sumber daya
alam. Sumber daya alam yang melimpah merupakan modal besar dalam
pembangunan apabila diiringi oleh manusia yang berkualitas. Apabila
sumber daya alam yang melimpah tetapi kualitas sumber daya alamnya
rendah merupakan hambatan dalam pembangunan bahkan dapat
menimbulkan masalah baru, seperti kerusakan alam, bencana alam,
kelangkaan bahan pangan dan lainnya. Sebagai upaya memanfaatkan
potensi sumber daya manusia dalam pembangunan potensi wilayah dapat
menggunakan penginderaan jauh, SIG, dan peta.
Selain itu pemanfaatan lahan membutuhkan kajian yang mendalam
sebagai bahan pertimbangan pembangunan wilayah. Tujuannya adalah
untuk menentukan lahan yang sesuai dengan peruntukannya dengan
penginderaan jauh dapat membantu untuk perencanaan tersebut dan
hasilnya dapat digunakan sebagai pertimbangan pembangunan
pengembangan wilayah kajian tata guna lahan juga dapat memanfaatkan
SIG melalui SIG tata guna lahan dapat dibuat pemodelan perencanaan
zonafikasi lahan sehingga hasilnya digunakan perencanaan pembangunan.
Selain itu kesehatan lingkungan juga penting untuk merencanakan
pembanguna untuk pengembangan wilayah.
Masalah kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan
masyarakat tampak sangat beragam. Kebanyakan masyarakat belum

1
mengetahui bahwa banyak sekali masalah-masalah lingkungan di sekitar
mereka yang berakibat buruk terhadap kesehatan dan keberlangsungan
hidup secara keseluruhan. Perlu adanya peningkatan derajat kesehatan bagi
masyarakat, diselenggarakannya upaya kesehatan yang terpadu dan
menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan masyarakat. Dan berbagai
perubahan komponen lingkungan hidup manusia yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan pada masyarakat. Ada dua faktor yang menyebabkan
gangguan kesehatan lingkungan yaitu faktor manusia dan alam. SIG
sebagai alat yang dapat memperlihatkan masalah kesehatan masyarakat
terutama masalah kesehatan yang berbasis wilayah atau area, melalui
kemampuan analisis keruangan perencanaan dan intervensi masalah
kesehatan. Kenampakan ruangan kesehatan lingkungan suatu wilayah
dapat ditampilkan berupa peta sehingga segala tindakan dalam
pengambilan kebijakan dapat diambil dengan tepat. Selain menggunakan
SIG untuk mengetahui kesehatan masyarakat, harus diadakan penyuluhan
dari dinas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, bidan, maupun dari
mantri.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan kegiatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana
individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin
hidup sehat dengan mengetahui cara dan apa yang bisadilakukan secara
individu maupun berkelompok. Maka dari itu perlu dilakukan penyuluhan
kesehatan di sekolah, masyarakat agar semua orang tahu betapa
pentingnya menjaga kesehatan lingkungan. Penyuluhan kesehatan dapat
dilakukan dengan berbagai metode. Secara garis besar metode dibagi
menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode sokratik. Metode didaktif
yaitu metode yang dilakukan secara satu arah

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana jaringan transportasi sebagai penopang pengembangan
potensi wilayah?
2. Bagaimana SDA dan SDM sebagai pengembangan wilayah?
3. Bagaimana potensi wilayah untuk tata guna lahan ?
4. Bagaimana kesehatan lingkungan?

2
C. Tujuan
a. Mengetahui jaringan transportasi untuk penopang pengembangan
wilayah
b. Mengetahui SDA dan SDM untuk pengembangan potensi wilayah
c. Mengetahui potensi wilayah tata guna lahan
d. Mengetahui kesehatan lingkungan

D. Manfaat Penulisan
1. Untuk Mengetahui jaringan transportasi untuk penopang
pengembangan wilayah
2. Untuk Mengetahui SDA dan SDM untuk pengembangan potensi
wilayah
3. Untuk mengetahui potensi wilayah tata guna lahan
4. Untuk mengetahui kesehatan lingkungan

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian jaringan Transportasi sebagai Penopang Pengembangan Potensi


Wilayah

Pengembangan wilayah berdasarkan potensi merupakan salah satu upaya untuk


meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk karena dapat
meningkatkan pendapatan penduduk, pemerataan pembangunan, meningkatkan
lapangan pekerjaan dan meningkatkan produktivitas. Beberapa permasalahan
yang dihadapi dalam mengembangkan wilayah adalah keterbatasan komoditas,
minimnya investasi, rendahnya kualitas sumber daya manusia ,tidak tersedianya
aksesbilitas dan fasilitas penunjang lainnya. Tapi hal ini berbanding terbalik pada
beberapa daerah yang ada di Indonesia fasilitas penunjang pengembangan wilayah
tersedia dengan baik seperti jaringan listrik,air bersih, telepon, dan jalan.
Permasalahan tersebut dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan teknologi
penginderaan jauh, sebagai sistem informasi geografis, dan teknologi.

Sebagai contoh, memanfaatkan teknologi tersebut untuk pembangunan jaringan


transportasi yang mendukung pengembangan potensi wilayah titik adanya
jaringan transportasi memadai, membuat potensi saluran dapat dimanfaatkan,
dikelola dan didistribusikan dengan efisien dan efektif. Dengan transportasi yang
memadai pengelolaan potensi wilayah menjadi lebih baik titik Sementara jaringan
transportasi yang tidak memadai dan sesuai standar menyebabkan pengembangan
wilayah tidak akan optimal, bahkan dapat menghambat pembangunan misalnya,
hasil pertanian sayur dan desa akan didistribusikan ke kota dengan cepat, supaya
sayur tidak cepat layu atau busuk. Karena jaringan transportasi tersedia rusak dan
tidak memadai, maka proses distribusi menjadi lama dan sayur layu atau busuk
dalam hal ini .Petani sebagai produsen dan konsumen mengalami kerugian.

1.Sistem Jaringan Transportasi

Sistem jaringan transportasi merupakan serangkaian jaringan prasarana


transportasi (Jembatan, jalan raya dalam pelayaran jalur penerbangan dan lainnya)
yang berhubungan dengan simpul sarana transportasi (Terminal, bandara dan
Pelabuhan), sehingga membentuk suatu kesatuan sistem jaringan transportasi

4
untuk keperluan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan di suatu wilayah.
Sementara transportasi adalah suatu usaha untuk memindahkan, menggerakkan,
mengangkut atau mengalikan orang ataupun barang dari suatu tempat ke tempat
lain dimana di tempat lain objek tersebut lebih berguna atau dapat berguna untuk
tujuan tertentu.

Transportasi memiliki fungsi dan manfaat penting yang terbagi menjadi beberapa
bagian titik fungsi transportasi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu untuk
melancarkan perpindahan barang dari manusia, dan menunjang pembangunan
wilayah. Transportasi juga memberikan kontribusi yang besar sebagai
penghubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya dalam rangka
mendorong pembangunan wilayah tertinggal .

Sistem transmigrasi dapat berkembang dengan baik apabila didukung oleh


beberapa hal berikut titik
a. ruang untuk bergerak (Jalan ,Sungai ,dan udara )
b. tempat akhir dan awal Pergerakan (Terminal ,Stasiun, Pelabuhan, dan
bandara)
c. kendaraan sebagai alat atau sarana.
d. pengelola transportasi.

Komponen-komponen tersebut bergantung pada kondisi wilayah yang ada,


dengan potensi, kebutuhan dan permasalahan yang beragam. Jenis transportasi
terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a. transpirasi darat: kereta api, mobil, kendaraan bermotor, delman, gerobak,
dan lainnya
b. transportasi air: kapal, perahu, dan rakit
c. transportasi udara: pesawat terbang.

2. Kajian Jaringan Transportasi Melalui Peta, Penginderaan Jauh ,dan SIG

Transportasi memegang peranan penting dalam berbagai kegiatan, terutama


mendukung roda perekonomian suatu wilayah. Transportasi yang memadai dapat
membuat proses produksi, distribusi dan konsumsi berjalan lancar. Apabila kamu
memperhatikan wilayah perkotaan atau pedesaan di Indonesia memiliki masalah
dibidang transportasi seperti macet, jalan rusak, dan drainase yang terganggu.
Kondisi ini dikarenakan manajemen transportasi yang kurang maksimal, sehingga

5
berdampak pada terganggunya perekonomian. Semakin berkembang dan
meningkatnya pertumbuhan penduduk menuntut adanya pemenuhan fasilitas yang
mendukung Setiap kegiatan , tidak terkecuali penyediaan transportasi yang efisien
dan efektif baik darat, udara, maupun laut. Salah satu upaya untuk mengkaji dan
mengembangkan jaringan transportasi adalah dengan menggunakan peta,
penginderaan jauh, dan sistem geografis.

a . Pemanfaatan Peta untuk Kajian Transportasi

Peta yang digunakan dalam kajian transportasi adalah peta tematik. Peta tematik
merupakan Peta yang menggambarkan tema tertentu. Penggunaan peta dalam
kegiatan transportasi dinilai sangat penting karena kegiatan transportasi berkaitan
dengan data-data spasial.

Secara umum dalam peta jaringan transportasi memberikan informasi tentang:


1. pola jalur lalu lintas
2. letak Stasiun, Terminal, pelabuhan dan bandara sesuai dengan jenis dan
kelas pelayanan,
3. jenis dan kualitas jalur lalu lintas,
4. sarana dan prasarana pendukung,
5. klasifikasi dan sebagainya
Peta jaringan tersebut juga dapat digunakan dalam mendukung pengembangan
dan pembangunan yang dilakukan pemerintah.

b. Pemanfaatan penginderaan jauh untuk Transportasi

Interpretasi pengembangan jaringan transportasi pada teknik penginderaan jauh


diarahkan untuk mengetahui kemampuan lahan terhadap jaringan Jalan,
mengetahui jalur alternatif baik di atas, laut maupun udara, pemantauan kondisi
jalan, mengetahui perkembangan zaman pengawasan lalu lintas, manajemen
transportasi pemantulan volume lalu lintas kendaraan, membantu dalam proses
perencanaan seperti peta jaringan layanan seperti transportasi ( travel, jalur,dan
alur), masterplan, inventarisasi dan identifikasi sarana berhubungan perencanaan
konstruksi transportasi, perbaikan proses desain dan monitoring pembangunan.

Karakteristik citra penginderaan jauh memberikan kontribusi dalam kajian


transportasi, semakin baik jika semakin dekat informasi yang diberikan. Selain

6
itu, yang perlu diperhatikan dalam pengembangan jaringan transportasi adalah
bagaimana kondisi makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Misalnya dalam
pembangunan jalan tol, pasti membutuhkan lahan, sedangkan lahan yang tersedia
hanya hutan atau pertanian. Dalam kajian transportasi laut maupun udara
bergantung pada kondisi iklim (angin, kelembaban udara, curah hujan).
Pemantauan cuaca dapat dilakukan dengan satelit NOAA. Satelit NOAA
memberikan informasi mengenai kondisi dan dapat memperkirakan cuaca yang
akan datang titik Dengan demikian pengembangan jaringan transportasi baik
darat, laut dan udara dapat dilakukan dengan bantuan penginderaan jauh.
Kementerian Perhubungan selaku Departemen yang mengelola jaringan
transportasi telah menggunakan teknologi penginderaan jauh ini untuk mengelola
jaringan transportasi di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri sangat besar
manfaatnya penginderaan jauh bagi kehidupan manusia. Melalui penginderaan
jauh, informasi berkaitan dengan jaringan transportasi dapat diperoleh secara
cepat dan tepat. Perolehan data spasial yang cepat dan tepat dapat dijadikan
sebagai dasar pengambilan kebijakan pengembangan potensi wilayah yang ada.

c. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Transportasi

SIG merupakan suatu sistem memasukkan, menyimpan, memperbaiki,


memperbarui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasi, menganalisis, dan
menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografi. Informasi yang
berbasis geografi digambarkan dalam bentuk peta tertentu. Sistem informasi
geografis digunakan sebagai sarana pendukung yang dapat memaksimalkan
sistem kerja sehingga dapat mengefektifkan waktu, dana dan tenaga. Hal ini
didasarkan pada kemampuan SIG dalam menggabungkan beberapa jenis data.

SIG dapat mempresentasikan suatu model objek nyata di permukaan bumi di


layar monitor sebagaimana peta pada umumnya. Akan tetapi, SIG memiliki
kelebihan dibandingkan dengan peta cetak. Informasi yang disampaikan pada
SIG disebut dengan peta digital yang dapat diedit,dimanipulasi, analisis dan
dicetak sebagai peta, termasuk jaringan transportasi. SIG dapat menganalisis
jaringan transportasi berdasarkan unsur-unsur geografis tertentu. Misalnya dalam
pembangunan pemukiman, jarak yang diperbolehkan dari sungai adalah 30 Meter.
SIG dapat menganalisis melalui fungsi buffer.

7
Lebih dari 80% informasi dari SIG digunakan untuk mengelola jaringan
transportasi, fasilitas pelabuhan, bandara, dan sebagainya. SIG dapat
dimanfaatkan untuk menentukan suatu lokasi yang ideal. Hal ini tersebut menjadi
perhatian penting untuk memutuskan suatu desain pembangunan. Suatu
pembangunan membutuhkan keputusan yang akurat dan cepat. Misalnya kita
dapat mengetahui lokasi distribusi barang, memantau aktivitasnya, dan
mengumpulkan sumber daya secara optimal.

Begitu besar manfaat SIG dalam pengembangan jaringan transportasi. Kita pun
juga dapat memanfaatkan Sig untuk kajian transportasi dalam pengembangan
potensi wilayah. SIG memberikan efektivitas dan efisiensi dalam mengolah data
spasial. Kaitanya dengan jaringan transportasi SIG dapat dimanfaatkan untuk
memodelkan pembangunan jalur transportasi darat, menentukan jalur pelayaran,
penerbangan, penentuan terminal ,dan sebagainya.Demikian tersedianya data
spasi jaringan transportasi, pengembangan potensi wilayah dapat dilakukan secara
maksimal.

B .Kajian sumber daya alam sebagai pengembangan potensi wilayah

Pembangunan fisik dan sosial di Indonesia terus meningkat sesuai dengan


meningkatnya jumlah penduduk, dan keragaman kehidupan yang kompleks.
Perkembangan fisik dan sosial tersebut memerlukan informasi yang detail tentang
kekayaan alam Indonesia terutama sumber daya alam. Karena tidak dapat
dipungkiri bahwa perkembangan tersebut memerlukan sumber daya alam yang
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia. Kondisi dan potensi sumber daya alam di
setiap wilayah berbeda-beda bergantung pada faktor yang mempengaruhinya
supaya potensi sumber daya alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan masyarakat, maka dalam pengelolaannya membutuhkan informasi
data keruangan yang tepat. Informasi tentang sumber daya alam tersebut dijadikan
sebagai bahan untuk perencanaan pembangunan.

1. Penginderaan jauh untuk kajian sumber daya alam dalam pengembangan


potensi wilayah

Penginderaan jauh memberikan pemanfaatan yang besar bagi pembangunan dan


inventarisasi sumber daya alam. Sebagai upaya pemeliharaan konsistensi
keberadaan sumber daya alam di Indonesia, maka diperlukan suatu monitoring

8
yang dapat mengamati, menganalisa, dan menyajikan serta membuat pemodelan
keputusan sehingga eksistensi sumber daya alam tetap terjaga. Penginderaan jauh
merupakan salah satu teknologi terintegrasi yang dapat memodelkan
permasalahan sumber daya alam kaitannya dengan menjaga eksistensi dan dapat
dimanfaatkan dengan tepat.
Secara umum manfaat penginderaan jauh dalam bidang sumber daya alam
sebagai berikut.
a. Pemetaan sebaran sumber daya alam.
b. Sebagai sumber data kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
banyak hal.
c. Sumber data pemetaan potensi sumber daya alam.
d. Pemantauan sebaran sumber daya alam titik e perencanaan
pembangunan.
Pemanfaatan teknologi penginderaan jauh di Indonesia di semua bidang telah
mengalami perkembangan yang pesat terutama di bidang sumber daya alam. Hal
ini dapat dijumpai ketika mengunjungi situs Kementerian Pertanian, Kementerian
Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, dan berbagai lembaga lainnya
kamu akan menemukan link penginderaan jauh.Link tersebut bertujuan untuk
memberi informasi kepada masyarakat luas, bahwa pengawasan sumber daya
alam, pengambilan kebijakan, dan sebagainya disuatu wilayah. Melalui
penginderaan jauh, pemerintah selaku yang mengambil kebijakan dan menentukan
arah pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam tersebut, berdasarkan
kondisi masyarakat, sebaran, potensi dan cadangan. Selain itu masyarakat juga
dapat menentukan pengolahan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya.

2. Sistem informasi geografis untuk sumber daya alam dan pengembangan potensi
wilayah

Banyak instansi baik pemerintah, swasta, maupun individu masyarakat yang


telah memanfaatkan sistem informasi geografis untuk interventarisasi sumber
daya alam sebagai contoh adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan,
BAPPEDA, Kementerian kehutanan, LAPAN,BIG dan sebagainya.

Inventarisasi sumber daya alam berarti pendataan kekayaan sumber daya alam
sehingga diperoleh informasi jumlah dan sebarannya dalam waktu tertentu.
Tujuan utama inventarisasi sumber daya alam adalah untuk mengetahui sebaran,
jumlah, pola masalah yang ada, degradasi lahan dan sebagainya sehingga dapat

9
digunakan sebagai acuan dalam pengelolaannya. Sumber daya alam di Indonesia
tersebar dan jumlahnya sangat banyak.

Apabila kita melakukan inventarisasi satu persatu maka, membutuhkan waktu,


tenaga, dan biaya yang banyak. Salah satu upaya mengatasi hal tersebut
menggunakan sistem informasi geografis. Penggunaan sistem informasi geografis
memang memberikan kemudahan dalam menyajikan informasi-informasi yang
terjadi permukaan bumi. Manfaat SIG dalam sumber daya alam diantaranya
adalah sebagai berikut.

a. Mengetahui Sebaran dan Pola Sumber Daya Alam


Melalui sebaran sumber daya alam dapat dijadikan pengambilan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam selanjutnya. Apakah sebarannya merata atau tidak
dengan pola tertentu. Misalnya, pemetaan sebaran minyak bumi di Indonesia,
lokasi tambang galian, dan pola sebaran hutan. Dengan peta tersebut ,kita dapat
potensinya, aksesbilitasnya sumber daya manusia yang diperlukan untuk
mengelola dan sebagainya, sehingga kebijakan pembangunan untuk eksplorasi
maupun eksploitasi dapat dilakukan.

b. Mengetahui Jumlah Sumber Daya Alam


Sumber daya alam merupakan cadangan devisa suatu negara. Jumlah sumber
daya alam mempengaruhi pembangunan suatu negara. Suatu negara yang
mengetahui jumlah kekayaan alamnya maupun cadangan untuk dapat
memanfaatkan dengan optimal untuk pembangunan. Hasil kerja SIG merupakan
peta, melalui peta informasi geografis menyangkut tentang jumlah sumber daya
alam.
Cadangan minyak yang berbeda-beda tersebut dapat dijadikan sebagai
penetapan kebijakan pengelolaan yang berkelanjutan. Selain itu, sebaran yang
merata setiap pulau di Indonesia memudahkan pendistribusian minyak bumi
keseluruh penduduk sehingga semua penduduk dapat memanfaatkan minyak bumi
dengan baik supaya distribusi lancar diperlukan jaringan transportasi yang baik.

c. Pemantauan Kawasan Potensial dan Kritis

10
Kawasan potensial merupakan kawasan yang memiliki potensi tertentu yang
dapat dikembangkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kawasan kritis
merupakan suatu kawasan yang telah mengalami kerusakan lingkungan parah
karena faktor alam maupun manusia. Pemanfaatan sistem informasi geografis
dalam pemantauan kawasan potensial dan kritis dapat membuat pemodelan luas
lahan yang dapat dikembangkan, pemetaan lahan kritis, upaya penanggulangan
dan sebagainya. Misalnya, pada tahun 2015 di provinsi Riau terjadi kebakaran
hutan yang berdampak buruk terhadap sektor ekonomi, sosial, kesehatan, maupun
lingkungan. Penggunaan SIG dapat memberikan kita informasi geografis kawasan
potensial yang telah kritis, dampak, dan cara mencegahnya.

Kejadian kebakaran hutan yang berlangsung beberapa tahun dapat dimonitor


luasannya, daerah terdampak, dan kerusakan lingkungan. Penggunaan SIG dapat
memudahkan pekerjaan kita dalam memonitornya sehingga lebih efektif dan
efisien. Selain itu informasi yang dapat diperoleh misalnya sebaran kebakaran,
titik kebakaran, dan jumlahnya dapat diambil kebijakan untuk menanggulangi
kebakaran tersebut. Kebakaran atau bencana alam yang terjadi dimungkinkan
karena potensi alam yang tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Melalui SIG
kita dapat membuat pemodelan potensi sumber daya alam untuk dikelola dengan
tepat. Misalnya suatu wilayah memiliki potensi lahan pertanian,tadah hujan,
pertanian irigasi, perkebunan, kehutanan, dan Perikanan. Data spasial akan
ditampilkan dalam bentuk peta supaya memudahkan pengambilan kebijakan
menentukan arah pengembangannya.

d. Pemantauan Rehabilitasi dan Konservasi sumber Daya Alam

Lahan yang telah dimanfaatkan mengalami penurunan kualitas lingkungan,


baik dari segi fisik,kimia, atau bilogisnya. Rehabilitasi dan konservasi sumber
daya alam merupakan upaya dalam perbaikan lingkungan dan peningkatan
kualitas lingkungan atau mengembalikan fungsi lingkungan sebagaimana
mestinya. Contohnya, di Kalimantan terdapat kawasan konservasi hutan. Untuk
memantau perkembangan kawasan konservasi tersebut, dimungkinkan
menggunakan SIG, informasi yang diperoleh dari pengolahan data SIG
diantaranya adalah perkembangan kawasan konservasi hutan, kondisi kawasan
konservasi, penentuan pos pengamanan, dan lainnya.

11
Inventarisasi sumber daya alam merupakan dasar yang baik dalam mengelola
kekayaan sumber daya alam. Kendala yang sering terjadi di dalam inventarisasi
sumber daya alam di Indonesia adalah luasnya cakupan yang diinventarisasi.
Tersedianya informasi mengenai sumber daya alam dapat membantu upaya
peningkatan pengelolaan sumber daya alam yang baik. Permasalahan-
permasalahan yang mungkin terjadi di lingkungan dapat dihindari. Informasi yang
dibutuhkan untuk pengembangan inventarisasi sumber daya alam adalah data
spasial.
Inventarisasi sumber daya alam dengan menggunakan SIG merupakan sistem
yang digunakan untuk mengelola informasi sumber daya alam yang sebelumnya
informasi tersebut diperoleh dari perekaman penginderaan jauh. SIG menyediakan
berbagai fasilitas manipulasi dan pengolahan data.
Kegiatan inventarisasi sumber daya alam yang harus memperhatikan beberapa
hal hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan inventarisasi sumber daya alam
adalah sebagai berikut

a. Kemampuan SDM
Sumber daya manusia menentukan keberhasilan dan tingkat detailnya
inventarisasi. Kemampuan SDM yang berkualitas mampu menyediakan data
dengan akurasi yang tepat.

b. Ketersediaan data
Tidak setiap daerah tersedia informasi berupa citra penginderaan jauh, data hasil
penelitian, dan data statistik .Daerah dengan data yang tersedia akan memudahkan
dalam mengolahnya. Berbeda halnya dengan tidak tersedia data. Maka sebelum
mengolah harus mengumpulkan data terlebih dahulu dan tentunya akan menilai
biaya, tenaga dan waktu.

c.kondisi lapangan
Kondisi lapangan yang sulit dijangkau dapat memanfaatkan penginderaan jauh
sebagai sumber data tunggal. Apabila daerah tersebut memungkinkan dijangkau
maka perut serta tambahan seperti data terestrial.

3. Peta untuk Sumber Daya Alam dalam Pengembangan Potensi Wilayah

12
Sumber daya alam yang ada di Indonesia memiliki peran ganda yaitu sebagai
penopang perekonomian nasional dan kehidupan masyarakat. Karena
pemanfaatan sumber daya alam yang mengedepankan pola produksi yang
agresif,eksploitatif, dan ekspansif tanpa memperhatikan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan lestari menyebabkan kualitas lingkungan semakin menurun.
Lalu, bagaimana pengelolaan sumber daya alam yang sesuai dengan potensi
wilayah dan bermanfaat bagi penduduk tanpa merubah kualitas lingkungan?

Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam pengelolaan sumber daya alam
adalah melalui pemetaan. Pemetaan sumber daya alam di Indonesia yang paling
lengkap dibuat sekitar tahun 1980-an sebagai alat pendukung transmigrasi.
Melalui peta yang dibuat secara detail, kita dapat memperoleh informasi dalam
hal inventarisasi pengelolaan, evaluasi, dan pemanfaatan sumber daya alam.

Peta tersebut sampai saat ini juga masih dapat digunakan, tetapi informasi yang
ada sudah mengalami perubahan, sehingga diperlukan informasi data terbaru dan
akurat. Data yang disajikan pada peta sumber daya alam membantu pemerintah,
masyarakat, maupun stake holder dalam merencanakan ,mengambil keputusan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi sumber daya alam berdasarkan aspek
keuangan wilayah. Selain itu berdasarkan peta sumber daya alam kita dapat
mengetahui besarnya potensi sumber daya alam di suatu wilayah, besarnya yang
dapat dimanfaatkan, dan cadangan pada wilayah dan waktu tertentu.

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi berdampak terhadap


alat, metode, dan teknik pemetaan saat ini. Pemetaan sumber daya alam
membantu memperoleh informasi ke ruangan secara cepat akurat, efektif , dan
efisien. Di samping itu, pengolahan peta dalam bentuk digital memudahkan
pengelolaan dalam pemutahiran dan pengaksesannya yaitu melalui SIG seperti
yang telah kamu pelajari pada materi sebelumnya. Banyak instansi terkait
pengelolaan sumber daya alam telah membuat pemetaan sumber daya alam seperti
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian
BUMN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta intensitas swasta
ataupun perorangan lainnya.

C. Kajian Sumber Daya Manusia sebagai Pengembangan Potensi Wilayah

13
Sumber daya manusia merupakan subjek dan objek dalam pembangunan
wilayah. Berhasil atau tidaknya pembangunan bergantung pada kualitas penduduk
dalam mengelola potensi sumber daya alam. Sumber daya alam yang melimpah
merupakan modal besar dalam pembangunan apabila diiringi oleh manusia yang
berkualitas. Apabila sumber daya alam melimpah, tetapi kualitas sumber daya
alamnya rendah merupakan hambatan dalam pembangunan bahkan dapat
menimbulkan permasalahan baru, seperti kerusakan alam, bencana alam,
kelangkaan bahan pangan, dan lainnya. Sebagai upaya memanfaatkan potensi
sumber daya manusia dalam pengembangan potensi wilayah dapat menggunakan
penginderaan jauh, SIG, dan peta.

1. Penginderaan Jauh untuk Kajian Kependudukan

Penginderaan jauh menghasilkan data keruangan yang sederhana tentang


fenomena fenomena di permukaan bumi. Salah satu penerapan penginderaan jauh
adalah bidang kependudukan yaitu untuk memetakan distribusi penduduk, jumlah,
komposisi, kualitas, dan permasalahan kependudukan. Penginderaan jauh dalam
hal ini merupakan media atau alat untuk merekam fenomena kependudukan yang
didasarkan pada beberapa aspek seperti kepadatan, pola pemukiman, sebaran, dan
lainnya. Data yang diperoleh selanjutnya diolah menggunakan SIG dan disajikan
dalam bentuk peta.

Selain untuk pemetaan sebaran, kualitas, komposisi, jumlah, dan permasalahan


kependudukan, data penginderaan jauh juga dapat dimanfaatkan untuk
mengidentifikasi dampak keberadaan penduduk terhadap lingkungan hidup di
sekelilingnya. Ada banyak citra yang digunakan dalam kajian kependudukan
diantaranya adalah pankromatik berwarna, pankromatik hitam putih, Ikonos,
Quickbird, dan Landsat. Pemilihan foto udara tersebut karena memiliki resolusi
spasial yang tinggi sehingga bangunan objek permukiman dan objek lainnya
terekam jelas.

Padatnya pemukiman mengindikasikan jumlah penduduk banyak. Apabila data


penginderaan jauh dipadukan dengan data jumlah orang yang rata-rata menghuni
setiap satu unit rumah pada suatu wilayah administrasi, maka dapat diketahui
jumlah kepadatannya. Untuk mengetahui keberatan penduduk dapat menggunakan
rumus berikut.

14
Kepadatan Penduduk = (Jumlah orang per keluarga) × Jumlah unit rumah

Penggunaan penginderaan jauh untuk kajian kependudukan membutuhkan


kecermatan dan ketelitian dalam menghitung dan mengidentifikasi unit rumah.
Seringkali dalam melakukan interpretasi mengalami kendala seperti tertutup
awan, sulit membedakan objek rumah dengan fungsi lainnya, dan sebagainya.
Pemanfaatan penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan
kependudukan berdasarkan parameter tertentu. Suatu wilayah yang memiliki data
kependudukan dan penginderaan jauh yang lengkap akan memudahkan membuat
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi pembangunan.

2. Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Kependudukan

Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahunnya mengalami perubahan.


Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah proses pendataan perubahan
penduduk yang masih pembukuan. Untuk mempermudah pengelohan struktur
data kependudukan diperlukan pengelolaan yang matang. Data yang terstruktur
rapi dapat dimanfaatkan sebagai perencanaan pembangunan dan mengevaluasi
pembangunan yang telah berjalan di suatu wilayah. Menurut Setiadi, dkk (2015:
181 ) sistem informasi merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri atas
pengumpulan, pengolahan, analisis ,penyajian data spasial, sehingga diperoleh
informasi spesial untuk menjawab dan atau menyelesaikan suatu masalah dalam
ruang muka bumi tertentu.

Kaitanya dengan kajian kependudukan sistem informasi geografis dapat


dikembangkan untuk memberikan informasi masalah penduduk. Informasi yang
dihasilkan dalam SIG berupa data spasial yang memberikan informasi kepadatan
penduduk, jumlah, sebaran, mata pencaharian, penyusunan data pokok, sensus
untuk pemilu, dan sebagainya. Informasi-informasi tersebut disajikan dalam
bentuk simbol yang diskalakan. Secara umum, data kependudukan tersebut
berkaitan dengan dua jenis data untuk merepresentasikan fenomena geosfer yang
ada di permukaan bumi. Pertama yaitu data posisi, ruang atau spasial, dan
koordinat. Kedua adalah data yang merepresentasikan aspek deskriptif dari
fenomena yang disajikan, seperti jumlah penduduk per wilayah administrasi,
sebaran, batas administrasi, waktu tertentu dan sebagainya.

3. Peta untuk kajian kependudukan

15
Perkembangan suatu wilayah dipengaruhi oleh 4 aspek, yaitu ekonomi, sosial
budaya, fisik, dan lingkungan. Berkaitan dengan sosial budaya permasalahan yang
dihadapi dalam pembangunan saat ini adalah sebaran dan kepadatan penduduk di
setiap wilayah Indonesia yang tidak merata dan proporsional. Misalnya lebih dari
50% penduduk tinggal di Pulau Jawa yang luasnya tidak lebih dari 6% luas
Indonesia. Sementara di Kalimantan, Sulawesi, Maluku Papua, dan Nusa
Tenggara perbandingan penduduk dengan luas dan sangat besar.
Hal ini tentu saja tidak sebanding dengan pengelolaan dan pemanfaatan potensi
alam yang ada di masing-masing wilayah. Jumlah penduduk di Pulau Jawa besar
tentu membutuhkan sumber daya alam yang besar pula. Apabila separuh
penduduk mengeksplorasi dan mengeksploitasi sumber daya alam, maka lama
kelamaan potensi yang ada akan habis. Sementara di pulau-pulau lainnya karena
keterbatasan penduduk menyebabkan pengembangan potensi wilayah menjadi
tidak optimal. Penyebaran penduduk yang tidak merata juga menyebabkan
pertumbuhan ekonomi dan pengembangan hanya terkonsentrasi pada wilayah
perkotaan saja, sehingga wilayah lain akan tertinggal.
Pengembangan wilayah pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari penduduk titik
kajian kependudukan dalam pengembangan wilayah memiliki tujuan, diantaranya
sebagai berikut.
6. Mengetahui kuantitas dan kualitas penduduk berdasarkan sosial ekonomi.
7. Mengetahui pertumbuhan penduduk pada masa lampau dan sekarang, serta
penyebarannya dalam suatu waktu dan wilayah tertentu.
8. Mengidentifikasi hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan berbagai aspek.
9. Memproyeksikan pertumbuhan penduduk dan konsekuensi serta
pengaruhnya terhadap pengembangan wilayah.
Permasalahan yang demikian, apabila dibiarkan terus-menerus akan menimbulkan
permasalahan baru. Salah satu upaya mengatasi permasalahan tersebut adalah
dengan mematahkan permasalahan kependudukan di Indonesia. Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Kepadatan
dan sebaran penduduk tiap wilayah provinsi atau kabupaten berbeda-beda yang
ditentukan berdasarkan jumlah dan luas wilayah. Menyajikan data kependudukan
dengan peta memberikan informasi penduduk secara spasial. Melalui peta, data
penduduk dapat dilihat pola sebenarnya, sehingga dapat dianalisis penyebab dan
keterkaitan antarruang.
Potensi sumber daya manusia diklasifikasikan menjadi tiga. Pengklasifikasian
potensi sumber daya manusia berdasarkan rasoio ketergantungan penduduk.

16
Pengklasifikasian penduduk berdasarkan wilayah administrasi provinsi. Melalui
peta mungkin pembaca akan mudah menerima informasi yang ditampilkan
dibandingkan dengan membaca tabel maupun grafik. Peta dapat dijadikan dasar
dalam menentukan kebijakan yang tepat dalam upaya meningkatkan sumber daya
manusia. Kebijakan yang diambil tentunya harus berdasarkan potensi yang ada di
setiap wilayah provinsi maupun kabupaten baik potensi sumber daya alam
maupun manusia.

D. Kajian Potensi Wilayah Tata Guna Lahan


Pemanfaatan lahan membutuhkan kajian yang mendalam sebagai bahan
pertimbangan pembangunan wilayah. Tujuannya adalah untuk menentukan lahan
yang sesuai dengan peruntukannya. Penginderaan jauh dapat membantu
perencanaan tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai pertimbangan
pembangunan. Lokasi yang akan dibangun tersebut mempertimbangkan berbagai
aspek, agar tidak melanggar ketentuan penggunaan lahan. Misalnya pembangunan
pemukiman, kriteria yang dapat dijadikan parameter antara lain, bahaya banjir,
lereng, daya dukung tanah, kepekaan erosi, tebal tanah dan sebagainya. Dengan
bantuan penginderaan jauh dapat memetakan daerah yang sesuai dengan kriteria-
kriteria yang telah ditentukan tersebut. Kajian tata guna lahan juga dapat
dimanfaatkan SIG. Melalui SIG tata guna lahan dapat dibuat pemodelan
perencanaan zonafikasi lahan, sehingga hasilnya dapat digunakan perencanaan
pembangunan.
Keberagaman kebutuhan setiap individu menyebabkan tata guna lahan menjadi
beragam pula. Sebaran tata guna lahan setiap wilayah berbeda-beda bergantung
pada faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, daya beli masyarakat,
aksesbilitas, fasilitas umum, sumber air, dan lainnya. Untuk memudahkan
pengelolaan wilayah perlu adanya inventarisasi tata guna lahan salah satunya
menggunakan penginderaan jauh, sistem informasi geografis, maupun peta.
Pemetaan dan inventaris penggunaan lahan dapat dikembangkan untuk beragam
kepentingan seperti penelitian, pengembangan wilayah, perencanaan
pembangunan, kajian permukiman, kajian hutan, permukiman dan industri.
Inventaris penggunaan lahan sangat penting dilakukan untuk mengetahui
perkembangan penggunaan lahan. Dengan mengetahui sebaran penggunaan lahan
dapat dibantu perkembangannya agar sesuai dengan daya dukung lahan.
Perkembangan yang tidak sesuai dengan adanya dukung lahan berakibat pada
menurunnya kualitas lingkungan. Misalnya membangun industri pada lahan
pertanian yang berakibat pada menurunnya produktivitas pertanian dalam

17
memenuhi kebutuhan pangan. Contoh lain adalah pembukaan lahan pertanian
pada daerah yang memiliki lereng curam atau sangat curam. Hal ini akan
berpotensi pada bencana longsor. Penggunaan lahan yang sesuai dengan daya
dukungannya akan mendapatkan hasil yang baik.

1. Pemanfaatan Penginderaan Jauh Untuk Kajian Tata Guna Lahan


Pada dasarnya penginderaan jauh dapat digunakan untuk berbagai bidang kajian
termasuk tata guna lahan, seperti lahan pertanian, hutan, permukiman, dan
industri.
a. Lahan Pertanian
Untuk memelihara konsistensi penggunaan lahan untuk pertanian diperlukan
suatu sistem yang mampu mengamati, mengidentifikasi, mendeskripsikan,
menyajikan dan membuat model tentang keputusan pembangunan sehingga
kegiatan ekonomi pada lahan pertanian tetap berkelanjutan. Dengan teknologi
penginderaan jauh, yang merupakan teknologi terintegrasi dengan banyak bidang
untuk membuat model mengenai masalah pertanian, cara mengatasi, dengan
berbagai pertimbangan. Pengolahan lahan pertanian berkaitan dengan iklim.
Informasi tentang iklim juga dapat diperoleh melalui penginderaan jauh misalnya
satelit NOAA. Data yang diperoleh dari satelit tersebut cukup akurat sehingga
penyebaran curah hujan, angin, cuaca,dan kelembapan udara dapat diketahui.
Pemanfaatan penginderaan jauh tersebut dapat diterapkan pada pembukaan lahan
pertanian baru, perencanaan pembangunan irigasi, pemetaan sebaran hama
wereng ,pemetaan distribusi pupuk, dan lainnya.
b. Lahan hutan
Hutan merupakan sumber daya alam yang berperan dalam menjaga
keseimbangan dan ekosistem alamiah termasuk di Indonesia. Sebagai sumber
daya alam yang harus dilindungi perlu adanya upaya pengelolaan yang
terintegrasi. Akan tetapi tidak memungkinkan pengelolaan seperti pengawasan
dilakukan secara manual atau pengawasan hutan secara langsung. Salah satu cara
mengatasi hal tersebut adalah melalui penginderaan jauh menggunakan citra
LANDSAT.
Keunggulan citra LANDSAT adalah warna penyusun objek pada citra terdiri dari
Red, Green, Blue (RGB), sehingga semakin banyak band penyusun semakin jelas
objek terekam, mampu mendeteksi objek di permukaan bumi dengan resolusi
spasial 100 meter. Citra LANDSAT tersedia gratis dengan time series.
Penggunaan citra LANDSAT untuk kajian kehutanan memberikan manfaat yang
besar. Misalnya dalam monitoring kerusakan hutan, visualisasi citra hutan yang

18
belum terganggu dan sudah terganggu akan terlihat jelas. Data yang diperoleh dari
monitoring tersebut dapat membantu dalam menentukan laju kerusakan hutan,
pola kerusakan cadangan karbon, produksi oksigen, dan cara penanggulangannya.

c. Lahan Permukiman
Kajian permukiman merupakan kenampakan objek di permukaan bumi yang
rumit dengan berbagai karakteristik tersendiri. Hal ini dikarenakan pertumbuhan,
perkembangan dan kebutuhan akan permukiman yang cenderung terus meningkat
tanpa terkendali. Di dalam kajian permukiman diperlukan penginderaan jauh
dengan resolusi spasial dan spektral tinggi sehingga diperoleh data secara detail.
Dengan menggunakan citra atau foto udara dapat diketahui informasi distribusi,
kepadatan permukiman, permukiman kumuh, permukiman di desa atau di kota,
sehingga mampu dijadikan acuan dalam pengembangan dan pembangunan
permukiman selanjutnya.
Kajian permukiman dapat menggunakan citra Ikonos. Citra ikonos memiliki
resolusi spasial 3,2 M. Dengan resolusi yang tinggi tersebut memungkinkan data
yang diperoleh detail. Semakin tinggi resolusi spasial data yang timbul semakin
rinci. Selain citra ikonos, dapat pula dengan citra Pankromatik, hal ini didasarkan
pada film pankromatik peka terhadap panjang gelombang 0,36 mikrometer hingga
0,72 mikrometer dan memiliki kepekaan yang hampir sama dengan kepekaan
mata manusia, sehingga kesan ronanya sama dengan kesan mata yang melihat
objek aslinya dalam (Colwell dalam Suharini, 2007:28).

d. Pertambangan
Citra penginderaan jauh dengan resolusi spasial yang tinggi seperti Landsat atau
Ikonos dapat memberikan gambaran mengenai wilayah pertambangan dengan
jelas. Kawasan pertambangan pada citra tampak perubahan kondisi lingkungan
fisik, seperti perubahan topografi, tutupan lahan, bentuk muka bumi, dan
perubahan fungsi lahan lainnya. Adapun manfaat penginderaan jauh di bidang
pertambangan diantaranya adalah untuk inventarisasi potensi tambang, pemetaan
tutupan lahan, perencanaan site plan lokasi tambang, monitoring perubahan lahan,
monitor reklamasi lahan, dan sebagainya.
Berdasarkan citra tersebut tampak perluasan area pertambangan. Bertambahnya
area pertambangan menimbulkan konsekuensi terhadap hilangnya tutupan lahan,
rusaknya lingkungan, terganggunya sistem tata air, dan sebagainya. Melalui citra
tersebut, pengambil kebijakan juga dapat menentukan arah pembangunan melalui
pengendalian pemanfaatan ruang wilayah. Wilayah pertambangan harus dikelola

19
secara berkelanjutan. Pengelolaannya juga dapat di monitoring melalui citra. Bagi
pertambangan yang tidak sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan dapat
dikenai sanksi administrasi, pidana, maupun denda.

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Tata Guna Lahan


Tata guna lahan merupakan kajian geografis yang membutuhkan pertimbangan
dari berbagai bidang. Misalnya lahan di kota dimanfaatkan untuk non pertanian.
SIG dapat membantu dalam merencanakan masing-masing penggunaan ahan di
setiap wilayah sesuai dengan kriteria tertentu sebagai acuan pembangunan utilitas
tertentu. Lokasi dari utilitas yang akan dibangun perlu dipertimbangkan supaya
pembangunan dapat tercapai sebagaimana mestinya. Contohnya pembangunan
permukiman yang harus memperhatikan kriteria antara lain jarak dengan sungai
20 meter, berjarak 10 meter dari jalan raya, terdapat selokan, kemiringan lereng
datar atau landai, dan lainnya. Dari beberapa kriteria tersebut dapat digabungkan
menjadi satu, sehingga menghasilkan data baru. Berdasarkan data tersebut akan
memunculkan wilayah yang sesuai, kurang sesuai, tidak sesuai atau bergantung
dengan klasifikasi tertentu. Di daerah pedesaan tata guna lahan lebih mengarah
pada lahan pertanian. Dengan menggunakan SIG memetakan lokasi pembukaan
lahan pertanian, pembangunan perumahan supaya tidak mengganggu
produktivitas pertanian, dan sebagainya.

3. Pemanfaatan Peta untuk Kajian Tata Guna Lahan


Penggunaan lahan dan penutup lahan suatu wilayah berperan besar dalam
pengolahan lahan. Oleh karenanya penggunaan lahan dan penutup lahan harus
dikaji lebih mendalam. Penutup lahan berkaitan dengan kemampuan yang ada di
permukaan bumi, seperti lahan kosong, lahan terbangun, vegetasi, dan lainnya.
Sementara penggunaan lahan berkaitan dengan hasil pengolahan suatu lahan yang
dilakukan manusia untuk tujuan tertentu seperti permukiman, industri, dan jalan.
Penggunaan peta untuk kajian tata guna lahan akan lebih efisien dan efektif,
karena peta menampilkan informasi geografis lahan. Informasi tentang lahan pada
peta dapat dikenali dengan mudah. Manfaat peta penggunaan lahan secara umum
adalah sebagai berikut.
a. Mengetahui jenis pemanfaatan lahan pada wilayah tertentu.
b. Dapat digunakan sebagai kajian hubungan antara kenampakan fisik
lahan dengan kondisi sosial.
c. Mengetahui kecenderungan perkembangan lahan.

20
d. Sebagai sarana dan masukan dalam pemodelan perencanaan
pemanfaatan lahan atau evaluasi.
e. Dapat digunakan sebagai acuan pembangunan fisik lahan dan
pengembangan sosial.

E. Kajian Kesehatan Lingkungan


Perkembangan penginderaan jauh, sistem informasi geografis, dan peta tidak
hanya dimanfaatkan untuk kajian kebumian seperti kajian geografi. Penggunaan
penginderaan jauh SIG, dan peta dapat digunakan untuk kajian kesehatan
lingkungan. Perkembangan teknologi ini tentunya dapat memudahkan pekerjaan
manusia dalam mendukung pengembangan nasional.
Banyak permasalahan yang bersangkutan dengan kesehatan lingkungan
masyarakat. Berbagai permasalahan lingkungan ternyata juga berperan dalam
menentukan kualitas lingkungan. Tentunya kualitas lingkungan berperan dalam
menentukan kesehatan masyarakat. Dalam perkembangan industri otomotif
misalnya di satu sisi membantu manusia dalam bidang transportasi, memudahkan
perjalanan dalam bidang transportasi, menghemat biaya transportasi,
meningkatkan perekonomian, dan menyejahterakan masyarakat. Namun, di sisi
lain perkembangan tersebut berdampak pada menurunnya kualitas udara,
pencemaran tanah, dan air. Begitu pula dengan perkembangan industri
pertambangan, pertanian, peternakan, dan sebagainya yang pasti memiliki dampak
negatif terhadap kesehatan lingkungan.

Gangguan kesehatan lingkungan dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor
manusia dan alam. Kesehatan lingkungan dipengaruhi oleh faktor alam misalnya
bencana alam. Kejadian ini tentu membutuhkan perlakuan khusus yang berbeda
dengan faktor manusia. Misalnya gempa bumi, banjir ,tanah longsor, tsunami dan
sebagainya. Apabila penanganan tidak maksimal dapat mengganggu kesehatan
masyarakat dikarenakan tidak tersedianya air bersih ,bahan baku makanan tidak
tercukupi, tidak tersedianya sandang yang layak, dan sebagainya.

1. Pemanfaatan Penginderaan Jauh untuk Kajian Kesehatan Lingkungan

Dalam rangka ekologi hubungan antara kawasan permukiman dan kejadian


bencana alam dengan kualitas kesehatan lingkungan merupakan satu kesatuan
yang saling mempengaruhi. Objek permukiman dan daerah yang terkena dampak
bencana memiliki karakteristik visual yang berbeda. Misalnya kepadatan

21
permukiman, sebaran permukiman, pola dan luas ruang terbuka hijau, kerusakan
bangunan, dan tingkat aksesibilitas. Masing-masing karakter tersebut dapat
direkam dengan penginderaan jauh dengan resolusi spasial tinggi.

Perbedaan karakteristik pada kawasan permukiman dan daerah yang terkena


dampak bencana memberi pengaruh terhadap tingkat kualitas kesehatan
lingkungan. Di sisi lain, faktor ekonomi, politik, sosial dan budaya juga
berpengaruh. Pendekatan berbasis keruangan untuk analisis kegiatan lingkungan
permukiman membutuhkan data spasial yang rinci dan temporal. Sementara untuk
analisis keruangan bencana alam tidak membutuhkan penginderaan jauh yang
bersifat temporal, karena kejadian terjadi pada saat itu. Akan tetapi, data spasial
dapat bermanfaat dalam pengambilan kebijakan dan penentuan langkah
selanjutnya.

Penginderaan jauh memiliki kemampuan dalam pengendalian penyajian data


ruang penyakit menular maupun penyakit yang erat kaitannya dengan kesehatan
lingkungan pada wilayah yang memiliki karakteristik tertentu. Penginderaan jauh
sangat efektif dan efisien dalam memudahkan pekerjaan petugas kesehatan
khususnya dalam mengatasi masalah kegawatdaruratan hal ini banyak terjadi di
daerah-daerah di Indonesia, misalnya demam berdarah, tipes dan sebagainya.

Pemanfaatan penginderaan jauh dalam bidang kesehatan didorong oleh


efektivitas dan efisiensi baik dalam proses maupun dalam hasil yang diperoleh
berdasarkan informasi geografis. Pemanfaatan penginderaan jauh akan
menghemat biaya, tenaga, dan waktu dalam kajian kesehatan lingkungan. Kajian
kesehatan ini dapat menggunakan citra ALOS AVNIR-2 yang memiliki resolusi
sepasa 10 meter. Dengan resolusi yang tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi
dan menganalisis kriteria-kriteria yang telah disebutkan. ALOS AVNIR-2
diciptakan dengan tujuan untuk pemetaan tutupan lahan dan pemantauan bencana
alam di dalam lingkup regional dengan lebar liputan 70 km-1500 km. Selain
menggunakan citra ALOS kajiann kesehatan lingkungan juga dapat menggunakan
citra Ikonos.

2. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis untuk Kajian Kesehatan Lingkungan

Salah satu upaya untuk mengatasi, mengontrol, memantau kesehatan


lingkungan tersebut adalah dengan menggunakan sistem informasi geografis.

22
Menurut Sunaryo (2007: 26) SIG sebagai alat yang dapat memperlihatkan
masalah kesehatan masyarakat, terutama masalah kesehatan yang berbasis
wilayah atau area, melalui kemampuan analisis keruangan perencanaan dan
intervensi masalah kesehatan menjadi lebih spesifik dan berdasar pada wilayah
sasaran.
Kenampakan keruangan kesehatan lingkungan suatu wilayah dapat ditampilkan
berupa peta, sehingga setelah tindakan dalam pengambilan kebijakan dapat
diambil dengan tepat. Manfaat sistem informasi geografis untuk kajian kesehatan
diantaranya sebagai berikut.
a. Memberikan gambaran daerah kejadian kesehatan.
b. Penanggulangan sebaran penyakit.
c. Pemetaan pola sebaran penyakit.
d. Analisis kondisi kesehatan di suatu daerah.
e. Analisis dan pemantauan kesehatan masyarakat.
f. Pemetaan tenaga medis dan kebutuhannya.
g. Evaluasi dan pengamatan sumber daya kesehatan.
h. Analisis kebutuhan obat-obatan, dan sebagainya.

Sistem informasi geografi memiliki kemampuan melakukan analisis keruangan.


Masalah kesehatan berkaitan dengan ruang dan waktu, dapat diolah dan
dimanipulasi melalui sistem informasi geografis dengan cepat. Begitu pula dengan
identifikasi dan pemonitoran, sebaran kesehatan, serta polanya.

3. Sumber Data SIG dalam Kajian Kesehatan Lingkungan


Agar kajian kesehatan lingkungan dengan menggunakan Sig dapat menyajikan
data yang akurat, maka harus memenuhi syarat terutama dalam sumber data.
Sumber data harus akurat sehingga data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan. Sumber data dalam kajian kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kelompok diantaranya sebagai berikut

a. Data Fisik
Sumber data fisik berkaitan dengan bentang alam lingkungan.
1) Iklim.
2) Tanah.
3) Topografi.
4) Hidrologi, dan sebagainya.

23
b. Data Sosial
Sumber data sosial berkaitan dengan kondisi masyarakat misalnya sebagai
berikut.
1) Jumlah penduduk.
2) Berperan penduduk.
3) Kondisi permukiman.
4) Kondisi sanitasi.
5) Fasilitas umum.

4. Pemanfaatan Peta untuk Kajian Kesehatan Lingkungan

Peta menyajikan informasi fenomena yang ada di permukaan bumi secara


keruangan. Peta juga dapat menyajikan informasi terkait kesehatan lingkungan.
Melalui peta kesehatan lingkungan, orang yang memanfaatkan lebih mudah
menangkap informasi yang ingin disampaikan. Misalnya tingkat kekritisan
pemukiman umum di kawasan pesisir. Melalui peta tersebut pembaca merasa
mudah memahami informasi yang disampaikan seperti sebaran permukaan
kumuh, pola persebarannya, kondisi pemukiman, dan sebagainya. Bagi
pemerintah peta tersebut bermanfaat dalam mengambil kebijakan dalam
mengatasi pemukiman kumuh, seperti penentuan lokasi toilet umum, tempat
pembuangan sementara, ataupun pembangunan fasilitas umum lainnya.

Berikut beberapa manfaat peta bagi kesehatan lingkungan.

a. Peta dapat digunakan sebagai alat monitoring masalah kesehatan yang ada
di masyarakat. Pemetaan dilakukan pada kelompok masyarakat dan
cakupan wilayahnya berdasarkan status kesehatan, kebutuhan masyarakat,
jumlah penderita, dan lainnya.
b. Peta digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan resiko kesehatan di
masyarakat. Permasalahan kesehatan yang ada di setiap daerah berbeda-
beda termasuk faktor penyebab kualitas kesehatan masyarakat. Melalui
pemetaan, pengambil kebijakan dan masyarakat dapat menentukan arah
penanganan dan peningkatan kualitas kesehatan.
c. Memberikan informasi, mendidik, dan memberdayakan masyarakat
mengenai isu-isu kesehatan lingkungan. Peta menyajikan informasi
tentang kelompok masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang

24
berdasarkan daerah tertentu. Pada masyarakat yang pengetahuannya
kurang dapat dilakukan sosialisasi kesehatan lingkungan.
d. Pemetaan kesehatan lingkungan juga dapat untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah berdasarkan luasan tertentu. Kelompok masyarakat
dipetakan dengan kriteria tertentu, misalnya risiko penyakit malaria di
desa A sangat tinggi, risiko penyakit demam berdarah di desa B sedang,
dan risiko penyakit muntaber di desa C tinggi. Berdasarkan permasalahan
tersebut, dapat memberdayakan kader-kader yang dapat mendukung
penyuluhan dalam mengurangi risiko penyakit.
e. Peta kesehatan lingkungan dapat menggambarkan jangkauan pelayanan
kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dokter umum, bidan, dan mantri)
terhadap penduduk, kebutuhan minimum di suatu wilayah, jumlah
penduduk yang dapat dilayani, dan sebagainya.

25
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengembangan potensi wilayah sangat penting karena upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan penduduk karena
dapat meningkatkan pendapatan penduduk, pemerataan pembangunan,
meningkatkan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan produktivitas
wilayah daerah. Untuk merencanakan pembangunan juga harus
memperhatikan kesehatan wilayah itu sendiri, karena kesehatan
lingkungan wilayah karena kesehatan lingkungan berpengaruh terhadap
pengembang potensi wilayah.

B. SARAN
Demikian yang saya dapat penulis paparkan dari materi pengembangan
potensi wilayah dan kesehatan lingkungan . Penulis tahu bahwa tulisan ini
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail
dalam menjelaskan makalah diatas dengan jelas. Oleh karena itu mohon
untuk memberi saran yang membangun agar penulis dapat lebih baik lagi
untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
dan menjadi tambahan wawasan kita semua.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://money.kompas.com/
https://123dok.com/
https://jht.politala.ac.id/index.php/jht/article/download/12/12
http://journal2.um.ac.id/index.php/jpg/article/view/6680
https://www.researchgate.net/publication/
345810712_PENGEMBANGAN_POTENSI_WILAYAH_DI_INDONESIA_SEB
AGAI_NEGARA_MARITIM
https://repository.penerbitwidina.com/publications/553370/kesehatan-lingkungan
https://prospeku.com/artikel/tata-guna-lahan---2978
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/29/130000269/potensi-sumber-
daya-manusia-dan-upaya-pemanfaatannya
https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-sig-di-dalam-potensi-wilayah
https://www.ruangguru.com/blog/manfaat-sig-dalam-bidang-kesehatan-
lingkungan
https://www.zenius.net/blog/sumber-daya-alam-indonesia

27
LAMPIRAN

• Jalan sebagai ruang bergerak transportasi

• Jalur penerbangan domestik pesawat Garuda Indonesi

• Citra NOAA untuk melihat kondisi iklim

28
• Transportasi darat dilihat dari citra

• Analisis buffer pada SIG

• Sebaran cadangan Minyak Bumi Indonesia (2007)

29
• Kondisi Kebakaran Hutan Lahan dan Kekuatan Sumber Daya dalam Penanganan
Bencana Asap Per 2 November 2015

• Pemetaan Kawasan Konservasi

• Pengolahan peta digital SDA menggunakan SIG

30
• Kawasan Konservasi Provinsi Papua Barat

• Pemantauan sebaran lahan pertanian melalui penginderaan jauh

• Inventarisasi hutan menggunakan citra

31
• Kajian Permukiman dengan citra Ikonos

• Pemantauan perubahan lahan pertambangan melalui citra

• Permukiman Kumuh di kawasan Pesisir

32

Anda mungkin juga menyukai