Anda di halaman 1dari 31

Kebijakan Ekonomi Pada

Masa Demokrasi Liberal

Anggota Kelompok :

1. Amalia Ayu
Wahyu
2. Charis Widi
Savira

4. Putri
5. Salma

HOM
Nasionalisasi The Javansche Bank
E
Gunting Syarifudin
Gerakan Ekonomi Benteng
Gerakan Ekonomi Ali Baba
End

Nasionalisasi The Javansche Bank


LATAR BELAKANG

PADA MASA
KABINET SIAPA?

TUJUAN

SIAPA TOKOH
ATAU PENCETUS
IDENYA?

KAPAN
DILAKSANAKANN
YA?

HASIL PROGRAM
HOM
E

Adanya kesulitan keuangan di Hindia Belanda


memerlukan penertiban dan pengaturan sistem
pembayaran di Hindia Belanda. Hal ini menimbulkan
munculnya gagasan untuk mendirikan bank sirkulasi
untuk Hindia Belanda. Tepatnya menjelang
keberangkatan Komisaris Jenderal Hindia Belanda Mr.
C. T. Elout ke Hindia Belanda, pada saat upacara
penyerahan kembali Hindia Belanda dari Inggris pada
tahun 1816. Demikian juga di Batavia, Hindia Belanda,
muncul desakan kuat dari kalangan pengusaha agar
segera didirikan lembaga bank untuk memenuhi
kepentingan bisnis mereka. Terutama untuk fasilitas
pendanaan dan perdagangan luar negeri.
BACK

Adalah untuk menaikkan pendapatan dan


menurunkan biaya ekspor, serta
melakukan penghematan secara drastis.

BACK

Pada tanggal 19 Juni 1951, Kabinet Sukiman


membentuk Nasionalisasi de Javasche Bank. Kemudian
berdasarkan keputusan-keputusan pemerintah RI No.
122 dan 123, tanggal 12 Juli 1951 pemerintah
memberhentikan Dr. Houwink sebagai Presiden De
Javasche Bank dan mengangkat Syarifuddin
Prawiranegara sebagai presiden penggantinya.
Pada tanggal 15 Desember 1951 diumumkan Undangundang No. 24 tahun 1951 tentangNasionalisasi de
Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank
sentral dan bank sirkulasi.

BACK

Pada tanggal 19 Juni 1951, Kabinet


Sukiman membentuk Nasionalisasi de
Javasche Bank.

BACK

De Javasche Bank berdiri atas perintah Raja Willem I


melalui Surat Perintahnya tanggal 29 Desember 1826
sebagai tindak lanjut dari gagasan 1816. Konsepsinya
ditangani oleh J. C. Baud, Direktur Daerah Jajahan dan
Schimmelpenninck, Direktur Urusan Hindia Belanda
dari Nederlandsche Handel-Mij. Pembentukan De
Javasche Bank itu dilakukan oleh Komisaris Jenderal
Hindia Belanda, Leonard Pierre Joseph Burgraaf Du
Bus de Gisignies. Pada tanggal 11 Desember 1827
konsepsioctrooiitu diundangkan oleh Du Bus. Di
tangan Du Bus, De Javasche Bank berdiri pada tanggal
24 Januari 1828.
BACK

De Javasche Bank Menjadi Bank Indonesia

BACK

Gunting Syarifudin
LATAR BELAKANG

PADA MASA
KABINET SIAPA?

TUJUAN

SIAPA TOKOH
ATAU PENCETUS
IDENYA?

KAPAN
DILAKSANAKANN
YA?

HASIL PROGRAM
HOME

Gunting Sjafruddinadalah kebijakan moneter yang ditetapkan


olehSyafruddin Prawiranegara,Menteri Keuangandalam
Kabinet Hatta II, yang mulai berlaku pada jam 20.00 tanggal
10 Maret1950.
Menurut kebijakan itu, "uang merah" (uangNICA) dan uang
De Javasche Bankdari pecahan Rp 5 ke atas digunting menjadi dua.
Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah
dengan nilai setengah dari nilai semula sampai tanggal9 Agustus
pukul 18.00. Mulai 22 Maret sampai 16 April, bagian kiri itu harus
ditukarkan dengan uang kertas baru di bank dan tempat-tempat
yang telah ditunjuk. Lebih dari tanggal tersebut, maka bagian kiri itu
tidak berlaku lagi. Guntingan kanan dinyatakan tidak berlaku, tetapi
dapat ditukar denganobligasinegara sebesar setengah dari nilai
semula, dan akan dibayar tiga puluh tahun kemudian dengan bunga
3% setahun. "Gunting Sjafruddin" itu juga berlaku bagi simpanan di
bank. Pecahan Rp 2,50 ke bawah tidak mengalami pengguntingan,
demikian pula uang ORI (Oeang Republik Indonesia).

BACK

Kebijakan ini dibuat untuk mengatasi situasi ekonomi


Indonesiayang saat itu sedang terpuruk--utang
menumpuk, inflasi tinggi, dan harga melambung.
Dengan kebijaksanaan yang kontroversial itu,
Sjafruddin bermaksud sekali pukul menembak
beberapa sasaran: penggantian mata uang yang
bermacam-macam dengan mata uang baru,
mengurangi jumlah uang yang beredar untuk
menekan inflasi dan dengan demikian menurunkan
harga barang, dan mengisi kas pemerintah dengan
pinjaman wajib yang besarnya diperkirakan akan
mencapai Rp 1,5 miliar.
BACK

Mulai 22 Maret 1950 sampai 16 April 1950

BACK

Pada Masa Kabinet Natsir

BACK

Syafruddin Prawiranegara,
Menteri Keuangandalam
Kabinet Hatta II

BACK

Uang yang diperoleh dari adanya


gunting syarifudin tersebut
digunakan untuk pembangunan
jangka panjang, seperti
pembangunan proyek-proyek
pengangkutan jalan, jaringan,
telekomunikasi, pelabuhan,
kereta api, dan perhunungan
udara.
BACK

Gerakan Ekonomi Benteng


LATAR BELAKANG

PADA MASA
KABINET SIAPA?

TUJUAN

SIAPA TOKOH
ATAU PENCETUS
IDENYA?

KAPAN
DILAKSANAKANN
YA?

HASIL PROGRAM
HOME

Pada tahun 1950-an, ada tekanan politis yang


meningkat agar kekuasaan ekonomi diambil dari
perusahaan swasta Belanda yang masih ada di
Indonesia saat itu, demi penyelesaianRevolusi.
Namun, Indonesia masih memerlukan modan dan
keterampilan asing untuk menghasilkan
pembangunan ekonomi yang diperlukan untuk
menghadapi peningkatan jumlah penduduk.
Bulan Februari 1950, presidenSoekarnosudah
sempat menyampaikan kepada kalangan
perusahaan asing bahwa pemulihan ekonomi
Indonesia setelah selesainya Revolusi
memerlukan dikerahkannya segala sumber
modal, baik asing maupun dalam negeri. Tahun
BACK
1953 menteri KeuanganOng Eng Die
menyatakan bahwa peranan perusahaan asing

Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan


bangsa Indonesia.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah
perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam pembangunan ekonomi nasional.
Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah
perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.
Para pengusaha pribumi diharapkan secara
bertahap akan berkembang menjadi maju.

BACK

Program Benteng melewati sejumlah tahap, dengan


pengubahan dalam banyak kesempatan. Program
terutama mencakup impor, karena modal yang
diperlukan tidak terlalu besar. Lagipula, peranan
Belanda sangat terasa di bidang ini, terutama lewat
lima perusahaan niaga besar.
Pada mulanya yang ditekankan adalah barang mana
yang wajib diimpor oleh pengusaha pribumi.
Kemudian, yang dibicarakan adalah persyaratan
mengenai kelayakan memperoleh lisensi impor. Tahun
1950 sudah sempat ditentukan bahwa paling tidak
70% dari pemegangan saham perusahaan harus
dimiliki "bangsa Indonesia asli". Bulan Mei dan Juni
1953, debat mengenai penaikan persentase ini,
BACK
termasuk tuduhan diskriminasi terhadap importir
Tionghoa, berakibatkan jatuhnyaKabinet Wilopo.

Dilakukan pada masa Kabinet Natsir

BACK

Sumitro Djojohadikusumo(menteri
perdagangan)

BACK

Dampaknya adalah program ini menjadi salah satu sumber defisit


keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3
Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya
sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf
Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha
dan pedagang nasional dari golongan ekonomi lemah sehingga
masih terdapat para pengusaha pribumi sebagai produsen yang
dapat menghemat devisa dengan mengurangi volume impor.
Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700
perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari
program ini.

BACK

Gerakan Ekonomi Alibaba


LATAR BELAKANG

PADA MASA
KABINET SIAPA?

TUJUAN

SIAPA TOKOH
ATAU PENCETUS
IDENYA?

KAPAN
DILAKSANAKANN
YA?

HASIL PROGRAM
HOME

Ali digambarkan sebagai pengusahapribumisedangkan


Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi
khususnyaCina. Dengan pelaksanaan kebijakan AliBaba, pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan
latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenagatenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki
jabatan-jabatan staf. Pemerintah menyediakan kredit
dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional.
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu
bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang
ada.

BACK

Untuk memajukan pengusaha pribumi.


Agar para pengusaha pribumi bekerjasama
memajukan ekonomi nasional.
Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha
swasta nasional pribumi dalam rangka merombak
ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.
Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya
kerjasama antara pengusaha pribumi dan non
pribumi.

BACK

Pada masa pemerintahan kabinet Ali


Sastroamidjojo I (Agustus 1954 - Agustus
1955)

BACK

Dilaksanakan Pada masa pemerintahan


kabinet Ali Sastroamidjojo I

BACK

Menteri Prekonomian Mr. Iskaq


Cokrohadisuryo

BACK

Pada tahun 1953, defisit anggaran


mengalami kenaikan menjadi rp.3,047 juta
dan peredaran uang mencapai rp.7,6
miliar.

BACK

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai