Anda di halaman 1dari 15

RESENSI

Unforgettable by Winna Efendi

Judul: Unforgettable
Penulis: Winna Efendi
Editor: Rayina
Proofreader: Gita Romadhona
Penata letak: Wahyu Suwarni
Pewajah Sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Gagas Media
Tebal: viii + 172 hlm
Harga: Rp48.000
Rilis: Januari 2012 (cet. Ke-1)
ISBN: 978-979-780-541-8

Dua orang tak tersebutkan namanya dipertemukan oleh satu pandangan pertama yang
disertai sebuah senyuman singkat, di dalam kedai wine. Si perempuan adalah seorang penulis
yang melanjutkan mimpi menerbitkan buku dari cinta masa kecilnya, yang selalu terkenang
sang Ayah, tinggal berdua saja dengan kakak lelakinya dan membuka kedai wine Muse, serta
selalu bersembunyi dari hiruk pikuk dunia glamor perbukuan. Sekali pun buku-bukunya laris
di pasaran, perempuan itu menikmati menjadi tak kasatmata bagi siapa pun. Kecuali pada
lelaki itu, ia ingin dilihat oleh laki-laki itu.

Dan lelaki itu memang melihatnya. Seorang eksekutif muda yang pada suatu kesempatan
memutuskan mampir ke kedai wine Muse dan menjadi pengunjung tetap. Lelaki itu adalah
lelaki yang harus melupakan cita-cita masa kecilnya demi menjadi seorang laki-laki dewasa
yang bertanggung jawab. Maka, ia menjadi pria yang tak pernah berbagi rahasia perasaannya.
Lelaki yang harus menuruti orangtuanya untuk menjalin hubungan dengan gadis yang
dijodohkan padanya. Sampai ia bertemu dengan perempuan itu. Perempuan yang berbeda
dari perempuan kebanyakan. Perempuan tempatnya bercerita tentang segala rahasianya.

Maka dua orang yang memulai segalanya tanpa perlu mempertanyakan nama masing-masing
ini akhirnya saling berbagi rahasia diseling segelas wine tiap malamnya hingga si lelaki
beranjak dari kedai wine. Simaklah bagaimana curahan hati dua orang itu dalam novel
terbaru karya Winna Efendi bertajuk Unforgettable ini.

Kembali ke cerita. Novel ini memberikan inspirasi bagi saya yang selalu sulit mencari bahan
perbincangan. Ahh, jadi seandainya saya berjumpa kawan baru, saya bisa menyontek
beberapa topik bahasan di novel ini sebagai peletup impresi awal pertemuan. Saya terhanyut
oleh pembicaraan yang dilakukan si perempuan dan si lelaki tak bernama. Keduanya bagai
menemukan kepingan puzzle untuk melengkapi misteri masing-masing. Serupa menemukan
teman diskusi untuk membicarakan apa saja. Tanpa batas. Tanpa keraguan. Tanpa takut akan
ditertawakan atau terhinakan. Mereka menyatu dalam keterasingan. Mereka berteman karena
menemukan kenyamanan.
Seandainya saja kita sudah saling mengenal sebelumnya, mungkin ada batasan-batasan yang
membuat topik menjadi tabu untuk dibahas. (hlm. 119-120)
Tetap saja, mereka ini lelaki dan perempuan. Dan, ketika kenyamanan telah mendamaikan
hati masing-masing maka seperti kata Harry pada Sally dalam film When Harry Met Sally,
perempuan dan laki-laki tak akan pernah bisa berteman tanpa tendensi untuk saling
meletupkan api asmara. Pada akhirnya, mereka mengakuinya. Meski tak terucap jelas, hanya
terselip dalam bisikan samar, kata cinta itu pun tersampaikan pada masing-masing.

Novel ini tipis sekali, dipotong beberapa lembar kosong pembatas antar chapter, menjadikan
novel ini bisa dilahap dalam sekali duduk saja. Dan, dikarenakan banyak sekali quotes di
novel ini, saya sampai kesulitan memilih bagian mana yang paling saya suka. Semuanya
bagus. Semuanya membawa makna yang demikian dalam bagi saya. Apalagi kata di
pengujung novel ini:

Dan mereka hanyalah dua orang yang tak saling mengenal.


Kebetulan bertemu di suatu tempat, pada suatu titik waktu;
masing-masing menggenggam ujung seutas benang merah.

Mungkin yang ingin saya pertanyakan hanya adegan di halaman 105, ...mengenai kasus
yang tak kunjung selesai di kantor, keluhan yang berada di ujung lidah, dan Zinfandel yang
entah mengapa terasa terlalu pahit,... di sini, saya merasa ini bagian dari pemikiran/situasi si
lelaki. Nah, seharusnya wine yang diminum si lelaki itu jenis Cabernet, sedangkan Zinfandel
adalah minuman si perempuan. Apa lagi, tak ada keterangan bahwa si lelaki meminta
mencicip Zinfandel atau mengganti minumannya karena di bagian selanjutnya si lelaki tetap
menyesap gelas wine jenis Cabernet. Hanya minor dan sekadar penasaran saja sih. Dan kata
teracuhkan di halaman 145 mungkin seharusnya tak teracuhkan yang berarti
terabaikan, jika dikaitkan dengan konteks kalimatnya.

Overall, saya suka novel ini. Berharap sih novelnya lebih tebal sehingga cerita memiliki plot
yang lebih kaya. Oh, jangan khawatir, di pengujung cerita, akhirnya akan diungkap siapa
nama kedua tokoh kita yang tercinta ini. Jadi, bacalah hingga akhir.
Resensi Novel: Dilan, Dia Adalah Dilanku Tahun 1990

Judul : Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990


Penulis : Pidi Baiq
Penerbit : Mizan
Genre : Romance
Tebal : 332 Halaman
ISBN : 978-602-7870-41-3

Ga tau kenapa milih novel ini buat di resensi. Suka aja sama alur, sudut pandang, dan gaya
penulisnya. Sebenarnya novel ini punya lanjutan dengan judul yang sangat mirip sekali,
Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1991. Tapi aku bakal ngasih resensi dari sudut pandangku
untuk yang novel pertama saja. Aku kurang suka yang kedua, mungkin karena endingnya
yang ga bahagia *nangis sambil meluk guling. Yuk lanjut pir.... *ehhh.

Awalnya tau novel ini beberapa bulan yang lalu, terpampang di salah satu website yang jual
buku online. Tapi ga terlalu ngeh karena aku pikir pasti cerita anak SMA yang gitu-gitu aja,
ketahuan dari covernya. Ya, aku tau sih ada istilah don't judge a book by its cover. Tapi yah
namanya manusia, pasti suka lupa kalo ada istilah kaya gitu. Jadi tanpa rasa penasaran aku
memilih buku lain tanpa memperdulikan si Dilan. Sampai suatu hari aku pergi ke Toko Buku
dan melihat si Dilan bertengger di bagian New Books.

Baca sekilas judulnya. Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990. Well, judul yang menurutku
agak ga biasa. Disebelahnya ada lagi pasangannya dengan judul yang hanya berbeda 1, Dilan,
Dia adalah Dilanku tahun 1991. Jadi ini semacam bersambung tahun gitu. Liat
penulisnya...Pidi Baiq. Jujur aku ga tau siapa itu Pidi Baiq karena belum pernah kenalan (tapi
setelah membaca novelnya aku akhirnya stalking si Dia *Duilehhh). Sampai pada akhirnya
aku lihat bagian belakang novel Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990.

"Milea, kamu cantik, tapi aku belum mencintaimu. Enggak tahu kalau sore. Tunggu aja."
(Dilan 1990)

"Milea, jangan pernah bilang ke aku ada yang menyakitimu, nanti, besoknya, orang itu akan
hilang." (Dilan 1990)

What? Apa ini? Siapa sih Dilan ini. Asli deh penasaran. tanpa mikir langsung ambil si Dilan.
Langsung dua-duanya aku ambil karena aku takut nanti rasa penasaranku ga terpuaskan kalau
cuma baca satu buku. Lupakan komik-komik yang awalnya mau dibeli. Mari nikmati si
Dilan. Begitu selesai bayar langsung cabut pulang, langsung baca.
Karena aku begitu kalap, malam itu langsung dua-duanya aku tamatkan. Baca buku yang
pertama sambil ketawa-ketawa ga jelas. Begitu selesai yang pertama, penasaran lanjutannya.
Langsung gasak yang kedua walaupun ending yang kedua ga seperti yang aku harapkan.
Well, hidup itu memang ga selamanya happy ending guys. Hidup? Lagian ini kan cuma novel.
Iya novel dari kisah nyata *seketika pengen ketemu Dilan.

Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990 bercerita tentang kehidupan seorang gadis bernama
Milea Adnan Hussain. Dia adalah putri seorang prajurit AD. Pada tahun 1990 Milea dan
keluarganya pindah dari Jakarta ke Bandung karena ayahnya dipindah tugaskan. Di Bandung
Milea melanjutkan sekolahnya di sebuah SMA Negeri. Di sekolah inilah awal mula Milea
bertemu dengan sosok Dilan yang meramalnya di awal pertemuan. Sejak itu Milea penasaran
dengan Dilan. Milea akhirnya tahu Dilan itu siswa yang suka bolos, sering dipanggil guru
BP, dan anggota geng motor. Tapi perlakuan dan perhatian yang tak pernah terduga dari Dilan
membuat Milea jatuh hati (jangankan Milea, aku loh yo pengen punya orang yang perhatian
kaya Dilan *ngarep). Kemudian...ya begitulah mereka berpacaran pada akhirnya.

Aku...dan mungkin hampir semua perempaun yang baca novel ini pasti jatuh cinta pada
Dilan. Gemana ga coba, perhatiannya itu loh ga biasa banget. Contohnya waktu Milea sakit,
dikirim tukang urut. Waktu ulang tahun, dikasi kado TTS yang udah diisi semua biar Milea
ga harus pusing mengisi. Konyol, tapi itulah Dilan. Dilan sangat menyayangi Milea dan ga
suka ada orang yang menyakiti Milea. Dilan itu mengajarkan pada kita untuk selalu jadi diri
sendiri. Dan Milea, mengajarkan bagaimana kita tetap mencintai orang yang kita cintai apa
adanya. Milea tetap mencintai Dilan, sekalipun orang-orang banyak memberi kesan buruk
pada Dilan.

Suasana kota Bandung juga tergambar dengan jelas di Novel ini. Gaya pacaran yang tahun
90an banget diwakilkan oleh sosok Dilan dan Milea. Semua di racik dengan pas, terbungkus
dalam sebuah novel yang keren banget. Buat penulis, aku sekarang jadi salah satu fansmu
kang Pidi Baiq. Gaya penulisan yang nyeleneh, kocak, santai tapi ngena banget di hati.
Sukaaaaaaaaa. Buat yang ga suka novel-novel berat atau yang lagi nyoba buat suka baca,
coba deh baca novel ini. Dijamin (walaupun aku ga jamin 100% sih) suka. Ya kalau ga suka
coba aja buat suka. Asal jangan kepaksa aja yah *lohhhh.
GIBRAN - PROSA KEHIDUPAN

Penerbit: Selasar Publishing Surabaya


Tebal: viii + 140 halaman

Buku ini merupakan buku kumpulan prosa Kahlil Gibran yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia. Dalam buku kumpulan prosa ini terdapat 31 puisi yang mengangkat
tema tentang kehidupan. Dalam kehidupan ini tentu ada problema-problema yang terjadi,
problema tersebut merupakan bumbu-bumbu yang diracik sedemikian rupa agar menjadi
suatu masakan yang lezat. Polemik yang diceritakan mengulas pada masalah sosial, spiritual
dan kepribadian manusia. Gibran menuliskan dengan alur yang pas dan menjurus dengan
temanya.
Pada puisi berjudul Kesendirian dan Keterasingan menggambarkan tentang harta,
kemewahan dan kekuasaan. Setiap bait yang di tuliskannya tersimpan maksud dan makna-
makna tersirat. Bahwa kehidupan adalah suatu keadaan yang harus dijalani dan harus
dihadapi, apapun yang terjadi. Harta, kemewahan dan kekuasaan tidak akan membawa
kehidupan yang bahagia, melainkan hanya akan membawa pada kehancuran diri apabila tidak
dapat mengatasinya. Kesendirian yang digambarkan oleh Gibran dapat terlihat pada cuplikan
___aku melihat dirimu yang terpencil berdiri di samping mahkotamu, menderita di dalam
keterasingan dan gemetar di dalam kesepiannya. (Hal 3). Melambangkan bahwa kekuasaan
bukanlah sesuatu yang kekal. Hidup dalam kekuasaan namun sepi tanpa teman, tidakkah itu
sangat menyedihkan? Mempunyai segalanya namun tak memiliki kebahagiaan yang
diinginkan.
Pada puisi lain yang berjudul Lautan Lepas masih juga mengisahkan tentang
kemewahan, keserakahan dan materi. Namun, dalam puisi ini Gibran menuliskan sisi lain
yang lebih manusiawi. Gibran menggambarkan orang yang bekerja keras, orang yang suka
member dan orang yang kikir. Ini tentu sifat dan sikap yang dimiliki oleh manusia, namun
Gibran dapat membungkus dengan bahasa yang apik dan majas yang mudah. Tidak berbelit
dan ringan.
Lain lagi dengan puisi Tawa dan Tangis yang di gambarkan sebagai cinta dan uang.
Pada puisi ini, Gibran menggambarkan polemik percintaan yang dibungkus dengan situasi
sosial ekonomi. Bahwa cinta yang hanya karena uang adalah bentuk cinta yang tidak tulus.
Pada puisi Alam dan Manusia digambarkan dengan begitu jelas dengan kondisi sosial yang
sebenarnya. Manusia dan alam. Bahwa manusia sebagai penggerak kehidupan, sedang alam
adalah sebagai fasilitas yang di peruntukkan bagi manusia. Kejadian bencana alam,
kerusakan dan sebagainya merupakan kondisi dimana manusia dengan tak sadar menjadi
penyebabnya. Dalam Puisi Elang dan Pipit menggambarkan tentang kesombongan burung
elang yang merasa derajadnya lebih tinggi dari burung pipit.
Gibran dapat menciptakan suasana kehidupan dengan kondisi yang kompleks,
membedakannya menjadi beragam dan membungkusnya dengan polemik yang berbeda
namun tetap mengarah pada maksudnya. Kehidupan itu ada masa lalu dan ada masa depan.
Masa lalu dapat dijadikan sebagai pelajaran di masa depan. Sedangkan masa depan sebagai
sesuatu yang spesial dan kejutan yang terjadi begitu saja tanpa kita tahu sebelumnya.
Kehidupan merupakan perjalanan panjang yang harus kita lalui untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan dan menjadikan kesalahan sebagai pembenar, lika-liku itu pasti ada, kekuasaan,
harta, kemewahan bukanlah sesuatu yang kekal, tetapi hanya sebagai penghias yang takkan
pernah dibawa mati. Tidak ada gunanya menjadikannya sebagai pokok terpenting dalam
kehidupan, karena yang paling penting adalah amal dan perbuatan yang dipertanyakan saat
kelak diakhirat.
Resensi Novel "First Love Forever Love"

Judul : First Love Forever Love


Penulis : Shu Yi
Cetakan /Waktu Terbit : VII/Agustus 2011
Nama Penerbit : Serambi Ilmu Semesta
Jumlah Halaman : 550 halaman

Novel yang berjudul First Love Forever Love meupakan hasil karangan seorang
penulis dari Hongkong bernama Shu Yi. Shu Yi lahir di Shanghai pada tahun 1946, dan
sekarang beliau tinggal di kota Ningbo, Zhejiang. Shu yi merupakan anak kedua dari enam
bersaudara. Beliau memiliki nama kesayangan A-mei dan selain itu kedua adiknya
memanggilnya dengan sebutan Xiao Mei Tao. Shu Yi pindah dari Shanghai ke Hongkong
dengan adiknya pada saat beliau berusia lima tahun. Setelah lulus dari Kiangsu dan Chekiang
TK dan Nursery, Shu Yi belajar di Sir Ellis Kadoorie (Sookunpo) Sekolah Dasar, dan
kemudian melanjutkan di Tung Sekolah Teknik Ho untuk perempuan ( kemudian dikenal
sebagai Hotung Sekolah Menengah). Pada tahun 1964, Shu Yi telah menyelesaikan studi di
sekolah menengahnya, dan kepala sekolah memberikan komentar bahwa Shu Yi adalah anak
yang agak rajin, sensitif, emosional. Akibatnya ibunya mengganti namanya dengan nama Ni
Rong yang secara harafiah memiliki arti untuk mentolelir dengan harapan Shu Yi menjadi
lebih tenang dan murah hati. Karirnya dalam menulisnya adalah pada saat usia 17 tahun
setelah lulus sekolah menengahnya dia menjadi jurnalis dan menulis karyanya berjudul
Ming Pao. Ketika berusia 27 tahun, dia pergi ke Manchester untuk mempelajari Hotel
Management. Dia telah bekerja di staff Departemen pengawas sebuah hotel di Taiwan (1977),
manager di Furama Hotel di central Hongkong ( 1978), seorang pejabat tinggi dari
Departemen Layanan Informasi di Hongkong, penulis skenario. Sekarang Shu Yi telah
bermigrasi ke Kanada, melanjutnya karier tulisannya. Novelnya terutama novel roman diatur
dalam zaman modern Hongkong, dan dia juga seorang penulis esai.

Jika saat itu aku punya keberanian,


Cinta kita pasti takkan berakhir seperti ini,
Jika saat itu kamu gigih, kisah kita
pasti tak akan menjadi begini.

Cinta pertama telah menorehkan luka di hatiku.


Menyisakan malam-malam penuh derai air mata,
Mengingatkanku selalu kepada, pada cinta kita...

Kita sering tak mengerti apakah yang dinamakan cinta


Dulu aku selalu berpikir cinta bisa melampaui segalanya
Saat itu aku tak tahu ternyata ada kekuatan lain yang disebut takdir
Kita tak bisa melakukan apapun untuk mengubahnya dan hanya bisa
menerimanya..

Dalam novel ini menceritakan perjalanan cinta pertama seorang gadis China bernama
Zhao Mei. Zhao Mei melanjutkan kuliahnya di Ukraina tepatnya di Odessa. Zhao Mei adalah
seorang mahasiswi Sekolah Musik negeri Odessa. Di Odessa Zhao Mei tinggal besama
temannya bernama Peng Weiwei. Zhao Mei berkenalan dengan seorang polisi Ukraina
bernama Andrei berawal dari visa Zhao Mei yang hampir habis masa berlakunya. Peng
Weiwei membantu Zhao Mei memperpanjang visanya lewat kekasihnya bernama Sun Jiayu.
Ini adalah awal perkenalan antara Zhao Mei dengan Sun Jiayu. Banyak masalah yang muncul
antara Peng Wewei dengan Sun Jiayu yang memyebabkan mereka putus. Zhao Mei dan Sun
Jiayu mulai dekat, mereka berdua saling bertemu dan saling suka, namun mereka tidak
pernah mengungkapkan perasaan masing-masing. Sun Jiayu adalah seorang kriminal
penyelundupan barang-barang yang masuk Ukraina. Zhao Mei belajar piano dengan teman
Sun Jiayu bernama Nina. Bahagia, menderita tangis, tawa terus dilalui oleh Zhao Mei dan
Sun Jiayu. Zhao Mei dulu adalah seorang gadis yang polos, semenjak bertemu dan dekat
denga Sun Jiayu dia berubah menjadi gadis yang berbeda dengan sifat yang dulu. Sun Jiayu
melarang Zhao Mei bertemu dengan Andrei karena Sun Jiayu adalah seorang buronan. Sun
Jiayu mengalami kecelakaan dan meminta Zhao Mei tinggal bersamanya, in membuat
persahabatan Zhao Mei dan Peng Weiwei menjadi tidak baik.
Ibu Zhao Mei menderita sakit gagal ginjal dan Zhao Mei harus kembali ke China.
Pada saat berada di China Zhao Mei dibantu oleh sahabat Sun Jiayu bernama Cheng Ruimin.
Pada saat berada di China, Zhao Mei mendapat kabar Peng Weiwei telah meninggal karena
bunuh diri. Setelah sekembalinya ke Ukraina, keadaan semakin buruk, banyak masalah yang
terjadi pada Sun Jiayu. Sun Jiayu mendapat ancaman dari musuh dan ditangkap polisi
Ukraina karena telah terbukti melakukan kriminal pembunuhan dan penyelunduppan barang-
barang ilegal. Inilah masa hancurnya Sun Jiayu, namun Zhao Mei tetap ada buat Sun Jiayu
dan berusaha mengeluarkan Sun Jiayu dari dalam penjara. Pada saatdi penjara Sun Jiayu
sedang menderita sakit dan semua orang tidak diperbolehkan untuk bertemu dengannya.
Keputus asaan Zhao Mei mulai muncul, dan dia beranggapan bahwa Ukraina adalah
bukan tempat yang cocok untuknya. Zhao Mei memutuskan kembali ke negara asalnya.
Zhao Mei melanjutkan studinya di Akademi Musik Vienna. Pada suatu saat Zhao Mei
menemukan sebuah pengumuman bahwa dirinya dicari oleh seseorang, dan apabila
menemukan yang bersangkutan untuk segera menghubungi Cheng Ruimin. Dan ternyata Sun
Jiayu telah meninggal karena penyakit kanker lambung. Zhao Mei selamanya tida pernah
bertemu kembali dengan Sun Jiayu, dan cinta pertama Zhao Mei harus berakhir dengan kisah
yang menyedihkan.
Kekurangan dan kelebihan Novel First Love Forever Love
Segala bentuk karangan sastra, buku, dan lain sebagainya pasti memiliki kelebihan
dan kekurangan. Dari kelebihan dan kekurangan akan menimbulkan kritik bagi pembacanya.
Kritikan ini akan menjadikan suatu karangan, buku, dan lainnya menjadi lebih baik dari yang
sebelumnya.
Dari segi fisik novel ini memiliki kelebihan covernya menarik dengan tulisan judul
huruf timbul dan dalam cover ada sesosok perempuan yang cantik, pantai, dan pepohonan.
Huruf yang digunakan sudah cukup jelas untuk di baca, dengan jenis huruf dan ukuran yang
standart. Kekurangan dari novel ini adalah jenis kertasnya menggunakan kertas buram
sehingga mudah sobek dan gampang lecek. Penulisan nomor halaman pun tidak
menggunakan ketikan melainkan tulisan tangan yang menghasilkan kurangnya keserasian
antara isi novel dengan halaman nomor.
Isi dari novel ini sangat menarik, banyak kisah-kisah yang menegangkan dalam
ceritanya misalnya pada saat Sun Jiayu dan Zhao Mei terjebak dalam hutan yang pada saat itu
terjadi badai salju dan mereka hampir mati. Cerita novel ini juga memberikan manfaat bagi
pembacanya bahwa sebagai pasangan kita harus setia terhadapnya, apapun yang terjadi pada
pasangan kita dan saling membantu. Dalam kisahnya Zhao Mei tetap berusaha membantu
Sun Jiayu pada saat keterpurukannya, Zhao Mei tidak meninggalkan Sun Jiayu. Bahasanya
mudah dipahami, dan dengan alur maju yang memudahkan pembaca untuk mengerti maksud
dari isi ceritanya. Pengarang sangat berpengalaman sekali pada kisah-kisah cinta yang
romantis, karena dalam isi cerita banyak nuansa humoris, sedih, dan bahagia, pengemasannya
pun sangat bagus. Pada akhir ceritanya kurang menarik karena kisahnya lansung putus
ditengah jalan, tanpa ada lanjutan cerita yang merujuk ke akhir cerita. Dalam ceritanya
setelah kembali Zhao Mei ke China tidak ada cerita apa yang dilakukan Zhao mei, dan
selanjutnya kisah Sun Jiayutidak di ceritakan. Ceritanya langsung ditutup dengan
pengumuman yang mencari Zhao Mei dan Sun Jiayu telah meninggal.
Novel ini walaupun ada kekurangannya, namun banyak kelebihanya dan merupakan
novel terlaris hingga mengalami tujuh kali percetakan. Novel indah ini yang berkisah tentang
cinta pertama yang romantisini dipersembahkan kepada mereka yang meyakini kekuatan
cinta. Orang-orang yang memiliki cinta, belum bisa memahami kekuatan cinta sebelum
membaca novel ini. Kisah cinta pertama yang abadi untuk selamanya.
LETTER TO MY DAUGHTER

Penerbit : Gagas Media

Perjalanan hidup seseorang memang beragam dan penuh warna. Begitu pun dengan
perjalanan hidup seorang Maya Angelouseorang wanita Afrika-Amerika yang namanya
cukup terkenal di dunia sastra.

Kehidupan telah mengajarkan banyak pelajaran berharga pada Maya. Perceraian


kedua orangtuanya, melahirkan seorang anak laki-laki di usia yang sangat muda, menjadi
orangtua tunggal bagi putranya, dan bekerja keras demi menafkahi putranya menjadi bagian
tak terpisahkan dari Maya.

Apa yang Maya rasakan, alami, dan jalani sangatlah tidak mudah. Sebagian masa
kecil Maya, ia habiskan bersama sang nenek. Beruntung bagi Maya, karena ia memiliki
seorang nenek yang sangat bijak dalam membesarkan cucunya.

Dari sang nenek pulalah, Maya mewariskan banyak pelajaran berharga yang
terangkum dalam sebuah buku berjudul Letter to My Daughter. Sebuah buku yang ditujukan
bagi ribuan anak perempuan di seluruh penjuru dunia.

Buku yang diterbitkan di Indonesia oleh GagasMedia ini berisi kumpulan prosa dan
puisi dari penggalan kehidupan Maya Angelou. Tulisan-tulisan Maya memuat kebijaksanaan
sang Nenek yang berperan besar dalam pembentukkan dirinya, kisah kekerasan dalam
hubungan yang pernah dikecapnya, cerita tentang bagaimana ia bisa membuka diri pada Ibu
yang sebelumnya tak pernah dekat dengannya, serta pandangan Maya terhadap diskriminasi
ras yang terjadi semasa hidupnya.

Perjalanan Maya dalam mencari makna kehidupan begitu mengharukan, menyentuh


hati, dan sarat akan pembelajaran. Setiap pengalamannya yang sarat nilai disampaikan secara
autentik dan menjadi inspirasi tidak hanya bagi para perempuan muda, tetapi bagi kita semua.
Resensi Buku Sayap-Sayap Patah by Kahlil Gibran

Judul buku : Sayap-sayap patah


Pengarang : Khalil Gibran
Penerjemah : M.Ruslan Shiddieq dari The Broken Wing
Penerbit : PT. Dunia Pustaka Jaya
Tebal buku : 155 hal + XXV pendahuluan referensi
Cetakan pertama : tahun 1986
Cinta adalah salah satu anugrah yang tak ternilai harganya. Tanpa adanya cinta hidup
terasa hampa. Oleh sebab itu jagalah cinta dengan kesetiaan, kejujuran, dan saling dapat
menjaga hati jangan sampai ternoda hanya untuk kepuasan diri semata yang akan menyesal
pada akhirnya.
Ungkapan itulah yang menjadi dasar ditulisnya novel "Sayap-sayap patah" oleh Khalil
Gibran, penyair, filosof dan pelukis yang berasal dari Lebanon ini. Sayap-sayap patah ini
merupakan karya Khalil Gibran yang di nilai sangat indah yang mengisahkan nasib yang
mematahkan sayap-sayap cinta Gibran pada seorang gadis Lebanon bernama Seima Karamu.
Buku sayap-sayap patah ini ceritanya diawali perkenalan seorang laki-laki baya yang
sangat kaya raya di tanah Lebanon ini. Dari cerita-ceritanya dan juga pengenalan Gibran di
ketahuilah, bahwa laki-laki itu bernama Fahris Effendi, yang ternyata adalah teman karib
ayah Khalil Gibran pada semasa mudanya.
Perkenalan mereka tidak hanya sampai di sini saja, setiap ada waktu yang luang
Gibran sering mengunjungi ke rumah Faris. Dan di awali dari semua itu , kenallah dia dengan
anak Farris bernama Seima Karamu. Karena saling bertemu dan bertukar fikiran antara
Gibran dan Seima , akhirnya tumbuhlah bunga cinta antara keduanya . Akan tetapi takdir
lebih kuasa , cinta keduanya haruslah patah karena pendeta di Lebanon meminang Seima
untuk keponakannya yang bernama Mansur Bey Galib. Tetapi pilihan pendeta pada Seima
bukan karena kecantikannya dan jiwanya yang agung, namun semata-mata hanya karena
harta ayahnya .
Perkawinan adalah merupakan masa paling bahagia yang di alami bagi keluarga
mempelainya. Tetapi tidak bagi farris dan Seima, perkawinan Seima dan Mansur membuat
kepedihan Seima semakin mendalam. Mansur adalah seorang laki-laki yang suka
melampiaskan seksualnya dengan wanita belian dan tiada hari tanpa menyiksa dan
meremukkan hati Seima. Karena penderitaan bertubi-tubi, akhirnya terhapuslah semua duka
lara Seima oleh sang maut yang menhemput ajalnya.
Nah,dalam buku sayap-sayap patah ini, Gibran menggambarkan cinta dan ketulusan
hati takkan pernah sirna oleh apapun dan cinta adalah tunas pesona jiwa . Sungguh banyak
hikmah yang dapat diambil dari buku Khalil Gibran ini. Kesimpulannya bahwa cinta akan
lebih kuat seperti benteng yang kokoh dan gagah yang menghadang serangan serdadu yang
bersenjatakan lengkap.
RESENSI NOVEL KEBOHONGAN MULIA IBU

1) Judul Buku : Kebohongan mulia ibu


2) Pengarang : aster putih
3) Penerbit : rumah oranye
4) Cetakan keberapa? Bulan dan tahunnya?: cetakan ke satu , oktober-2013
5) Ciri-ciri fisik sampul depannya :
Sampul berwarna merah
Bergambar tas dan teselip sebuah kertas yang terselipkan di tas merah yang
bertuliskan aku akan berusaha tampil sebaik mungkin, menutupi semua
deritaku agar anak-anakku tidak ikut larut dalam duka yang ada, aku ingin
selalu terlihat baik-baik saja, kapanpun,dimanapun !
Tulisan sampul judul novel berwarna putih dan merah jambu.
6) Ketebalan novel : 200
7) Tema : dia ingin selalu terlihat baik-baik saja, kapanpun dimanapun. Karena dia
adalah malaikat tidak bersayap yang kita panggil IBU
8) Alur : maju dan mundur
9) Ringkasan cerita : Seorang ibu adalah malaikat tidak bersayap bagi anaknya.
Dia selalu ingin jadi pelindung dan pengayom sang anak apapun akan
dilakukannya demi kenyamanan dan kebahagiaan hidup semua anaknya, meski
harus berbohong , itu dilakukan semata dia tidak ingin kesulitan, kesusahan dan
deritanya diketahui sang anak. Seorang ibu tidak ingin anaknya terlihat sedih
dan cemas akan hidupnya. Dia akan berusaha tampil sebaik mungkin, menutupi
semua derita agar anaknya tidak ikut larut dalam duka yang ada. Dia ingin selalu
terlihat baik-baik saja, kapanpun, dimanapun ! kehidupan harus terus berjalan
seorang ibu senantiasa menanmkan sifat optimis kepada jiwa anak-anaknya
siapun dia !
10) tokoh dan karakter :
* ibu : yang selalu sabar
* nina : yang selalu gampang marah atau emosional
11) latar tempat dan situasi :
* Latar tempat : di sekolah , jalan besar di depan kompleks , rumah sakit
* Latar situasi : seorang wanita (ibu) dan anaknya yang ditinggalkan oleh
seorang kepala rumah tangga untuk selamanya dan sekarang wanita (ibu)
yang harus menggantikan posisinya yang mencari uang untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya bersama anaknya .
12) Amanat : banyak kebohongan kecil ibu yang buat menutupi kelemahannya,
kesakitannya banyak juga perjuangan ibu yang tidak tampak sama sekali dimata
anaknya. Dia hanya ingin memberi tak harap kembali tak butuh penghargaan
untuk semua pengorbanan. Karena seorang ibu selalu tulus untuk anaknya .
13) keunggulan : novel ini memiliki cerita yang menarik dan kompleks. Membuat
pembaca ingin terus membacanya dan merenungi banyak pengorbanan ibu yan
terkadang tidak kita sadari.
14) kelemahan : kelemahan ada pada karakter nina yang emosional yang
terkadang memarahi ibunya, menurut saya tidak sepantasnya seorang anak
membentak ibunya sendiri .
15) kesan: setelaah saya membaca novel ini banyak sekali yang harus saya
perbaiki dari sikap saya terkadang saya tidak sadar akan perjuangan seorang
ibu, tapi buku ini yang membuat saya sadar akan sisi belakang seorang ibu.

Anda mungkin juga menyukai