Anda di halaman 1dari 29

PROPOSAL PENELITIAN

MANAJEMEN KINERJA PROGRAM BANDUG LANCAR


2031 KOTA BANDUNG
(Studi Kasus : Pembangunan Jalan Layang (flyover) Jalan Jakarta – Jalan
Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Oleh Pemerintah Kota
Bandung)

Disusun Oleh :
Mooch Jhody Al-Ghany

USULAN PENELITIAN

Disusun untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ilmu Administrasi Publik

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


UNIVERSITAS SUBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya saya dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat
serta salam semoga selalu tercurah limpah kepada Rasulullah SAW yang
merupakan seorang tokoh tauladan dalam kehidupan. Proposal yang saya tulis ini
berjudul “Manajemen Kinerja Program Bandung Lancar 2031 Kota Bandung
(Studi Kasus : Pembangunan Jalan Layang (flyover) Jalan Jakarta – Jalan
Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Oleh Pemerintah Kota
Bandung)”. Semoga semuanya selalu berada dalam lindungan Allah SWT. Saya
menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan proposal ini.

Subang, 21 Oktober 2021

Moch Jhody Al Ghany

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR......................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian...........................................

1.4 Kegunaan penelitian...............................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis........................................................................

2.1.1 Pengertian Manajemen................................................

2.1.2 Pengertian Kinerja......................................................

2.1.3 Pengertian Manajemen Kinerja...................................

2.1.4 Sistem dan Siklus Manajemen Kinerja.......................

2.2 Kerangka Pemikiran...............................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Metode...........................................................................

3.4 Teknik Pengumpulan Data.....................................................

3.6 Analisis Data...........................................................................

ii
3.7 Lokasi penelitian.....................................................................

3.8 Jadwal Penelitian....................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rencana Jadwal dan Aktifitas Peneitian...........................................

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Manajemen Kinerja...........................................................

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen merupakan ilmu dalam pengorganisasian seperti menyusun

perencanaan, membangun organisasi beserta pengorganisasiannya, pergerakan

dan pengendalian atau pengawasan. Namun dalam menjalankan suatu organisasi

juga perlu diperhatikan kinerjanya, kinerja dalam hal ini yaitu hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang atau organisasi secara keseluruhan selama periode tertentu

dalam melaksanakan tugas yang dibandingkan dengan kemungkinan seperti

standar hasil kerja, target atau sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya serta

telah disepakati bersama. Maka dari itu manajemen dengan kinerja dalam sebuah

organisasi tidak dapat dipisahkan, karena dalam organisasi dibutuhkan

perencanaan serta apa yang akan dicapai. Manajemen kinerja merupakan proses

yang sistematis yang dimana organisasi melibatkan peran para anggota organisasi

untuk mencapai misi dan juga tujuan organisasinya. Jadi manajemen kinerja

merupakan sebuh aktivitas untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah

dicapai dengan menggunakan cara – cara yang efektif dan efisien. Salah satu

contoh dapat diterapkannya suatu manajemen kinerja yaitu misalnya pemerintah

mengeluarkan kebijakan atau peraturan – peraturan atau sebuah program dengan

sasaran atau tujuan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

Permasalahan kemacetan merupakan permasalahan umum yang sering kita

temui dalam kehidupan sehari-hari. Kemacetan itu sendiri merupakan suatu

1
2

kondisi dimana tersendat hingga berhentinya arus lalu lintas. Kemacetan ini

umumnya disebabkan oleh menumpuknya jumlah kendaraan yang telah melebihi

kapasitas yang sudah disediakan di jalan. Maka dari itu kemacetan sering kita

temukan dalam kota-kota besar di Indonesia yang jumlah penduduknya tinggi atau

padat, sehingga memungkinkan jumlah pemilik kendaraan pun ikut bertambah.

Kemacetan ini juga dapat diperparah jika kota tersebut tidak memiliki sistem lalu

lintas yang baik.

Kemacetan di Indonesia disebabkan oleh jumlah peningkatan kendaraan

bermotor dan penduduk yang sangat signifikan.

Terkait peningkatan jumlah penduduk dengan peningkatan jumlah

kendaraan bermotor di Indonesia, kemacetan di Indonesia seringkali kita temui

terutama pada kota-kota besar. Kemacetan lalu lintas ini akan memberikan

dampak berupa kerugian dalam waktu dikarenakan perjalanan yang membutuhkan

waktu lebih lama dengan berjalan dikecepatan yang rendah, dengan begitu juga

kendaraan bermotor akan membutuhkan bahan bakar lebih tinggi. Selain itu,

kemacetan dapat meningkatkan rasa stres bagi pengguna jalan karena lajunya

yang lambat namun kegiatan masyarakat harus terus berjalan. Serta kemacetan

juga dapat memperburuk polusi udara. Dengan begitu kemacetan dapat

memberikan rasa tidak nyaman bagi pengguna jalan atau masyarakat.

Salah satu contoh kota besar yang mengalami kemacetan adalah Kota

Bandung. Kota Bandung merupakan kota termacet se –Indonesia berdasarkan

survei Asian Development Bank (ADB) pada tahun 2019. Di Asia, Kota Bandung

berada pada urutan ke 14 kota termacet. Sementara itu Jakarta berada diurutan ke
3

17.1 Kota Bandung merupakan sebuah kota metropolitan yang berkembang cukup

cepat (Metropolitan Bandung Raya), yang juga merupakan kota metropolitan

terbesar di Provinsi Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut.

Keadaan penduduk Kota Bandung saat ini sudah semakin sesak oleh penduduk

dan juga pendatang dan juga jumlah kendaraan bermotor, sehingga mempengaruhi

keadaan lalu lintas di Kota Bandung yaitu kemacetan. Berdasarkan data Badan

Pusat Statistik Kota Bandung, Kota Bandung memiliki luas wilayah 167,67 km

persegi dengan jumlah penduduk yang mencapai 2,5 juta jiwa pada tahun 2018.

Dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun mencapai 0,47 persen dan tingkat

kepadatan penduduk yang mencapai 14.932 jiwa/km persegi.

Pemerintah Kota Bandung mencari cara untuk mengatasi kemacetan

tersebut, yaitu salah satunya dengan cara malakukan peningkatan prasarana atau

infrastruktur transportasi dalam konsep Bandung Lancar 2031” (Bandung Better

Urban Mobility 2031). Konsep tersebut diterapkan sebagai program dalam

pengentasan kemacetan Kota Bandung sejak tahun 2015. Diperkuatnya struktur

jaringan di Kota Bandung yaitu dengan cara meningkatkan kapasitas jaringan

jalan Kota Bandung, peningkatan kapasitas itu dapat dilakukan dengan

pembangunan jalan baru, pelebaran jalan (capacity expansion), pemeliharaan

jalan/perbaikan jalan, perbaikan hierarki jalan (pelengkapan pola jaringan jalan

dan sinkronisasi kapasitas/road condition), serta pembangunan flyover/underpass

pada persimpangan-persimpangan jalan yang sering mengalami kemacetan lalu

lintas.2

2
4

Mengenai peningkatan kapasitas jaringan Kota Bandung dalam menangani

kemacetan dalam kota, saya akan membahas mengenai pembangunan flyover pada

persimpangan jalan yang seringkali mengalami kemacetan yaitu Jalan Layang

(flyover) Jalan Jakarta – Jalan Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi

Oleh Pemerintah Kota Bandung melalui analisis manajemen kinerja.

Pembangunan jalan layang ini ditempatkan pada persimpangan jalan tersebut yang

menghubungkan dua ruas jalan yang seringkali mengalami kemacetan.

Pemerintah Kota Bandung melakukan kerjasama dengan Pemerintah Provinsi

Jawa Barat, untuk melakukan pembangunan jalan layang (flyover) ini sekaligus.

Pembangunan jalan layang (flyover) ini dilakukan pada bulan September hari

Selasa tanggal 3 tahun 2019, yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan

Kamil. Pihak Dinas Mina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa

Barat memberikan sebuah informasi bahwa pembangunan jalan layang (flyover)

ini panjang totalnya akan mencapai meter 500 meter, jembatanya sepanjang 40,9

meter, lebarnya 9 meter dan akan melalui dua tahap, yaitu pada tahap pertama

akan dilakukan pembangunan konstruksi atau tahap pemasangan fondasi saja yang

ditargetkan selesai tahun 2019 dengan proses dan pembayaran sebesar 30% dan

tahap kedua dilakukan pada tahun 2020 yaitu pembangunan badan jalan diatas.

Pembangunan flyover ini dapat digunakannya pada akhir tahun 2020.

Berdasarkan data Rekapitulasi Hasil Survei Lalu Lintas Manajemen dan

Rekayasa Lalu Lintas Flyover Jalan Jakarta – Jalan Supratman dari Dinas

Perhubungan bahwa terjadi peningkatan volume kendaraan bermotor sebesar 19%

dikarenakan karakteristik masyarakat yang banyak ingin mencoba flyover baru,


5

namun kecepatan kendaraan setelah dilakukan rekayasa lalu lintas pada jalur

flyover juga mengalami peningkatan. Pada Jalan Jakarta sebelum dilakukannya

rekayasa lalu lintas kecepatan kendaraan bermotor pada pagi hari 31,64 Km/Jam

dan pada sore hari 26,06 Km/Jam, namun setelah dilakukannya rekayasa lalu

lintas kecepatan pada pagi hari menjadi 40,11 Km/Jam dan pada sore hari menjadi

31,97 Km/Jam. Pada Jalan Supratman sebelum dilakukannya rekayasa lalu lintas

kecepatan kendaraan bermotor pada pagi hari 41,81 Km/Jam dan pada sore hari

28,67 Km/Jam, namun setelah dilakukannya rekayasa lalu lintas kecepatan pada

pagi hari menjadi 51,32 Km/Jam dan pada sore hari menjadi 27,78 Km/Jam.

Terjadi penurunan kecepatan pada sore hari di Jalan Supratman dikarenakan

penyempitan jalan menjadi satu jalur yang sebelumnya dua jalur, karena posisi

flyover yang menutupi sebagian Jalan Supratman.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasar kan latar belakang masalah di atas, peneliti merinci rumusan

masalah yang akan menjadi pokok pembahasan yaitu “Bagaimana Melakukan

Manajemen Kinerja Agar Pembangunan flyover dan Laju Lalu Lintas Lancar?”.

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai yaitu mengetahui proses penerapan manajemen kinerja pada Program

Bandung Lancar 2031” (Bandung Better Urban Mobility 2031) di Kota Bandung
6

dalam Pembangunan Jalan Layang (flyover) Jalan Jakarta – Jalan Supratman dan

Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Kota Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian

1. Asepek Teoritis

1) Sebagai bahan untuk menampung, menganalisis dan memberikan

tambahan pemahaman dan pengetahuan mengenai manajemen kinerja

berdasarkan teori Model Deming dalam pengembangan ilmu administrasi

publik.

2) Menjadi aset penting bagi Universitas Subang sebagai hasil karya ilmiah

dari tugas akhir studi administrasi publik yang dapat disosialisasikan

menjadi sumber ilmu bagi seleuruh civitas akademika dalam tolak ukur

pengembangan penyempurnaan karya ilmiah kearah yang lebih baik.

2. Aspek Praktis

Melalui penelitian ini peneliti berharap dapat digunakan sebagai bahan acuan

untuk meningkatkan Manajemen Kinerja menjadi lebih baik di masa yang

akan dating.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

Konsep Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja merupakan sebuah proses yang mendorong

pengembangan kinerja, baik pengembangan pada individu atau kelompok maupun

organisasi ke arah yang lebih baik serta berkualitas. Yaitu dengan melalui

komunikasi yang baik antar pemimpin dengan bawahan sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh organisasi.

Manajemen kinerja ini menjadikan kinerja sebagai fokus utama dalam

meningkatkan serta mengembangkan kinerja individu atau kelompok, dengan

tujuan agar individu ata kelompok dapat memberikan kontribusi yang terus

meningkat untuk organisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Saya melakukan penelitian ini dengan menggunakan konsep manajemen

kinerja, yang dimana di dalamnya terdapat model deming. Model Deming yang

saya gunakan ini berupa perencanaan, tindakan, pengawasan, dan peninjauan dari

suatu proses sistematis suatu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuannya.

Saya menggunakan model deming ini untuk melihat bagaimana proses penerapan

manajemen kinerja dalam suatu program, yang terutama saya terapkan pada

Program Bandung Lancar 2031 (Bandung Better Urban Mobility 2031) Kota

Bandung dalam Pembangunan Jalan Layang (flyover) Jalan Jakarta – Jalan

7
8

Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Oleh Pemerintah Kota

Bandung.

2.1.1 Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen menurut para ahli :

Pengertian manajemen menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu

proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu

kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional maksud yang nyata.

Pengertian manajemen menurut Manullang, manajemen merupakan seni

dan ilmu pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan

terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian manajemen menurut John D Millet dalam bukunya yang

berjudul Manajemen in The Public Service, manajemen merupakan  proses dalam

memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu organiasasi guna

mencapai tujuan.3

2.1.2 Pengertian Kinerja

Kinerja atau performance dikenal sebagai hasil kerja atau hasil akhir,

berikut dibawah ini pengertian kinerja menurut para ahli :

Pengertian Kinerja menurut Simamora (2004:21), kinerja merupakan sebuah

hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang didalam sebuah

organisasi, disesuaikan dengan wewenang dan juga tanggung jawab masing –

masing, dalam rangka pencapaian tujuan organisasi bersangkutan sacara legal,

tidak melanggar okum, dan sesuai dengan moal maupun etika.

3
9

Pengertian Kinerja menurut Payaman J. Simanjuntak (2011: 107), Kinerja adalah

tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau

tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Pengertian Kinerja menurut Barry Cushway (2002:1998), Kinerja adalah menilai

bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah

ditentukan.4

2.1.3 Pengertian Manajemen Kinerja


Manajemen kinerja terdiri dari dua kata, yaitu “manajemen dan kinerja”.

Tujuan utama dari manajemen kinerja adalah memastikan semua elemen yang ada

di organisasi bekerjasama dengan efektif dan juga efisien dalam rangka mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Berikut dibawah ini pengertian manajemen kinerja

menurut para ahli :

Menurut Stooner, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota

organisasi dan pengguna sumber daya- sumber daya organisasi lainnya agar dapat

mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Menurut Melayu S. P. Hasilbuan manajemen merupakan ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung

sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.5

Berdasarkan definisi – definisi manajemen kinerja diatas, dapat dipahami bahwa

manajemen kinerja merupakan para anggota organisasi untuk mencapai misi dan

juga tujuan organisasinya. Jadi manajemen kinerja merupakan sebuh aktivitas

5
10

untuk memastikan bahwa sasaran organisasi telah dicapai dengan menggunakan

cara – cara yang efektif dan efisien. Seperti misalnya pemerintah mengeluarkan

kebijakan atau peraturan – peraturan atau sebuah program dengan tujuan

pemenuhan kebutuhan masyarakat.

2.1.4 Sistem dan Siklus Manajemen Kinerja

Sistem manajemen kinerja dimulai pada tahap perencanaan dengan

menetapkan apa serta bagaimana target atau sasaran yang harus dicapai, kegiatan

apa saja yang harus dilakukan agar target atau sasaran dapat dicapai, dan terakhir

melakukan evaluasi. Manajemen kinerja ini berfokus pada beberapa penilaian,

yaitu penilaian pada individu, proses, dan hasil atau output.

Tahapan dalam manajemen kinerja yaitu meliputi tahap dalam penentuan

objek, penentuan sasaran, menyiapkan dukungan, evaluasi serta pengembangan.

Yang dimana dalam proses manajemen kinerja ini melibatkan perencanaan,

coaching, dan review. Didalam perencanaan ditentukan dan diidentifikasi tingkat

kinerja yaitu seperti apa targetnya serta bagaimana perilaku untuk mencapai target

yang telah ditentukan. Didalam coaching dilakukan evaluasi, dukungan, dan

pengarahan. Didalam proses review dilakukan evaluasi terhadap pencapaian serta

target yang telah ditentukan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam Manajemen Kinerja terdapat beberapa Model Manajemen Kinerja,

yaitu lima diantaranya adalah Model Deming, Model Terrington dan Hall, Model

Costello, Model Armstrong dan Baron, dan Model Ken Blanchard dan Garry
11

Ridge. Yang dimana masing – masing dari model tersebut memiliki penjelasan

mengenai proses atau konsep dari manajemen kinerja.

Dalam pembahasan kali ini, saya akan membahas dengan menggunakan

model deming. Model Deming merupakan sebuah proses dari manajemen kinerja

yang dimulai dari melakukan penyusunan rencana, tindakan pelaksanaan,

memonitoring proses pelaksanaan, memonitoring hasil pelaksanaan, dilakukannya

peninjauan atas proses pelaksanaan serta hasil atau kemajuan pelaksanaan. Hasil

dari reviewnya dapat menyimpulkan bahwa keberhasilan atau kemajuannya dapat

dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Namun dapat ditemukan juga

penyimpangan atau deviasi antara hasil atau kemajuan dengan yang sudah

direncanakan sebelumnya. Maka dari itu diperlukanya tindakan guna

memperbaiki kinerja, agar tujuan yang direncanakan dapat tercapai.

Model Deming manajemen kinerja oleh W. Edwards Deming yang

merupakan proses diterapkan atau dijalankannya manajemen kinerja

GAMBAR 2.1
12

Proses Manajemen Kinerja

PERENCANAAN

REVIEW TINDAKAN

MONITORING

Model Deming merupakan proses manajemen kinerja dengan tahapan

pertama: penyusunan rencana, tahapan kedua: tindakan pelaksanaan,

tahapan ketiga: memonitoring proses pelaksanaan dan memonitoring hasil

pelaksanaan, dan tahapan keempat: peninjauan atas proses pelaksanaan

serta hasil atau kemajuan pelaksanaan. Hasil dari peninjauan dapat

menyimpulkan keberhasilannya dapat dicapai sesuai dengan yang telah

direncanakan atau ditemukannya penyimpangan atau deviasi antara hasil

dengan yang sudah direncanakan sebelumnya. Maka dari itu diperlukanya

tindakan dengan tujuan memperbaiki kinerja, agar tujuan yang direncanakan

dapat tercapai.
13

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah dilakukan manajemen kinerja pada

proses pembangunan flyover di Kota Bandung akan optimal jika memenuhi

prosedur dari W. Edwards Deming, yaitu, Model Deming.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Metode


Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu :

Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah

suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian tetapi tidak digunakan utuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta

dengan interpretasi yang tepat.

Berdasarkan definisi diatas, bahwa penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang bertujuan memberikan gambaran secara detail mengenai suatu

gejala atau fenomena sosial yang diteliti dan menyampaikan fakta dengan teliti,

jelas, dan lengkap. Penelitian ini di fokuskan kepada melihat penerapan

manajemen kinerja pada Konsep Bandung Lancar 2031 (Bandung Better Urban

Mobility 2031) Kota Bandung dalam pembangunan Pembangunan Jalan Layang

(flyover) Jalan Jakarta – Jalan Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi

Oleh Pemerintah Kota Bandung.

3.2 Informan penelitian

Pemilihan informan penelitian didasarkan kepada pendapat – pendapat

bahwa mereka merupakan orang-orang yang melihat, merasakan dan mengalami

secara langsung maupun tidak mengenai manajemen kinerja disaat proses

pembangunan jalan layang. Beberapa informan diantaranya adalah:

14
15

1. Kepala Bidang Perencanaan dan Pembinaan Transportasi

Alasan memilih Kepala Bidan Perencanaan dan Pembinaan Transaportasi

sebagai informan karena orang yang merencanakan dan menetapkan simulasi

arus lalu lintas Kota Bandung.

2. Kepala Seksi Pengamanan dan Pengawasan

Alasan memilih Kepala Seksi Pengamanan dan Pengawasan sebagai informan

karena untuk mengumpulkan data – data yang terkait tentang pertumbuhan

kedaraan bermotor Kota Bandung.

3.3 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2018:102) menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur alam maupun sosial yang

diamati. Menurut Arikunto (2010:211) instrumen yang baik harus memenuhi dua

prasyarat penting yaitu valid dan reliable. Instrumen pengambilan data

menentukan kualitas perolehan data yang dikumpulkan. Data yang berkualitas

akan berakibat pada kualitas penelitian yang dilakukannya. Dalam tahap

penelitian ini menggunakan instrumen berupa :

1. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek

penelitian dan selanajutnya mengadakan pencatatan terhadap gejala-gejala

yang ditemukan di lapangan. 2. Pedoman wawancara terhadap objek yang

berhubungan dengan masalah yang ingin diteliti dan disusun dengan

menggunakan pertanyaan terbuka, berisi tentang garis – garis besar atau pokok

– pokok yang akan ditanyakan sesuai dengan tujuan penelitian. 3. Penelitian


16

kepustakaan yaitu pengumpula data denga menggunakan berbagai literatur

seperti buku, jurnal ilmiah, peraturan-peraturan pemerintah dan sebagainya. 4.

Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menggunakan catatan -catatan

dan dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang

dianggap relevan dengan obyek penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data atau prosedur pengumpulan data merupakan

suatu cara mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan tujuan menjawab

rumusan masalah yang sebelumnya sudah ditentukan dalam sebuah penelitian.

Teknik atau prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam peneliti ini, yaitu :

a. Pengumpulan dokumen, yaitu teknik pengumpulan data yang dimana peneliti

mengumpulkan informasi melalui media atau laporan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan, yang dimana informasi tersebut relevan dengan

permasalahan yang diteliti. Data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

dokumen resmi oleh Pemerintah Kota Bandung bagian Dinas Perhubungan

mengenai Program Bandung Lancar 2031 (Bandung Better Urban Mobility

2031) Kota Bandung dan berita terkait Pembangunan Jalan Layang (flyover)

Jalan Jakarta – Jalan Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Oleh

Pemerintah Kota Bandung, dan sejumlah berita yang didalamnya terkandung

informasi yang relevan dengan topik penelitian.

b. Observasi terlibat, yaitu teknik pengumpulan data yang dimana peneliti

menjadi bagian dan juga diterima menjadi bagian dalam kehidupan manusia
17

yang diteliti. Yaitu dengan cara peneliti melakukan kegiatan – kegiatan yang

dilakukan manusia yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti ikut sebagai

masyarakat yang turut merasakan dampak yang diberikan dari Program

Bandung Lancar 2031 (Bandung Better Urban Mobility 2031) Kota Bandung

melalui Pembangunan Jalan Layang (flyover) Jalan Jakarta – Jalan Supratman

dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Oleh Pemerintah Kota Bandung

dikarenakan daerah rumah yang selalu melalui jalan tersebut. Sehingga saya

dapat merasakan dampaknya dan turut menyaksikan bagaimana hasil dari

perkembangan dan proses pembangunan flyover dari hari ke hari.

Diskusi Kelompok Terfokus, yaitu teknik pengumpulan data yang dimana

peneliti melakukan wawancara mendalam dengan sejumlah orang, yang

biasanya terdiri paling banyak 10 orang yang terpilih, yang dimana

narasumber tersebut setara secara sosial. Hal ini dilakukan dengan tujuan

memperoleh informasi yang relevan jika diperoleh melalui diskusi melalui

sejumlah narasumber. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan sejumlah

wawancara kepada sejumlah masyarakat (seperti tetangga peneliti dan teman

peneliti yang rumahnya daerah pembangunan flyover sehingga melihat

perkembangan dari pembangunan flyover tersebut) untuk mendapatkan

informasi merupakan dampak yang mereka rasakan dan pendapat pribadi

mereka terkait pembangunan flyover.


18

3.5 Validasi

Pengecekkan atau pemeriksaan terhadap keabsahan data digunakan untuk

menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan

tidak ilmiah dan sebagai unsur yang tidak dapat dipisahkan dari penelitian

kualitatif (Moleong, 2007: 320). Keabsahan data ini dilakukan dengan tujuan

membuktikan apakah penelitian yang dilakukan merupakan penelitian ilmiah dan

untuk menguji data atau informasi yang telah diperoleh. Uji keabsahan data dalam

penelitian kualitatif meliputi uji, kredibilitas, transferability, dependability, dan

confirmability (Sugiyono, 2007: 270). Maka uji keabsahan data yang dapat

dilaksanakan sebagai beriku :

1. Kredibilitas

Uji Kredibilitas atau uji kepercayaan merupakan uji terhadap data hasil

penelitian yang disajikan oleh peneliti agar penelitian yang dilakukan tidak

memberikan keraguan sebagai sebuah karya ilmiah.

a. Perpanjangan Pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas data atau

informasi yang diperoleh. Perpanjangan pengamatan ini dapat dilakukan

dengan peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan pengamatan secara

berulang dan melakukan wawancara berulang kepada berbagai sumber

data atau informasi, sehingga informasi yang diperoleh semakin

bertambah dan lengkap. Perpanjangan pengamatan ini difokuskan pada

pengujian terhadap data atau informasi yang telah diperoleh dengan

melakukan pengecekan data dengan kembali ke lapangan mengenai benar


19

atau tidaknya informasi atau data tersebut, terdapat perubahan atau tidak.

Setelah dilakukan pengecekan kembali pada lapangan mengenai data atau

informasi yang telah diperoleh, sudah dapat dipertanggungjawabkan

berarti kredibel, maka perpanjangan pengamatan perlu diakhiri.

b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan merupakan cara untuk mengecek peneltian

mengenai data atau informasi yang diperoleh sudah benar atau tidak,

meningkatan kecermatan secara berkelanjutan maka kepastian data dan

urutan kronologis periwtiwa dapat dicatat dengan baik. Dalam

meningkatkan kecermatan, maka peneliti dapat dilakukan dengan cara

membaca berbagai referensi, hasil penelitian terdahulu, referensi, serta

sejumlah dokumen terkait dengan membandingkan hasil data atau

informasi yang tekah diperoleh. Dengan melakukan hal tersebut, maka

peneliti akan semakin cermat dalam mengolah informasi atau data yang

telah diperoleh sehingga laporan penelitian yang dibuat semakin

berkualitas.

c. Triangulasi

Triangulasi berarti menggunakan pengumpulan data yang berbeda-beda

untuk mendapatkan data dari sumber data yang sama, yang terdiri dari

triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dan triangulasi waktu

(Sugiyono 2012: 327).

1) Triangulasi Sumber
20

Dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber.

Data yang diperoleh dilakukan analisis oleh peneliti sehingga

menghasilkan suatu informasi atau kesimpulan melalui tiga sumber

data

2) Triangulasi Pengumpulan Data

Mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang

berbeda, seperti misalnya dapat dilakukan wawancara, observasi, atau

studi dokumen.

3) Triangulasi Waktu

Data yang dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan studi

dokumen dapat dilakukan pada waktu yang berbeda dan dilakukan

secara berulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

2. Transferability

Validitas eksternal dalam penelitian kualitatif yang diterapkan hasil

penelitiannya ke populasi dimana sampel tersebut diambil (Sugiyono, 2007:

2076)

3. Dependability

Penelitian yang dapat dipercaya dengan kata lain beberapa percobaan

yang dilakukan selalu mendapatkan hasil yang sama, sehingga penelitian yang

dilakukan oleh orang lain dengan proses penelitian yang sama akan

memperoleh hasil yang sama pula. Pengujian ini dilakukan dengan cara

melakukan audir terhadap keseluruhan proses penelitian, yaitu seperti

bagaimana peneliti menentukan masalah, melihat ke lapangan, memilih


21

sumber data atau informasi, melaksanakan analisis data, melakukan uji

keabsahan data, hingga pada pembuatan laporan hasil pengamatan.

4. Confirmability

Penelitian dapat dikatakan objektif apabila hasil penelitian telah

disepakati oleh banyak pihak. Uji confirmability merupakan menguji hasil

peneltiain yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan, sehingga

apabila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang

dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar confirmability.

3.6 Analisis Data

Analisis data merupakan suatu upaya atau cara untuk mengolah data

menjadi suatu informasi s ehingga karakteristik data tersebut dapat dipahami

serta bermanfaat untuk memberikan solusi permasalahan atau memberikan

gambaran suatu fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian atau nantinya

dapat dipergunakan dalam pengambilan kesimpulan. Maka dari itu, analisis data

merupakan tahapan penting dalam sebuah penelitian. Peneliti menggunakan

teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu peneliti menggunakan teknik tersebut

untuk menggambarkan serta menguraikan data yang bersifat kualitatif yang

datanya telah diperoleh oleh peneliti dari hasil pengumpulan data.

Langkah yang digunakan peneliti dalam menganalisis data yang telah

diperoleh oleh peneliti melalui metode pengumpulan data yaitu :

1. Mengumpulkan dan memilah data atau informasi yang didapatkan sesuai

dengan data yang diperlukan untuk penelitian


22

2. Mencatat dan menelaah seluruh hasil data atau informasi yang diperoleh dari

berbagai sumber melalui observasi, studi dokumen, dan wawancara

3. Melalui data atau informasi yang telah diperoleh tersebut, peneliti mencari

hubungan dan membuat temuan terkait dengan topik penelitian untuk

menjawab rumusan masalah

3.7 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian pada penelitian ini yaitu flyover pada persimpangan Jalan

Jakarta – Jalan Supratman dan Jalan Gatot Subroto – Jalan Laswi Kota Bandung,

Jawa Barat

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1
Rencana Jadwal dan Aktifitas Penelitian
Juli Agustus September Oktober

Kegiatan Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Seminar Proposal

2 Usulan Penelitian

3 Penelitian

4 Pengolahan Data

5 Bimbingan &
Pengecekan
Penulisan Skripsi
6 Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Bank indonesia, 2017

2019. Bandung Kota Termacet se-Indonesia, Ragam Solusi Disiapkan.


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191007205754-20-437595/ban
dung-kota-termacet-se-indonesia-ragam-solusi-disiapkan.

https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2020/07/06/687/jumlah-dan-laju-
pertumbuhan-penduduk-di-kota-bandung-2014-2018.html

https://ppid.bandung.go.id/wp-content/uploads/2016/08/bump-indo-full.pdf

Admin Jurnal Manajemen, “Pengertian Manajemen Secara Umum dan Menurut


Para Ahli”, https://jurnalmanajemen.com/pengertian-manajemen/ (diakses
pada 9 Januari 2020)

Budi Kho, “Ilmu Manajemen Industri”,


https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-kinerja-
performance-management-tujuannya/ (diakses pada 9 Januari 2020)

Saefullah, “Manajemen Pendidikan Islam”,


http://eprints.walisongo.ac.id/3978/3/103311008_bab2.pdf (diakses pada 9
Januari 2020)

https://www.bps.go.id/indicator/17/57/1/jumlah-kendaraan-bermotor.html

https://www.bps.go.id/indicator/17/57/1/jumlah-kendaraan-bermotor.html

23

Anda mungkin juga menyukai