Anda di halaman 1dari 16

Makalah Mata Kuliah Managemen zizwaf

“manajemen infak sedekah wakaf dan perannya dalam


pembangunan infratruktur di indonesia”

(Makalah ini disusun sebagai bukti menyelesaikan tugas kelompok)

Dosen Pengampu:

Dr. Syarifah Gustiawati, M. E. I.

Disusun Oleh:

Ahsanu Amala

Ari Sukmajati

Muhammad Rizki Syahrillah

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur, kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan
yang Maha Esa karena atas karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
sebagai bukti mengerjakan tugas kelompok tiga dengan mata kuliah Filsafat
Pemikiran Ekonomi Islam dengan baik dan tepat waktu. shalawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada baginda kita Nabi Muhammad Shalallahu‘Alaihi Wassalam
serta kepada para keluarganya, para sahabatnya, para alim ulama dan kepada kita
semua selaku umatnya hingga akhir zaman.
Makalah ini dibuat sebagai syarat bukti dalam menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah Filsafat Pemikiran Ekonomi Islam dengan judul “ontologi filsafat islam”.
Dengan dibuatnya malakah ini, kami berharap semoga pembaca dapat mengetahui
dan mempelajari terkait judul tersebut serta semoga dengan adanya makalah ini dapat
memberikan manfaat dalam mencari ilmu, meningkatkan dan menambah wawasan
pengetahuan seputar judul makalah yang kami sajikan. Kami juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Syarifah Gustiawati, M. E. I. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Manajemen ZIZWAF, Universitas Ibn Khaldun Bogor.
2. Rekan-rekan kelas Ekonomi Syariah 6A yang selalu saling mendukung satu sama
lain dalam hal kelancaran tugas makalah ini.

Bogor, 16 april 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................1

DAFTAR ISI ...............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................3

1.1..................................................................................................................................
Latar Belakang .......................................................................................................3
1.2..................................................................................................................................
Rumusan Masalah ..................................................................................................4
1.3..................................................................................................................................
Tujuan Pembahasan ...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................5

2.1. Pengertian insfrastuktur dengen perspektif islam..................................................5


2.2. Wakaf Produktif ....................................................................................................6
2.3. Dasar hukum Wakaf Uang ....................................................................................6
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………
11

3.1. Simpulan ………………………………………………………………………...11


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….…12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu negara berkembang yang sedang giat-giatnya dalam mendorong


pembangunan agar dapat terus berkembang dan tidak tertinggal dengan negara
lainnya adalah Indonesia. Karena, pembangunan merupakan dasar untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu alternatif yang digunakan
untuk meningkatan kemakmuran adalah dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. Menurut Arsyad (1999), pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai suatu
peningkatan dari GDP/GNP dan tidak memiliki patokan apakah kenaikan tersebut
meningkat atau menurun dari tingkat pertumbuhan penduduk, dan apakah terjadi
perubahan terhadap struktur ekonomi yang ada atau tidak. Salah satu indikator
yang digunakan untuk membuktikan keberhasilan dari suatu pembangunan adalah
dengan melihat tingkat pertumbuhan ekonomi (Siregar, 2006).

Tujuan dari pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah adalah


mengurangi tingkat pengangguran dengan cara meningkatkan kinerja ekonomi
sehingga masyarakat akan hidup lebih sejahtera (Nasir, 2008). Jika ditelaah lebih
jauh pembangunan dari segi infrastruktur secara langsung maupun tidak langsung
akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Salah satu prasyarat
peningkatan sektor-sektor lain disebabkan oleh peningkatan pada sektor
infrastruktur. Pembangunan infrastruktur akan lebih mampu dalam menciptakan
pemberdayaan sumberdaya yang nantinya akan memicu peningkatan sektor
ekonomi maupun sosial (Setiadi, 2006). Salah satu yang krusial bagi peningkatan
kesejahteraan manusia dan kualitas hidup adalah dari segi infrastruktur,
diantaranya peningkatan produktivitas tenaga kerja dengan memperbaiki akses
yang ada, peningkatan stabilitas ekonomi, peningkatan kebijakan fiskal yang
berkelanjutan, dan peningkatan terhadap mutu konsumsi. Infrastruktur juga dapat

1
menyebabkan percepatan terhadap laju pengangkutan barang, dan meningkatkan
mobilitas penduduk (Atmaja, 2015).

Jenis infrastruktur yang paling dominan digunakan adalah jalan. Jika mengacu
pada UU nomor 38 tahun 2004 tentang jalan, sebagai salah satu prasarana yang
memiliki peran penting dalam bidang ekonomi, jalan sangat penting bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat, budaya dan sosial, politik, keamanan dan
pertahanan bahkan lingkungan hidup. Karena, jalan menjadi sebuah prasarana
distribusi barang yang tentu akan menunjang peningkatan aktivitas ekonomi
masyarakat dan secara langsung akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Basri
(2002) menuturkan bahwa dengan meningkatnya infrastruktur, Pengaruh
Infrastruktur dan Zakat maka akan meningkat pula pembangunan ekonomi di
suatu daerah. Dengan adanya infrastruktur segala bentuk aktivitas ekonomi akan
berjalan lancar, proses pendistribusian barang cepat, mobilitas produksi, barang,
dan jasa akan jauh lebih mudah. Infrastruktur memiliki keunikan tersendiri yaitu
sifat eksternalitas positif yang tinggi, karena itulah infrastruktur dapat merangsang
dan mendorong tumbuh berkembangnya sektor-sektor yang lain. Keberadaan
infrastruktur lain seperti infrastruktur air bersih dan sanitasi menjadi hal yang tak
kalah penting. Pemenuhan air bersih untuk penduduk melalui perpipaan yang
disalurkan oleh PDAM ditenggarai dapat meminimalisir pengeluaran air bersih,
mengurangi biaya pengobatan karena pemakaian air yang tidak bersih dan layak,
dan mengurangi jumlah hari nonproduktif. Apabila pemenuhan kebutuhan air
dapat tersalurkan dengan baik, secara tidak langsung akan meningkatkan tabungan
dan produktivitas rumah tangga yang nantinya akan menyebabkan peningkatan
pendapatan per kapita dan kesenjangan pendapatan dapat teratasi, yang semakin
lama akan berdampak pada peningkatan kondisi perekonomian.

penyertaan tanah wakaf sebagai modal dalam pembangunan infrastruktur


tersebut dapat mengurangi hutang negara Indonesia yang terus menerus
bertambah akibat pembangunan infrastruktur bagi kepengan umum karena
Pemerintah tidak perlu mengeluarkan dana untuk mengganti tanah wakaf yang
dibutuhkan Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur bagi
kepentingan umum. Di sisi lainya, pada KM 182-191 Jalan Tol Cipali, terdapat
jalan tol yang sengaja dibelokkanya karena nazhir menolak untuk diruishlag
dengan alasan terdapat keluarga jenazah yang dikubur pada sekitar KM tersebut

2
menolak untuk diruishlag. Padahal, makam tersebut dapat dipindahkan dan jalan
tersebut dapat disertakan sebagai modal dalam pembangunan infrastruktur bagi
kepentingan umum. Dengan demikian, berdasarkan manfaat-manfaat dari
penyertaan tanah wakaf sebagai modal dalam pembangunan infrastruktur bagi
kepentingan umum yang telah disebutkan sebelumnya, maka menurut penulis,
penelitian ini menarik, penting dan mendesak untuk diteliti, terlebih lagi
pembangunan infrastruktur hari ini menjadi fokus pemerintah baik Ibu kota
Indonesia masih tetap berada di Jakarta maupun sudah pindah ke Kalimantan dan
hampir dalam setiap pembangunan infrastruktur bagi kepentingan umum terdapat
satu atau lebih dari satu tanah wakaf yang terkena pembangunan infrastruktur
tersebut

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang di atas tersebut, maka dapat dibuat
suatu rumusan masalah, diantaranya:
1.2.1. Bagaimana pengaruh zis terhadap infratruktur di aceh?
1.2.2. Apa wakaf uang itu?
1.2.3. Bagaimana sistem wakaf uang?
1.3. Tujuan Pembahasan

Berdasarkan dari uraian rumusan masalah di atas tersebut, maka terdapat


beberapa tujuan, diantaranya:
1.3.1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh zis terhadap infratruktur di aceh?
1.3.2. Untuk mengetahui apa itu wakaf uang ?
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana sistem wakaf uang ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Infrastruktur

Infrastruktur merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi guna


memudahkan aktifitas kehidupan manusia yang terdiri dari jalan, jembatan,
telekomunikasi, irigasi/pengairan, dan bandar udara yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan aktivitas ekonomi agar terus dapat berjalan. Sehingga dengan
ketersediaan infrastruktur tadi akan mempermudah dan menunjang kelancaran
aktivitas ekonomi masyarakat sehingga proses distribusi barang dan jasa dapat
berjalan dengan lancar (Susantono, 2012).

Jenis-jenis Infrastruktur Menurut The World Bank (1994), infrastruktur dibagi


menjadi tiga, yaitu: 1) Infrastruktur Ekonomi, 2) Infrastruktur Sosial, dan 3)
Infrastruktur administrasi.

Pembangunan Infrastruktur dalam Perspektif Ekonomi Islam Menurut Afar


(Saifullah, 2012) tujuan pembangunan infrastruktur dalam Islam salah satunya
adalah untuk menciptakan keadilan distribusi agar tercapainya pemenuhan hak
dasar kebutuhan manusia yang berorientasi kepaa Maqashid Syariah yang terdiri
dari lima unsur pokok yaitu memelihara agama, memelihara jiwa, akal, keturunan,
dan juga harta. Menurut Joni Tamkin (2008), tujuan pembangunan dalam Islam
adalah: 1) Pengembangan sumber daya insani, 2) Pertambahan pengeluaran yang
bermanfaat, 3) Peningkatan kualitas kehidupan, 4) Pembangunan yang seimbang,
5) Pembangunan teknologi baru, dan 6) Pengurangan ketergantungan terhadap
utang luar negeri.

Infrastruktur Jalan Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006


tentang jalan, menjelaskan bahwa jalan merupakan salah satu bentuk prasarana
transportasi yang terdiri dari segala bagian jalan yang digunakan sebagai
pelengkap bagi lalu lintas, baik yang terdapat pada permukaan tanah, diatas

2
dandibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali
lori, jalan kabel, dan jalan kereta api. (Kumaat 2020)

Infrastruktur Air Pembangunan infrastruktur air (air bersih dan sanitasi) pada
dasarnya merupakan sebuah upaya yang dilakukan dengan tujuan memberikan
akses berkeadilan kepada seluruh lapisan masyarakat agar mendapatkan air bersih
sehingga masyarakat akan hidup secara sehat, produktif, dan bersih. Jumlah air di
dunia ini sangatlah terbatas. Jika kita telaah lebih lanjut, luas daratan hanya sekitar
29% dan sisanya adalah luas permukaan air yaitu sebesar 71%. Meskipun
demikian kita harus berhemat dalam pemakaian air, memanfaatkan air bekas pakai
dengan sebaik-baiknya, dan mencegah terjadinya pencemaran air agar
keberlangsungan hidup manusia tetap terjaga (Purwanto, 2014).

Pengaruh ZIS terhadap infrastruktur aceh

Kota Banda Aceh merupakan ibukota sekaligus sebagai pusat pemerintahan


dan ekonomi provinsi Aceh sempat dilanda gempa dan gelombang tsunami yang
terjadi pada tahun 2004, dimana bencana ini telah merusak berbagai sarana dan
prasarana di Kota Banda Aceh. segala brntuk infrastruktur seperti jembatan,
drainase, penahan ombak seperti tanggul, mesin pompa yang dijadikan pengendali
banjir, serta jenis infratruktur lainnya banyak yang rusak berat dan hancur.
Sebelum terjadinya tsunami panjang jalan kota Banda Aceh adalah 380.007 km.
Namun, akibat terjadinya tsunami panjang jalan berkurang menjadi 340.970 km.
Begitu pula dengan drainase yang awalnya sepanjang 1.128 km menjadi
sepanjang 420 km yang berkategori hancur dan 400 km berkategori rusak. Tak
hanya itu, berbagai jenis jaringan telepon serta air bersih juga hancur dan rusak.
Akibat terjadinya tsunami tersebut air tanah juga menjadi tercemar akibat intrusi
air laut yang mencapai radius 5 km. Oleh karena itu salah satu fokus pemerintah
kota Banda Aceh melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) kota
Banda Aceh menyebutkan bahwa salah satu isu strategis kota banda tahun 2007-
2027 adalah dengan memperbaiki fungsi perumahan dan fasilitas umum yang
didalamnya termasuk infrastruktur jalan dan air dengan presentase sebesar 13,4%
(Pemerintah Kota Banda Aceh, 2007). Berikut data panjang jalan, distribusi air
PDAM, dan pertumbuhan ekonomi di Kota Banda Aceh tahun 2015-2018.

1
berdasarkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik Aceh, dapat dilihat
bahwa total panjang jalan pada tahun 2015-2018 tidak mengalami pertambahan
maupun pengurangan (tetap). Sedangkan distribusi air PDAM mengalami
perubahan yang signifikan, dan variabel pertumbuhan ekonomi mengalami sedikit
penurunan pada Tahun 2017 sebesar 3,39 persen dan kembali meningkat pada
Tahun 2018 sebesar 4,49 persen.

Infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan zakat berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil untuk angka R2 Adjusted ialah
sebesar 0.748551 yang artinya variabel – variabel bebas dapat menjelaskan
variabel terikat sebesar 74 persen didalam model sedangkan sisanya 26 persen
dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi.

2.2. Wakaf Produktif

Pengertian wakaf uang Kata wakaf atau waqf berasal dari bahasa Arab yang
berasal dari akar kata wa-qa-fa berarti menahan, berhenti, diam di tempat atau
berdiri. Kata waqafa-yaqifu-waqfan semakna dengan kata habasa-yahbisu-
tahbisan maknanya terhalang untuk menggunakan. Kata waqf dalam bahasa Arab
mengandung makna, artinya: menahan, menahan harta untuk diwakafkan, tidak

2
dipindahmilikkan. (al-Mishri, tt.: 11/276) Menurut istilah meskipun terdapat
perbedaan penafsiran, disepakati bahwa makna wakaf adalah menahan dzatnya
benda dan memanfaatkan hasilnya atau menahan dzatnya dan menyedekahkan
manfaatnya (Abu Zahrah, 1971: 41).

Pengertian wakaf tunai atau wakaf uang adalah wakaf (menahan harta/
penyerahan aset) yang dilakukan oleh sekelompok atau seseorang maupun badan
hukum yang berbentuk wakaf tunai berupa uang, termasuk dalam pengertian
Pemanfaatan Dana Wakaf Tunai untuk Pembiayaan uang adalah surat – surat
berharga, atau dapat didefinisikan wakaf tunai adalah penyerahan aset wakaf
berupa uang tunai yang tidak dapat dipindah tangankan dan dibekukan untuk
selain kepentingan umum yang tidak mengurangi ataupun jumlah pokoknya.
Dalam bahasa fikih disebut dengan wakaf dinar dan dirham (Ibn <Abidin, tt.:
552).

Istilah wakaf uang juga biasa disebut dengan wakaf produktif. Hanya saja
wakaf produktif cakupannya lebih luas, karena selain mencakup wakaf uang, juga
mencakup wakaf harta tidak bergerak yang diproduktifkan (Undang-Undang
nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf). Wakaf produktif adalah wakaf harta yang
digunakan untuk kepentingan produksi, baik di bidang pertanian, perindustrian,
perdagangan dan jasa yang manfaatnya bukan pada benda wakaf secara langsung,
tetapi dari keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf yang diberikan kepada
orang-orang yang berhak sesuaidengan tujuan wakaf. Wakaf produktif dapat
mengacu kepada dua hal pokok, yaitu satu, harta tetap (tidak bergerak) seperti
tanah, rumah, toko dan harta tidak tetap (bergerak) seperti hewan, buku dan lain-
lain. Utamanya adalah bagaimana harta wakaf itu bisa produktif (berkembang).
Bendanya bisa jadi tetap, tetapi pemanfaatannya berkembang secara ekonomis.
Kedua, wakaf produktif dalam arti wakaf uang/tunai (PP Nomor 42 tahun 2006).

2.3 Dasar hukum wakaf uang

Dasar hukum wakaf uang uang Dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 92
disebutkan bahwa: “Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaikan (yang
sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan
apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (QS.
Ali Imran: 92). Ayat lain tentang sedekah adalah: “Perumpamaan (nafkah yang

1
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:
261) Sedangkan dalil dari Hadis adalah: “Apabila anak adam meninggal dunia,
maka putuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat dan anak sholeh yang mendoakan orang tuanya.” (HR. Ahmad). Hadis
lain adalah: hadis di atas merupakan dasar umum disyariatkannya wakaf dan juga
dipakai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa kebolehan wakaf uang.
mendorong manusia untuk menyisihkan sebagian rezekinya sebagai tabungan
akhirat dalam bentuk sedekah jariyah. Uang merupakan sarana yang paling mudah
untuk disedekahkan.

Sedangkan dasar dalam Perundang-undangan di Indonesia adalah Undang-


undang nomor 41 tahun 2004 tentang Wakaf yang telah di atur dalam Pasal 28
sampai Pasal 31, yakni: Pemanfaatan Dana Wakaf Tunai untuk Pembiayaan....
Pasal 28: Wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga
keuangan syariah yang ditunjuk oleh menteri

Pasal 29: 1) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana pasal 28


dilaksanakan oleh wakif dengan pernyataan kehendak Wakif dilakukan secara
tertulis, 2) Wakaf benda bergerak berupa uang sebagaimana dimaksud dalam
pasal 1 diterbitkan dalam bentuk sertifikat wakaf uang. 3) Sertifikat wakaf uang
sebagaimana dimaksud dalam pada ayat 2 diterbitkan dan disampaikan oleh
lembaga keuangan syariah kepada Wakif dan Nazhir sebagai bukti penyerahan
harta benda wakaf.

Pasal 30: Lembaga keuangan Syariah atas nama nazhir mendaftarkan harta
benda wakaf berupa uang kepada menteri selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
diterbitkannya sertifikat wakaf uang.

Pasal 31: Ketentuan lebih lanjut mengenai wakaf benda bergerak berupa uang
sebagaimana dimaksud pasal 28, 29, dan 30 diatur dalam peraturan pemerintah.
Mengenai Wakaf Tunai, Majelis Ulama Indonesia telah membolehkan Wakaf
tunai, ini dibuktikan dengan adanya fatwa MUI Indonesia tanggal 11 Mei 2002
yang berbunyi: Wakaf uang (cash wakaf/1) waqf al-nuqud) adalah wakaf yang

2
dilakukan seseorang, kelompok orang, lembaga atau badan hukum dalam bentuk
uang tunai. Termasuk ke dalam pengertian uang adalah surat-surat 2) berharga.
Waqaf uang hukumnya jawaz (boleh).3) Wakaf uang hanya boleh disalurkan dan
digunakan untuk 4) hal-hal yang dibolehkan secara syar’i. Nilai pokok wakaf uang
harus dijamin kelestariannya, tidak boleh dijual, dihibahkan dan atau diwariskan..
(Budianto and Fanani 2021)

Pemanfaatan Wakaf Uang untuk Infrastruktur

Menurut Nasution (Nasution 2006), potensi wakaf di Indonesia dengan jumlah


umat Muslim yang dermawan diperkirakan sebesar 10 juta jiwa dengan rata-rata
penghasilan Rp500.000,00 hingga Rp10.000.000,00 maka paling tidak akan
terkumpul dana sekitar 3 triliun per tahun dari dana wakaf.(Hidayat, 2016)

Wakaf tunai dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pembiayaan


infrastruktur di Indonesia. Dengan wakaf tunai, pembangunan infrastruktur tidak
perlu memikirkan imbal hasil karena wakaf tunai bukan bersifat pinjaman. Dalam
konsepnya, wakaf dianggap sebagai sumber aset yang memberi pemanfaatan
sepanjang masa. Namun permasalahan yang berkembang kemudian adalah persoalan
pengumpulan, pengelolaan, dan penyaluran dana wakaf tunai yang membutuhkan
penanganan serius. Di Indonesia studi perwakafan masih sering berkutat pada segi
hukum fikih (mu’amalah) yang jarang menyentuh pada manajemen perwakafan.
Padahal, seharusnya wakaf bisa dijadikan sebagai sumber dana dan aset ekonomi
yang senantiasa dapat dikelola secara produktif dan memberi hasil kepada masyarakat
(Tim Direktorat Pemberdayaan Wakaf Kemenag RI, 2007: 94). Dalam sisi
pengumpulannya, wakaf masyarakat dapat disetorkan melalui Badan Wakaf Indonesia
yang berperan sebagai lembaga independen untuk mengembangkan perwakafan di
Indonesia, atau melalui lembaga keuangan syariah penerima wakaf uang yang sudah
mendapatkan ijin dari pemerintah.

Dalam pelaksanaannya, Badan Wakaf Indonesia dapat dibantu oleh Kementerian


Agama untuk menghimpun wakaf. Kemudian dana terhimpun dalam satu periode
tertentu (satu tahun, enam bulan atau tiga bulan). Dana wakaf tersebut dapat
disetorkan kepada Kementerian Keuangan guna dimasukkan kepada kas negara.
Dalam perannya, Kementerian Keuangan menganggarkan dana wakaf tersebut untuk
pembangunan infrastruktur. Berbeda dengan utang, dana wakaf merupakan dana

1
murah sehingga tidak harus menawarkan imbal hasil yang menarik untuk
mendapatkannya, namun demikian, tetap perlu diperhatikan tentang kelangsungan
dari dana wakaf tersebut, karena pada prinsipnya pengelolaan dana wakaf haruslah
dapat memberikan manfaat secara terus Pemanfaatan Dana Wakaf Tunai untuk
Pembiayaan menerus (sustainable benefit) bagi kemaslahatan umat, sehingga pada
saat proyek infrastruktur tersebut telah dapat beroperasi dan mampu menghasilkan
keuntungan secara ekonomi, maka dana wakaf dapat dikembalikan lagi ke Badan
Wakaf Indonesia untuk nantinya dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi
atau kemanfataan dan kemaslahatan bagi umat, dengan ditambah bagi hasil dari
pengelolaan hasil infrastruktur. Dan oleh karena dana wakaf adalah milik masyarakat
muslim, yang diperuntukkan untuk memberikan manfaat secara terus menerus bagi
kemaslahatan umat. Maka dalam penyertaan dana wakaf dalam pembangunan
infrastruktur haruslah menempatkan asas kehati-hatian pada aspek yang utama. (Dr.
Vladimir 1967)

Perlu ada penelitian dan kajian atas nilai infrastruktur dari sisi kemanfataannya
bagi kemaslahatan umat dan peningkatan ekonomi umat, dan sisi resiko penyertaan
dana wakaf dalam proyek infrastruktur. Hal ini dimaksudkan agar nantinya tidak ada
kesalahan yang kemudian menyebabkan resiko hilangnya dana wakaf, karena proyek
infrastruktur yang dibiayai oleh dana wakaf ternyata tidak atau kurang memberikan
manfaat bagi kemaslahatan dan peningkatan ekonomi umat, atau bahkan justru
merugi dan pada akhirnya menyebabkan hilangnya dana wakaf.(Syafiq 2018)

2
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

1. Infrastruktur jalan, infrastruktur air, dan zakat berpengaruh secara parsial dan
simultan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil untuk angka R2 Adjusted ialah
sebesar 0.748551 yang artinya variabel – variabel bebas dapat menjelaskan variabel
terikat sebesar 74 persen didalam model sedangkan sisanya 26 persen dijelaskan oleh
variabel lain diluar model regresi.
2. Pengertian wakaf tunai atau wakaf uang adalah wakaf (menahan harta/ penyerahan
aset) yang dilakukan oleh sekelompok atau seseorang maupun badan hukum yang
berbentuk wakaf tunai berupa uang, termasuk dalam pengertian Pemanfaatan Dana
Wakaf Tunai untuk Pembiayaan uang adalah surat – surat berharga, atau dapat
didefinisikan wakaf tunai adalah penyerahan aset wakaf berupa uang tunai yang tidak
dapat dipindah tangankan dan dibekukan untuk selain kepentingan umum yang tidak
mengurangi ataupun jumlah pokoknya. Dalam bahasa fikih disebut dengan wakaf
dinar dan dirham (Ibn <Abidin, tt.: 552).

3. Dapat disimpulkan bahwa dana wakaf tunai dapat digunakan untuk melakukan
pembiayaan pembangunan infrastruktur, karena pada dasarnya tujuan antara
pembangunan infrastruktur dan wakaf adalah sama yaitu untuk meingkatkan
kesejahteraan sosial masyarakat (umat). Dengan adanya infrastruktur yang baik,
maka akan meningkatkan produktifitas dan peningkatan ekonomi, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan wakaf, dimaksudkan
untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

1
DAFTAR PUSTAKA

Budianto, Arif, and Sunan Fanani. 2021. “Dampak Wakaf Produktif Dalam
Pembangunan Infrastruktur Griya Khadijah Puspas Unair.” Jurnal Ekonomi
Syariah Teori Dan Terapan 8 (2): 231.
https://doi.org/10.20473/vol8iss20212pp231-242.

Dr. Vladimir, Vega Falcon. 1967. “済無 No Title No Title No Title.” Gastronomía
Ecuatoriana y Turismo Local. 1 (69): 5–24.

Kumaat, Robby J. 2020. “Pertumbuhan Ekonomi.” Economic Journal 10 (3): 114–22.

Museum, Mizunami Fossil. 2019. “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者に


おける 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title” 45 (45): 95–98.

Syafiq, Ahmad. 2018. “Pemanfaatan Dana Wakaf Tunai Untuk Pembiayaan


Pembangunan Inrastruktur.” ZISWAF : Jurnal Zakat Dan Wakaf 4 (1): 25.
https://doi.org/10.21043/ziswaf.v4i1.3029.

Purwanto, Y J. Susanto, A. 2014. Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air. Melalui


<Http://Repository.Ut.Ac.Id/4313/1/Pwkl4221-M1.Pdf> [15 Mei

Abu Zahrah, Muhadharat fi al-Waqf, Dar al-Fikr al-‘Arabi, Beirut, 1971.

Ibnu Abidin, Rad al-Mukhtar ‘ala Dar al Mukhtar, Juz II, al Munirah, Mesir, tt.(Museum
2019)

Fuadi, N. F. Z. (2018). Wakaf sebagai Instrumen Ekonomi Pembangunan Islam.


Economica: Jurnal Ekonomi Islam, 9(1), 151–177.
https://doi.org/10.21580/economica.2018.9.1.2711

Hidayat, A. R. (2016). Peran Wakaf Dalam Perekonomian (Studi Wakaf Tunai


Terhadap Pembangunan Ekonomi). Perisai : Islamic Banking and Finance
Journal, 1(1). https://doi.org/10.21070/perisai.v1i1.232

Indriati, D. S. (2017). Urgensi Wakaf Produktif Dalam Pembangunan Ekonomi


Masyarakat. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah, 15(2), 94–114.
https://doi.org/10.30984/as.v15i2.476

2
1

Anda mungkin juga menyukai