Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

“PENYUSUNAN ANGGARAN”
Dosen Pengampu: Yuli Lestari Labangu, SE., M.Sc.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 4
Muhammad Rinal B1C1 20 159
Naila Anggraini B1C1 20 160
Nanda Septia Putri B1C1 20 161
Ni Kadek Herlin Andriani B1C1 20 162
Nisha Claudya Putri Irfan B1C1 20 163
Nur Laila Febriyanti B1C1 20 164
Nur Nisa Sa’ban B1C1 20 165
Nur Since Syaputri B1C1 20 166
Nurhasanah B1C1 20 167
Waode Sri Ayu Ningsi B1C1 20 193

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas Rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik “ Penyusunan Anggaran”. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalain Manajemen.
Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran untuk memahami pembahasansecara
mendalam, kami berharap makalah ini dapat berguna khususnya dalam bidang akuntansi
manajemen.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu khususnya
Ibu Yuli Lestari Labangu, SE., M.Sc. selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem
Pengendalian Manjemen.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi pembahasan
maupun tulisan. Untuk itu kritis dan saran yang membangun saangat kami harapkan dari
berbagai pihak.

Kendari, 19 Mei 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3
2.1 Definisi Anggaran ............................................................................................................ 3
2.2 Hakikat Anggaran ............................................................................................................ 4
2.3 Anggaran-Anggaran Lain ................................................................................................. 5
2.3.1 Anggaran Modal ........................................................................................................ 5
2.3.2 Anggaran Neraca ....................................................................................................... 5
2.3.3 Anggaran laporan Arus Kas ...................................................................................... 5
2.3.4 Manajemen Berdasarkan Tujuan ............................................................................... 6
2.4 Proses Penyusunan Anggaran .......................................................................................... 6
2.4.1 Organisasi .................................................................................................................. 6
2.4.2 Pengeluaran Garis Pedoman ...................................................................................... 7
2.4.3 Awal Proposal Anggaran ........................................................................................... 7
2.4.4 Negosiasi ................................................................................................................... 8
2.4.5 Pemeriksaan dan Persetujuan .................................................................................... 8
2.4.6 Revisi Anggaran ........................................................................................................ 8
2.4.7 Anggaran Kontijensi .................................................................................................. 8
2.5 Aspek-aspek Keperilakuan............................................................................................... 9
2.5.1 Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran ....................................................... 9
2.5.2 Derajat Kesulitan dari Target Anggaran .................................................................... 9
2.5.3 Keterlibatan Manajemen Senior ................................................................................ 9
2.5.4 Departemen Anggaran ............................................................................................... 9
2.6 Teknik-Teknik Kuantitatif.............................................................................................. 10
2.6.1 Simulasi ................................................................................................................... 10
2.6.2 Estimasi Probabilitas ............................................................................................... 10

ii
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anggaran Negara merupakan urat nadi bagi suatu Negara dalam menjalankan
pemerintahan. Anggaran adalah dokumen yang menunjukkan kondisi atau keadaan
keuangan suatu organisasi yang menyajikan informasi mengenai pendapatan,
pengeluaran, aktivitas dan tujuan yang hendak dicapai. Sedangkan anggaran Negara
adalah hasil dari suatu perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-macam
kegiatan terpadu baik menyangkut penerimaannya maupun pengeluarannyayang
dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu tertentu.

Di Indonesia anggaran negara setiap tahun disusun dalam Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Secara filosofi, APBN adalah perwujudan
dari kedaulatan rakyat sehingga penetapannya dilakukan setiap tahun dengan undang-
undang.APBN yang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-undang mempunyai arti
bahwa terdapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil rakyat atas
rancangan APBN yang diajukan oleh pemerintah. APBN mempunyai fungsi otoritas,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Dalam menyusun suatu anggaran harus berkaitan antara dana-dana yang akan
dikeluarkan dan tujuan yang akan dicapai dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Dalam penyusunan anggaran negara terdapat tahapan dari proses
perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban. Anggaran Negara merupakan salah
satu alat politik fiskal untuk mempengaruhi arah dan percepatan pendapatan nasional.
Besarnya anggaran yang akan digunakan tergantung pada keadaan ekonomi yang
dihadapi.

Penyusunan anggaran daerah di Indonesia dilakukan oleh pemerintah daerah


demi mendukung peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat, kehidupan
demokrasi yang semakin maju, dan keadilan pemerataan pembangunan. Sehingga
mekanisme penyusunan anggaran daerah harus menyesuaikan dan
mempertimbangkan kebijakan yang ada di atasnya.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari anggaran?
2. Bagaimana hakikat anggaran?
3. Apa saja yang termasuk dalam anggaran-anggaran lain?
4. Bagaimana proses penyusunan anggaran?
5. Apa saja yang termasuk dalam aspek-aspek keperilakuan?
6. Apa saja yang menjadi teknik-teknik kuantittif?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun yang menjadi tujuan dari penyusunan makalah yaitu:

1. Untuk mengetahui definisi dari anggaran.


2. Untuk mengetahui hakikat dari anggaran.
3. Untuk mengetahui tentang anggaran-anggaran lain.
4. Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran.
5. Untuk mengetahui aspek-aspek keprilakuan.
6. Untuk mengetahui tentang teknik-teknik kuantitatif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anggaran


Dalam pengelolaan perusahaan, terlebih dahulu manajemen menetapkan
tujuan dan sasaran, dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat
dari rencana kerja tersebut, kemudian disusun dan dievaluasi melalui proses
penyusunan anggaran. Adapun pengertian anggaran menurut Gunawan Adisaputro
dan Marwan Asri (1989 : 6), adalah sebagai berikut : “Suatu pendekatan yang formal
dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan”.
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat
membantu mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan
merealisasikan rencana saja, tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih
baik dalam perusahaan dan keserasian tujuan diantara para manajer dan bawahannya.
Menurut Mulyadi (1993 : 438), anggaran disusun oleh manajemen dalam jangka
waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke kondisi tertentu yang
diperhitungkan.
Dengan anggaran, manajemen mengarahkan jalannya kondisi perusahaan.
Tanpa anggaran, dalam jangka pendek perusahaan akan berjalan tanpa arah, dengan
pengorbanan sumber daya yang tidak terkendali (at any cost). Lebih jelas lagi
Munandar (2001 : 1), mengungkapkan pengertian anggaran adalah sebagai berikut :
“Suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka
waktu (periode) tertentu yang akan datang”.
Dari pengertian anggaran yang telah diutarakan di atas dapatlah diketahui
bahwa anggaran merupakan hasil kerja (out put) terutama berupa taksiran-taksiran
yang akan dilaksanakan di waktu yang akan dating. Karena suatu anggaran
merupakan hasil kerja (out put), maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah
tulisan yang disusun secara teratur dan sistematis. Secara lebih terperinci Munandar (
2001 : 16) menjelaskan proses kegiatan yang tercakup dalam anggaran sebagai
berikut :
1. Pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk menyususn anggaran.
2. Pengelolaan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk mengadakan
taksiran-takisiran dalam rangka menyusun anggaran.
3. Menyusun anggaran serta meyajikannya secara teratur dan sistematis .
4. Pengkoordinasian pelaksanaan anggaran.
5. Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan kerja.
6. Pengolahan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan interpretasi
dan memperoleh kesimpulan-kesimpulan dalam rangka mengadakan penilaian
terhadap kerja yang telah dilaksanakan.

3
4

Berdasarkan definisi-definisi dan pengertian anggaran dapat disimpulkan


sebagai berikut :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan
sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan
berurutan dan berdasarkan logika.
3. Bahwa suatu saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk
mengambil keputusan.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan
fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.

2.2 Hakikat Anggaran


Suatu anggaran operasi merupakan pernyataan tentang pendapatan dan beban
yang direncanakan untuk satu tahun yang akan datang. Proses penyusunan anggaran
merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi dan penetapan sumber ekonomi yang tersedia bagi pemegang peran
tersebut, untuk memungkinkan pelaksanaan perannya. Sumber ekonomi yang
disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan
organisasi diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.
Penyusunan anggaran dapat dilakukan jika tersedia informasi akuntansi
pertanggungjawaban, yang mengukur sumber ekonomi yang tersedia bagi setiap
manajer dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dalam tahun anggaran.
Dengan demikian, anggaran berisi informasi akuntansi pertanggungjawaban yang
mengukur sumber ekonomi yang tersedia bagi manajer yang diberi peran untuk
mencapai tujuan perusahaan selama tahun anggaran.
Dalam proses penyusunan anggaran, informasi akuntansi pertanggungjawaban
berfungsi sebagai alat pengirim peran (role sending device) kepada manajer yang
diberi peran dalam pencapaian tujuan organisasi. Proses penyusunan anggaran
merupakan proses penetapan peran yang menggunakan informasi akuntansi
pertanggungjawaban untuk menyampaikan nilai sumber ekonomi yang disediakan
bagi setiap manajer pusat pertanggungjawaban guna melaksanakan perannya masing-
masing.
Partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran merupakan faktor yang
menimbulkan self control dalam pelaksanaan anggaran. Partisipasi merupakan suatu
proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai
dampak masa depan bagi pembuat keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan
anggaran berarti keikutsertaan operating manager dalam membuat keputusan bersama
dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan di masa yang akan datang,
yang akan ditempuh oleh operating manager tersebut dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Tingkat pertisipasi operating manager dalam penyusunan anggaran akan
mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para manajer. Moral kerja yang tinggi
merupakan kepuasan seorang terhadap pekerjaan, atasan, dan rekan kerjanya. Moral
kerja ditentukan oleh seberapa besar seorang mengidentifikasikan dirinya sebagai
bagian dari organisasi.
5

Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat


berfungsi sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran harus mampu
menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan
anggaran yang tidak berhasil menanamkan “sense of commitment” dalam diri
penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak lebih hanya sekedar sebagai alat
perencanaan; yang jika terjadi penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, tidak
satupun manajer yang merasa bertanggungjawab.
Karakteristik-karekteristik anggaran adalah sebagai berikut:
a. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis.
b. Anggaran dinyatakan dalam satuan moneter didukung dengan jumlah
nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
c. Pada umumnya, anggaran mencakup waktu satu tahun. Dalam bisnis-bisnis
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor musiman, kemungkinan ada dua anggaran
per tahun. Misalnya, perusahaan busana memiliki anggaran musin panas dan
anggaran musim dingin.
d. Anggaran merupakan komitmen manajemen. Manajer setuju untuk menerima
tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
e. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran - Setelah disetujui anggaran hanya dapat
diubah dalam kondisi-kondisi tertentu.
f. Secara berkala, kinerja keuangan aktual (sesungguhnya) dibandingkan dengan
anggaran, dan perbedaan yang terjadi dianalisis serta dijelaskan.

2.3 Anggaran-Anggaran Lain


Meskipun fokus utama adalah pada penyusunan anggaran operasi, anggaran
yang lengkap juga meliputi anggaran modal, anggaran neraca, dan anggaran laporan
arus kas.
2.3.1 Anggaran Modal
Anggaran modal menyatakan proyek-proyek modal yang telah disetujui,
ditambah jumlah sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak memerlukan
persetujuan tingkat yang lebih tinggi. Anggaran ini biasanya disusun secara terpisah
dari anggaran operasi dan oleh orang yang berbeda.
2.3.2 Anggaran Neraca
Anggaran neraca menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan
yang tercakup dalam anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara keseluruhan,
anggaran neraca bukanlah alat pengendalian manajemen, namun beberapa bagiannya
memang bermanfaat untuk pengendalian.
2.3.3 Anggaran laporan Arus Kas
Anggaran laporan arus kas menunjukkan berapa banyak yang yang dibutuhkan
selama tahun tersebut yang akan dipasok laba ditahan dan berapa banyak, jika ada,
yang harus diperoleh dari pinjaman atau dari sumber-sumber luar lainnya. Hal ini,
tentunya, adalah penting untuk perencanaan keuangan.
6

2.3.4 Manajemen Berdasarkan Tujuan


Tujuan keuangan dimana manajer bertanggung jawab untuk mencapainya
selama tahun anggaran ditetapkan dalam anggaran yang telah dijelaskan di atas.
Implisit dalam jumlah anggaran juga terdapat tujuan-tujuan tertentu: membuka kantor
penjualan baru, memperkenalkan lini produk baru, melatih kembali karyawan,
memasang sistem komputer baru, dan seterusnya. Beberapa perusahaan membuat
sasarannya menjadi eksplisit. Proses melaksanakan hal-hal tersebut disebut sebagai
manajemen berdasarkan tujuan (Management by objective MBO).

2.4 Proses Penyusunan Anggaran


2.4.1 Organisasi
Departemen Anggaran.
Departemen angaran, biasnya melapor kepada kontroler koporat,
menangani arus informasidari system pengendalian anggaran. Departemen
anggaran melakukan beberapa fungsi berikutini:
1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran
2. Mengoordinasikan dan menerbitkan setiap tahunnya asumsi-asumsi
dasar tingkatkorporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran
3. Memastikan bahwa informasi disampaikan dengan semestinya antar
unit organisasiyang saling berkaitan
4. Memberikan bantuan bagi pembuat anggaran dalam penyusunan
anggaran mereka
5. Menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan rekomendasi,
pertama kepadapembuat anggaran dan kemudian kepada manajemen
senior
6. Menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut
7. Mengoordinasikan pekerjaan dari departemen anggaran dieselon-
eselon yang lebihrendah
8. Menganalisis kinerja yang dilaporkan terhadap anggaran,
menginterprestasikanhasilnya, dan membuat laporan ringkasan untuk
manajemen senior.
Dengan computer, dan terutama internet, fungsi-fungsi ini dapat dilakukan
dengan lebihakurat, dengan lebih sedikit penyalianan kesalahan perhitungan dan
jauh lebih cepat. Tetapi,kebutuhan akan keputusan dan interaksi antara
individuindividu yang terlibat tidak berubah.
Komite Anggaran.
Komite anggaran terdiri dari anggita-anggota manajemen senior, seperti
chief executive officer(CEO), chief operating officer (COO), dab chief financial
officer (CFO). CEO membuat keputusantanpa komite. Komite anggaran
melaksanakan suatu peranan yan penting. Komite tersebut meninjau dan
menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran. Dalam perusahaan yang
besar, komite anggaran dari suatu unit bisnis atau sekelompok unit bisnis. Tetapi,
dibeberapa perusahaan, masing-masing manajer unit bisnis bertemu dengan
7

komite anggarandan mempresentasikan usulan anggarannya. Biasanya, komite


anggaran harus menyetujui revisianggaran besar yang dibuat selama tahun
tersebut.
2.4.2 Pengeluaran Garis Pedoman
Pengembangan rencana strategis biasanya tidak melibatkan manajer pusat
tanggungjawab ditingkat yang lebih rendah. Dengan demikian, ada atau tidak
rencana strategis, langkah pertama dalam penyusunan anggaran adalah
mengembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran, untuk
disebarkan kepada semua manajer. Pedoman ini adalah yang dinyatakan dengan
implicit dalan rencana strategis dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan
yang telah terjadi semenjak disetuji, khususnya kinerja perusahaan sampai tanggal
tersebut dan prediksi akhir. Semua pusat tanggung jawab harus mengikuti
sebagian pedoman ini, sepertiasumsi inflasi,secara umum dan inflasi untuk pos-
pos tertentu seprti upah, kebijakan korporatmengenai berapa banyak karyawan
yang dapt dipromosikan, kompensasi disetiap tingkat upahdan gaji, termasuk
tunjangan, dan kemungkinan untuk membekukan perekrutan. Pedomanlainnya
adalah spesifik untuk pusat tanggun jawab tertentu.Staf anggaran
mengembangkan pedoman dan manajer senior menyetujuinya. Pada beberapa
kasus, manajer tingkat yang lebih rendah dapat mendiskusikan pedoman tersebut
sebelumdisetujui. Staf juga mengembangkan jadwal untuk langkah-langkah dalam
proses penyusunan anggaran. Departemen anggaran kemudian menyebarkan
bahan ini keseluruh organisasi
2.4.3 Awal Proposal Anggaran
Perubahan dari tingkat kinerja dapat diklasifikasikan sebagai perubahan
dalam kekuatan eksternal dan perubahan dalam kebijakan dan praktik internal.
Perubahan tersebut mencakup,tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini :
A. Perubahan dalam kekuatan eksternal:
1. Perubahan dalam tingkat umum aktivitas ekonomi yang
mempengaruhi volume penjualan
2. Perkiraan perubahan dalam harga beli bahan baku dan jas
3. Perkiraan perubahan dalam tarif upah tenaga kerja
4. Perkiraan perubahan biaya dari aktivitas diskresioner
5. Perubahan dalam harga jual
B. Perubahan dalam kebijakan dan praktik internal:
1. Perubahan dalam biaya produksi, mencerminkan peralatan dan
metode baru
2. Perubahan dalam biaya diskresioner, berdasarkan pada antisipasi
perubahan dalambeban kerja
3. Perubahan dalam pangsa pasar dan bauran produksi
Dalam beberapa perusahaan mengharuskan agar perubahan-perubahan
spesifik dari tingkat pengeluaran saat ini diklasifikasikan berdasarkan penyebab-
penyebab diatas.
8

2.4.4 Negosiasi
Pertimbangan yang memengaruhi adalah bahwa kinerja di tahun anggaran
sebaiknya merupakan perbaikan dari kinerja tahun berjalan. Atasan menyadari
bahwa ia akan menjadipembuat anggaran di tingkat berikutnya dari proses
anggaran dan oleh karena itu harus siapuntuk mempertahankan anggaran yang
pada akhirnya akan disetujui.
Kemunduran (slack). Banyak pembuat anggaran cenderung untuk
menganggarkan pendapatan agak lebih rendahdan pengeluaran agak lebih tinggi
dari estimasi terbaik mereka mengenao jumlah-jumlahtersebut. Oleh karena itu,
anggaran yang dihasilkan, adalah target yang lebih mudah bagimereka untuk
dicapai. Perbedaan antara jumlah anggaran dan estimasi tersebut disebut slack.
Dalam memeriksa anggaran, atasan berusaha untuk menemukan dan
menghilangkan slack,tetapi ini merupakan tugas yang berat.
2.4.5 Pemeriksaan dan Persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang
dalam organisasi. Ketika usulan tersebut mencapai puncak dari unit bisnis, analis
mengumpulkan potongan-potongan tersebut bersama-sama dan memeriksa
totalnya. Sebagian, analisis mempelajari konsistensi-misalnya, apakah anggaran
produksi konsisten dengan rencana volume penjualan? Persetujuan terakhir
direkomendasikan oleh komite anggaran kepada CEO. CEO juga menyerahkan
anggaran yang telah disetujui kepada dewan direksi untuk disahkan. Hal ini terjadi
pada bulan Desember, tepat sebelum awal tahun anggaran.
2.4.6 Revisi Anggaran
Salah satu pertimbangan utama dalam penyusunan anggaran adalah
prosedur untuk merevisianggaran setelah disetujui. Jika dapat direvisi sesuai
dengan keinginan pembuatan anggaran,maka tidak ada gunanya meninjau dan
menyetujui anggaran di awal. Jika asumsi anggaranternyata menjadi tidak realistis
sehingga perbandingan angka actual adalah tidak berarti, makarebisi anggaran
mungkin diinginkan. Ada dua jenis revisi anggaran:
1. Prosedur yang memungkinkan pemutakhiran anggaran secara sistematis
2. Prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam keadaan tertentu.
Jika revisi anggaran terbatas hanya pada situasi yang tidak biasanya, maka
revisi semacam ituharus ditinjau untuk memadai. Revisi anggaran harus dibatasi
keadaankeadaan dimanaanggaran yang disetujui sedemikian tidak realistisnya
sehingga tidak lagi menjadi alat pengendalian yang berguna. Revisi anggaran
harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisiyang signifikan dari yang ada
ketika anggaran yang asli disetujui.
2.4.7 Anggaran Kontijensi
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran kontinjensi yang
mengidentifikasikan tindakan-tindakan manajemen yang akan diambil jika terjadi
penurunan volume penjualan yang signifikan dari apa yang telah diantisipasi pada
saat penyusunan anggaran (misalnya: tindakan yang akan diambil berdasarkan
penurunan 20% dari estimasi terbaik atas volume penjualan). Anggaran
9

kontinjensi menyediakan cara yang cepat untuk menyesuaikan dengan kondisi


yang berubah jika situasinya telah tiba.

2.5 Aspek-aspek Keperilakuan


Salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk
mendorong manajer agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai cita-cita organisasi.
Beberapa pertimbangan motivasional dalam penyusunan anggaran operasi dijelaskan
berikut ini.
2.5.1 Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran
Penelitian telah menunjukkan bahwa partisipasi anggaran (yaitu, proses di
mana pembuat anggaran terlihat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar
anggaran) mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial karena
dua alasan:
1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika
anggaran dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan bila
dipaksakan secara eksternal. Hal ini mengarah kepada komitmen pribadi yang
lebih besar untuk mencapai cita-cita tersebut.
2. Hasil Penyusunan anggaran partisipatifadalah pertukaran informasi yang
efektif.
2.5.2 Derajat Kesulitan dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat
dicapai. Dalam istilah statistik, hal ini dapat diartikan bahwa seorang manajer
yang berkinerja cukup baik mempunyai kesempatan paling tidak 50% untuk
mencapai jumlah anggaran.
2.5.3 Keterlibatan Manajemen Senior
Keterlibatan Manajemen Senior adalah perlu supaya sistem anggaran
manapun menjadi efektif dalam memeotivasi pembuat anggaran. Manajemen
harus berpartisipasi dalam peninjauan dan persetujuan anggaran, dan persetujuan
tidak hanya stempel. Manajemen juga harus menindaklanjuti hasil anggaran. Jika
tidak ada umpan balik dari manajemen puncak dalam hal hasil anggaran, sistem
anggaran tersebut tidak akan efektif dalam memotivasi pembuat anggaran.
2.5.4 Departemen Anggaran
Departemen Anggaran memiliki masalah keperilakuan yang sangat sulit.
Departemen ini harus menganalisis anggaran secara rinci, dan departemen tersebut
harus yakin bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya adalah
akurat.
10

2.6 Teknik-Teknik Kuantitatif


2.6.1 Simulasi
Simulasi adalah metode yang membangun model dari situasi riil dan
kemudian memanipulasi model ini sedemikian rupa untuk mengambil kesimpulan
tentang situasi riil. Penyusunan dan peninjauan anggaran adalah proses simulasi.
2.6.2 Estimasi Probabilitas
Tiap angka dalam anggaran adalah estimasi titik (point estimate) yaitu
jumlah tunggal “yang paling mungkin.” Sebagai contoh, estimasi penjualan
dinyatakan dalam sejumlah tertentu unit dari setiap jenis produk yang akan dijual.
Estimasi titik adalah perlu untuk tujuan pengendalian.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi yang
telah ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana
dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu
tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam
unit moneter untuk periode satu tahun.
Karakteristik Anggaran:
1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan
tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau
diproduksi)
3. Anggaran umumnya meliputi periode satu tahun
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen
5. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran
6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi khusus
7. Secara periodik, dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan.
Kegunaan anggaran :
1. Memperjelas rencana strategi
2. Membantu koordinasikan kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi
3. Melimpahkan tanggung jawab kepada manajer
4. Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja
manajer

11
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N. dan Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Penerbit
Salemba Empat.

Anisandra, Revina. “Makalah SPM (Penyusunan Anggaran)”.


https://www.scribd.com/document/370231592/Makalah-Spm-Penyusunan-Anggaran,
diakses pada 18 Mei 2023.

Sa’ad, Baiq Septi Maulida. 2013. “Makalah Penyusunan Anggaran”.


https://www.scribd.com/doc/191445204/Makalah-Penyusunan-Anggaran-Fix, diakses
pada 18 Mei 2023.

12

Anda mungkin juga menyukai