“PENYUSUNAN ANGGARAN”
OLEH :
KELOMPOK 3
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2022
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Penyusunan Anggaran”
Adapun makalah tentang Penyusunan Anggaran ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dan semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebamya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................3
2.1 Hakekat Anggaran..........................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Anggaran...............................................................................................3
2.1.2 Hakekat Anggaran...................................................................................................4
2.2 Proses Penyusunan Anggaran........................................................................................6
2.2.1 Organisasi.................................................................................................................6
2.2.2 Penerbitan Pedoman...............................................................................................7
2.2.3 Usulan Awal Anggaran...........................................................................................8
2.2.4 Negosiasi...................................................................................................................8
2.2.5 Pemeriksaan (Tinjauan) dan Persetujuan............................................................9
2.2.6 Revisi Anggaran.......................................................................................................9
2.2.7 Anggaran Kontijensi...............................................................................................9
2.3 Aspek Perilaku Anggaran............................................................................................10
2.3.1 Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran...............................................10
2.3.2 Tingkat Kesulitan dari Target Anggaran...........................................................10
2.3.3 Keterlibatan Manajemen Senior..........................................................................11
2.3.4 Departemen Anggaran..........................................................................................11
2.4 Teknik Kuantitatif Anggaran......................................................................................11
2.4.1 Simulasi...................................................................................................................11
2.4.2 Estimasi Probabilitas.............................................................................................12
2.5 Ilustrasi Kasus Penyusunan Anggaran......................................................................12
iii
2.5.1 Kasus Sound Dynamics, Inc..................................................................................12
2.5.2 Pertanyaan.............................................................................................................14
2.5.3 Hasil Analisis Kasus..............................................................................................14
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan dibahas tentang penyusunan anggaran. Dari latar belakang di
atas dapat di rumuskan masalah :
1
2. Bagaimana proses penyusunan anggaran?
3. Apa saja aspek perilaku anggaran?
4. Apa saja teknik kuantitatif anggaran?
5. Bagaimana ilustrasi kasus penyusunan anggaran?
Adapun tujuan penulisan ini adalah agar para pembaca mendapatkan pengetahuan
mengenai :
1. Hakekat anggaran
2. Proses penyusunan anggaran
3. Aspek perilaku anggaran
4. Teknik kuantitatif anggaran
5. Ilustrasi kasus penyusunan anggaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada dasarnya anggaran yang bermanfaat dan realistis tidak hanya dapat membantu
mempererat kerja sama karyawan, memperjelas kebijakan dan merealisasikan rencana saja,
tetapi juga dapat menciptakan keselarasan yang lebih baik dalam perusahaan dan keserasian
tujuan diantara para manajer dan bawahannya. Menurut Mulyadi (1993 : 438), anggaran
disusun oleh manajemen dalam jangka waktu satu tahun untuk membawa perusahaan ke
kondisi tertentu yang diperhitungkan.
Dari pengertian anggaran yang telah diutarakan di atas dapatlah diketahui bahwa
anggaran merupakan hasil kerja (out put) terutama berupa taksiran-taksiran yang akan
dilaksanakan di waktu yang akan datang. Karena suatu anggaran merupakan hasil kerja (out
put), maka anggaran dituangkan dalam suatu naskah tulisan yang disusun secara teratur dan
3
sistematis. Secara lebih terperinci Munandar ( 2001 : 16) menjelaskan proses kegiatan yang
tercakup dalam anggaran sebagai berikut :
1. Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan
bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
2. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun dengan berurutan
dan berdasarkan logika.
3. Bahwa suatu saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil
keputusan.
4. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan
fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan
Proses penyusunan anggaran merupakan proses penetapan peran (role setting) dalam
usaha pencapaian tujuan organisasi dan penetapan sumber ekonomi yang tersedia bagi
pemegang peran tersebut, untuk memungkinkan pelaksanaan perannya. Sumber ekonomi yang
4
disediakan untuk memungkinkan manajer berperan dalam usaha pencapaian tujuan organisasi
diukur dengan satuan moneter standar yang berupa informasi akuntansi.
Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi
sebagai alat pengendalian, maka proses penyusunan anggaran harus mampu menanamkan
“sense of commitment” dalam diri penyusunnya. Proses penyusunan anggaran yang tidak
berhasil menanamkan “sense of commitment” dalam diri penyusunnya berakibat anggaran
yang disusun tidak lebih hanya sekedar sebagai alat perencanaan; yang jika terjadi
5
penyimpangan antara realisasi dari anggarannya, tidak satupun manajer yang merasa
bertanggungjawab.
6
3) Memastikan bahwa informasi disampaikan dengan semestinya antar unit organisasiyang
saling berkaitan
4) Memberikan bantuan bagi pembuat anggaran dalam penyusunan anggaran mereka
5) Menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan rekomendasi, pertama
kepadapembuat anggaran dan kemudian kepada manajemen senior
6) Menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut
7) Mengoordinasikan pekerjaan dari departemen anggaran dieselon-eselon yang lebih
rendah
8) Menganalisis kinerja yang dilaporkan terhadap anggaran, menginterprestasikan hasilnya,
dan membuat laporan ringkasan untuk manajemen senior.
Dengan computer, dan terutama internet, fungsi-fungsi ini dapat dilakukan dengan
lebihakurat, dengan lebih sedikit penyalianan kesalahan perhitungan dan jauh lebih cepat.
Tetapi,kebutuhan akan keputusan dan interaksi antara individu- individu yang terlibat tidak
berubah.
B. Komite Anggaran
7
sebagian pedoman ini, sepertiasumsi inflasi,secara umum dan inflasi untuk pos-pos tertentu
seprti upah, kebijakan korporatmengenai berapa banyak karyawan yang dapt dipromosikan,
kompensasi disetiap tingkat upahdan gaji, termasuk tunjangan, dan kemungkinan untuk
membekukan perekrutan. Pedomanlainnya adalah spesifik untuk pusat tanggun jawab tertentu.
Staf anggaran mengembangkan pedoman dan manajer senior menyetujuinya. Pada beberapa
kasus, manajer tingkat yang lebih rendah dapat mendiskusikan pedoman tersebut
sebelumdisetujui. Staf juga mengembangkan jadwal untuk langkah-langkah dalam proses
penyusunan anggaran. Departemen anggaran kemudian menyebarkan bahan ini
keseluruh organisasi.
2.2.3 Usulan Awal Anggaran
2.2.4 Negosiasi
8
menjadipembuat anggaran di tingkat berikutnya dari proses anggaran dan oleh karena itu harus
siapuntuk mempertahankan anggaran yang pada akhirnya akan disetujui.
Salah satu pertimbangan utama dalam penyusunan anggaran adalah prosedur untuk
merevisianggaran setelah disetujui. Jika dapat direvisi sesuai dengan keinginan pembuatan
anggaran, maka tidak ada gunanya meninjau dan menyetujui anggaran di awal. Jika asumsi
anggaranternyata menjadi tidak realistis sehingga perbandingan angka actual adalah tidak
berarti, makarebisi anggaran mungkin diinginkan. Ada dua jenis revisi anggaran:
Jika revisi anggaran terbatas hanya pada situasi yang tidak biasanya, maka revisi
semacam ituharus ditinjau untuk memadai. Revisi anggaran harus dibatasi keadaan- keadaan
dimanaanggaran yang disetujui sedemikian tidak realistisnya sehingga tidak lagi menjadi alat
pengendalian yang berguna. Revisi anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan
kondisiyang signifikan dari yang ada ketika anggaran yang asli disetujui.
9
2.2.7 Anggaran Kontijensi
Salah satu tujuan dari sistem pengendalian manajemen adalah untuk mendorong
manajer agar lebih efektif dan efisien dalam mencapai cita-cita organisasi. Beberapa
pertimbangan motivasional dalam penyusunan anggaran operasi dijelaskan berikut ini.
1. Kemungkinan ada penerimaan yang lebih besar atas cita-cita anggaran jika anggaran
dipandang berada dalam kendali pribadi manajer, dibandingkan bila dipaksakan secara
eksternal. Hal ini mengarah kepada komitmen pribadi yang lebih besar untuk mencapai
cita-cita tersebut.
2. Hasil Penyusunan anggaran partisipatifadalah pertukaran informasi yang efektif.
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai.
Target tidak boleh terlalu rendah, karena akan menurunkan semangat kerja dan tidak boleh
terlalu tinggi karena akan ditentang. Salah satu keterbatasan dari target yang dicapai adalah
kemungkinan bahwa manajer unit bisnis tidak melakukan usaha yang memuaskan ketika
anggaran tercapai. Jika manajer unit bisnis mencapai lebih dari laba yang dianggarkan,
10
manajemen senior sebaiknya tidak secara otomatis menaikkan anggaran laba untuk tahun
depan. Jika hal ini terjadi, manajer unit bisnis mungkin tidak berkinerja secara maksimal guna
menghindari menunjukkan varians menguntungkan yang terlalu besar. Ada beberapa alasan
mengapa manajemen senior menyetujui anggaran yang dapat dicapai untuk unit bisnis :
1. Jika target anggaran sulit, manajer akan mengambil tindakan jangka pendek yang
mungkin tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang.
2. Target anggaran mengurangi motivasi manajer untuk memanupulasi data.
3. Mengungkapkan target laba ke analisis sekuritas, stockholder, dan pihak eksternal lain
dengan perkiraan yang wajar.
4. Anggaran yang sulit dicapai mengimplikasikan target penjualan terlalu optimis, hal ini
mengarah pada komitmen yang berlebihan.
5. Pencapaian target manimbulkan suasana kemenangan dan sikap positif. Dalam istilah
statistik, hal ini dapat diartikan bahwa seorang manajer yang berkinerja cukup baik
mempunyai kesempatan paling tidak 50% untuk mencapai jumlah anggaran.
2.3.3 Keterlibatan Manajemen Senior
11
2.4.1 Simulasi
Simulasi adalah metode yang membangun model dari situasi riil dan kemudian
memanipulasi model ini sedemikian rupa untuk mengambil kesimpulan tentang situasi riil.
Penyusunan dan peninjauan anggaran adalah proses simulasi.
12
diorganisasikan pada tiga sektor, komersial, konsumen, dan internasional. Sektor internasional
terdiri dari anak perusahaan di 20 negara.
Reichard Produkten, GmbH, yang terletak di Munich, adalah salah satu anak
perusahaan besar di sektor ini. Ini menghasilkan komponen dan perlengkapan komersial untuk
distribusi di seluruh Eropa Barat. San Remo terletak di wilayah berbahasa Jerman dari Italia
Utara, dekat perbatasan Austria. Pabrik San Remo mengkonversi dari manufaktur
komponen komersial untuk komponen konsumen untuk semua pasar Eropa Barat.
Pada bulan Desember 1989, telah dilakukan studi untuk menentukan sistem
pengendalian mana yang paling efektif. Dan studi ini mengindikasikan adanya penghematan
tahunan jika menggunakan sistem terkomputerisasi. Reichard sudah setuju dengan hasil studi
ini dan sistem komputerisasi terpilih menjadi sistem pengendalian yang dilakukan.
13
anggaran. Pada tiap tingkatan manajemen, anggaran untuk unit yang lebih rendah
dikonsolidasikan sebelum akhirnya diberikan ke tingkat yang lebih tinggi.
Sekali persetujuan format telah diberikan untuk suatu anggaran, maka anggaran tersebut
menjadi sebuah komitmen pasti bagi manajer yang bertanggung jawab. Untuk melampaui
anggaran tersebut diperlukan penyerahan dan perolehan persetujuan untuk anggaran
tambahan. Anggaran tambahan disiapkan dan diproses sama seperti anggaran yang asli.
2. untuk melanjutkan oposisinya, dalam hal mana pandangannya dan pandangan orang
di kantor manufaktur akan disampaikan ke direktur pelaksana yang akan memutuskan semua
masalah yang ada.
3. untuk menjawab dengan analisis lebih lanjut dengan harapan kantor manufaktur akan
lebih yakin dengan posisinya.
2.5.2 Pertanyaan
1. Coba rekonsiliasi angka-angka dalam berbagai posisi yang dicerminkan di memo pada
Lampiran A, B, dan C. Siapkan ringkasan singkat yang merekonsiliasikan perbedaan
tersebut. Dari perbedaan tersebut, berapa banyak orang dan berapa banyak uang yang
terlibat dengan peningkatan beban kerja? Dengan perubahan bauran gaji? Dengan biaya
penerapan komputerisasi yang tidak terduga?
14
2. Setelah bergumul dengan pertanyaan 1, apa yang Anda pikir sebenarnya terjadi dalam
memo-memo tersebut?
3. Berdasarkan analisis Anda atas situasi tersebut, anggaran apa yang “masuk akal”
untuk departemen tersebut di tahun 1990?
4. Apa yang harus Larson lakukan sekarang ? pelajaran-pelajaran apa mengenai pengendalian
yang efektif yang dapat diambil dari kasus ini?
- Pasca penggabungan 42
- usulan karyawan memadai 54
15
Total penambahan karyawan 12
Anggaran :
16
3. Menurut pendapat kami, anggaran yang lebih tepat adalah penambahan anggaran
yang diajukan oleh Kantor Manufaktur karena anggaran tersebut memperhitungkan
peningkatan beban kerja akibat penggabungan operasi dari departemen.
4. Larson harus mempertimbangkan usulan dari Kantor Manufaktur agar dapat
direalisasikan. Hal ini disebabkan analisis yang disampaikan oleh Kantor Manufaktur
sebagaimana tertuang pada memo C telah sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
17
5. Pelajaran yang dapat diambil mengenai pengendalian yang efektif dari kasus ini, yaitu
langkah-langkah dalam persetujuan anggaran supaya anggaran yang disetujui betul-betul
anggaran yang diperlukan. Langkah-langkahnya yaitu penetapan jadwal yang realistis dan
pengembangan asumsi-asumsi anggaran oleh bagian anggaran dan kantor kontroler
korporat, menentukan tujuan anggaran untuk beban admistratif tahun depan
berdasarkan asumsi-asumsi yang diketahui, dan tujuan ditinjau kembali dan disetujui oleh
manajemen korporat dan sektor. Selain itu, pelajaran mengenai pengendalian efektif yang
lain yaitu mengenai anggaran pada tiap tingkatan manajemen : anggaran untuk unit yang
lebih rendah dikonsolidasikan sebelum akhirnya diberikan ke tingkat yang lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi yang
telah ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan rencana dalam bentuk
pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk kurun waktu tertentu. Anggaran
merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu
tahun.
Karakteristik Anggaran:
Kegunaan anggaran :
Isi anggaran :
1. Anggaran pendapatan
2. Anggaran Biaya produksi dan Biaya penjualan
3. Anggaran biaya pemasaran Anggaran
4. Biaya Adiministrasi dan Umum
5. Anggaran litbang
6. Anggaran lainnya : anggaran modal, anggaran neraca, anggaran aliran kas
19
1. Menerbitkan pedoman penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang disetujui manajer
puncak
2. Membuat proposal anggaran permulaan oleh masing2 manajer pusat
pertanggungjawaban
3. Negosiasi, yaitu mendiskusikan anggaran yang diusulkan
4. Slack, yaitu perbedaan Karena menurunkan tingkat penjualan atau
menaikkan biaya
5. Review dan persetujuan oleh CEO/ Dewan direktur Revisi anggaran, baik secara sistematis
maupun kondisi khusus
DAFTAR PUSTAKA
20
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan. Management Control System, penerbit Salemba
Empat, 2005.
21