Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGANGGARAN BISNIS

PROSES ANGGARAN, STRUKTUR ORGANISASI,


AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN PUSAT
TANGGUNG JAWAB

DOSEN PENGAMPU:
AULIA SINDY PERWIRASARI, S.PD, MM

KELOMPOK 1:

1. AFIFAH ALFINA NABILAH


2. DELINA SUKMA PUTRI
3. HENDRA DUWI ANTONO

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita, sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah menjadi teladan bagi umat
manusia.

Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Penganggaran Bisnis yang
bertujuan untuk memahami proses anggaran penganggaran bisnis secara menyeluruh.
Dalam makalah ini, akan dibahas tahapan-tahapan dalam proses anggaran
penganggaran bisnis, tantangan yang dihadapi, serta strategi untuk mengatasi
tantangan tersebut.

Kami menyadari bahwa proses anggaran penganggaran bisnis memiliki peran yang
sangat penting dalam mengelola keuangan sebuah perusahaan. Dalam proses ini,
perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya mereka secara efektif dan efisien,
serta membuat keputusan yang lebih baik tentang pengeluaran mereka.

Namun, proses ini juga memiliki tantangan tersendiri, seperti kesulitan dalam
memperkirakan pengeluaran dan pendapatan masa depan, perubahan kondisi pasar
yang cepat, dan ketidakpastian dalam faktor-faktor ekonomi dan politik. Oleh karena
itu, strategi yang tepat harus diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih baik tentang proses anggaran
penganggaran bisnis.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat kami,

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................2
2.1 Definisi Dan Syarat Anggaran..........................................................................2
1. Definisi Anggaran Menurut Para Ahli.......................................................2
2.2 Proses Anggaran................................................................................................3
2.3 Tahapan – Tahapan dalam Proses Anggaran.................................................7
2.4 Struktur Organisasi, Pembagian Wewenang Dan Tanggung Jawab...........8
2.5 Akuntansi pertanggungjawaban......................................................................8
2.6 Pusat tanggung jawab........................................................................................8
2.7 Laporan masing-masing pusat Tanggung jawab............................................9
BAB III.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Proses anggaran penganggaran bisnis menjadi topik yang penting karena
anggaran merupakan alat yang penting untuk mengelola keuangan sebuah bisnis.
Anggaran membantu perusahaan untuk mengatur dan mengendalikan
pengeluaran dan pendapatan mereka, sehingga dapat memperkirakan keuntungan
atau kerugian yang mungkin terjadi pada masa depan.

Selain itu, proses anggaran penganggaran bisnis juga membantu perusahaan


dalam perencanaan strategis mereka. Dengan membuat anggaran, perusahaan
dapat menentukan tujuan jangka panjang dan membuat rencana untuk
mencapainya. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan sumber
daya mereka secara efektif dan efisien, serta membuat keputusan yang lebih baik
tentang pengeluaran mereka.

Namun, proses anggaran penganggaran bisnis juga memiliki tantangan.


Beberapa tantangan yang dihadapi dalam proses ini termasuk kesulitan dalam
memperkirakan pengeluaran dan pendapatan masa depan, perubahan kondisi
pasar yang cepat, dan ketidakpastian dalam faktor-faktor ekonomi dan politik.

Oleh karena itu, penting untuk memahami proses anggaran penganggaran


bisnis secara menyeluruh untuk membantu perusahaan mengelola keuangan
mereka secara efektif dan efisien. Makalah ini akan membahas proses anggaran
penganggaran bisnis secara lebih detail, termasuk tahapan-tahapannya, tantangan
yang dihadapi, serta strategi untuk mengatasi tantangan tersebut.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dan Syarat Anggaran?
2. Bagaimana Proses Anggaran?
3. Apa Saja Tahapan - Tahapan Dalam Proses Anggaran?
4. Struktur Organisasi, Pembagian Wewenang Dan Tanggung Jawab?
5. Akuntansi Pertanggungjawaban?
6. Pusat Tanggung Jawab?
7. Laporan Kinerja Masing – Masing Pusat Tanggung Jawab?

1
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Dan Syarat Anggaran

1. Definisi Anggaran Menurut Para Ahli


a. Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri, anggaran adalah suatu
pendekatan yang formal dan sistematis dari pelaksanaan dan tanggung
jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
b. Menurut M. Nafarin, anggaran adalah rencana keuangan periodic yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan oleh management.
c. Menurut Munandar, anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara
sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan
dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang.

Dari definisi yang di ungkapkan oleh para ahli dapat di simpulkan.


a. Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan
sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
b. Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya anggaran disusun
dengan berurutan dan berdasarkan logika.
c. Bahwa suatu saat manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk
mengambil keputusan.
d. Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan
pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan
pengawasan.

2. Syarat Anggaran
a. Realistis, Artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
b. Fleksibel, Artinya tidak terlalu kaku, dan mempunyai peluang untuk
disesuaikan dengan yang mungkin berubah. Untuk itu pihak manajemen
perlu mengamati perubahan lingkungan yang terus menerus terjadi agar
dapat melakukan penyesuaian bilamana diperlukan.
c. Kontinyu, Artinya membutuhkan perhatian terus-menerus dan tidak
merupakan suatu usaha yang insidentil.

2
II.2 Proses Anggaran
1. Departemen anggaran
Departemen anggaran, yang secara umum (tetapi tidak selalu) melapor
kepada kontroler korporat menangani arus kas informasi dari sistem
pengendalian anggaran. Departemen anggaran melakukan bebrapa fungsi
sebagai berikut:
a. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan anggaran.
b. Mengkoordinasikan dan menerbitkan setiap tahunnya asumsi-asumsidasar
tingkat korporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran (misalnya:
asumsi-asumsi tentang perekonomian).
c. Memastikan bahwa informasi disampaikan dengan semestinya antar unit
organisasi yang saling terkait.
d. Memberikan bantuan bagi pembuat anggaran dalam penyusunan anggaran
mereka.
e. Menganalisis anggaran yang diajukan dan memberikan
rekomendasi, pertama kepada pembuat anggaran dan kemudian kapada ma
najer senior.
f. Menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut.
g. Mengkoordinasikan pekerjaan dari departemen anggaran di eselon-eselon
yang lebih rendah (misalnya: unit bisnis dari departemen anggaran).
h. Menganalisis kinerja yang dilaporkan terhadap anggaran,
menginterprestasikan hasilnya, dan membuat laporan ringkasan untuk
manajer senior.
2. Komite anggaran
Komite anggaran terdiri dari manajemen senior, Chief ExcecutifOfficer
(CEO), Chief Operating Officer (COO) dan Chief Financial Officer (CFO).
Dibeberapa perusahaan CEO membuat keputusan tanpa komite. Komite
anggaran melaksanakan suatu peranan yang penting. Komite ini meninjau dan
menyetujui atau menyesuaikan masing-masing anggaran. Dalam perusahaan

3
besar yang terdiversivikasi, komite anggaran mungkin hanya bertemu
dengan eksekutif operasi senior untuk meninjau anggaran dari suatu unit
bisnis atau sekelompok unit bisnis. Namun, di beberapa perusahaan, masing-
masing manajer unit bisnis bertemu dengan komite anggaran dan
mempresentasikan usulan anggarannya. Biasanya, komite anggaran harus
menyetujui revisi anggaran besar yang dibuat selama tahun tersebut.
3. Penerbitan pedoman
Jika suatu perusahaan memiliki proses perencanaan strategi tahun pertama
dari rencana strategis tersebut (yang biasanya disetujui pada musim panas)
adalah permulaan dari proses penyusunan anggaran. Jika perusahaan tidak me
miliki rencana strategis, maka manajer perlu memikirkan masa depan dengan
cara yang disarankan pada Bab 8 sebagai dasar untuk penyusunan anggaran.
Tidak seperti penyusunan anggaran, pengembangan rencana strategis
biasanya tidak melibatkan manjer pusat tanggung jawab di tingkat yang lebih
rendah. Dengan demikian, ada atau tidak ada rencana strategis, langkah
pertama dalam proses penyusunan anggaran ialah
mengembangkan pedoman yang mengatur penyusunan anggaran untuk semua 
manajer. Staf anggaran mengembangkan pedoman dan manajemen senior
menyetujuinya. Pedoman ini dinyatakan secara implisit dalam rencana
strategis dan dimodifikasi sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi
semenjak disetujui, khususnya kinerja perusahaan sampai tanggal tersebut dan
prediksi terakhir. Semua pusat tanggung jawab harus mengikuti sebagian dari
pedoman ini, seperti asumsi inflansi secara umum dan inflasi untuk pos-pos
tertentu seperti upah; kebijakan korporat tentang berapa banyak pegawai yang
dapatdipromosikan; kompensasi di tiap tingkat upah dan gaji, termasuk
tunjangan;dan kemungkinan untuk membekukan perekrutan. Pedoman lainnya
adalahspesifik untuk pusat tanggung jawab tertentu.
Dalam hal ini staf anggaran mengembangkan pedoman dan manajemen
senior menyetujuinya. Pada beberapa kasus, manajer di tingkatyang lebih
rendah dapat mendiskusikan pedoman tersebut sebelum disetujui.Staf juga

4
mengembangkan jadwal untuk langkah-langkah dalam
proses penyusunan anggaran. Departemen anggaran  kemudian 
menyebarkan bahanini ke seluruh organisasi.
4. Proposal anggaran awal
Berdasarkan pedoman, manajer pusat pertanggungjawaban dibantu staf
mereka, menyusun permintaan anggaran. Karena kebanyakan
pusat pertanggungjawaban akan memulai tahun anggaran dengan fasilitas, per
sonel, dan sumber lain yang sama yang sudah terjadi, anggaran ini didasarkan
pada tingkat yang ada yang dimodifikasi tergantung pedoman. Perubahan
kinerja tingkat sekarang dapat dikategorikan sebagai :
a. Perubahan kekuatan eksternal
 Perubahan tingkat umum aktivitas ekonomi seperti akibatnya terhadap
volume penjualan (contoh : pertumbuhan yang diharapkan pada
permintaan lini produk).
 Perubahan yang diharapkan pada harga beli barang dan jasa.
 Perubahan yang diharapkan pada tairf pekerja.
 Perubahan yang diharapkan pada kegiatan biaya tak terukur (seperti
pemasaran, penelitian dan pengembangan, dan administrasi).
 Perubahan harga jual. Sering sama dengan jumlah biaya
yang berhubungan, yang mengasumsikan bahwa perubahan biayadapat
ditutupi harga jual karena perubahan yang sama akanmempengaruhi
pesaing.
b. Perubahan kebijakan dan praktik internal
 Perubahan biaya produksi, merefleksikan alat dan metode baru.
 Perubahan biaya tak terukur, didasarkan pada perubahan yang sudah
diantisipasi pada kapasitas kerja.
 Perubahan pembagian pasar dan produk campuran.
5. Negosiasi

5
Penyusunan anggaran mendiskusikan anggaran yang diajukan dengan
atasannya. Ini inti dari proses tersebut. Atasan menempatkan dirinya untuk
menilai keabsahan setiap penyesuaian.
Biasanya pertimbangan yang mengatur adalah kinerja pada tahun anggaran,
merupakan perkembangan yang melampaui kinerja tahun berjalan. Atasan
tersebut menyadari bahwa ia akan menjadi pembuat anggaran di
tingkat berikutnya dari proses anggaran dan oleh karena itu, harus siap untuk
mempertahankan anggaran yang pada akhirnya disetujui.
6. Tinjauan dan persetujuan
Usulan anggaran diajukan melalui beberapa tingkatan yang berjenjang
dalam organisasi. Ketika usulan tersebut mencapai puncak dari unit bisnis,
kemudian dianalisis dan diperiksa, analis
mengumpulkan potongan potongan tersebut bersama sama dan memeriksa tot
alnya. Sebagian, analisis mempelajari konsistensi-misalnya, Apakah pusat
layanan dan dukungan merencanakan pelayanan yang diminta dari mereka?
Sebagian lagi, pemeriksaan tersebut mempertanyakan apakah anggaran
tersebut akan menghasilkan laba yang memuaskan. Jika tidak,maka usulan
anggaran akan dikirim kembali untuk dikerjakan ulang. Jenis analisis yang
sama juga terjadi di kantor pusat.
Persetujuan terakhir direkomendasikan oleh komite anggaran kepada CEO.
CEO menyerahkan anggaran yang telah disetujui kepada dewandireksi untuk
disahkan.Hal ini terjadi pada bulan desember, tepat sebelumawal tahun
anggaran.
7. Revisi anggaran
Pertimbangan utama dalam penyusunan anggaran adalah prosedur untuk
merevisi anggaran setelah disetujui. Ada dua jenis umum revisi anggaran :
a. Prosedur menyediakan suatu update anggaran secara sistematis.
b. Prosedur yang memperbolehkan revisi dibawah keadaan khusus. Bila revisi
anggaran hanya terbatas pada keadaan tak biasa,

6
revisi perlu direview kembali. Secara umum izin untuk merevisi sulit didap
at dikatakan revisi.
8. Anggaran kontinjensi
Anggaran kontinjensi atau anggaran darurat, yang mengidentifikasikan
tindakan-tindakan manajemen yang akan
diambil jika penurunan yang signifikan dalam volume penjualan dari apa yang
telah diantisipasi ketika mengembangkan anggaran, anggaran kontinjensi
menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyesuaikan dengan kondisi yang
berubah jika situasinya telah tiba.

II.3 Tahapan – Tahapan dalam Proses Anggaran


1. Menentukan Pedoman Anggaran
Tahap pertama yaitu menentukan pedoman anggaran. Pedoman yang
dibuat harus berdasarkan anggaran perusahaan satu periode (tahun)
sebelumnya dengan menyesuaikan kegiatan periode atau tahun anggaran
berikutnya. Dalam penyusunan ini maka dikenal sebagai manajemen puncak.
Manajemen puncak merupakan dasar dalam menyusun anggaran belanja
perusahaan.
2. Persiapan Anggaran 
Setelah manajemen puncak selesai disusun, perusahaan membutuhkan
waktu untuk mempersiapkan anggaran. Dalam tahap ini persiapan tidak hanya
dilakukan oleh staf keuangan saja tetapi butuh kerjasama semua divisi dalam
perusahaan supaya tahap penganggaran bisa berjalan dengan baik.
Sebelum menyusun anggaran, manajer pemasaran terlebih dahulu
menyusun taksiran atau forecast penjualan. Setelah itu, manajer pemasaran
bekerjasama dengan manajer umum dan manajer keuangan untuk menyusun
anggaran produksi, anggaran biaya pabrik, anggaran persediaan, anggaran
utang usaha, anggaran kas, anggaran neraca, anggaran laba rugi dan
sebagainya.
3. Penentuan Anggaran

7
Tahap penentuan anggaran manajer beserta direksi akan melakukan
pengesahan anggaran. Setelah itu, melakukan pengkajian dan juga kelayakan
rancangan anggaran yang telah disusun oleh masing-masing pengguna
anggaran.
4. Pelaksanaan Anggaran 
Dalam tahap pelaksanaan anggaran dibutuhkan pengawasan dari manajer
perusahaan kepada masing-masing bagian. Untuk kepentingan pengawasan
maka setiap manajer harus membuat laporan realisasi anggaran. Realisasi
anggaran dibuat setelah dianalisis lalu laporan realisasi anggaran disampaikan
kepada direksi. 

II.4 Struktur Organisasi, Pembagian Wewenang Dan Tanggung Jawab


Dalam akuntansi struktur oraganisasi harus menggambarkan aliran tanggung
jawab, wewenang, dan posisi yang jelas untuk setiap unit kerja dari setiap tingkat
manajemen selain itu harus menggambarkan pemabagian tugas dengan jelas
pula. Dengan demikian wewenang mengalir dari tingkat manajemen atas ke
bawah, sedangkan tanggung jawab adalah sebaliknya. Struktur organisasi
dibentuk untuk menentukan tanggungjawab serta hubungan antara pimpinan dan
bawahan supaya terdapat koordinasi yang terarah. .Melalui struktur organisasi,
manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk melaksanakan tugas
khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai pembagian
pekerjaan yang bermanfaat.
Bentuk organisasi dapat dibedakan menjadi berbagai macam, akan tetapi yang
berkaitan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dibedakan menjadi dua
struktur organisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Organisasi Fungsional
Dalam organisasi fungsional, pembagian organisasi didasarkan atas dasar
fungsi, yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi, dan
umum.Fungsi produksi merupakan pusat pertanggungjawaban biaya, fungsi
pemasaran merupakan pusat pendapatan dan pusat biaya, fungsi administrasi dan
umum merupakan pusat biaya.Fungsi pemasaran bukan merupakan pusat laba

8
karena biaya yang menjadi tanggungjawabnya tidak lengkap.Jika suatu
perusahaan berdiri sendiri (single business unit) dimana manajer perusahaan
berwenang penuh mengambil keputusan invesatasi, maka manajer perusahaan
sebagai pusat investasi.
b. Organisasi Divisional
Dalam organisasi divisional, pembagian organisasi didasarkan pada
divisidivisi penghasil laba.Di bawah setiap divisi dibagi atas dasar fungsi.Fungsi
yang ada di bawah divisi meliputi fungsi produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi
administrasi dan umum.Setiap divisi merupakan pusat laba dan mungkin
sekaligus sebagai pusat investasi.Fungsi produksi yang ada di bawah divisi
merupakan pusat biaya.Fungsi pemasaran yang ada di bawah divisi merupakan
pusat pendapatan dan pusat biaya.

II.5 Akuntansi pertanggungjawaban


Akuntansi Pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi yang disusun
sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan
dilakukan sesuai dengan pusat pertangungjawaban dalam organisasi, dengan
tujuan agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggungjawab
atas penyimpangan biaya dan pendapatan yang dianggarkan Mulyadi (2001:218).
Definisi tersebut mengatakan bahwa akuntansi pertanggungjawaban
mengelompokkan organisasi atas pusat-pusat pertanggungjawaban, sehingga
apabila terjadi penyimpangan atas anggaran, maka pihak manajemen dapat
mencari orang yang bertanggungjawab atas penyimpangan yang terjadi.

II.6 Pusat tanggung jawab


Pusat pertanggungjawaban adalah setiap unit kerja dalam organisasi yang
dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab. Suatu pusat
pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah
masukan menjadi keluaran. Menurut Hansen dan Mowen(2009:560) “Pusat
pertanggungjawaban adalah suatu segmen bisnis yang manajemennya
bertanggungjawab terhadap pengaturan kegiatan – kegiatan tertentu. Sedangkan

9
pusat pertanggungjawaban menurut Robert N Anthony dan Vijay G
(2009:171)adalah“merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
yang bertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan”. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa setiap pusat pertanggungjawaban dipimpin oleh
seorang manajer yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas unit yang
dipimpinnya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh organisasi yang
bersangkutan. Setiap pusat pertanggungjawaban membutuhkan masukan yang
berupa sejumlah bahan baku, tenaga kerja ataupun jasa-jasa yang akan diproses
dalam pusat pertanggungjawaban. Hasil dari proses tersebut yaitu berupa
keluaran yang terdiri dari produk atau jasa.

II.7 Laporan masing-masing pusat Tanggung jawab


a. Laporan Pusat Tanggung Jawab Operasional
Laporan ini fokus pada pusat tanggung jawab yang terkait dengan aktivitas
operasional perusahaan seperti produksi, pemasaran, dan penjualan. Laporan
ini dapat berisi informasi tentang pengeluaran dan pendapatan dalam
departemen tersebut serta analisis kinerja dan perbandingan antara anggaran
dan hasil aktual.
b. Laporan Pusat Tanggung Jawab Investasi
Laporan ini fokus pada pusat tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan
investasi perusahaan seperti departemen keuangan atau investasi. Laporan ini
dapat berisi informasi tentang investasi yang dilakukan, pengembalian
investasi, dan perbandingan antara hasil aktual dengan anggaran yang telah
ditetapkan.
c. Laporan Pusat Tanggung Jawab Pembiayaan
Laporan ini fokus pada pusat tanggung jawab yang terkait dengan pengelolaan
sumber daya keuangan perusahaan seperti departemen keuangan atau
akuntansi. Laporan ini dapat berisi informasi tentang sumber daya keuangan
perusahaan, pengeluaran dan pendapatan dalam departemen tersebut, dan
perbandingan antara anggaran dan hasil aktual.
d. Laporan Pusat Tanggung Jawab Fungsional

10
Laporan ini fokus pada pusat tanggung jawab yang terkait dengan fungsi-
fungsi tertentu di perusahaan seperti departemen pemasaran atau produksi.
Laporan ini dapat berisi informasi tentang pengeluaran dan pendapatan dalam
departemen tersebut serta analisis kinerja dan perbandingan antara anggaran
dan hasil aktual.

Setiap laporan pusat tanggung jawab harus memberikan informasi yang cukup dan
akurat tentang kinerja pusat tanggung jawab tersebut. Laporan ini harus dibuat secara
teratur dan disajikan dalam format yang mudah dipahami oleh pihak-pihak terkait
seperti manajemen perusahaan dan investor. Laporan pusat tanggung jawab ini dapat
membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih baik terkait dengan
pengelolaan keuangan perusahaan dan meningkatkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan.

11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan paparan mengenai penganggaran bisnis, dapat disimpulkan bahwa
proses anggaran merupakan suatu aktivitas yang penting dalam pengelolaan keuangan
perusahaan. Proses anggaran dilakukan untuk menetapkan sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Proses ini melibatkan
beberapa tahapan, yaitu penetapan tujuan, estimasi sumber daya, penentuan prioritas,
penyusunan anggaran, pelaksanaan, dan evaluasi.

Selain itu, struktur organisasi juga berperan penting dalam proses penganggaran.
Struktur organisasi yang jelas dan terstruktur dapat membantu dalam pengambilan
keputusan penganggaran, serta memudahkan koordinasi dan pelaksanaan anggaran di
setiap departemen atau divisi.

Dalam akuntansi pertanggungjawaban, setiap karyawan atau manajer di perusahaan


bertanggung jawab atas tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing dalam
mencapai tujuan perusahaan. Karyawan dan manajer diharapkan dapat memahami
tujuan dan sasaran perusahaan, serta mengambil keputusan yang tepat untuk
mencapai tujuan tersebut.

Terakhir, pusat tanggung jawab merupakan suatu unit atau departemen dalam
perusahaan yang memiliki tanggung jawab atas pengelolaan sumber daya dan
pencapaian tujuan tertentu. Laporan pusat tanggung jawab dapat membantu
manajemen dalam mengevaluasi kinerja setiap unit dan membuat keputusan yang
lebih baik terkait dengan pengelolaan sumber daya perusahaan.

Dalam kesimpulan, penganggaran bisnis memerlukan proses yang terstruktur dan


jelas, struktur organisasi yang baik, akuntabilitas pertanggungjawaban yang kuat, dan
pengelolaan pusat tanggung jawab yang efektif. Semua hal ini sangat penting untuk
mencapai tujuan perusahaan dan menjaga keberlanjutan bisnis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Robert N.Anthony Vijay Govindarajan. Management Control System, penerbitSalem
ba Empat,2005.

Anthony, Robert N. The Management Control Function. Boston: HarvardBusiness
School Press, 1989.

Kaplan, Robert, dan David Norton. Balanced Scorecard. Boston: HarvardBusiness
School Press, 1996.

http://learnourworld.wordpress.com/2011/08/24/penyusunan-anggaran/

http://e-journal.uajy.ac.id/5637/3/EA218028.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai